NovelToon NovelToon

Akhir Pekan Berdarah

Bab 1

Pada pagi hari Rabu jam 7.30 Julia Cavendish terbangun dari tidur nyenyak nya. Dia bangun dari tempat tidur nya merenggangkan otot otot yang kaku. Dia menyibak tirai jendela kamar nya. Dia segera keluar dari kamarnya menuju kamar sepupu nya Amy Owen.

Amy Owen masih muda baru berumur 20 tahun. Dia baru tiba di rumah kediaman Cavendish dua hari yang lalu.

Julia Cavendish dengan cepat memakai mantel nya dan pergi menuju kamar sepupu nya. Julia memiliki pemikiran yang cepat dan daya khayal yang tinggi. Hanya saja pemikiran nya kadang membuat orang bingung dan tidak bisa mengerti apa yang di katakannya.

Seperti yang terjadi hari ini , tanpa ketukan dia langsung masuk ke kamar Amy. Di buka tirai jendelanya sehingga matahari bisa masuk. Amy sangat tidak terbiasa dengan kelakuan sepupunya ini.

"Jadi sayang bagaimana menurut mu pertemuan ini ? Benarkan apa kataku ? "

"Eh.... ? Apa ? " gumam Amy yang masih setengah mengantuk. Ia sangat terkejut ketika melihat Julia di kamarnya dan matanya silau karena cahaya matahari.

Seolah tidak mendengar Julia melanjutkan lagi.

"Pertemuan keluarga kita sayang. Ah dengarlah kicauan burung itu."

"Apa ? Ini jam berapa ?" tanya Amy masih mengantuk.

"Yah pokoknya hari ini cuaca akan cerah. Sebab hari ini kita akan kedatangan tamu. Kau akan membantuku sayang soalnya tamu tamu yang datang hari ini memiliki beragam sifat. Kau tahu kan bagaimana rasanya berkumpul dengan banyak orang yang berbeda sifat denganmu dan terkurung di rumah dalam waktu lama. Semoga saja Natasha akan senang selama di sini. Ingat kah kau sayang pada peristiwa yang kuceritakan padamu waktu lalu. Aku bahkan menceritakannya kepada William. Aku memang bodoh tapi ya bagaimana pun juga kita tidak boleh bersikap demikian bukan begitu sayang. Kita harus tetap mengundang Natasha karena bagaimana juga mereka suami istri. Pernahkah kau berpikir bagaimana caranya kita mengundang Peter tanpa mengundang Natasha. Tidak mungkin kan. Itulah susahnya menjadi tuan rumah harus memikirkan orang orang yang di undang. Kadang aku heran bagaimana bisa gadis selembut Natasha tidak memilki otak sama sekali. Aduh sayang aku tidak bermaksud kasar maksud ku dia tidak memiliki kepintaran. "

"Apa yang kau bicarakan dari tadi Julia ?"

"Tentu saja tentang pertemuan nanti sayang. Tidak kah kau dengar apa yang ku katakan. Tentang Natasha dan juga Peter , juga beberapa tamu lagi."

Dengan nada kesal Amy berkata.

"Julia tahukah kau sekarang ini pukul berapa ?"

"Entah sayangku. Aku tadi tidak sempat melihat jam."

"Sekarang baru pukul lima Julia."

Dengan kesal Amy melanjutkan

"Bisakah kau melihat waktu dulu sebelum membangunkan ku."

Dengan wajah tanpa dosa Julia berkata.

"Maafkan aku sayang. Aku tak tahu."

Amy tidak habis pikir bagaimana bisa dia tahan dengan kegilaan Julia, terutama suami nya.

Tapi ketika dia memandang Julia tahulah dia bahwa mata tidak berdosa dan wajah polosnya itulah yang menjadi daya tarik pada semua orang. Terutama suami nya tentu saja. Bahkan ketika umur nya lima puluh tahun pun dia memiliki banyak trman. Mulai dari bangsawan, pengusaha, artis bahkan pejabat pemerintahan pun tertarik oleh nya. Daya tariknya seperti magnet kuat.

Karena daya tariknya itulah semua orang rela mengalami kebingungan , hal hal tidak menyenangkan, pembicaraan yang tidak berarah atau pun kejutan pagi hari seperti yang baru saja Amy terima.

