...*Selamat Membaca*...
Pada akhirnya Rey mendapatkan teman yang sangat baik di sekolahnya, dan tak sekalipun berpikiran untuk menjauh meski mengetahui tentang dirinya ataupun pekerjaan dari kedua orang tuanya.
Perasaan terkejut dirasakan oleh semua temannya setelah memberitahu kalau Rey memiliki seorang adik perempuan yang bernama Rasya. Dikarenakan bel masuk berbunyi Rey tak sempat menceritakannya di hari itu juga, namun dia berjanji akan menceritakannya di lain hari.
Tak lama setelah pelajaran selesai...
Semua orang saling berpamitan termasuk Rey yang memiliki teman berharga dalam usianya. Rasa senang terus diperlihatkan oleh dirinya pada kedua orang tuanya, dan terkadang bercerita di depan adiknya mengenai teman-temannya.
Setelah istirahat sejenak, Rey langsung mengganti pakaian sekolahnya, lalu pergi ke tempat ayahnya berada untuk membantu mengumpulkan barang bekas dan kadang juga mereka menemukan barang-barang yang sekiranya masih layak dipakai.
Disepanjang jalan yang dilalui, mereka kerap sekali melihat para pengemis di pinggir jalan. Dalam hal ini ayahnya selalu mengingatkan kepadanya, semiskin apapun jangan sampai menjadi orang yang meminta minta, terutama kondisi tubuhnya masih utuh dan kuat untuk bekerja.
Rey hanya menganggukkan kepalanya meski dirinya itu masih belum memahami dalam usianya sekarang. Namun dia yakin suatu hari nanti bakalan menemukan jawabannya sendiri, mengenai ayahnya yang selalu memberikan nasihat tiap kali melihat hal seperti itu.
"Cukup sudah untuk hari ini, mari kita pulang sekarang Rey." pinta ayahnya sambil menoleh ke samping dan mengira kalau anaknya itu berada di dekatnya. Namun Rey tidak ada di sampingnya, lalu melihat kalau anaknya itu sedang menghampiri seorang anak perempuan yang sedang menangis di pinggir jalan. "Rey!" lanjut dengan memanggil namanya sambil mendekatinya.
"Ahh, iya ayah." jawab Rey sambil menoleh ke arahnya. Melihat hal itu, ayahnya bertanya tentang apa yang sudah dilakukan olehnya karena mengira kalau Rey telah melakukan sesuatu yang membuat anak perempuan itu menangis.
Kemudian Rey menjelaskan, kalau dirinya sama sekali tidak melakukan hal tersebut, dan anak perempuan seusianya itu terpisah dengan kedua orang tuanya. Seketika perasaan ayahnya lega setelah mendengar perkataan seperti itu, dan langsung bertanya pada anak perempuan tersebut.
"Nak, apakah benar kamu terpisah dari kedua orang tuamu?" tanya ayah Rey pada anak perempuan tersebut, dan dia hanya menganggukkan kepalanya untuk menanggapi perkataannya itu.
Dalam pemikiran ayahnya, cukup sulit untuk menanyakan mengenai awal mula sampai terpisah dari kedua orang tuanya, terlebih lagi dia terus menangis sambil memanggil kedua orang tuanya. Tanpa pikir panjang, Rey langsung bertanya mengenai namanya dan berusaha untuk menghibur nya supaya berhenti menangis.
"Hey, lihatlah ini, aku menemukan sesuatu tadi ketika sedang membantu ayahku!" pinta Rey sambil memperlihatkan sebuah puzzle kepadanya, dan berusaha untuk memainkannya meski dirinya masih belum faham akan permainan tersebut.
Melihat Rey yang berusaha keras untuk menyamakan seluruh warna, membuat anak perempuan itu tertarik padanya dan tanpa disadari tangisannya berhenti. Sesekali dia tertawa ketika Rey salah langkah dalam permainan tersebut, dan akhirnya perempuan itu mencoba untuk memainkan puzzle tersebut.
"Ahh, tu-tunggu dulu, itu masih kotor dan tak sempat aku bersihkan dengan benar." ucap Rey dengan memberitahunya, namun anak perempuan itu tetap mengambil puzzle tersebut.
"Nah seperti ini, cara mainnya!" tanggap anak perempuan itu sambil memperlihatkan kemampuannya dalam permainan tersebut.
Tak butuh waktu lama, anak perempuan itu berhasil menyelesaikan permainan tersebut, lalu dia mengembalikannya pada Rey. Sepintas Rey tersenyum setelah melihat kemampuannya dalam permainan itu, dan dia juga sempat memujinya.
