Takut berharap

Pagi yang hangat sehangat suasana di kediaman keluarga Reynald Wicaksono.

pagi ini berbeda dengan pagi sebelumnya dimana putri semata wayangnya bangun dengan senyum ceria di wajahnya.

"Selamat pagi sayang," ucap Rey sembari mencium putrinya dan membawa dalam gendongannya.

"Pagi Pa," sahutnya manja.

"Pa, boleh Elin telepon Mama?"

"Sepagi ini sayang? Bagaimana kalo Mama belum bangun?"

"Elina kangen sama Mama."

"Bagaimana kalo kita video call saja?"

Elina mengangguk senang.

"Tapi ada syaratnya."

"Apa Pa?"

"Elina tidak boleh memberitahu Mama kalo ada Papa di sini."

"Baiklah Papaku sayang," ucapnya sambil mencium pipi papanya.

Sebelum melakukan panggilan, Rey terlebih dulu mengirim pesan ke nomor Susan.

0812...

Selamat pagi Mama, Elina kangen Mama pingin liat Mama.

Susan

Pagi sayang, Mama juga kangen Elina.

Rey melakukan panggilan video dan langsung terhubung.

"Hallo Mama."

"Hay sayang, Elina lagi apa?"

"Baru bangun tidur Ma"

"Elina sama siapa sayang?"

"Elin sendiri Ma."

Rey yang memperhatikan putri kecilnya berbicara dengan Susan nampak senyum - senyum sendiri.

Rey diam - diam memperhatikan wanita dibalik layar.

Cantik natural, gumamnya dalam hati.

Di ruang kerja Rey senyum - senyum sendirian memandang selulernya.

Entah apa yang ada dalam pikirannya tapi yang jelas saat ini dia mempunyai hobi baru yaitu memandangi foto yang ada dalam telepon selularnya yang tidak lain adalah foto putrinya bersama wanita yang dia panggil mama.

Foto itu dia ambil saat pertama dia melihat wanita itu memeluk putrinya.

Ceklek...

"Apakah kamu tidak bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk?"

"Mau aku ketuk berapa kali juga ga bakal denger kalo lagi kasmaran." Sergah Dino asistennya yang memang sudah mengetuk tapi tak ada sahutan.

"Jangan asal ngomong!"

Rey menyodorkan selularnya pada Dino

"Tolong kamu cari tau tentang wanita ini!" lanjutnya.

"Cantik."

"Hey aku menyuruhmu mencari tau tentang dia bukan memujinya"

"Maaf, kamu terlalu emosi."

"Secepatnya dapatkan informasi tentang dia!"

"Siap Bos!"

Hampir setiap hari Elina melakukan panggilan video bersama wanita itu.

"Sayang kamu tidak boleh ganggu Mama terus ya, Mama khan harus kerja juga," ucap Rey pada putrinya

Rey takut apabila Elina setiap hari melakukan itu akan mengganggu aktifitas wanita itu.

Rey pun tidak ingin putrinya kecewa bila suatu saat Susan meninggalkannya karna sampai saat ini dia belum tau apakah Susan sudah berkeluarga atau belum.

Rey tidak mau putrinya terlalu berharap Rey pun tidak mau terlalu menaruh harapan pada wanita itu.

"Dino apakah kamu sudah menyelesaikan tugasmu?"

"Nih!"

Dino menyerahkan sebuah map yang berisi informasi tentang Susan.

Jadi dia sekertaris Aldo. Ah sial ternyata dia sudah mempunyai kekasih Riko Febrianto.

Apa aku harus merebutnya demi Elina ?

Rey melempar kertas yang dia pegang ke atas meja dan mengacak rambutnya dengan kasar.

Sementara di perusahaan CAN Sanjaya Susan sibuk menyiapkan berkas - berkas pembangunan hotel di kota B.

"San, bagaimana kabar Elina?"

"Hampir setiap hari kami melakukan panggilan video. tapi entahlah sudah dua hari ini dia tidak melakukannya. Aku kawatir terjadi apa - apa dengannya."

"Kenapa tidak ke rumahnya saja?"

"Aku belum pernah ke sana dan aku tidak tau di mana rumahnya," jawabnya lemas

"Apa mungkin orangtuanya melarang dia dekat denganmu?" Mela menerka - nerka.

"Entahlah. Yang pasti aku sudah terlanjur sayang sama anak itu"

Susan berjalan ke ruangan Aldo membawa berkas yang harus ditandatangani oleh bosnya itu.

Tok tok tok

"Selamat siang pak, ini berkas pembangunan hotel di kota B yang harus ditandatangani."

