Mutiara Hati

Mutiara Hati

Pertemuan

Pekerjaan yang rutinitas membuat Susan merasa penat dan butuh refreshing sejenak.

Diapun berencana untuk pergi keluar sebentar di jam istirahat sekalian belanja bulanan untuk dikontrakkan.

"Mel, makan diluar yuk sambil belanja bulanan," ajaknya kepada sahabat sejatinya Mela.

"kemana?"

"Mall Deket sini aja, kebetulan barang - barang bulananku di kontrakan habis."

"Belum gajian lho."

"Gw traktir deh lo makannya."

"Beneran San? Ayok."

"Denger traktir aja lho ngacir."

"Iyalah hari gini kita harus memanfaatkan yang ada," celoteh Mela sambil mencubit pipi Susan yang mulai manyun.

Di pusat perbelanjaan Susan dan Mela asyik memilih - milih barang sambil bercandaan.

"Mama..."

Seorang anak perempuan umur 3 tahun tiba - tiba memeluknya dari belakang sambil menangis.

Susan yang terkejut sontak membalikkan tubuhnya dan membungkukkan badan kearah anak perempuan tersebut.

"Hay, anak manis siapa namamu?"

"Mama jangan tinggalin Elina. Elina ga mau sendirian, " ucapnya sambil menangis dan memeluk Susan.

"Elina kangen sama Mama, Elina mau Mama pulang."

Susan semakin panik dan bingung, dia melihat disekitar mereka tapi tak ada tanda - tanda adanya orang yang bersama anak tersebut.

"Sayang, jangan nangis ya," suaranya lembut sambil membelai rambut Elina yang coklat terurai sebahu.

"Sayang, kamu kesini sama siapa?"

" Sama Bibik Sri."

"Sekarang Bibik Sri mana? Kok Tante ga lihat."

"Bibik lagi belanja, aku maunya sama Mama," kembali anak itu mengeratkan pelukannya pada Susan seolah tidak mau berpisah.

Susan semakin dibuat bingung takut akan ada salah paham dan memancing perhatian orang - orang di mall tersebut.

"Mela." Susan memanggil sahabatnya yang sedang asyik memilih - milih kosmetik.

"Hei, anak siapa ini cantik sekali," ucapnya sambil mencubit pipi Elina.

"Mana aku tau, tiba - tiba dia nangis dan manggil aku Mama."

"Hey! Jangan bilang ini anak Lo ya."

"Enak aja, gw masih perawan ya."

"Terus mana Mamanya atau Papanya?"

"Aku juga ga tau."

"Jangan sampai Lo mau menculik anak orang ya, gw ga mau ikut - ikutan ya," ucap Mela mundur sambil mengangkat tangan.

"Gila lo ya, mana ada gw mau menculik anak orang, gw nih orang baik - baik ya."

"Terus apa yang mau kita lakukan?"

Mereka berdua melihat sekeliling tapi tidak ada tanda - tanda orang kehilangan no atau mencari anak itu.

"Kita bawa saja ke pusat informasi San, siapa tau disana bisa membantu," usul Mela

"Bener juga, ayok."

"Sayang kamu ikut Tante ya kita cari Bibik Sri." Susan mengelus rambut Elina dan menggendongnya.

"Aku mau sama Mama."

"Iya sayang."

Entah kenapa Susan merasa sangat dekat dengan Elina dan merasa jatuh hati dengan anak kecil ini.

Dipusat informasi mereka memberitahukan kejadian yang sebenarnya pada petugas dan meminta bantuan untuk menemukan pengasuhnya.

Tidak berselang lama ada seorang wanita datang dengan wajah panik dan menangis langsung memeluk tubuh mungil Elina.

"Elina, kamu ga apa - apa sayang?" Ucapnya sambil terus mengamati seluruh tubuh gadis kecil itu.

"Bi, Elina nemuin Mama," sambil menunjuk ke arah Susan.

Pengasuh itu mengikuti arah yang ditunjuk Elina dan sontak kaget begitu melihat Susan yang berdiri di samping mereka.

"Nyonya." Bibi Sri melotot sambil menutup mulutnya karena tidak percaya akan apa yang dilihatnya didepan matanya.

"Maaf saya Susan dan ini sahabatku Mela," susan memperkenalkan diri saat melihat ekspresi mbak Sri.

"Maaf Nyonya, saya Sri pengasuhnya Non Elina," berusaha menguasai diri

"Terimakasih," lanjutnya

"Lain kali tolong hati - hati dan jangan meninggalkan anak sendirian!"