Sebenarnya Julia Cavendish cantik , lembut dan menyenangkan, hanya saja perilakunya yang membingungkan itulah yang menjadi masalahnya. Tapi semua itu langsung hilang ketika wajah polos nya tersenyum. Senyum kekanak kanakannya di wajahnya.

"Sayangku. Kau tidak apa apa kan ? Tanya Julia Cavendish.

"Sudah terlambat Julia. Aku sudah benar benar bangun sekarang."

"Baiklah. Tapi mengenai pertemuan nanti ?"

"Mengapa ? Apa ada yang tidak beres?"

Julia duduk di pinggir ranjang . Dia mendesah.

"Tamu tamu yang akan datang. Itu masalahnya sayang."

"Ada apa dengan mereka ?"

"Mereka orang orang yang baik. Hanya saya mereka bukan orang yang cocok. Kau tahu maksudku Amy. Mereka bukan tipe orang yang cocok berkumpul bersama. Maksudku kau tahu kan sifat yang bertolak belakang."

"Siapa tamunya Julia ? "

Amy menggelung rambut merah nya di antara jari jari nya yang lentik. Dia tampak seperti model.

"Peter dan Natasha seperti kataku tadi pasangan suami istri. Peter pria cerdas dan humoris. Dan Natasha yah kau tahu maksudku. Wanita yang kurang pintar , tidak pandai bergaul. Kita semua harus baik padanya. "

Sambil berkacak pinggang Amy berkata.

"Dia tidak seburuk itu. Kau tidak perlu khawatir."

"Sayangku kau tidak tahu, dia itu sungguh kasihan sekali. Persis seperti anjing tidak berdosa. Belum lagi dia tidak bisa mengikuti percakapan . Dia hanya diam memandang dengan mata nya. "

"Memang benar apa yang kau katakan Julia. Tapi aku tidak bisa menyalahkan dia. Karena sejujurnya tidak ada seorang pun yang bisa mengikuti alur pembicaraan mu. Kau selalu melompat lompat setiap berbicara. Sehingga pikiran kami pun harus ikut melompat lompat seperti itu."

"Seperti tupai," gumam Julia.

"Lalu selain mereka berdua siapa lagi yang akan datang? Graciela mungkin?"

Wajah Julia langsung berubah bersemangat.

"Yah Graciela. Aku merasa dia merupakan anugerah yang di berikan Tuhan padaku setiap pertemuan. Kalau ada dia maka dia bisa membantu Natasha. Kau tahu kan Graciela sangat baik sekali, murah senyum dan yang paling penting dia mampu mengerti Natasha."

"Aku tidak mengerti kenapa banyak sekali orang orang yang mau menginap di sini ? Padahal di sini kita harus memutar otak terutama mengikuti gaya pembicaraan mu itu Julia," kata Amy.

"Memang benar , maaf sudah membuatmu tidak enak Amy sayang. Kadang aku juga berpikir bahwa Natasha juga pasti benci ke sini. Tapi sayang nya dia tidak akan bisa menolak permintaan suaminya. Sedang Peter selalu tampak antusias. Kalau tidak ada Graciela aku pasti sudah pingsan. Aku tidak mampu membereskan hal hal yang tidak sesuai. Aku sangat berterima kasih sekali kepada Graciela karena dia mampu menyenangkan hati Natasha. Pernah dia bertanya tentang syal yang di pakai nya. Padahal syal itu sudah kusam, buruk sekali kelihatannya. Warna nya birunya juga sudah pudar. Tapi ternyata Natasha tersenyum bahagia. Ternyata syal yang di kenakan nya itu hasil rajutan dia sendiri dan Graciela langsung meminta pola gambarnya. Natasha terlihat bahagia sekali. Itulah maksudku. "

Amy berkata lambat .

"Dia memang pandai mengambil hati orang."

"Ya dia tahu apa yang harus di katakannya."

Amy berkata.

"Oh iya tapi tahukah kau Julia bahwa Graciela tidak cuma meminta polanya . Dia juga membuat yang sama dengan Natasha. "

Julia berkata.

"Lalu bagaimana hasil nya ? Apakah buruk ?"

Amy berkata sambil menyisir rambutnya.

"Tidak. Malahan hasilnya bagus sekali."

