menemukanmu

Hari Sabtu seharusnya adalah hari libur bagi karyawan di perusahaan tempat Susan bekerja.

Tapi tidak dengan Sabtu ini, dia harus melakukan lembur untuk persiapan pembukaan lahan di kota B yang bekerjasama dengan perusahaan DJ Company.

Sebenarnya berkas - berkas dari dia sudah semuanya beres hanya tinggal tanda tangan dari pimpinan DJ Company karena pada Rapat terakhir mereka hanya mengirim utusan jadi mau tidak mau dia harus lembur dan berencana ke perusahaan tersebut untuk minta tandatangan.

"Apakah berkasnya sudah kau siapkan San?" tanya Aldo

"Sudah Pak."

"Kita berangkat jam 9 saja setelah mendapat tandatangan kau boleh pulang dan istirahat."

"O ya jangan lupa besok datang ke rumah, kalo kamu tidak datang Ana pasti ngomel panjang lebar."

"Tenang saja aku pasti datang, kebetulan besok tidak ada acara."

"Apa tidak kencan dengan pacarmu?"

Susan saja tersenyum kecut mendengar pertanyaan dari Aldo.

Entahlah sudah beberapa Minggu ini Riko selalu saja sibuk dan lembur, keluar kota.

"Hey..! Malah melamun, kita sudah sampai."

Aldo menyadarkan lamunannya.

"Jangan terlalu dipikirkan kalo kamu tidak bisa berkencan dengannya kamu boleh berkencan denganku." Goda Aldo disamping telinganya sedikit berbisik.

"Kamu gila!" ucanya sambil mengarahkan tinjunya tepat di lengan Aldo lalu membuka pintu mobil dan turun karena memang sudah sampai di perusahaan DJ Company.

Aldo yang mendapat perlakuan itu hanya tertawa geli melihat tingkahnya.

Lalu menyusul turun dan berjalan masuk.

"Yakin tidak mau kencan denganku?" Aldo masih saja menggoda sembari berjalan

"Berani ngomong lagi aku rekam ya!" ancamnya

"Bagaimana kalo dengan Presdir DJ Company saja?"

"Stop! Aku tidak mau. Aku dengar dia duda beranak satu, pasti sudah bapak - bapak dengan perut buncit, berkumis. Hiii...."

Susan bergidik membayangkan orang seperti itu.

Aldo hanya terkekeh melihat tingkah wanita disampingnya.

Kamu selalu bisa buat aku tertawa, kamu lucu. Tidak akan kubiarkan laki - laki itu menyakitimu, Aldo berjanji dalam hati.

"Permisi Mbak, bisa kami bertemu dengan Pak Rey?" sapa Susan pada seorang resepsionis yang cantik

"Apakah sudah membuat janji Nona?"

"Sudah. Bilang saja Aldo yang datang!" jawab Aldo

"Oh Tuan Aldo, silahkan masuk Tuan," jawab resepsionis itu sambil membungkuk memberi hormat.

Siapa yang tidak mengenal Aldo? Ya mereka yang ada di perusahaan itu mengenal siapa Aldo, bahkan mereka pun tidak akan berani membantah apa yang diperintahkan ya meski dia bukan pemilik perusahaan itu.

"Ada apa dengan mereka? Sepertinya mereka sangat menghormatimu."

"Namanya juga orang ganteng siapa saja pasti mengenalku apalagi para wanita pasti tunduk padaku," sambil tersenyum bangga

"Sombong! Tidak semua wanita melihat ketampanan," bela Susan sambil mencibir kearah bosnya itu

"Hanya kamu wanita satu - satunya yang menolak ajakan kencanku." Aldo melirihkan suaranya disamping telinga Susan karna mereka sudah didepan pintu ruangan Rey.

"Sudahlah kamu sendiri saja yang masuk tiba - tiba perutku sakit mendengarmu!"

Susan menyerahkan berkas yang dia bawa kepada Aldo dan berjalan mencari kamar mandi. Aldo sendiri hanya tersenyum melihatnya pergi.

Tok tok tok

"Masuk."

"Selamat pagi Tuan Rey," sapa Aldo pada Rey yang sibuk dengan laptopnya

"Jangan basa - basi, mana berkasnya?"

"Sabarlah jangan terlalu buru - buru nanti cepat tua dan buncit," goda Aldo

"Enak aja lo bilang gw tua dan buncit."

"Katanya sama Sekertaris lo, mana dia? " lanjutnya sembari mengedarkan pandangan mencari seseorang.

