Akhir Pekan Berdarah
Pada pagi hari Rabu jam 7.30 Julia Cavendish terbangun dari tidur nyenyak nya. Dia bangun dari tempat tidur nya merenggangkan otot otot yang kaku. Dia menyibak tirai jendela kamar nya. Dia segera keluar dari kamarnya menuju kamar sepupu nya Amy Owen.
Amy Owen masih muda baru berumur 20 tahun. Dia baru tiba di rumah kediaman Cavendish dua hari yang lalu.
Julia Cavendish dengan cepat memakai mantel nya dan pergi menuju kamar sepupu nya. Julia memiliki pemikiran yang cepat dan daya khayal yang tinggi. Hanya saja pemikiran nya kadang membuat orang bingung dan tidak bisa mengerti apa yang di katakannya.
Seperti yang terjadi hari ini , tanpa ketukan dia langsung masuk ke kamar Amy. Di buka tirai jendelanya sehingga matahari bisa masuk. Amy sangat tidak terbiasa dengan kelakuan sepupunya ini.
"Jadi sayang bagaimana menurut mu pertemuan ini ? Benarkan apa kataku ? "
"Eh.... ? Apa ? " gumam Amy yang masih setengah mengantuk. Ia sangat terkejut ketika melihat Julia di kamarnya dan matanya silau karena cahaya matahari.
Seolah tidak mendengar Julia melanjutkan lagi.
"Pertemuan keluarga kita sayang. Ah dengarlah kicauan burung itu."
"Apa ? Ini jam berapa ?" tanya Amy masih mengantuk.
"Yah pokoknya hari ini cuaca akan cerah. Sebab hari ini kita akan kedatangan tamu. Kau akan membantuku sayang soalnya tamu tamu yang datang hari ini memiliki beragam sifat. Kau tahu kan bagaimana rasanya berkumpul dengan banyak orang yang berbeda sifat denganmu dan terkurung di rumah dalam waktu lama. Semoga saja Natasha akan senang selama di sini. Ingat kah kau sayang pada peristiwa yang kuceritakan padamu waktu lalu. Aku bahkan menceritakannya kepada William. Aku memang bodoh tapi ya bagaimana pun juga kita tidak boleh bersikap demikian bukan begitu sayang. Kita harus tetap mengundang Natasha karena bagaimana juga mereka suami istri. Pernahkah kau berpikir bagaimana caranya kita mengundang Peter tanpa mengundang Natasha. Tidak mungkin kan. Itulah susahnya menjadi tuan rumah harus memikirkan orang orang yang di undang. Kadang aku heran bagaimana bisa gadis selembut Natasha tidak memilki otak sama sekali. Aduh sayang aku tidak bermaksud kasar maksud ku dia tidak memiliki kepintaran. "
"Apa yang kau bicarakan dari tadi Julia ?"
"Tentu saja tentang pertemuan nanti sayang. Tidak kah kau dengar apa yang ku katakan. Tentang Natasha dan juga Peter , juga beberapa tamu lagi."
Dengan nada kesal Amy berkata.
"Julia tahukah kau sekarang ini pukul berapa ?"
"Entah sayangku. Aku tadi tidak sempat melihat jam."
"Sekarang baru pukul lima Julia."
Dengan kesal Amy melanjutkan
"Bisakah kau melihat waktu dulu sebelum membangunkan ku."
Dengan wajah tanpa dosa Julia berkata.
"Maafkan aku sayang. Aku tak tahu."
Amy tidak habis pikir bagaimana bisa dia tahan dengan kegilaan Julia, terutama suami nya.
Tapi ketika dia memandang Julia tahulah dia bahwa mata tidak berdosa dan wajah polosnya itulah yang menjadi daya tarik pada semua orang. Terutama suami nya tentu saja. Bahkan ketika umur nya lima puluh tahun pun dia memiliki banyak trman. Mulai dari bangsawan, pengusaha, artis bahkan pejabat pemerintahan pun tertarik oleh nya. Daya tariknya seperti magnet kuat.
Karena daya tariknya itulah semua orang rela mengalami kebingungan , hal hal tidak menyenangkan, pembicaraan yang tidak berarah atau pun kejutan pagi hari seperti yang baru saja Amy terima.
Sebenarnya Julia Cavendish cantik , lembut dan menyenangkan, hanya saja perilakunya yang membingungkan itulah yang menjadi masalahnya. Tapi semua itu langsung hilang ketika wajah polos nya tersenyum. Senyum kekanak kanakannya di wajahnya.
"Sayangku. Kau tidak apa apa kan ? Tanya Julia Cavendish.
"Sudah terlambat Julia. Aku sudah benar benar bangun sekarang."
"Baiklah. Tapi mengenai pertemuan nanti ?"