"Iya Bu."

"Mama, aku lapar."

"Elina mau makan apa?"

"Ayam goreng."

"baiklah ayok kita makan."

Sangat jelas gadis kecil itu menunjukkan sikap bahagianya dalam gandengan tangan Susan.

Pengasuh itu tak henti - hentinya mengamati keduanya dan masih merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.

Mereka memesan makanan dan begitu pesanan datang Elina langsung minta disuapin oleh Susan.

"Mama jangan tinggalin Elina!"

Ada kepedihan dihati Susan saat mendengar dan melihat Elina yang selalu berkata seperti itu.

Mama jangan tinggalin Elina, apa sebenarnya yang dialami anak ini? Kenapa seolah menemukan mamanya?

Baru kali ini bibi Sri melihat Elina sangat bahagia dan dekat dengan seseorang meski baru dia kenal.

Susana siang itu sangat hangat dan penuh dengan kebahagian layaknya seorang anak dengan ibunya.

"Susan kita harus balik ke kantor nih udah hampir habis jam istirahatnya," Mela menghentikan kehangatan mereka.

"Ah iya juga."

"Elina sayang, Mama tinggal dulu ya," ucapnya sambil mengelus rambut gadis kecil itu

"Ga mau. Mama ga boleh pergi! Aku mau sama Mama," sambil menangis dan memeluk erat tubuh Susan.

Tanpa disadari air mata menetes diujung mata Susan, dia tidak tega meninggalkannya tapi bagaimanapun dia harus pergi dan kembali ke kantor.

"Sayang, Mama janji besok kita ketemu lagi ya. Mama ga kemana - mana kok."

"Bohong!"

"Ga sayang, hari ini Mama kerja dulu besok kalo Mama libur kita ketemu lagi ya, kita main bareng." Susan berusaha merayu anak itu.

"Mama janji ya, Mama ga akan ninggalin Elin sendirian."

"Iya sayang," sambil mencium kening Elina

"Sekarang Elin pulang ya sama Bibik," lanjutnya.

"Iya Ma. Elin sayang Mama." Elina mengangguk senang dan memeluknya lagi.

Bibik Sri yang menyaksikan situasi ini ikutan menangis karena baru kali ini Elina menemukan sosok seorang ibu.

"Bik tolong jaga Elina ya!"

"Iya Bu."

"Kalo begitu kami permisi dulu," pamitnya

"Elina sayang, Mama kerja dulu ya."

"Iya Ma."

"Elina harus nurut ya sama Bibik, ga boleh nakal."

"Elina. Tante pamit juga ya sama Mama, Elina jadi ank yang manis ya." Mela ikutan pamit

"Iya Tante, Tante jagain Mama ya."

"Tentu sayang, nanti Tante jagain Mama Elina ya."

"Terimakasih Tante."

Mereka berdua pergi meninggalkan anak itu dan kembali ke kantor.

"Susan, Lo ditunggu pak Aldo diruangannya," ucap salah satu karyawan

"Ok."

Tok tok tok

"Bapak cari saya?"

"Tolong siapkan berkas untuk Metting besok dengan perusahaan DJ company!"

"Baik Pak."

"Susan."

Aldo adalah Presdir di perusahaan CAN Sanjaya yang bergerak di bidang properti.

Ketampanan dan wibawanya membuat semua orang pasti mengaguminya sikapnya yang hangat dan baik membuat setiap orang segan kepadanya.

Bahkan tidak sedikit wanita yang mendekatinya hanya untuk mengambil perhatiannya tapi Aldo bukanlah orang yang mudah tergoda dengan rayuan wanita apalagi dengan wanita yang hanya mengandalkan kecantikan luar saja.

Aldo merupakan tipe pria yang setia dan pandai menjaga perasaan wanita.

"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Ah tidak. Duduklah sebentar!" Perintahnya

"Bagaimana keadaanmu hari ini?" Lanjutnya

"Baik Pak."

"Apakah hubunganmu dengan Riko masih berjalan baik?"

"Baik Pak, kenapa tiba - tiba Pak Aldo bertanya seperti itu?"

"Ah tidak. Hanya ingin bertanya saja."

"Bapak yakin tidak menyembunyikan apa - apa dari saya?"

"Tidak. Ya sudah kau boleh pergi!"