"Ke toilet, dia ga mau gw jodohin sama lo.

Dia bilang lo bapak - bapak duda tua, berkumis dan buncit."

"Wah gila lo." Ucap Rey sambil melemparkan bulpoin kearah Aldo.

"Bagaimana kabar Putrimu?"

"Baik. Tapi masih saja setiap hari dia menunggu wanita itu."

"Aku yakin pasti wanita itu istimewa sampai - sampai Putrimu merindukannya."

"Aku harap seperti itu."

Sudah hampir satu jam mereka berbincang dan Susan tidak juga menyusulnya ke dalam.

Aldo paham dengan sekretarisnya itu pasti tidak akan mau masuk dan ketemu dengan Rey yang dia pikir adalah duda tua dengan perut buncit.

"Sudahlah aku mau pulang sudah siang," ucap Aldo melihat jam.

"Sekertarismu?"

"Dia pasti menunggu di luar."

"Sekertaris yang aneh membiarkan bosnya kerja sendiri. Kalo aku bosnya sudah aku pecat dia"

"Kamu belum mengenalnya, kalo sudah kenal jatuh cinta lo."

"Sehebat itu kah dia? Jangan bilang lo jatuh cinta juga sama dia," Rey menatap Aldo curiga

"Mungkin," jawab Aldo santai sambil berlalu pergi meninggalkan Rey.

Dasar buaya, gumam Rey sendirian.

Di luar tampak Susan sedang asyik berbincang dengan seorang resepsionis, mereka asyik ngobrol hingga tidak menyadari kedatangan Aldo yang sudah setara di belakangnya.

"Sudah selesai ngobrolnya?"

"Tuan Aldo" sapa resepsionis itu sambil membungkuk.

"Kita pulang sekarang Pak?"

"Besok," jawab Aldo singkat lalu berjalan pergi.

Susan berpamitan dengan teman ngobrolnya dan menyusul Aldo menyeimbangkan langkahnya tepat di sampingnya.

Mereka memasuki mobil dan pulang menuju perusahaan.

"Jangan marah cepet tua!" Ucap Susan membuka pembicaraan karna dari tadi Aldo hanya diam saja.

"Tapi gw ga berkumis dan buncit, masih ganteng."

"Untung hanya ada satu orang yang seperti ini," gumamnya lirih

Setelah selesai semua pekerjaan Susan tidak langsung pulang ke rumah karna hari ini dia akan bertemu dengan Riko ditempat biasa mereka berkencan.

"Hey..." Sapanya pada lelaki yang duduk disebuah meja di sebuah cafe kecil.

"Bagaimana kabarmu sayang?"

"Aku baik."

"Maaf ya akhir - akhir ini aku sibuk," ucapnya sambil menggenggam tangan wanita didepannya dengan lembut.

Susan membalas dengan senyuman dia harus berusaha untuk memaklumi keadaan.

"Nanti setelah semua beres aku janji akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah."

"Terimakasih ya aku akan menunggumu."

Ada kebahagian diantara dua sejoli di hari itu.

"Bagaimana kalo kita jalan - jalan hari ini?"

"Kemana?"

"Terserah kamu, bagaimana kalo kita ke taman saja sambil malam mingguan?"

Malam itu mereka melewatkan malam yang penuh dengan kebahagian layaknya sepasang kekasih.

Taman yang dihiasi lampu menambah keromantisan pasangan itu.

Di kediaman Aldo pagi itu menjadi pagi yang sibuk karna hari ini mereka mengundang sahabat mereka untuk makan siang di rumah mereka.

Tidak ada acara khusus hanya ingin menjalin silahturahmi dan mempererat persaudaraan saja.

"Biarkan bibi saja yang mengerjakan sayang," ucap Aldo sambil memeluk Ana dari belakang

"Aku hanya membantu sedikit."

"Aku tidak mau kamu lelah dan lihat tanganmu yang halus ini jangan sampai terluka." Aldo meraih tangan istrinya dan menciumnya dengan lembut.

"Sudah sana Jangan menggangguku malu dilihat bibi dan yang lain!"

"Biarkan saja kamu itu istriku jadi terserah aku."

Aldo semakin mengeratkan pelukannya dan mencium pipi sang istri.

Para pembantu yang melihat kejadian itu hanya tersenyum menyaksikan kelakuan tuannya itu.

Mereka bersyukur mendapatkan tuan dan nyonya yang baik dan selalu menunjukan keharmonisan.

Pernikahan mereka bisa dibilang masih muda karna baru berumur satu tahun dan saat ini Ana sedang hamil lima bulan.