"Mengapa ? Apa ada yang tidak beres?"
Julia duduk di pinggir ranjang . Dia mendesah.
"Tamu tamu yang akan datang. Itu masalahnya sayang."
"Ada apa dengan mereka ?"
"Mereka orang orang yang baik. Hanya saya mereka bukan orang yang cocok. Kau tahu maksudku Amy. Mereka bukan tipe orang yang cocok berkumpul bersama. Maksudku kau tahu kan sifat yang bertolak belakang."
"Siapa tamunya Julia ? "
Amy menggelung rambut merah nya di antara jari jari nya yang lentik. Dia tampak seperti model.
"Peter dan Natasha seperti kataku tadi pasangan suami istri. Peter pria cerdas dan humoris. Dan Natasha yah kau tahu maksudku. Wanita yang kurang pintar , tidak pandai bergaul. Kita semua harus baik padanya. "
Sambil berkacak pinggang Amy berkata.
"Dia tidak seburuk itu. Kau tidak perlu khawatir."
"Sayangku kau tidak tahu, dia itu sungguh kasihan sekali. Persis seperti anjing tidak berdosa. Belum lagi dia tidak bisa mengikuti percakapan . Dia hanya diam memandang dengan mata nya. "
"Memang benar apa yang kau katakan Julia. Tapi aku tidak bisa menyalahkan dia. Karena sejujurnya tidak ada seorang pun yang bisa mengikuti alur pembicaraan mu. Kau selalu melompat lompat setiap berbicara. Sehingga pikiran kami pun harus ikut melompat lompat seperti itu."
"Seperti tupai," gumam Julia.
"Lalu selain mereka berdua siapa lagi yang akan datang? Graciela mungkin?"
Wajah Julia langsung berubah bersemangat.
"Yah Graciela. Aku merasa dia merupakan anugerah yang di berikan Tuhan padaku setiap pertemuan. Kalau ada dia maka dia bisa membantu Natasha. Kau tahu kan Graciela sangat baik sekali, murah senyum dan yang paling penting dia mampu mengerti Natasha."
"Aku tidak mengerti kenapa banyak sekali orang orang yang mau menginap di sini ? Padahal di sini kita harus memutar otak terutama mengikuti gaya pembicaraan mu itu Julia," kata Amy.
"Memang benar , maaf sudah membuatmu tidak enak Amy sayang. Kadang aku juga berpikir bahwa Natasha juga pasti benci ke sini. Tapi sayang nya dia tidak akan bisa menolak permintaan suaminya. Sedang Peter selalu tampak antusias. Kalau tidak ada Graciela aku pasti sudah pingsan. Aku tidak mampu membereskan hal hal yang tidak sesuai. Aku sangat berterima kasih sekali kepada Graciela karena dia mampu menyenangkan hati Natasha. Pernah dia bertanya tentang syal yang di pakai nya. Padahal syal itu sudah kusam, buruk sekali kelihatannya. Warna nya birunya juga sudah pudar. Tapi ternyata Natasha tersenyum bahagia. Ternyata syal yang di kenakan nya itu hasil rajutan dia sendiri dan Graciela langsung meminta pola gambarnya. Natasha terlihat bahagia sekali. Itulah maksudku. "
Amy berkata lambat .
"Dia memang pandai mengambil hati orang."
"Ya dia tahu apa yang harus di katakannya."
Amy berkata.
"Oh iya tapi tahukah kau Julia bahwa Graciela tidak cuma meminta polanya . Dia juga membuat yang sama dengan Natasha. "
Julia berkata.
"Lalu bagaimana hasil nya ? Apakah buruk ?"
Amy berkata sambil menyisir rambutnya.
"Tidak. Malahan hasilnya bagus sekali."
"Ya itulah perbedaan antara mereka. Semua yg di lakukan Natasha hasilnya selalu buruk , sedangkan Graciela semua yang di lakukan pasti hasilnya bagus. Dia sangat pandai. Aku yakin dia berbakat dalam hal ini. Bahkan dalam pekerjaannya sebagai desainer juga sangat bagus. Tahukah kau Amy apabila akhir pekan ini sukses itu karena Graciela. Dia mampu membuat Natasha betah di sini. Juga bisa menyenangksn William. Dia juga mampu meredam emosi Peter. Dan aku yakin dia juga bisa membantu Shawn."
Amy menoleh sejenak
"Shawn Cavendish ?"
Julia bergeser posisi duduknya dan berkata
"Ya dia baru saja datang dari Sussex atau London. Shawn pria muda yang cerdas. Hanya saja kecerdasan kadang membawa malapetaka."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
dineeeey
ceritanya seru ... but jangan lupa mampir yaaaaaa~
2023-08-18
0