Aneh sih Pak Aldo hari ini, apa dia kenal dengan Riko? Kenapa dia bertanya seperti itu.

Selama ini Aldo memang suka mengamati hubungannya dengan Riko tanpa sepengetahuannya hanya sekedar tau saja.

Semua itu dia lakukan hanya semata - mata untuk melindungi Susan, dia tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya.

Dia sendiri tidak tau mengapa dia melakukan itu semua melakukan yang seharusnya tidak dia lakukan.

Sejak dia bertemu dengan Susan, dia merasa ada yang aneh dengan dirinya sebuah rasa yang seharusnya tidak dia rasakan lagi karena hal itu tidak mungkin dia lakukan.

Baginya Susan adalah wanita yang sangat menarik dan sederhana tapi cantik. Untuk kedua kalinya Dia menemukan wanita seperti itu.

Susan memang merupakan sosok wanita yang cantik, sederhana tapi menarik. Diapun tipe wanita yang setia dan tidak aneh - aneh.

Tidak sedikit pula laki - laki yang mencoba untuk mendapatkan hatinya tadi dia hanya mengganggapnya sebagai teman.

Karena dia sendiri sudah memiliki kekasih yaitu Riko kekasihnya semenjak kuliah.

Mereka sudah menjalin hubungan sekitar 2 tahun dan semua berjalan dengan baik.

Susan adalah wanita yang mandiri dia tinggal sendiri di kota J sejak dia kuliah semua keluarganya tinggal di kota L.

Dengan kegigihannya dia mampu menyelesaikan kuliah dan bekerja di perusahaan Aldo yang merupakan salah satu perusahan terbesar di negara itu.

Bersama dengan Mela sahabatnya dia selalu mampu berbagi cerita kehidupannya.

Disebuah kontrakan sederhana mereka tinggal selama ini bukan tak mampu tinggal di apartemen mereka hanya ingin bisa lebih dekat dengan masyarakat sekitar.

Bahkan tawaran inventaris apartemen dari perusahaan saja mereka tidak mau terima.

"San, kira - kira Elina tuh anaknya siapa ya?"

"Mana ku tau Mel."

"Aku merasa dia tuh kurang kasih sayang ya."

"Apa dia korban broken home ya San?" lanjutnya

"Mungkin juga, kasihan ya anak sekecil itu harus mengalami kesedihan karna ulah orang tuanya."

"Apa lo mirip Mamanya ya San?"

"Mungkin, kok gw jadi kangen ya Mel sama Elina."

"Ah lo mah cocok banget tuh jadi Mamanya, mirip banget."

Sementara di kediaman keluarga Reynald Wicaksono terdengar suara tangisan anak kecil yang menjadi pusat perhatian orang - orang penghuni rumah.

"Non. Sudah donk nangisnya nanti Non Elin capek lho," bujuk bibik Sri yang sudah kuwalahan dan kehabisan akal untuk membuat gadis kecil itu diam.

"Iya Non Elin sudah ya nangianya nanti matanya bisa bengkak lho," bujuk pak Dirman supir pribadi keluarga Wicaksono.

"Aku mau ketemu Mama Bik, aku mau Mama," teriak Elina

ceklek..

Seorang pria tampan dengan wajah kawatir berdiri di depan pintu.

"Papa..."

Elina berlari mendekati Rey yang baru pulang dari kantor setelah ditelepon oleh pengasuhnya karena sudah tidak bisa membuat Elina diam dari tangisnya.

"Elina kenapa sayang?" tanyanya dengan lembut sambil menggendongnya

"Elina mau ketemu Mama Pa."

Rey yang mendengar apa yang diucapkan Elina menjadi muram dan memeluknya erat.

"Sayang, Mama khan lagi kerja, nanti kalo sudah selesai kerjanya pasti Mama pulang dan ketemu sama Elina."

"Papa janji ya kalo Mama sudah selesai kerja jemput Mama."

"Iya sayang, Oapa janji."

Rey berusaha menenangkan putri semata wayangnya.

"Sekarang Elin mandi dulu ya sama Bibik! habis itu kita makan ya."

"Iya Pa."

Setelah berhasil menenangkan putrinya Rey berjalan menuju kamarnya.

Merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dengan tatapan kosong, entah apa yang di pikirkan saat ini karna baru kali ini putrinya menangis mencari mamanya.

Apa yang terjadi hari ini pada Elin? Apa dia ketemu seseorang?

Aku harus cari tau.

