...*Selamat Membaca*...
Cerita yang disampaikan oleh Rey, membuat semua yang mendengarkannya ikut merasakan apa yang sudah di alaminya di kala itu. Dan sampai akhirnya, ibu kepala sekolah memberikan tawaran padanya untuk mengikuti perlombaan yang akan diadakan di daerah tersebut.
Dalam hal ini Rey tidak bisa memutuskan nya sendiri, karena dia harus meminta ijin pada kedua orang tuanya sekaligus meminta dukungan supaya nantinya merasa bersemangat dalam perlombaannya itu. Kepala sekolah tersebut memutuskan mengunjungi rumahnya, dan meyakinkan kedua orang tuanya kalau anaknya itu memiliki sebuah bakat.
Tak lama setelah itu...
Pembelajaran pun selesai, seperti biasa Rey berpamitan dengan teman-temannya, guru, ataupun orang tua dari temannya itu. Ibu kepala sekolah yang melihat hal itu, sangat bangga terhadapnya dan itu semua berkat didikan dari kedua orang tuanya sejak dini.
"Baiklah Rey, ayo kita pergi ke rumahmu!" ajak ibu kepala sekolah sambil membawa sepeda motor matic, lalu memintanya untuk segera naik.
"Baik bu." tanggap Rey dengan segera melakukan apa yang diminta olehnya.
Dalam waktu kurang lebih dari 5 menit, mereka berdua tiba di tempat yang dituju. Ini kali pertama ibu kepala sekolah mengunjungi rumah Rey, dan kondisinya itu cukup memperihatinkan karena pondasinya cuma terbuat dari kayu, serta ada beberapa lainnya yang membuatnya berpikir seperti itu.
"Ayah, ibu, Rasya, aku pulang." sapa Rey sambil mengetuk pintu terlebih dulu.
Mendengar hal itu, ibunya langsung membuka pintu tersebut, dan dirinya sangat terkejut kalau kedatangan tamu yang belum pernah dilihatnya, tapi bisa dipastikan dari pakaiannya itu adalah seorang guru dari sekolahnya.
Dengan hangat ibunya itu menyambut kedatangan dari pihak sekolahnya untuk masuk ke dalam, serta dipersilahkan duduk terlebih dulu dan meminta Rey menemaninya selagi ibunya menyiapkan minuman ataupun cemilan yang masih tersedia.
Tak lama setelah itu, terlebih dulu ibunya meminta maaf atas kondisi rumahnya yang terlihat kotor serta tak begitu nyaman untuk ditinggali olehnya. Ibu kepala sekolah sama sekali tidak memikirkan hal seperti itu, ditambah lagi kondisi rumah tidak bisa dibandingkan dengan orang baik yang tinggal di dalamnya.
Kemudian ibu kepala sekolah tersebut memperkenalkan dirinya pada ibunya Rey, dan disaat bersamaan dia terkejut akan hal tersebut, serta berpikir kalau kedatangan nya itu kalau anaknya Rey telah berbuat keburukan ataupun berbuat salah.
"Ibu, tolong jangan dulu memasang raut wajah seperti itu. Di sekolahnya Rey itu sangat baik dan disukai oleh semua orang termasuk saya sebagai kepala sekolah." ucap ibu kepala sekolah yang mengerti akan perasaannya itu, dan akhirnya ibunya Rey merasa lega.
"Maaf, saya telah menunjukkan raut wajah yang memalukan, karena saya takut Rey melakukan hal seperti itu." tanggap ibunya dengan tersenyum dan merasa bangga terhadap anaknya.
"Tidak apa-apa. Jadi maksud kedatangan saya kesini hanya memberitahu kalau Rey terpilih untuk ikut berpartisipasi dalam salah satu perlombaan yang akan diadakan di daerah ini." ucap ibu kepala sekolah dengan menjelaskan alasan kedatangannya itu.
Mendengar hal tersebut, sejenak ibunya terdiam dan berpikir mengenai hal itu. Tanpa terduga, ayahnya pulang lebih cepat daripada sebelumnya, karena ada beberapa orang yang mengijinkannya untuk mengambil barang bekas di sekitar tempat itu, sekalian membersihkannya.
Seketika ayahnya pun terkejut dan berpikir sama seperti istrinya itu, namun dengan spontan ibu kepala sekolah itu menjelaskan kembali akan kedatangannya, serta ini merupakan sebuah kebetulan kalau kedua orang tua Rey berkumpul.
