Pengorbanan Nayara

Pengorbanan Nayara

Bab 1: Prolog

Perlahan aku membuka mataku. Kepalaku terasa sangat pening. Aku juga merasakan sakit yang teramat sangat di bagian perutku, dan aku tak bisa menggerakkan tubuhku sama sekali, kecuali jari-jariku.

Aku melihat langit-langit putih dan seketika aku sadar bahwa aku sedang berada di sebuah ruangan.

Sayup-sayup terdengar seseorang mengatakan, "Dokter! Pasien sudah sadar!" tapi aku tak bisa mendengarnya terlalu jelas.

Tidak lama dokter datang menghampiriku, dan memeriksa keadaanku.

"Bu Nayara? Anda bisa mendengar saya?"Sekarang aku bisa mendengar suara dengan sangat jelas.

Aku mengangguk pelan sekali, menjawab pertanyaan dokter tadi.

Seketika terbersit sebuah ingatan di dalam benakku.

Anakku!

"Syukurlah kalau Bu Nayara bisa mendengar saya. Ibu sudah selama seminggu terbaring koma pasca melahirkan. Ibu jangan khawatir karena putra ibu dalam keadaan sehat sekarang."

Putra...?

Seakan teraliri sebuah energi mendengar Dokter menyinggung mengenai putraku, perasaanku seketika menghangat.

Terimakasih, Tuhan. Aku memiliki seorang putra sekarang. Diam-diam aku begitu bersyukur karena kejadian yang menimpaku waktu itu tidak sampai merenggut bayi yang aku kandung.

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, Aku dibawa dari ruang ICU ke ruang rawat inap. Beberapa jam kemudian keadaanku sudah jauh membaik.

"Saya... mau lihat anak saya, Suster..." ucapku lemah.

Perawat itu menghampiriku, "Saya tanya dokter dulu ya, Bu."

Tepat saat perawat meninggalkan ruangan, Kak Deon dengan jas dan wajah tampannya menghampiriku dengan tergesa.

"Nay, kamu udah sadar?" Ia segera membelai pipiku. Kedua maniknya menatap mataku penuh syukur. Aku tak pernah melihatnya seperti itu. Ada apa dengannya? "Syukurlah. Kakak dikabarin sama dokter kalau kamu udah siuman dan Kakak langsung kesini."

Aku bergeming. Aku sama sekali tidak menggubrisnya.

"Maafin Kakak, Nay. Semua salah kakak kamu jadi seperti ini sekarang." Sebutir air mata meleleh dari mata Kak Deon. Dipeluknya kepalaku di dadanya. "Kakak takut banget kehilangan kamu. Tapi sekarang kakak lega, liat kamu udah sadar."

Ia menjauhkan tubuhnya dariku. Tangannya meraih puncak kepalaku, mengelusnya lembut. Lalu ia dekatkan bibirnya ke dahiku dan mengecupku pelan.

Aku masih tidak bereaksi, walaupun dalam hati aku merasa sangat marah karena ia berani untuk menyentuhku lagi.

Seorang perawat masuk ke dalam ruangan dengan membawa brangkar kecil. Sontak aku begitu bersemangat. Namun karena keadaanku masih lemah, aku hanya terbaring tanpa bisa bangkit. Aku hanya mengulurkan tanganku.

"Ini...anak saya, Sus?" lirihku.

Kak Deon meraih bayi mungil yang tertidur di tempat tidur kecil itu, dan mendekatkannya padaku. "Anak kamu sehat, Nay."

Air mataku mengalir begitu saja ke sisi kedua mataku. Bayi mungil yang selama 9 bulan berada di dalam rahimku kini bisa aku lihat.

Syukurlah. Aku kira aku akan kehilangannya, seperti aku kehilangan ayah dari putraku.

Kilasan-kilasan mengenai laki-laki itu bermunculan di benakku. Tubuhnya setinggi 190 cm, berlari mendribel bola di lapangan dengan seragam basketnya. Rambut hitam pendeknya terkibas-kibas seiring tubuhnya yang terus berlari. Wajah kecilnya, hidung mancung, dan senyum yang mempesona. Tergambar jelas di dalam benakku.