"Ya itulah perbedaan antara mereka. Semua yg di lakukan Natasha hasilnya selalu buruk , sedangkan Graciela semua yang di lakukan pasti hasilnya bagus. Dia sangat pandai. Aku yakin dia berbakat dalam hal ini. Bahkan dalam pekerjaannya sebagai desainer juga sangat bagus. Tahukah kau Amy apabila akhir pekan ini sukses itu karena Graciela. Dia mampu membuat Natasha betah di sini. Juga bisa menyenangksn William. Dia juga mampu meredam emosi Peter. Dan aku yakin dia juga bisa membantu Shawn."

Amy menoleh sejenak

"Shawn Cavendish ?"

Julia bergeser posisi duduknya dan berkata

"Ya dia baru saja datang dari Sussex atau London. Shawn pria muda yang cerdas. Hanya saja kecerdasan kadang membawa malapetaka."

Bab 2

Amy berkata.

"Apa maksud mu dengan malapetaka Julia ?"

Julia berkata dengan raut wajah tanpa dosa.

"Oh bukan apa apa sayangku. Hanya saja kau tahu kan. Kalau seorang pria cerdas mereka biasanya bersikap sombong, angkuh , pendiam , egois dan selalu membenarkan ucapan mereka. Tapi aku yakin seperti kata ku tadi sayang. Graciela bisa mengatasi nya dengan baik. Dia berbakat. Bukan hanya dalam bidang pekerjaan nya. Oh iya tahun lalu design nya di pamerkan di Paris fashion show. Sayang nya aku kurang suka model nya. Terlalu terbuka atau kurang bahan menurut ku. Sangat seksi sekali . Aku yakin Shawn akan tertarik padanya. "

Amy mendelik kesal kepadanya.

"Julia hati hati cara bicaramu."

"Sayang aku tidak bermaksud kasar. Tapi ya kau tahu bagaimana pakaian yang bagus kan . "

"Menurut ku design pakai Graciela bagus dan modern. Menurutku Graciela jenius dalam bidangnya. "

Julia beranjak menuju jendela dan membuka kunci jendela. Dan berkata.

"Mengapa buah cherry? " gumamnya

Alis mata Amy terangkat sebelah . Dia berkata.

"Buah cherry ? Apa maksudmu Julia ?"

"Wallpaper dinding ini sayang. Kenapa hiasan dinding ini harus buah cherry ? Pasti ada alasannya ."

Tiba tiba kepala Amy pusing sekali. Dia tidak mengerti dengan jalan pikiran sepupunya itu. Belum semenit yang lalu mereka membicarakan Graciela. Sekarang tiba tiba Julia membicarakan wallpaper dinding.

"Jangan ngaco Julia. Kau tadi kan membicarakan pertemuan akhir nanti. Aku juga tidak mengerti kenapa kau harus khawatir dengan pertemuan nanti. Kalau bisa kau menjaga arah pembicaraan mu dengan Natasha nanti. Jangan ngawur sana sini kalau berbicara dengan nya. Dan kalau Graciela bisa menaklukan pria pendiam seperti Shawn apa lagi yang kau khawatirkan ."

"Masih ada satu tamu lagi sayang. Ryan akan datang."

" Oh Ryan juga," Amy tampak tertegun setelah berkata demikian.

Lalu Amy bertanya.

"Julia kenapa kau mengundang nya ke sini?"

"Sayangku Amy, aku sungguh tidak mengundang nya. Dia lah yang ingin datang menginap di sini. Kemarin aku menerima telepon darinya. Dia bertanya apakah aku mau menerimanya di sini untuk sementara. Tidak mungkin aku berkata tidak. Jadi aku mengiyakan."

Amy menganggukkan kepalanya.

Ya. Ryan memang seperti itu orang nya. Penuh kejutan , serius. Sejenak dia membayangkan wajah Ryan. Wajah tampan , rambut coklat dan mata biru. Ya mata nya seperti memiliki daya tarik magis. Seperti Julia.

"Ryan tercinta." Tiba tiba saja kata kata itu terlontar dari mulut Julia.

Dengan nada kesal dan marah Julia melanjutkan kata-kata nya.

"Seandainya saja Graciela mau menikah dengan Ryan. Mereka pasangan yang serasi. Aku yakin Graciela menyukai Ryan. Ryan pun demikian. Sayangnya aku tidak bisa membatalkan kunjungan Hamilton. Sejujurnya Peter akan memberikan pengaruh yang buruk. Kau mengerti kan. Peter akan terlihat makin menonjol dan Ryan akan makin menutup diri."