"Jadi, anak kami diberikan kesempatan untuk mengikuti perlombaan yang akan diadakan di daerah ini?" tanya ayahnya yang masih tidak percaya kalau anaknya itu mempunyai bakat.
"Benar. Jadi kedatangan saya kesini untuk mendapatkan dukungan dari kalian berdua, terlebih lagi teman-temannya berharap kalau Rey bisa ikut dalam perlombaan tersebut." jawab ibu kepala sekolah yang berharap demikian. Sejenak kedua orang tuanya berpikir mengenai hal itu, dan sesekali mereka menatap Rey untuk melihat keseriusannya dalam hal tersebut.
"Bagaimana menurutmu?" tanya ayahnya sambil menoleh pada istrinya.
"Tentu saja jawabanku tidak." jawab ibunya dengan singkat, dan hal ini membuat Rey begitu sedih karena tidak mendapat ijin dari orang tuanya. Akan tetapi perkataan itu belum lah selesai, karena terlihat jelas dari wajah ibunya yang sedikit tertawa serta berniat mengetes keinginan sebenarnya dari anaknya itu. "Tidak mungkin saya menolak atas tawaran yang diberikan oleh ibu kepala sekolah, terlebih lagi raut wajahnya sangat sedih disaat pertama kali bilang seperti itu." lanjutnya dengan memberikan ijin pada anaknya untuk berpartisipasi dalam perlombaan tersebut.
"Yah, aku juga menyetujuinya, terlebih lagi orang tua mana yang tak ingin melihat anaknya bahagia." sambung ayahnya dengan pikiran sama seperti istrinya.
Seketika raut wajah Rey kembali cerita setelah mendengar kalau kedua orang tuanya telah memberikan ijin serta dukungan penuh atas apa yang di inginkan olehnya, begitu pula ibu kepala sekolah yang merasa lega akan jawaban kedua orang tuanya itu.
Kemudian kedua orang tuanya bertanya akan siapa yang mengajarinya, serta butuh biaya berapa atas pembelajaran ektra yang diberikan pada anaknya dalam latihannya itu nanti. Ibu kepala sekolah pun menjawab kalau tidak ada biaya yang harus dikeluarkan, serta kebetulan wali kelasnya itu pernah mengikuti perlombaan serupa dan memenangkan beberapa kejuaraan dalam bidangnya itu. Mendengar penjelasan seperti itu, kedua orang tuanya merasa senang dan di kala waktu perlombaannya tiba akan datang untuk memberikan semangat pada anaknya itu.
Tak lama setelah itu, ibu kepala sekolah pamit pulang karena semuanya sudah selesai dibicarakan. Mereka sekeluarga pun mengantar keluar sambil melambaikan tangan serta mengingatkannya untuk hati-hati dalam perjalanan pulangnya.
"Rey, ayah sangat bangga kepadamu!" ucap ayahnya dengan sangat senang dan tanpa disadari air matanya menetes.
"Ibu juga merasa seperti itu, dan seperti yang selalu dibicarakan olehmu itu semuanya adalah kenyataan. Kupikir kamu akan dijauhi oleh semua orang dan tak mendapat seorang teman pun setelah mengetahui kondisi keluarga kita." sambung ibunya dengan menangis bahagia karena pemikirannya di kala itu tidak terbukti.
"Iya, ayah, ibu, aku sangat bersyukur mendapat teman-teman baik yang tidak pilih-pilih meski mereka telah mengetahui semuanya. Selain itu juga kepala sekolah, semua guru, ayah dan ibu mereka sangat baik terhadapku." jawab Rey sambil menangis bahagia, karena semua orang yang dikenalnya itu tidak memandang asal usulnya.
Rasya yang berada dalam pangkuan ibunya, ikut menangis juga tanpa mengetahui apa yang terjadi. Dalam hal ini, sepintas mereka semua panik, namun setelahnya tertawa dan seketika Rasya pun ikut tertawa juga.
"Sungguh adikku yang sangat manis dan lucu!" ucap Rey sambil mengajaknya bermain di dalam rumah, dan terus membuatnya tertawa bahagia.
...Bersambung......
...{Pemberitahuan Update}...
...20.00 WIB...
...Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments