Di ruang Aldo sibuk membolak balik berkas yang ada diatas meja kerjanya.
"Huh. Kemana sih berkas itu?" Gumamnya sebal
"San, tolong ke ruanganku sekarang!"
Aldo menutup telponnya
Tok tok tok
"Ada yang bisa saya bantu Pak Aldo?"
"Berkas kerjasama dengan DJ Company dimana?"
"Kan kemarin Bapak bawa pulang."
"Oww..." sambil menepuk dahinya
"Ya, saya lupa. Maaf "
"San," lanjutnya
"Ya."
"Siang ini temani aku makan ya?!"
"Baik Pak."
"Jangan kaku hanya ada kita berdua."
Susan hanya tersenyum lalu duduk di sofa yang disusul oleh Aldo duduk di sampingnya.
"Lalu bagaimana berkasnya? Apa perlu aku ambil dirumahmu?"
"Ga perlu San, biar supirku yang ambil"
"Kapan rencana kamu mau menikah dengan Riko?"
"Entahlah. Dia selalu sibuk dengan pekerjaannya."
"Jangan lama - lama keburu tua tuh umur."
"Enak aja lo bilang," sambil melemparkan bantal sofa ke arah Aldo.
Hubungan mereka memang bukan hanya sekedar bos dan sekretaris tapi lebih dekat dari itu.
Aldo senang memberi perhatian lebih pada Susan bahkan dia selalu mencoba untuk melindunginya.
Dia berusaha menciptakan suasana akrab diluar jam kantor tapi jangan ditanya bila sudah urusan kerjaan ya meski mereka dekat tetap tak ada bedanya dengan karyawan lain.
Itulah kelihaian Aldo bisa membedakan antara pekerjaan dengan urusan pribadi.
Mereka suka bercanda dan berbincang diwaktu jam senggang ya hanya mereka yang tau.
"Ok aku lanjut kerja lagi, nanti kalo jadi makan kabari aja ya, yang penting gratis," ucapnya sambil berjalan keluar.
Aldo hanya menatap kepergiannya dengan senyuman entah apa yang ada dalam pikirannya yang jelas dia merasa bahagia bila bersama gadis itu.
ceklek..
"Hey! Tidak bisakah kamu ketuk pintu dulu sebelum masuk!"
"Kenapa kamu senyum - senyum sendiri seperti orang gila?"
"Enak aja, lo tuh yang gila."
"Tumben lo kesini ada apa?" Lanjut Aldo heran dengan kedatangan Rey.
"Elina akhir - akhir ini membuatku kawatir," ucapnya dengan wajah kusut tak semangat
"Ada apa dengan gadis imut itu?"
"Dia selalu memanggil Mamanya."
"Mungkin dia rindu dengan kehadiran seorang Ibu. Kenapa ga lo carikan dia Mama baru saja?"
"Lo pikir gampang apa cari Mama baru. Tidak semudah itu apalagi buat seorang duda beranak satu sepertiku ini."
Rey mendudukkan diri diatas sofa
"Kalo hanya mencari seorang istri itu mudah bagiku tapi yang aku cari bukan hanya istri melainkan Ibu buat Elina," lanjutnya tanpa ekspresi.
"Bagaimana kalo aku kenalkan dengan sekretarisku? Aku yakin dia akan cocok denganmu dan juga anakmu."
"Jangan macam - macam! asal menjodohkan orang." Sanggah Rey dengan wajah tak suka
"Beberapa hari lalu Elina bilang ketemu Mamanya dipusat perbelanjaan," lanjutnya
"Maksud lo Susi?" Aldo memasang wajah penasaran
Rey hanya mengangkat bahu tanda tak yakin
"Apa mungkin Susi mempunyai kembaran?"
"Yang aku tau tidak. Dia hanya mempunyai seorang kakak laki - laki."
"Lalu apa yang akan kamu lakukan?"
"Entahlah. Aku sudah tak tahan dengan rengekan Elina setiap pulang kerja dia selalu menanyakan mamanya."
Wajah Rey menggambarkan keputusasaan yang dalam.
"Dimana Elina bertemu wanita itu?"
"Mall S dekat kantormu."
"Bagaimana kalo kita cari disana?"
"Bagaimana mau mencarinya? Namanya saja aku tidak tau.
"Bibik lupa namanya," lanjut Rey
"Bukannya dia bilang wanita itu mirip dengan Mamanya. Kita bisa mencari wanita yang mirip dengan Susi bukan?"
"Lo gila! Mana ada orang mirip. lagian kalo kita cari sama saja seperti mencari jarum dalam jerami."