'Gian...' tanpa sadar aku menyebut namanya dalam hati.

Seketika tangisku pecah. Bahkan dalam keadaan lemah, isak tangis keluar dari bibirku dengan begitu nyaringnya.

Aku begitu merindukan Gian.

Dan kini aku tahu, aku tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Ia tak akan pernah tahu bahwa buah hati kami ada di dalam rahimku ketika ia pergi.

***

Beberapa hari kemudian, keadaanku berangsur membaik. Aku sudah bisa duduk dan menggendong bayiku untuk pertama kalinya. Selama beberapa hari ini aku makan dengan lahap, dan semua instruksi dokter aku turuti dengan baik.

Aku harus segera pulih dan merawat putraku.

Siang itu aku kembali menyusui putraku. Aku bersenandung pelan seraya menatap wajah mungil dipangkuanku.

ASIku belum terlalu deras, tapi menurut dokter aku harus terus membiasakan putraku menghisapnya maka dengan sendirinya ASI akan keluar lebih deras.

Tampan sekali kamu, Nak. Kamu mirip sekali dengan ayah kamu. Ujarku dalam hati.

Seketika hatiku kembali terasa perih mengingatnya.

"Nay..."

Aku mendongak. Aku kira aku mendengar Gian memanggilku. Sepersekian detik kemudian aku sadar, Gian tidak akan pernah ada lagi di sampingku sekarang.

"Kak Deon?" tanyaku.

Kak Deon menghampiriku dengan tangan membawa sebuah tas seperti travel bag dengan motif khas bayi.

"Kakak pengen liat kamu sama bayi kamu." Ujarnya sambil menghampiriku.

Aku menatap tajam pada kakak tiri sekaligus suamiku ini, "Bayi kita, Kak. Dia anak kamu."

Kak Deon merasa bersalah, "Iya, Nay. Maaf Kakak hampir lupa." Ia duduk di sisiku. "Anak kita." Lirihnya mengoreksi ucapannya seraya menatap bayi mungil yang digendongku.

Akupun kembali menatap wajah putraku yang tengah asyik meminum ASIku, "Dia akan tumbuh dengan kasih sayang kakak sebagai ayahnya. Jadi kakak jangan sampai lupa lagi. Kakak adalah ayah kandung dia. " Aku kembali memperingatkannya, "Gak ada yang boleh tahu hal yang sebenarnya. Ini adalah rahasia kita. Kakak ngerti?"

Kak Deon menghela nafasnya. "Iya, Nay. Kakak gak akan lupa lagi."

Aku tak akan gentar lagi olehnya. Aku tak akan membiarkannya lagi semena-mena lagi terhadapku.

"Kamu mau kasih nama siapa dia, Nay?"

Aku menantap wajah mungil itu dengan sendu, "Andra.."

"Andra?" ulang Kak Deon.

Aku mengangguk pelan, "Giandra Mahesa."

***

VISUAL TOKOH:

Nayara Salsabila

Giandra Mahesa

Terpopuler

Comments

Dermata Sari Lamsihar Sibarani

Dermata Sari Lamsihar Sibarani

smpe 2x baca 🤭

2024-06-23

1

Dewi Anggya

Dewi Anggya

seruuu ini 😘

2024-05-24

1

Tara

Tara

cantiq skali

2024-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Prolog
2 Bab 2: Les Privat
3 Bab 3: Pertemuan Kedua
4 Bab 4: Dominasi Gian
5 Bab 5: Pertemuan Terakhir
6 Bab 6: Obrolan dengan Mama
7 Bab 7: Kakak Sambung
8 Bab 8: Kegigihan Gian
9 Bab 9: Menerima Gian
10 Bab 10: Pertandingan Basket
11 Bab 11: Rencana untuk Backstreet
12 Bab 12: Hari Pertama
13 Bab 13: Perhatian Kecil
14 Bab 14: Kembali Dekat
15 Bab 15: Terpana
16 Bab 16: Hari Guru
17 Bab 17: Ketahuan
18 Bab 18: Perih
19 Bab 19: Perempuan Paling Cantik
20 Bab 20: Rasa yang Tidak Diperbolehkan
21 Bab 21: Patah Hati yang Konyol
22 Bab 22: Meyakinkan Naya
23 Bab 23: Nayara Pacarnya Giandra
24 Bab 24: Ganjaran
25 Bab 25: Kencan
26 Bab 26: Masa Depan Gian
27 Bab 27: Kakak-adik yang Tak lagi Harmonis
28 Bab 28: Pacar Manjaku
29 Bab 29: Sebelum berpisah
30 Bab 30: Selalu Dukung Kamu
31 Bab 31: Syarat dari Kak Deon
32 Bab 32: Berbohong
33 Bab 33: Kencan di Luar Rencana
34 Bab 34: Pergi dari Rumah
35 Bab 35: Gian yang Dewasa
36 Bab 36: Upacara Kelulusan
37 Bab 37: Waktu yang Tidak Tepat
38 Bab 38: Truth or Dare
39 Bab 39: Diabaikan
40 Bab 40: Curiga
41 Bab 41: Situasi Macam Apa Ini?
42 Bab 42: Bertemu Kembali
43 Bab 43: Rumah Bagiku
44 Bab 44: Dunia yang Sempit
45 Bab 45: Chaos
46 Bab 46: Muram
47 Bab 47: Gian Harus Tahu
48 Bab 48: Selamat Tinggal, Gian
49 Bab 49: Ayah untuk Janinku
50 Bab 50: Kenangan dari Gian
51 Bab 51: Pernikahan yang Hambar
52 Bab 52: Rindu Setiap Saat
53 Bab 53: Tak Ada yang Bahagia
54 Bab 54: Orang Ketiga itu Sasha
55 Bab 55: Akhir dari Penderitaan
56 Bab 56: (Bab Spesial)
57 Bab 57: Enam Tahun Kemudian
58 Bab 58: Kembali ke Tanah Air
59 Bab 59: Andra dan Om Pirang
60 Bab 60: Siapa Om Pirang
61 Bab 61: Setelah Bertahun-tahun
62 Bab 62: Mengabulkan Permintaan Andra
63 Bab 63: Debaran Kedua
64 Bab 64: Canggung
65 Bab 65: Menyebalkan
66 Bab 66: Jangan Buat Aku Rapuh Lagi
67 Bab 67: Menjemput Andra
68 Bab 68: Gian yang Terkenal
69 Bab 69: Isi Hati Gian
70 Bab 70: Semakin
71 Bab 71: Siapakah Giandra Mahesa?
72 Bab 72: Berkenalan dengan Eyang
73 Bab 73: Berdebat
74 Bab 74: Cincin dalam Eskrim
75 Bab 75: Gian Pergi
76 Bab 76: Kebenaran
77 Bab 77: Pengorbanan Nayara
78 Bab 78: Saling Merelakan
79 Bab 79: Tato
80 Bab 80: Salam Terakhir
81 Bab 81: Terkoyak dan Sesal
82 Bab 82: Andra Butuh Ayah Kandungnya
83 Bab 83: Gian Tahu Semuanya
84 Bab 84: Dari Hati ke Hati
85 Bab 85: Pendekatan Kembali
86 Bab 86: Hubungan Tanpa Status
87 Bab 87: Bahagia
88 Bab 88: Bertemu Eyang
89 Bab 89: Kejutan untuk Gian
90 Bab 90: Melamar Gian (end)
91 Ekstra 1: Wanita Rahasia Daddy Zach
92 Ekstra 2: The Bad Boy and His Nanny
93 Ekstra 3: Om Rey Tersayang
94 Ekstra 4: Marry Me, Dev