Tapi kehamilan Ana tidak rewel dan dia menikmati kehamilannya apalagi dengan dukungan keluarga dan suami yang selalu ada di sisinya membuat Ana merasakan kebahagian yang sepenuhnya.

Begitupun dengan Aldo, dia merasa sangat beruntung karena sudah mendapatkan Ana sebagai seorang istri dan dia sangat mencintai istrinya itu.

Apapun akan dia lakukan demi kebahagian istri dan keluarganya kelak.

Mobil Rey sudah terparkir rapi di depan rumah Aldo. Rey turun dengan menggendong putrinya yang tertidur pulas.

"Kalian sudah datang, masuklah!" sambut Aldo yang sudah menunggu mereka.

"Hay Ana apa kabar?" sapa Rey yang melihat Ana keluar.

"Kabar baik. Tidurkan Putrimu di kamar tamu biar dia beristirahat."

Rey membawa putrinya ke kamar yang ditunjukkan Ana dan membaringkannya.

"Bik tolong jaga Elina dan kamu istirahatlah juga," pintanya pada pengasuh putrinya.

Rey kembali menemui Aldo dan Ana diruang keluarga.

Tidak lama terdengar suara pintu diketuk dan muncul Susan didepan mereka.

"Susan..." Ana menyambutnya dengan pelukan hangat begitupun sebaliknya.

"Apa kabar Mbak?"

"Baik. Kamu apa kabar?"

"Lama sekali ga ketemu kamu ya, makin cantik," lanjut Ana.

"Mbak juga makin cantik. Bagaimana kehamilan mbak Ana?"

"Sehat. Ayo duduk," ajak Ana.

Ana dan Susan memang saling kenal mereka adalah rekan kerja sebelum Ana menikah dengan Aldo.

Ana dulunya adalah sekertaris Aldo. Setelah mereka menikah Susanlah yang menggantikan Ana menjadi sekertaris Aldo.

Selama tiga bulan Ana menjadi pembimbing Susan makanya tidak heran kalo mereka bisa berteman dengan baik. Setelah dirasa Susan sudah bisa dilepas sendiri Ana keluar dari perusahaan dan fokus dibutik miliknya dan menjadi ibu rumah tangga.

"San kenalkan ini Rey. Rey kenalkan ini Susan," ucap Aldo mengenalkan mereka.

Rey mengulurkan tangan dan disambut oleh Susan sembari tersenyum.

"Rey."

"Susan."

Rey menatap Susan dengan tatapan yang sulit diartikan tanpa melepas tangan mereka.

"Rey, berkediplah dan lepaskan tanganmu!"

Aldo mencoba mencairkan suasana dan menyadarkan Rey agar melepaskan tangannya.

"Maaf."

"Mari kita makan mumpung masih hangat,"

ajak Ana

Mereka berempat menikmati masakan yang dihidangkan sambil sesekali berbincang.

Aldo dan Ana merasa senang karena dapat memberikan yang terbaik bagi mereka.

Berbeda dengan Susan, dia merasa sedikit gugup dan risih dengan tingkah Rey yang selalu menatapnya.

"Rey, apakah kamu sudah menemukan wanita itu?"

"Sudah," jawab Rey sembari menatap Susan

"Serius Rey?, kapan kau bertemu dengannya?" Aldo merasa senang dengan jawaban Rey.

"Hari ini," jawab Rey tanpa mengalihkan pandangannya dari Susan.

"Apakah wanita itu cantik?"

"Cantik sekali."

Uhuk - uhuk! Susan seketika merasa tersedak.

"Susan kamu tak apa - apa?" ucap Ana panik melihat sahabatnya tersedak.

"Tidak. Aku tidak apa - apa. Maaf," sembari minum air putih dari gelas yang di sodorkan oleh Ana.

Selesai makan dan berbincang - bincang Susan berpamitan.

"Biar aku antar!" Ucap Rey spontan membuat mata Aldo melotot tak percaya.

"Kamu yakin Rey?"

"Terimakasih tapi tidak perlu, aku bisa naik taksi," Susan menolaknya.

"Tenanglah aku tidak akan memakanmu, aku akan mengantarmu sampai rumah."

"Tapi..."

"Tidak apa - apa San biarkan Rey mengantarmu!" ucap Aldo.

"Kalo dia macam - macam biar aku yang urus," lanjutnya.

Dengan terpaksa Susan mengikuti permintaan Aldo dan membiarkan Rey mengantarnya sampai rumah.