Amy berkata.

"Benar."

Julia menghela napas dengan berat. Dia berkata

"Sayang nya aku tidak mungkin membatalkan kedatangan suami istri Hamilton itu. Ini sudah di rencanakan dari bulan lalu. Tapi Amy keadan akan menjadi sulit sekali. Bayangkan saja Shawn akan berwajah jutek . Natasha yang harus selalu di berikan perhatian khusus. Peter yang sombong dan Ryan yang tidak pernah percaya diri. "

"Pokoknya bahan bahan untuk kue nya kurang begitu maksud mu ?"

Julia tersenyum. Dia berkata.

"Untung nya aku juga mengundang seorang tamu lagi. Dia akan datang pada saat makan siang. Ini akan menjadi selingan yang menyenangkan."

Amy menatap nya heran.

"Tamu ?"

"Benar seorang tamu lagi. Dia teman satu profesi dengan William. Yah dia sudah mengundurkan diri dan menjadi seorang detektif swasta. Aku ingat kami pernah bertemu dengan nya di Mesir. Dia memakai gaun panjang putih . Cincin besar melingkar di jari tengah nya. Sepatu hak tinggi merah yang cantik sekali. Sayang nya aku lupa apa yang di bicarakan. Sebab aku tidak begitu tertarik pada pekerjaan William. "

"Maksud mu telah terjadi kasus kejahatan di sini Julia ?"

Julia tersenyum lagi padanya.

"Oh tidak sayang. Jangan khawatir. Dia sebenarnya menginap di sebuah rumah perisitirahatan. Sepertinya dia sedang berlibur. Kau tahu kan di komplek sebelah rumah rumah di ubah jadi semacam rumah peristirahatan. Tembok tembok bata. Bentuk persegi dengan taman bungan dan kebun. Sepertinya saluran air nya kurang bagus. Ya dengan kanopi mungkin . Sebenarnya ada juga yang menyewa juga di sana. Kudengar seorang model. "

Julia berjalan keluar dari kamar Amy. Dia berhenti dan berkata.

"Baik sekali kau Amy mau membantu ku."

" Kurasa aku tidak membantu apa apa Julia."

Julia Cavendish menatap heran.

"Kembalilah tidur sayangku. Kau tak perlu bangun untuk sarapan kalau kau mau kau bisa sarapan di tempat tidur. Dan kalau kau sudah bangun, kau boleh berbuat sesuka hati mu."

"Maksudmu ? Oh itu kau baik sekali Julia. Yah mungkin aku akan menuruti perkataan mu."

Julia Cavendish turun ke bawah melewati dapur. Dia melihat teko di atas kompor. Dia tahu bahwa Amy sangat suka minum teh. Di ambil nya teko tersebut dan di isi air. Diletakan teko tersebut di atas kompor. Di nyalakan api nya dan kemudian dia keluar dari dapur.

Dia berjalan terus menuju lorong satu ya. Dia berhenti di depan kamar tidur suaminya. Di putarnya gagang pintu kamar suami nya. Tapi William Cavendish tahu betul seperti apa sifat istrinya. Dia sangat mencintai Julia , tapi dia juga tidak ingin ketenangan tidurnya terganggu. Maka dari itu dia selalu memgunci pintu kamarnya.

Julia Cavendish terus berjalan menuju kamarnya sendiri. Sebenarnya dia ingin sekali berbicara dengan suaminya. Tapi nanti juga bisa. Begitu masuk kamarnya, dia langsung merebahkan dirinya di atas kasur yang empuk . Tidak lama kemudian terdengar dengkuran halus. Julia Cavendish sudah tertidur nyenyak seperti anak kecil.

Di dapur teko terus menjerit.

"Teko ini hangus lagi Mr Morris," kata pelayan yang bernama Alfred.

Morris adalah kepala pengurus rumah tangga. Dia sudah bekerja di kediaman Cavendish dalam waktu yang lama. Dia sudah tahu seperti apa sifat Nyonya Cavendish. Diambilnya tekonya sudah hangus itu dari tangan Alfred. Di bawa nya ke lemari. Di ambilnya satu teko baru dari dalam lemari tempat di simpan nya persedian teko sebanyak satu lusin.

