Graciela West sedang menggores pensil di sebuah kertas. Ia sedang menggambar sebuah design baju pengantin.
Pikirannya sedang berpuaat pada gambar yang di buat nya. Tetapi telinga nya menangkap suara samar samar.
"Apa yang saya katakan itu memang benar Miss West. Bahwa kita wanita harus bisa memiliki pendirian yang teguh. Jangan mau hanya di remehkan para pria. Saya tidak suka jika mendengar bahwa wanita di remehkan. Atau mereka tidak boleh bekerja. Saya membenci hal hal seperti itu. Kata saya kita tidak boleh lemah. Menurut anda bagaimana Miss West ?"
Graciela menjawab dengan penuh semangat
"Benar sekali."
Padahal aku tidak mendengarkan sama sekali. Kata Graciela dalam hati.
"Lagipula Miss West kami para pria tentu tidak salah kan . Apa salahnya kami para lelaki bertemu dengan wanita di bar saling menggoda. Rasanya para istri tidak memiliki hak untuk marah. " kata model itu sambil tersenyum.
"Ya." Graciela menjawab dengan setengah hati.
" Gaun ini cantik sekali. " pikir nya. "Bagian leher di beri mutiara pasti akan sangat cantik. Mungkin dengan tile lebih terlihat mewah. Kristal kristal kecil di bawah lengan. Bagian depan seperti ini."
Dengan nada datar dia berkata
"Pasti anda merasa kesulitan."
"Oooh tidak begitu Miss West. Para wanita mudah luluh hanya dengan rayuan dan hadiah. Yah tidak sulit sih . Kalau kau banyak uang maka semua menjadi mudah. Para wanita bisa di beli. "
Tanpa sadar Graciela menjawab
"Tentu saja."
Selama bertahun tahun Graciela sudah melatih untuk bisa menutup pikiran nya. Itu sangat mudah baginya. Dia bisa melakukan banyah hal sekaligus hanya dengan mengunakan pikiran nya sedikit mungkin. Kini ia sedang berusaha memikirkan untuk design bagian bawah gaun pengantin. Dia i gin membuat nya seperti model putri duyung atau model pakaian kerajaan Yunani. Akan tetapi arus kata kata yang keluar dari orang di sebelahnya tidak membuat dia terganggu.
Ia bisa bercakap cakap sambil memusatkan perhatiannya. Memang banyak sekali model model yang ingin berbincang bukan model profesional tentu saja. Tapi kebanyak model amatir seperti ini. Sepwrti model yang di sebelahnya sekarang. Mereka berbicara panjang lebar tentang diri mereka sendiri. Keluarga mereka , pacar mereka.
Dari luar Graciela akan menjawab. Tapi jauh di dalam dia sama sekali tidak mendengarkan. Hanya berkomentar dalam hati saja. Sarung tangan nya ajan di beri model bunga bunga . Cantik sekali.
Dia terus berkonsentrasi menggambar design baju. Di biarkan nya si model itu terus berbicara.
"Aduh salah." Pikir Graciela dalam hati. " Lengan sebelah nya lebih panjang dari yang satu nya. Seperti nya haruku ubah sedikit."
Graciela menghentikan aktivitas menggores pensilnya. Di perhatikan lagi gambar yang sudah di buat nya. Model yang sendari tadi berbicara dengan Graciela bernama Arthur Robson . Dia berkata
"Yah. Saya sering mengatakan ke para istri mengapa saya tak boleh membuang uang untuk wanita lain. Lagipula saya yang bekerja. Para istri lebih suka di rumah memasak dan mencuci. Dan lagi saya bahkan berkata Oh itu adalah uang saya. Saya berhak melakukan apa saja. Jika tidak puas para istri bisa bercerai. Tapi tahukan anda jika kita mengancam menggunakan kata kata cerai. Para wanita akan berubah menjadi takut. Tentu saja mereka takut. Karena kalau bercerai mereka akan terusir ke jakanan. "
"Tentu saja " jawab Graciela tanpa menoleh.