"Kita coba saja!"
Mereka tiba di mall S tempat dimana Elina bertemu dengan wanita itu.
Seperti seorang mata - mata mereka melemparkan pandangan ke segala penjuru sudut mall.
"Ini namanya ide gila," Rey mendengus dengan apa yang mereka kerjakan.
"Hey bukannya itu anak lo Elina!" Seru Aldo menunjuk kearah seorang anak kecil.
Spontan Rey melihat ke arah yang ditunjuk oleh Aldo dan menghampirinya.
Elina yang melihat Rey langsung berlari ke arahnya dan memeluknya.
"Papa..."
"Sayang kenapa kamu ada disini?" Sambil membalas pelukan anaknya
"Elin nunggu Mama."
Rey menatap pengasuh Elina meminta penjelasan.
"Maaf Tuan, Non Elina nangis minta kesini mencari Mamanya," ucap pengasuhnya dengan menunduk tak berani menatap Rey.
"Elin. Apa Elin yakin kalau Mama akan kesini lagi?"
Anak itu hanya menganggukkan kepalanya dengan percaya diri.
"Baiklah kalo kamu yakin. Elina boleh menunggu Mama setiap hari disini tapi hanya sebentar saja setelah itu pulang."
"Benar Pa?" Teriak anak itu dengan nada riang.
"Iya sayang."
Rey dan Aldo meninggalkan tempat itu setelah berpesan pada pengasuhnya agar menjaga putrinya dan segera pulang.
Rey kembali ke kantornya dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda saat dia menemani putri kesayangannya selama satu Minggu ini.
Rey menghubungi asistennya dan meminta mengirim orang untuk selalu mengawasi putrinya selama dia berada di luar rumah dan melaporkan semua hasilnya.
"Awasi setiap orang yang mendekati dan berbicara dengan Putriku bila ada yang mencurigakan cari tau dan selalu ikuti perkembangannya!"
"Baik Tuan."
Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan. sama sekali tak ada tanda - tanda atau ciri - ciri wanita itu untuk aku menemukannya.
Susan sedari tadi selalu melirik ponselnya dengan penuh kegelisahan.
Kenapa tak ada kabar sih. Sesibuk itukah kamu Riko hingga tak sempat membalas chatku?
"Lo kenapa San?"
"Sudah dua hari Riko ga ngasih kabar sama sekali Mel."
"Mungkin dia sibuk."
"Entahlah."
"Apa kamu tidak curiga San Riko bakal berkhianat?"
"Aku kenal dia dari kuliah, ga mungkin dia selingkuh."
"Eh gimana kabar gadis kecil itu ya San?."
Tiba - tiba Mela mengingatkannya akan gadis kecil yang mereka temui di mall S.
Elina., kenapa aku tiba - tiba rindu anak itu.
Bagaimana kabarnya?
"hey!" Panggil Mela menyadarkan Susan yang sedang bengong.
"Tiba - tiba aku kangen Mel sama anak itu."
"Bagaimana kalo siang ini kita ke mall S lagi? siapa tau dia ada disana."
"Hari ini aku ada janji sama Bos."
"Jangan bilang lo suka sama Pak Aldo?"
"Gila lo! Gw tau posisi gw."
Susan mencoba meyakinkan sahabatnya itu kalo antara dia dan Aldo hanya sebatas atasan dan bawahan dan tidak lebih.
"Ok, gw percaya sama lo asal lo jangan terbawa perasan."
Disebuah restauran ternama Aldo dan Susan sudah memesan makan siang hari ini.
Memang mereka sesekali makan siang bersama diluar kantor hanya untuk sekedar berbincang - bincang.
"Kapan kamu main ke rumah lagi San? Ana selalu menanyakan."
"Entahlah, kalo sudah dirumah aku males mau kemana - mana."
"Bagaimana kalo Minggu besok?"
"Baiklah besok aku usahakan."
"Kamu datanglah sendiri tidak usah dengan Riko. Kalo perlu biar aku jemput saja."
Susan hanya membalas dengan senyuman dia merasa ada yang Aldo sembunyikan tentang Riko.
"Apa kamu menyembunyikan sesuatu tentang Riko?" Tanyanya curiga
"Tidak."
"Aku hanya tidak suka kamu dekat dengan dia," lanjutnya
"Apa alasannya? Menurutku di baik. Kami mengenal sejak kuliah."
"Semoga begitu," jawab Aldo tanpa melihatnya.
Tapi entahlah akhir - akhir ini aku merasa aneh dengan sikap Riko.
Jam sudah menunjukan pukul 13.00 WIB yang artinya waktu istirahat sudah habis dan mereka berdua pun berjalan pulang.
