Seorang Pemulung Yang Ditakuti Dalam Dunia Tentara Bayaran
...*Selamat Membaca*...
Kehidupan setiap orang tidak semuanya berjalan mulus. Seperti pada umumnya kadang berada di atas dan kadang juga berada di bawah. Namun ada diantara semua orang yang nasibnya tetap di bawah, dan hal ini terjadi pada sebuah keluarga yang tinggal di negara INS.
Keluarga tersebut sangatlah miskin, serta tempat tinggalnya berada di area kumuh yang kerap dipenuhi tindakan kejahatan ataupun hal serupa. Dalam keluarga itu dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Reyhan dan sering dipanggil Rey oleh orang tuanya.
Dalam kesehariannya, Rey tidak sama dengan anak lain seumurannya, karena sejak berusia 5 tahun dia harus membantu kedua orang tuanya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesekali dia merasa iri ketika melihat anak seumurannya yang memakai seragam sekolah TK, dan hal ini juga diketahui oleh kedua orang tuanya.
"Apakah kamu ingin pergi ke sekolah Rey?" tanya ayahnya yang melihat anaknya itu terus menatap mereka. Rey hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan membantu pekerjaan ayahnya sebagai seorang pemulung.
Di dalam hatinya, Rey ingin berkata iya, akan tetapi dia memahami kondisi yang di alami oleh keluarganya dan sesegera mungkin harus membuang keinginannya itu untuk bersekolah. Namun pemikiran ayahnya lain lagi mengenai hal tersebut, dan setelah kembali pulang ke rumah peninggalan keluarganya, dia mencoba berbicara kepada istrinya mengenai hal tersebut.
Beberapa pertimbangan terus dipikirkan oleh kedua orang tuanya, ditambah lagi istrinya itu sedang mengandung dan ada kemungkinan beberapa minggu lagi akan melahirkan. Pembicaraan yang dilakukan oleh mereka tak sengaja di dengarkan oleh Rey, dan sampai akhirnya dia menghampiri mereka.
"Ayah, ibu... Aku tidak ingin pergi ke sekolah!" ucap Rey sambil berjalan menghampiri mereka. Seketika kedua orang tuanya sangat terkejut, karena tidak menyangka kalau anaknya itu mendengarkan pembicaraannya.
"Ahh, Rey... Sudah larut malam begini kenapa masih belum tidur?" tanya ibunya dengan mengalihkan pembicaraannya itu, lalu berjalan menghampiri anaknya yang berada di dekat pintu.
"Ayah, ibu, aku tetap tidak ingin sekolah, dan sebentar lagi aku bakalan punya adik." tanggap Rey dengan bersikeras tidak ingin sekolah, dan lebih memikirkan mengenai adik yang berada di dalam kandungan ibunya.
"Lalu apa hubungannya dengan adikmu ini Rey?" tanya Ayahnya sambil menghampiri nya juga, lalu mengelus kepalanya.
"Lebih baik adikku saja yang bersekolah nanti di masa depan." jawab Rey dengan tegas sambil meraba perut ibunya yang sedang mengandung.
Mendengar perkataan seperti itu, kedua orang tuanya tidak tega melihat Rey tak sama seperti anak seumurannya, yang dimana mereka bisa menemukan kesenangan tanpa memikirkan beban kehidupan yang harus dipikul setiap hari.
Dalam hal ini, kedua orang tuanya telah memutuskan kalau Rey akan bersekolah setelah kelahiran adiknya meski nantinya usianya lebih tua setahun dari anak-anak lainnya.
1 tahun kemudian...
Rey akhirnya disekolahkan di taman kanak-kanak yang tidak jauh dari tempat nya tinggal, serta memiliki adik perempuan yang bernama Rasya. Setiap hari sebelum berangkat ke sekolah, dia selalu menyapa adiknya itu dan terkadang pula bermain sejenak apabila dirinya bangun sangat pagi.
Di saat berada di sekolah TK, Rey memiliki banyak teman serta saling berbicara tentang diri mereka masing-masing. Selama ini tidak ada yang menghina dirinya, meski mereka tahu kalau keluarga sangat miskin terlebih lagi pekerjaan ayahnya hanya seorang pemulung.
"Hey, Rey... Apakah kamu tidak merasa sulit dengan kehidupan seperti itu?" tanya seorang anak laki-laki yang satu kelas dengannya yang bernama Farhan.