"Ini," di serahkanya teko baru itu pada Alfred.

"Seringkah hal ini terjadi ?" tanya Alfred.

Morris menganggukkan kepalanya.

"Nyonya orang yang sangat baik sekali. Tapi sifat pelupa nya sangat parah sekali. Ini bukan sekali dua dia kali nyonya memghanguskan teko. Tapi selama aku masih bekerja di sini. Aku akan memastikan bahwa setiap hal akan berjalan sebagai mana nya. Agar beliau bisa tenang dan tidak akan khawatir."

Bab 3

Graciela  West sedang menggores pensil di sebuah kertas. Ia sedang menggambar sebuah design baju pengantin. 

Pikirannya sedang berpuaat pada gambar yang di buat nya. Tetapi telinga nya menangkap  suara samar samar.

"Apa yang saya katakan itu memang benar Miss West. Bahwa kita wanita harus bisa memiliki pendirian yang teguh. Jangan mau hanya di remehkan para pria. Saya tidak suka jika mendengar bahwa wanita di remehkan. Atau mereka tidak boleh bekerja. Saya membenci hal hal seperti itu. Kata saya kita tidak boleh lemah. Menurut anda bagaimana Miss West  ?"

Graciela  menjawab dengan penuh semangat 

"Benar sekali."

Padahal aku tidak mendengarkan sama sekali. Kata Graciela  dalam hati.

"Lagipula Miss West kami para pria tentu tidak salah kan . Apa salahnya kami para lelaki bertemu dengan wanita di bar saling menggoda. Rasanya para istri tidak memiliki hak untuk marah. " kata model itu sambil tersenyum.

"Ya." Graciela  menjawab dengan setengah hati.

" Gaun ini cantik sekali. " pikir nya. "Bagian leher di beri mutiara pasti akan sangat cantik. Mungkin dengan tile lebih terlihat mewah. Kristal kristal kecil di bawah lengan. Bagian depan seperti ini."

Dengan nada datar dia berkata

"Pasti anda merasa kesulitan."

"Oooh tidak begitu Miss West. Para wanita mudah luluh hanya dengan rayuan dan hadiah. Yah tidak sulit sih . Kalau kau banyak uang maka semua menjadi mudah. Para wanita bisa di beli. "

Tanpa sadar Graciela  menjawab 

"Tentu saja."

Selama bertahun tahun Graciela  sudah melatih untuk bisa menutup pikiran nya. Itu sangat mudah baginya.  Dia bisa melakukan  banyah hal sekaligus hanya dengan mengunakan pikiran nya sedikit mungkin. Kini ia sedang berusaha memikirkan untuk design bagian bawah gaun pengantin. Dia i gin membuat nya seperti model putri duyung atau model pakaian  kerajaan  Yunani. Akan tetapi arus kata kata yang keluar dari orang di sebelahnya tidak membuat dia terganggu. 

Ia bisa bercakap cakap sambil memusatkan perhatiannya. Memang banyak sekali model model yang ingin berbincang bukan model profesional  tentu saja. Tapi kebanyak model amatir seperti ini. Sepwrti model yang di sebelahnya  sekarang. Mereka berbicara panjang lebar tentang diri mereka sendiri. Keluarga mereka  , pacar mereka. 

Dari luar Graciela  akan menjawab. Tapi jauh di dalam dia sama sekali tidak mendengarkan. Hanya berkomentar dalam hati saja. Sarung tangan nya ajan di beri model bunga bunga . Cantik sekali.

Dia terus berkonsentrasi menggambar design baju. Di biarkan nya si model itu terus berbicara. 

"Aduh salah." Pikir Graciela  dalam hati. " Lengan sebelah nya lebih panjang dari yang satu nya. Seperti nya haruku ubah sedikit."

Graciela  menghentikan  aktivitas menggores pensilnya. Di perhatikan lagi gambar yang sudah di buat nya. Model yang sendari tadi berbicara dengan Graciela bernama Arthur Robson . Dia berkata

"Yah. Saya sering mengatakan ke para istri mengapa saya tak boleh membuang uang untuk wanita lain. Lagipula saya yang bekerja.  Para istri lebih suka di rumah memasak dan mencuci. Dan lagi saya bahkan berkata Oh itu adalah uang saya. Saya berhak melakukan apa saja. Jika tidak puas para istri bisa bercerai. Tapi tahukan anda jika kita mengancam menggunakan kata kata  cerai. Para wanita akan berubah  menjadi  takut. Tentu saja mereka  takut. Karena kalau bercerai  mereka akan terusir ke jakanan. "

"Tentu saja " jawab Graciela  tanpa menoleh.