Selama perjalanan tak ada percakapan yang terjadi hanya sebuah keheningan dan kekakuan antara mereka berdua.

"Terimakasih Tuan sudah bersedia mengantarku."

"Aku bukan Yuanmu jadi jangan panggil aku tuan!"

"Terimakasih Pak."

"Sejak kapan aku jadi Bapakmu?"

"Baiklah terserah kamu saja!" Susan mulai kesal dengan sikap Rey.

Rey hanya tersenyum melihat kekesalan lawan bicaranya itu.

Saat Susan hendak turun dari mobil tiba - tiba Rey meraih tangannya

"Terimakasih untuk hari ini," ucapnya lembut

Susan menarik tangannya sambil tersenyum dan meninggalkan Rey.

Terimakasih untuk hari ini. Apa maksudnya?

harusnya aku yang berterimakasih karena sudah diantar pulang. Ah dasar manusia aneh.

Flashback on

Rey sudah siap untuk berangkat ke rumah Aldo bersama dengan Elina putrinya dan pengasuhnya.

Rey sengaja berangkat lebih awal karna Elina merengek untuk mampir ke mall S dan berharap bisa bertemu dengan wanita yang dicarinya dan dipanggilnya mama.

Setibanya di mall Rey sengaja tidak bergabung dengan putri dan pengasuhnya dia memilih mengawasinya dari kejauhan.

Sekilas Rey melihat putrinya berlari menuju seorang wanita dan memanggilnya mama.

Spontan mata Rey tertuju pada wanita tersebut dan mulai mendekatkan diri agar dapat melihat dengan jelas wanita tersebut.

"Mama..."

Teriakan gadis kecil itu sontak menarik perhatian pengunjung mall terlebih Susan.

"Elina..."

Wanita itu berlari mendekati gadis kecil itu lalu dengan lembut memeluknya dan menciuminya.

"Mama, Elin kangen Mama," tangisnya.

"Mama juga kangen sama Elin."

"Mama jangan pergi lagi."

Pengasuh yang menyaksikan kejadian itu menangis menahan haru begitupun dengan Rey yang sedari tadi menyaksikan mereka berdua tanpa dia sadari meneteskan air mata.

Baru kali ini dia merasakan bahwa putrinya menemukan sosok seorang ibu yang dia rindukan selama ini.

Papa janji sayang papa akan membuatmu bahagia papa akan membuat wanita yang kmu panggil mama kelak menjadi mamamu sungguhan, gumamnya dalam hati.

Rey sengaja membiarkan putrinya bermain dan menghabiskan waktu bersama wanita itu.

Hingga dia memutuskan untuk menghubungi pengasuhnya lewat telepon selulernya untuk mengajak Elina pulang.

"Non Elina kita pulang yuk sudah ditunggu papa," bujuk pengasuh itu

"Ga mau! Aku mau sama Mama."

"Elin. Sekarang Elin pulang dulu ya! besok khan kita bisa ketemu lagi kebetulan hari ini mama juga harus pergi kerumah temen mama."

"Elin mau ikut Mama." Gadis kecil itu mulai menangis karna tidak mau disuruh pulang.

"Gini aja. Mama kasih nomor Hp Mama ke Bibik biar nanti kalo Elin kangen Mama, Elin bisa telpon Mama dan kita bisa ketemu, gimana?" Susan berusaha membujuknya.

"Bener ya Ma."

"Iya sayang," ucapnya sambil memeluk gadis kecil itu dan menciumnya dengan lembut.

Rey yang menyaksikannya tersenyum bahagia meski Rey belum mengenal wanita itu tapi dia merasa bahwa wanita itu baik dan pantas menjadi mama bagi putrinya.

Dan dia berjalan meninggalkan tempat itu setelah memastikan bahwa putrinya setuju untuk pulang dan berpisah dengan wanita tersebut.

Rey menunggu mereka di mobil setelah mereka kembali dan berada di dalam Rey melajukan mobilnya menuju rumah Aldo.

Selama perjalanan Rey selalu mengembangkan senyum di bibirnya.

Flashback off

Terpopuler

Comments

Kᵝ⃟ᴸωα⏤͟͟͞R∂αн🦐

Kᵝ⃟ᴸωα⏤͟͟͞R∂αн🦐

Rey udah ada rasa kayaknya😂😂😂

2020-11-13

1

Mbak Puput

Mbak Puput

aq mampir

2020-10-22

0

Daffodil Koltim

Daffodil Koltim

oh begitu, 😙😙😙

2020-09-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!