Saat keluar dari restauran tanpa sengaja Aldo melihat Elina dan pengasuhnya masih setia menunggu wanita yang mereka cari.
"San, kamu tunggu di mobil ya! Aku ada perlu sebentar."
Susan hanya menjawab dengan anggukan saja sambil berlalu meninggalkan Aldo.
Aldo berjalan menghampiri Elina yang nampak lelah.
"Halo Elina sayang," siapanya pada gadis kecil itu
"Halo Om. Om kesini lagi?"
"Elina belum pulang?"
"Elin masih nunggu Mama Om."
"Bagaimana kalo Elin hari ini pulang dulu?Besok baru kesini lagi"
"Ga mau."
"Gini aja. Besok Om temenin Elin nunggu Mama disini tapi sekarang Elin pulang sama Bibik," bujuk Aldo
Aldo mengeluarkan semua jurus untuk membujuk gadis kecil itu agar mau pulang karna dia kasihan melihat anak itu nampak lelah.
Dan akhirnya gadis itu pun mau pulang dengan syarat besok Aldo harus menemaninya menunggu wanita yang dia panggil mama.
Aldo pun berjalan menuju parkiran dan kembali ke kantor.
Sementara di kantor Rey sibuk menelpon satu nomor yang dari tadi tidak ada jawaban.
"Kemana orang - orang ini?!" Amarahnya mulai naik
"Dino, apa yang kamu dapat hari ini?"
"Maaf, Elina barusan pulang setelah dibujuk oleh Aldo."
Aldo, apa dia kembali lagi ke sana?
Siapa sebenarnya wanita itu?
Mengapa putriku sampai begitu menginginkannya?
Apakah dia benar - benar mirip dengan Susi?
Keesokan harinya sesuai dengan janjinya Aldo menemani gadis kecil itu menunggu di mall S tempat mereka bertemu dengan wanita itu.
"Sayang, apakah kamu tidak lelah?"
"Tidak Om. Elin mau ketemu Mama."
"Apakah Mamamu itu wanita yang cantik dan baik?"
"Mama baik Om, Mama juga cantik."
Setelah hampir dua jam mereka menunggu tanpa membuahkan hasil juga Aldo mengajak anak itu untuk makan ayam goreng kesukaan Elina.
Di sisi lain nampak dua wanita sedang mencari - cari sesuatu.
"Sepertinya dia tidak ada di sini."
"Entahlah. Tapi aku merasa anak itu sedang ada di sini dan mencari ku."
"Mungkin hanya perasaanmu saja."
"Mungkin."
Elina, kamu kemana sayang? Mama kangen sama kamu.
"Bagaimana kalo kita beli ayam goreng? Aku lapar sekali," ajak Mela
"Ayok tapi dibungkus saja ya, kita makan di kantor saja karna sebentar lagi akan ada tamu dari perusahaan DJ Company."
Mereka pun membawanya ke kantor dan bermaksud hendak langsung memakannya tapi waktu yang mendesak dan mengharuskan Susan menunda untuk makan karna tamu yang dimaksud sudah datang.
Di ruangan Aldo gadis kecil itu tidur dengan nyenyak di atas sofa dengan didampingi pengasuhnya.
"Tolong jaga dia! Aku ada rapat sebentar. setelah ini aku antar pulang," ucapnya pada pengasuh itu
"Baik Tuan."
Rapat pun dimulai dan hampir menghabiskan waktu 2 jam. Setelah kesepakatan tercapai rapatpun diakhiri dengan tanda tangan kontrak oleh masing - masing perusahaan.
Setelah rapat sesuai dengan janjinya Aldo mengantarkan Elina pulang ke rumahnya.
Sampai rumah mereka disambut oleh Rey.
"Apa sudah ada kemajuan?"
"Mungkin wanita itu hanya sekedar mampir saja ke mall itu."
"Sebaiknya kamu harus mencoba mengenalkan Elin pada wanita lain."
"Dia tidak mudah dekat dengan orang."
"Hari Minggu ajaklah Elin ke rumahku! Ana akan senang melihat dia."
"Akan ku usahakan"
"Terimakasih sudah menemani dia hari ini," lanjut Rey.
Aldo pun berpamitan karna hari memang sudah sore dan dia berjanji pada Ana untuk mengajaknya jalan - jalan sore hari ini.
## semoga senang dengan ceritanya ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Wanda Khumairah
Lanjut Thor
2022-10-15
1
R Bendang
luar biasa
2022-03-23
0
Agus Irawan
Halo kak
2021-12-03
0