"Sepertinya keadaanmu sudah membaik." ucap Rey dengan perasaan lega dan memperlihatkan senyuman tulusnya kepadanya. Dalam hal ini, anak perempuan itu merasa tertarik kepadanya karena Rey tak sama dengan anak-anak lain pada usianya itu.
"Namaku Viola, dan biasa dipanggil Vio." tanggap anak perempuan itu dengan memperkenalkan dirinya.
"Ahh, ya. Namaku Reyhan, dan biasa dipanggil Rey." ucap Rey dengan melakukan hal sama kepadanya.
Kemudian, ayahnya meminta pada mereka berdua untuk duduk di tempat yang di sediakan, sambil menunggu pihak keluarga yang sedang mencari Vio. Melihat hal ini, ayahnya sangat bangga terhadap Rey yang cepat tanggap dan langsung akrab dengan Vio meski sama sekali tidak mengetahui tentangnya.
Sudah 1 jam lamanya mereka menunggu dan dari pihak keluarga belum kunjung datang juga menemukan Vio. Baru saja ayahnya hendak berdiri dari tempat duduk, sebuah mobil mewah langsung berhenti di hadapan mereka, dan ternyata itu adalah keluarganya.
"Vio!" panggil ibunya sambil turun dari mobil tersebut dan berjalan menghampirinya.
Mendengar hal itu, Vio langsung berlari ke arahnya dan memeluk ibunya itu. Rey dan ayahnya yang melihat hal tersebut ikut bahagia ketika Vio sudah bertemu kembali dengan kedua orang tuanya. Dikarenakan tidak ingin mengganggu momen tersebut, mereka berdua memutuskan untuk segera pulang ke rumah, terlebih lagi hari sudah menjelang malam.
Akan tetapi, ketika Rey hendak berjalan beberapa langkah ke depan. Secara tiba-tiba Vio berlari ke arahnya sambil memegang tangannya, dan mengajaknya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya itu.
"Aku benar-benar marah padamu Rey!" ucap Vio dengan raut wajah cemberut sambil menarik salah satu tangannya.
Melihat sikap putrinya yang seperti itu terhadap anak lain, kedua orang tuanya sangat terkejut terlebih lagi sebelumnya Vio adalah anak yang murung serta tidak mau bergaul dengan anak seumurannya.
"Ehh? Kenapa tiba-tiba kamu berkata seperti itu?" tanya Rey dengan tidak mengerti dari maksud perkataannya itu.
"Itu karena kamu langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sesuatu dan tidak menyapa keluargaku!" jawab Vio dengan kesal.
"Ta-tapi... Tapi... Ehh tunggu dulu, tanganku kotor!" pinta Rey dengan memberitahu kalau dirinya itu tak layak untuk dilihat.
"Ayo, cepetan kesini, jangan malu-malu kucing!" ajak Vio dengan bersikeras untuk memegang salah satu tangannya.
"Ehh, kenapa harus bawa kucing segala? Ditambah aku gak seperti apa yang kamu pikirkan!" tanggap Rey dengan memberanikan diri untuk menyapa keluarga Vio, lalu diikuti juga oleh ayahnya.
Tak lama setelah itu, Rey akhirnya menyapa kedua orang tua Vio dan mereka langsung memeluknya sambil mengucapkan banyak terimakasih atas apa yang telah dilakukan nya itu.
"Ahh, bu tunggu sebentar, pakaian saya sangat kotor!" pinta Rey sambil berusaha untuk lepas dari pelukannya.
"Tapi yang aku lihat hatimu sangat bersih nak!" jawab ibu Vio sambil tersenyum melihat wajahnya.
"Pakaian kotor itu bukanlah masalah, yang paling penting hatimu baik nak." tanggap ayah Vio sambil mengelus rambutnya.
"Te-terimakasih, dan ini semua berkat ayahku yang selalu mengajariku hal baik di setiap harinya." tanggap Rey sambil menoleh pada ayahnya, lalu dia pun tersenyum setelah mendengar perkataan seperti itu.
Tak lama setelah itu Vio menarik kembali tangannya dan mengajaknya bermain puzzle yang tadi mumpung dirinya masih berada di tempat tersebut. Sedangkan kedua orang tuanya saling berbicara satu sama lainnya, sembari menceritakan sedikit tentang Viola.
...Bersambung......
...{Pemberitahuan Update}...
...20.00 WIB...
...Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
₦⑂. Ⓙυ☂€✘
Untung temannya Reyhan baik. Setidaknya aku ga darting Thor!
Sebetulnya ga ada orng yg takut miskin. Yg membuat orng takut itu jika mereka di hina gara² miskin.
Memiliki teman² yg baik itu juga rezeki.
2023-07-12
0