Rey menuruni anak tangga menuju meja makan.

"Elin mana Bik?"

"Maaf Tuan, Non Elin sudah tidur mungkin dia lelah karna dari tadi nangis."

"Ya sudah biarkan saja. Apa dia sudah makan?"

"Sudah Tuan tadi sebelum tidur dia makan."

"Siapkan makan saya sudah lapar juga!"

Rey menikmati makan malam sendirian, ya seperti biasanya hanya sendirian tanpa ada yang menemani.

" Bik," panggilnya pada pengasuh putrinya.

"Saya Tuan."

"Apa yang terjadi pada Elina hari ini?"

"Maaf Tuan. Ini semua salah saya."

Pengasuh itu merasa takut dan gemetar karna selama ini Rey terkenal dingin dan tegas bahkan dia tidak segan - segan untuk memecat siapa saja yang membuat kesalahan.

"Ada apa?" wajahnya masih datar

"Tadi siang saya bawa Non Elin kepusat perbelanjaan, disana dia ketemu perempuan yang dia kira itu Mamanya Tuan."

"Lalu?"

"Saya juga kaget Tuan, wanita itu mirip sama Nyonya. Dia cantik dan baik. Elina sangat senang sekali."

pengasuh itu menceritakan semua apa yang terjadi pada siang itu. Rey mendengarkan tanpa ekspresi..ya..masih dengan wajah yang dingin dan datar.

"Lain kali jangan sembarangan membiarkan Elina dengan orang yang tidak dikenal!"

"Maaf Tuan," tangan bik Sri mulai gemetar

"Panggil semua pegawai rumah kesini!"

Semua pegawai yang ada dirumah itu berdiri sambil gemetaran di ruang keluarga.

"Mulai hari ini jangan biarkan Elina bertemu dengan orang yang tidak dikenal! Jika sampai terjadi apa - apa dengan Putriku jangan harap kalian masih bisa bernapas."

"Baik Tuan," jawab mereka serentak tanpa berani melihat sumber suara.

Rey merebahkan tubuhnya di samping putri kecillnya.

Maafkan Papa ya sayang, Papa belum bisa menjelaskan semuanya saat ini karena kamu masih terlalu kecil.

Maafkan Papa karna belum bisa menjadi ayah yang baik untukmu Papa janji Papa akan buat kamu bahagia apapun akan Papa lakukan hanya untuk kabahgiaanmu sayang.

Rey mencium kening Elina dan memeluknya.

Malam ini Rey tidur dikamar Elina.

"Mama... Mama..."

Elina mengigau sambil menangis

"Sayang, Papa disini ."

Rey membangunkan dan mengusap rambut putrinya.

Setelah Elina dapat ditenangkan Rey baru memejamkan matanya.

Hampir seminggu Rey selalu tidur dikamar putrinya karena hampir setiap malam Elina menangis memanggil mama dan dalam waktu itu juga Rey merasa lelah dengan keadaan Elina yang selalu rewel bahkan dia harus meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menenangkannya.

"Dino hari ini cancel semua metting! Hari ini kamu urus semua kerjaan kantor!"

Rey menghubungi asistennya

"Siap Pak, kebetulan hari ini hanya ada metting sekali saja dengan karyawan."

Dino adalah asisten dan teman Rey yang selalu paham dengan situasi dan keadaan Rey dan keluarganya.

Rey sendiri merupakan Presdir dari perusahaan DJ Company yang merupakan perusahaan terbesar di negara S.

Rey mempunyai wajah yang tampan badan yang atletis. siapapun yang melihat pasti akan terpikat dan klepek - klepek bahkan tidak sedikit wanita yang berusaha mendekatinya meski mereka tau bahwa Rey sudah mempunyai anak bahkan ada yang rela jadi istri simpanan andai Rey menginginkan.

Rey bukanlah tipe orang suka main perempuan dan bukan pula orang yang suka tebar - tebar pesona. Dia merupakan orang yang tertutup, dingin, dan tidak jarang orang mengganggapnya angkuh karna dia sedikit berbicara tapi sekalinya berbicara tidak ada orang yang berani membantahnya.

## maaf ya baru belajar buat cerita harap dimaklumi

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa

2023-01-29

0

Sudiyem Selsi

Sudiyem Selsi

lanjut

2021-12-13

1

ωα⏤͟͟͞R∂αн🦐

ωα⏤͟͟͞R∂αн🦐

suka ceritany

2020-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!