"Padahal hubungan saya dengan para wanita di bar hanya hubungan biasa. Saya hanya membelikan mereka beberapa hadiah. Mereka hanya membalas nya dengan sedikit kecupan. Itu saja. Bahkan saya tidak pernah membawa mereka ke hotel."
"Tentu saja tidak." Gumam Graciela.
Akhirnya dia bisa membetulkan lagi lengan nya. Hampir satu jam dia asyik menekuni pekerjaan nya. Setiap goresan membuat gambarnya makin cantik. Tiba tiba dia mendapatkan ilham. Akan di tambahkan nya sebuah aksesoris rambut bernuansa kupu kupu.
Akan dia beri warna lavender. Dan sebentar lagi design itu akan segera selesai. Selama satu minggu di habiskan nya untuk berkutat membuat design ini. Dan sebentar lagi selesai.
Selama satu minggu terakhir ini. Dia terus menerus menggambar tapi tidak ada yang membuat nya puas. Ia berjalan tanpa berpikir seperti robot. Tidak bisa tidur , tidaknisa makan. Hanya memandang kertas kosong saja. Ia juga menjadi gelisah. Berjalan mondar mandi tidak tentu arah. Bahkan dia menjadi linglung.
Dia tidak bisa berkonsentrasi penuh. Hanya bayang bayang tentang gau pengantin putih satin berenda. Dengan tile dan kerudung nya. Bunga lili putih. Dia bahkan pergi ke butik butik dan peragaan busana. Tapi tidak ada sedikitpun baju yang sesuai dalam pikiran nya.
Dia sudah melihat berbagai macam model. Mulai gaun pengantin model balon. Atau gaun penganti dengan setelan pendek . Atau gaun pengantin model sekarang yang bisa di upgrade hanya dengan menambahkan sesuatu.
Tapi tidak ada satu pun yang membuat dia puas. Ia menginginkan model yang berbeda. Sesuatu yang bisa menjadi inspirasi. Dia telah berjalan jauh untuk mencari itu semua. Sebagian mampu di hidupkan oleh dirinya. Tapi sebagian lagi dia membutuhkan sesuatu. Rasa lelah dan letih menjadi satu. Tapi itu tiba tiba membuatnya membuka mata.
Pandangan matanya kosong seperti orang buta. Bahu bahunya tegang. Ia merasa tegang ia berharap inspirasi itu datang padanya. Gambaranya akan gaun yang ia inginkan datang dan pergi seperti asap. Dia tidak bisa menggenggam nya.
Lalu tiba tiba sebuah inspirasi datang padanya. Itu terjadi ketika dia sedang berjalan jalan di kota . Ada sebuah upacara pernikahan di gereja. Sedang pada hari itu turun salju. Tapi pemandangan itu tidak bisa dia lupakan. Seperti peri dengan kelap kelip cahaya berjalan pelan di antara tumpukan saju dan bunga . Bunga berwarna pink. Dia tidak pernah melihat bunga itu.
Tapi itu sangat cantik. Bahkan pengantin wanita seperti kupu kupu. Dengan penuh antusias dia mengikuti upacara pernikahan itu. Setelah selesai dia langsung melangkah pergi menuju studio kerjanya.
Kadang dia suka memanggil teman model nya Arthur Robson ke tempat nya untuk sekedar memperlihatkan hasil design nya. Kadang kadang malah Arthur sebdiri yang suka mampir. Tapi dia tidak pernah memanggil Graciela West dengan nama depan nya. Dia lebih suka memanggil dengan sebutan Ms West. Sekarang di sinilah dia berbicara dengan Graciela tentang dirinya.
Arthur Robson meletakan kaca mata di sebelah nya. Kaca mata itu jarang di pakainya. Hanya sesekali saja dia memakainya. Di akui nya kepada Graciela bahwa dia memiliki minus mata yang tinggi. Dia tidak begitu suka menggunakan kaca mata karena katanya bisa mengurangi ketampanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
martina melati
gk mau pake kacamata, pake softlens. tp kalo minusny tinggi mending dlasik deh
2023-09-15
1