95 Ekstra 5: My Big Girl
96 Ekstra 6: Single Mom
97 Ekstra 7: Miss Rania, I Love You
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab 1: Prolog
2
Bab 2: Les Privat
3
Bab 3: Pertemuan Kedua
4
Bab 4: Dominasi Gian
5
Bab 5: Pertemuan Terakhir
6
Bab 6: Obrolan dengan Mama
7
Bab 7: Kakak Sambung
8
Bab 8: Kegigihan Gian
9
Bab 9: Menerima Gian
10
Bab 10: Pertandingan Basket
11
Bab 11: Rencana untuk Backstreet
12
Bab 12: Hari Pertama
13
Bab 13: Perhatian Kecil
14
Bab 14: Kembali Dekat
15
Bab 15: Terpana
16
Bab 16: Hari Guru
17
Bab 17: Ketahuan
18
Bab 18: Perih
19
Bab 19: Perempuan Paling Cantik
20
Bab 20: Rasa yang Tidak Diperbolehkan
21
Bab 21: Patah Hati yang Konyol
22
Bab 22: Meyakinkan Naya
23
Bab 23: Nayara Pacarnya Giandra
24
Bab 24: Ganjaran
25
Bab 25: Kencan
26
Bab 26: Masa Depan Gian
27
Bab 27: Kakak-adik yang Tak lagi Harmonis
28
Bab 28: Pacar Manjaku
29
Bab 29: Sebelum berpisah
30
Bab 30: Selalu Dukung Kamu
31
Bab 31: Syarat dari Kak Deon
32
Bab 32: Berbohong
33
Bab 33: Kencan di Luar Rencana
34
Bab 34: Pergi dari Rumah
35
Bab 35: Gian yang Dewasa
36
Bab 36: Upacara Kelulusan
37
Bab 37: Waktu yang Tidak Tepat
38
Bab 38: Truth or Dare
39
Bab 39: Diabaikan
40
Bab 40: Curiga
41
Bab 41: Situasi Macam Apa Ini?
42
Bab 42: Bertemu Kembali
43
Bab 43: Rumah Bagiku
44
Bab 44: Dunia yang Sempit
45
Bab 45: Chaos
46
Bab 46: Muram
47
Bab 47: Gian Harus Tahu
48
Bab 48: Selamat Tinggal, Gian
49
Bab 49: Ayah untuk Janinku
50
Bab 50: Kenangan dari Gian
51
Bab 51: Pernikahan yang Hambar
52
Bab 52: Rindu Setiap Saat
53
Bab 53: Tak Ada yang Bahagia
54
Bab 54: Orang Ketiga itu Sasha
55
Bab 55: Akhir dari Penderitaan
56
Bab 56: (Bab Spesial)
57
Bab 57: Enam Tahun Kemudian
58
Bab 58: Kembali ke Tanah Air
59
Bab 59: Andra dan Om Pirang
60
Bab 60: Siapa Om Pirang
61
Bab 61: Setelah Bertahun-tahun
62
Bab 62: Mengabulkan Permintaan Andra
63
Bab 63: Debaran Kedua
64
Bab 64: Canggung
65
Bab 65: Menyebalkan
66
Bab 66: Jangan Buat Aku Rapuh Lagi
67
Bab 67: Menjemput Andra
68
Bab 68: Gian yang Terkenal
69
Bab 69: Isi Hati Gian
70
Bab 70: Semakin
71
Bab 71: Siapakah Giandra Mahesa?
72
Bab 72: Berkenalan dengan Eyang
73
Bab 73: Berdebat
74
Bab 74: Cincin dalam Eskrim
75
Bab 75: Gian Pergi
76
Bab 76: Kebenaran
77
Bab 77: Pengorbanan Nayara
78
Bab 78: Saling Merelakan
79
Bab 79: Tato
80
Bab 80: Salam Terakhir
81
Bab 81: Terkoyak dan Sesal
82
Bab 82: Andra Butuh Ayah Kandungnya
83
Bab 83: Gian Tahu Semuanya
84
Bab 84: Dari Hati ke Hati
85
Bab 85: Pendekatan Kembali
86
Bab 86: Hubungan Tanpa Status
87
Bab 87: Bahagia
88
Bab 88: Bertemu Eyang
89
Bab 89: Kejutan untuk Gian
90
Bab 90: Melamar Gian (end)
91
Ekstra 1: Wanita Rahasia Daddy Zach
92
Ekstra 2: The Bad Boy and His Nanny
93
Ekstra 3: Om Rey Tersayang
94
Ekstra 4: Marry Me, Dev
95
Ekstra 5: My Big Girl
96
Ekstra 6: Single Mom
97
Ekstra 7: Miss Rania, I Love You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!