"Padahal hubungan saya dengan para wanita di bar hanya hubungan  biasa. Saya hanya membelikan mereka beberapa hadiah. Mereka hanya membalas nya dengan sedikit  kecupan. Itu saja. Bahkan saya tidak pernah membawa mereka ke hotel."

"Tentu saja tidak." Gumam Graciela. 

Akhirnya  dia bisa membetulkan lagi lengan nya. Hampir satu jam dia asyik menekuni pekerjaan nya. Setiap goresan membuat gambarnya makin cantik. Tiba tiba dia mendapatkan ilham. Akan di tambahkan nya sebuah aksesoris rambut bernuansa kupu kupu. 

Akan dia beri warna lavender. Dan sebentar  lagi  design itu akan segera selesai.  Selama satu minggu di habiskan nya untuk berkutat membuat design ini. Dan sebentar lagi selesai.

Selama satu minggu terakhir ini. Dia terus menerus menggambar  tapi tidak ada yang membuat nya puas. Ia berjalan  tanpa berpikir seperti robot. Tidak bisa tidur , tidaknisa makan. Hanya memandang  kertas kosong saja. Ia juga menjadi gelisah.  Berjalan mondar mandi tidak tentu arah. Bahkan dia menjadi linglung.

Dia tidak bisa berkonsentrasi penuh. Hanya bayang bayang tentang gau pengantin putih satin berenda. Dengan tile dan kerudung nya. Bunga lili putih. Dia bahkan pergi ke butik butik dan peragaan busana. Tapi tidak ada sedikitpun baju yang sesuai dalam pikiran nya. 

Dia sudah melihat berbagai macam model. Mulai gaun pengantin model balon. Atau gaun penganti dengan setelan pendek . Atau gaun pengantin model sekarang yang bisa di upgrade  hanya dengan menambahkan sesuatu. 

Tapi tidak ada satu pun yang membuat dia puas. Ia menginginkan model yang berbeda. Sesuatu  yang bisa menjadi inspirasi. Dia telah berjalan jauh untuk mencari itu semua. Sebagian  mampu di hidupkan oleh dirinya. Tapi sebagian lagi dia membutuhkan sesuatu. Rasa lelah dan letih menjadi satu. Tapi itu tiba tiba membuatnya  membuka mata.

Pandangan  matanya kosong seperti orang buta. Bahu bahunya tegang. Ia merasa tegang ia berharap inspirasi  itu datang padanya. Gambaranya akan gaun yang ia inginkan datang dan pergi seperti asap. Dia tidak bisa menggenggam nya.

Lalu tiba tiba sebuah inspirasi datang padanya. Itu terjadi ketika dia sedang berjalan jalan di kota . Ada sebuah upacara pernikahan di gereja. Sedang pada hari itu turun salju. Tapi pemandangan  itu tidak bisa dia lupakan.  Seperti peri dengan kelap kelip cahaya berjalan pelan di antara tumpukan saju dan bunga . Bunga berwarna pink. Dia tidak pernah melihat bunga itu.

Tapi itu sangat cantik. Bahkan pengantin wanita seperti kupu kupu. Dengan penuh antusias dia mengikuti upacara pernikahan itu. Setelah selesai dia langsung melangkah pergi menuju studio kerjanya. 

Kadang dia suka memanggil  teman model nya Arthur Robson  ke tempat nya untuk sekedar memperlihatkan hasil design nya. Kadang kadang malah Arthur  sebdiri yang suka mampir. Tapi dia tidak pernah memanggil Graciela West dengan nama depan nya. Dia lebih suka memanggil dengan sebutan  Ms West. Sekarang  di sinilah dia berbicara dengan Graciela  tentang dirinya.

Arthur Robson  meletakan kaca mata di sebelah  nya. Kaca mata itu jarang di pakainya. Hanya sesekali saja dia memakainya. Di akui nya kepada Graciela  bahwa dia memiliki minus mata yang tinggi.  Dia tidak begitu suka menggunakan kaca mata karena katanya bisa mengurangi ketampanannya. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!