"Kenapa wajahmu muram begitu?"

Aldo berjalan mendekati Susan dan memperhatikan raut wajahnya yang muram.

Aldo mengamati dari atas kebawah kanan ke kiri dengan jarak yang sangat dekat.

"Kenapa mukamu jelek sekali?" suaranya begitu pelan

"Aku jadi gemes pingin menciummu."

Aldo memang paling suka menggoda Susan apalagi kalo dia sedang cemberut.

"Berani cium siap - siap saja sepuluh hari lo dirawat di ruang ICU."

Susan berjalan dan mendudukkan diri di sofa.

Aldo yang melihat tingkah sekertarisnya itu tertawa terkekeh.

"Apakah kamu mau menceritakan alasan kenapa wajahnya seperti itu?"

"Entahlah."

"Apa karena pria yang tak bertanggungjawab itu?"

"Hey! Dia tidak seperti yang kamu kira!"

"Terserah, yang jelas aku sudah memperingatkanmu," ucapnya pasrah.

"Kapan pembangunan bisa dimulai?" lanjutnya.

"Sesuai kesepakatan dengan DJ Company sekitar tiga bulan lagi."

"Kita harus mencari orang yang bisa mengawasi dan menghandel semua pekerjaan di sana. Karna aku pasti tidak bisa melakukan sendiri tiga bulan adalah jadwal Ana melahirkan"

"Kenapa tidak meminta bantuan dari DJ Company saja?"

"Mereka sudah menyerahkan semuanya ke kita."

"Bagaimana kalo kamu saja?" lanjut Aldo.

"Aku?" Ucapnya sambil menunjukkan jarinya ke dirinya sendiri.

"Ya, kau bisa bekerja bersama dengan Presdir DJ Company. Karna yang aku tau dia rajin memantau setiap proyeknya."

"No. Aku tidak mau sama dia."

"Kenapa kamu tega membiarkan aku bersama duda tua, perut buncit itu?"

Seketika tawa Aldo meledak mendengar ucapan Susan.

"Hey, kenapa kamu tertawa seperti itu? menyebalkan."

Susan melempar bantal sofa ke arah Aldo.

"Kamu lucu, sok tau."

Susan memasang wajah cemberut.

"Bagaimana pendapatmu tentang Rey?" tanya Aldo

"Rey temenmu itu? Orang aneh."

"Aneh?"

Aldo tidak mengerti apa maksud Susan bahwa Rey adalah orang aneh.

"Cobalah kamu belajar untuk mengenalnya lebih dekat."

"Apa kamu menyuruhku untuk selingkuh?"

"Tidak. Kalo kamu mau selingkuh aku siap jadi selingkuhanmu," ucap Aldo mendekatkan wajahnya ke wajah Susan.

"Dasar laki - laki gila!"

Susan berdiri dan pergi meninggalkan Aldo.

Menyebalkan sekali, apa coba maksudnya ngomong seperti itu kalo dia bukan bosku sudah ku patahkan tangannya, Susan menggerutu dalam hati.

Rey melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan ibu kota menuju kantor Aldo.

Wajah wanita itu masih saja sering mengganggu pikirannya setiap hari.

Saat berjalan menyusuri lorong kantor tanpa sengaja dia bertemu dengan Susan.

Tapi Susan memasang wajah acuh tak acuh karna dia tidak mau berurusan dengan laki - laki tersebut.

Saat mata mereka beradu Rey menatapnya tajam membuat Susan merasa ngeri.

Rey tiba - tiba memegang tangannya dengan kuat membuatnya terkejut.

"Jangan pernah mencoba untuk menghindariku," ucapnya lirih tepat disamping telinga wanita itu.

"Siapa juga yang menghindarimu. Aku mau ke toilet apa Tuan mau ikut?" jawabnya santai.

"Kalo kamu mengijinkan dengan senang hati aku menemanimu."

"Dasar gila!" ucapnya sembari menghempaskan tangan pria itu dan pergi meninggalkan Rey.

Rey hanya tersenyum melihat tingkah wanita yang dipanggil mama oleh putri kesayangannya.

Mata Rey mengikuti arah perginya wanita itu hingga tidak kelihatan.

Rey melanjutkan jalannya menuju ruang Aldo dengan langkah pasti dan senyum yang mengembang diwajahnya entah apa yang direncanakan oleh pria itu.

Terpopuler

Comments

Priska Anita

Priska Anita

Jejak disini 💜

2020-07-30

0

ayyona

ayyona

jejak kk 😍

2020-07-26

1

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

lanjut Thor 💪💪💪

2020-07-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!