"Paakkk" pukul seorang anak perempuan yang berada di dekatnya dengan sebuah buku dan anak itu bernama Jihan.
"Kamu tidak sopan sekali bertanya seperti itu Farhan!" ucap Jihan dengan kesal sambil menatapnya.
"Hahaha... Tidak apa-apa, lagian aku tak merasa tersinggung dengan perkataannya." tanggap Rey sambil tertawa, lalu membujuk Jihan untuk tetap tenang.
"Tapi, kan itu tidak sopan untuk ditanyakan." ucap Jihan yang masih merasa tidak suka dengan perkataan temannya.
"Sungguh aku tidak apa-apa, lagian juga kalian semua adalah teman-temanku yang paling berharga, dan tak berusaha menjauh dari ku meski lebih tua setahun dari kalian serta dengan kondisi kedua orang tuaku." tanggap Rey sambil tersenyum pada mereka semua.
"Itu juga berlaku bagimu Rey, kamu ini orangnya sangat menarik dan juga cepat akrab dengan kita semua." tanggap teman lainnya yang bernama Nandi sambil memegang pundaknya.
Mendengar perkataan seperti itu, Rey sangat senang terhadap semua temannya yang tidak membandingkan dirinya. Lalu, dia menjawab pertanyaan Farhan, sekalian menceritakan kesehariannya setelah pulang dari sekolah.
Dalam kesehariannya setelah pulang sekolah, Rey sering membantu ayahnya untuk mencari barang bekas sampai sore, dan hal ini juga untuk keberlangsungan biaya sekolahnya karena tidak ingin membuat kedua orang tuanya terbebani.
Sesekali ayahnya itu melarang Rey untuk membantunya dikarenakan tidak ingin anaknya dilihat oleh orang lain yang nantinya bakalan dijauhi oleh teman sekolahnya. Namun Rey menjelaskan kalau teman-temannya itu tidak menjauhinya, meski tahu tentang dirinya dan pekerjaan ayahnya.
Penjelasan yang di berikan oleh Rey, membuat ayahnya menangis terharu karena memiliki teman yang sangat baik terhadapnya, dan dia juga berpesan untuk tidak berbuat jahat pada mereka serta bila ada apa-apa segera mungkin harus membantu.
"Nah, seperti itulah yang dibicarakan oleh ayahku mengenai kalian, dan aku juga memiliki seorang adik perempuan." ucap Rey dengan mengakhiri ceritanya, serta memberitahu mereka mengenai dirinya yang mempunyai seorang adik.
Seketika semua teman-temannya itu sangat terkejut setelah mendengar Rey memiliki adik perempuan. Mereka langsung bertanya mengenai tentang adiknya, dan ada juga yang merasa kesal karena tidak memberitahunya sedari awal berteman.
"Jahat sekali kamu itu Rey!" ucap teman lainnya yang bernama Rava yang dipertengahan ceritanya ikut mendengarkan.
"Kupikir kamu tidak memiliki adik perempuan Rey!?" sambung teman lainnya yang ikut mendengarkan ceritanya dan bernama Adit.
Beberapa tanggapan negatif terus diucapkan oleh teman-temannya karena baru mengetahui kalau dirinya memiliki seorang adik. Namun Rey tidak memasukkan perkataan mereka itu ke dalam hatinya, dan tetap tersenyum sambil sedikit tertawa atas tanggapan yang diberikan semua teman-temannya itu.
"Kan dari dulu kalian cuma bertanya tentang diriku dan tidak menanyakan aku memiliki seorang adik." jawab Rey sambil sedikit tertawa.
"Kalau begitu, sekarang ceritakan mengenai adikmu itu." pinta Jihan kepadanya, dan teman lainnya menganggukkan kepalanya.
Melihat sorotan mata dari semua temannya itu, Rey dengan senang hati menjelaskan tentang adiknya itu. Akan tetapi ketika hendak melakukan hal tersebut, bel masuk kelas pun berbunyi dan terpaksa Rey harus menceritakannya di lain hari.
Mendengar hal itu, mereka semua sedikit menyesal karena secara tiba-tiba bel masuk telah berbunyi. Namun mereka sangat menantikan ceritanya itu dan tetap menunggu sampai di lain hari Rey bersedia menceritakan tentang adiknya.
...Bersambung......
...{Pemberitahuan Update}...
...20.00 WIB...
...Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Tukang Kebun
Lumayan nih, moga menarik
2023-07-08
1