TERJEBAK CINTA KEKASIH BAYARAN
Menjalani hidup yang amat sulit,bukan lah pilihan.Takdir memang telah terencana tapi manusia juga bisa memperbaiki.
Setiap hari seakan hidup di dalam pusara dosa,di sentuh banyak lelaki,di peluk,di cium tapi tidak untuk menyerahkan mahkota nya.
Paramita Berliana,gadis miskin yang rela bekerja apapun untuk membiayai seorang gadis balita dan Ibu kandungnya.Menempati rumah yang sangat sederhana.
Setiap pulang kerja selalu lewat tengah malam,dengan jalanan masih tanah yang berkelok,tak jarang pula lubang ditiap ruas nya.Lampu jalanan hanya di sediakan lampu yang berwarna oren karna minim biaya anggaran desa.
Siapa yang tahu Mita bertempat tinggal di pinggiran kota ini.Pergi pagi pulang larut malam.Membagi waktu dengan dua pekerjaan bukan lah hal mudah.
Setiap hari jika ada warga lain yang melihat selalu saja berfikirran jelek tentang nya.
Bawaan om om
Wanita murahan
Pacarnya Gonta ganti terus
Dan masih banyak lagi.Dia hanya tersenyum dan tidak meladeni satu pun anggapan orang.Tujuan dia hanyalah Bekerja untuk adik dan Ibunya.
Hari ini Mita pulang sedikit lebih cepat,meminta ijin kepada asisten bosnya untuk menyelesaikan pekerjaan paruh waktu nya lalu pulang.
Seperti biasa,adik kecil nya selalu menunggu di depan televisi dengan di depan nya permainan bongkar pasang yang terbuat dari kertas karton yang tebal.
Ceklek!!!
Kedua orang di dalam menoleh ke arah suara.
"Undaa!!..."
Gadis mungil berusia dua setengah tahun menerjang mainan nya yang berserakan, merentangkan tangan nya dan mendekati Mita.
Mita pun tahu maksud nya dan meraih adik nya dalam gendongan.
"Mbak Yati tidak kesini Bu?"
Mita bertanya pada Ibunya,biasanya ada mbak Yati,tetangga nya yang biasa membantu mengasuh adik kecilnya.
"Sudah pulang,katanya mau kondangan ditempat saudara"
Mita pun mengangguk,tangan nya bermain dengan adik kecil nya.Mengayun ayun dan menciumi perut anak kecil itu hingga tertawa terbahak.
"Pergilah bersih-bersih dan istirahat,biar Ibu menidurkan adikmu!"
Mita pun mengangguk.
Bocah kecil itu pun turun dari gendongan Mita dan beralih ke Ibunya.Berjalan bergandengan menuju kamar.
.
.
Perusahaan Brahmana Group
"Sudah dapat undangan?"
Riza menjatuhkan tubuhnya di sofa,berhadapan dengan saudara kembarnya.Mereka menempati Posisi kedua di Brahmana Group.
Selain Papah nya masih menjabat jabatan tertinggi di sana,kedua anaknya juga sedang di bimbing.
Beberapa anak cabang sudah berdiri,Riza biasanya yang mondar mandir kunjungan ke berbagai perusahaan.
"Sudah!"
Hafi meletakkan cangkir berisi lemon tea hangat kesukaan nya.
"Maaf aku tidak bisa datang bersama mu,Papah menugaskan ku ke luar kota"
Mendengar itu Hafi mengedikan bahu.Menarik nafas dan membuang nya kasar,menyandarkan punggungnya di sofa.
"Kau kenapa?" Riza memperhatikan saudara kembarnya.
"Perempuan itu belum ku temukan"
"Perempuan?"
Hafi mengangguk "Car free day! Perempuan sepuluh juta,dia Sama sekali tidak menghubungi ku.Dan lagi biaya kerugian mobil, lelaki brengsek itu pun meminta pada ku!"
"Berapa?" Riza mengangkat sebelah alis nya.
"Dua puluh satu juta!"
"Hah?!!! Itu hanya goresan mobil di sedikit body nya,kau bodoh jika kau memberikan segitu"
"Cat mobil nya tidak ada lapisan nya Riza,kau tidak tahu karena kau pergi bersama Daffin saat dia merengek meminta sesuatu!!"
Riza pun dibuat terdiam dengan ucapan saudara kembar nya.
"Lalu??"
"Entahlah,aku bahkan lupa meminta tanda pengenal pada perempuan itu! Puluhan juta ku melayang hanya karena sosial"
Riza terbahak mendengar nya.
"Kali ini kau benar-benar berjiwa sosial Fi,biasanya hanya segelintir jutaan rupiah saja.Tapi demi melindungi seorang perempuan kau bahkan menggelontorkan tiga puluh satu juta.Kau sama sekali tidak kenal dengan nya,hah??!!"
Hafi hanya melirik saudara kembar nya melalui ekor mata.Riza seakan menertawai kebiasaan Hafi yang tidak tega'an dengan siapapun.
Sudah berulang kali Riza memberikan nasihat padanya jika sifat nya itu bisa di salah gunakan orang,bisa saja mereka telah bersekongkol memeras nya.Tapi Hafi tidak pernah mendengar kan.
Kali ini puluhan juta pun melayang,Mamah nya sempat tercengang melihat tagihan pengeluaran yang membengkak.Beruntung Ara yang selama ini memegang perbendaharaan keseluruhan pengeluaran perusahaan dan berbagai usaha lain,yang dia rintis.
.
.
Kediaman Brahmana
Teriakan Ara menggema di lantai bawah,anak bungsunya belum juga keluar dari kamar setelah pulang sekolah.
Bocah kecil itu akan beraksi dan berlama-lama mengurung diri hanya karena menginginkan sesuatu tapi tidak jua di belikan.
"Daffin!!! Turun lah nak. Sebentar lagi kakak-kakak mu pulang.Ok!! mamah ijinkan kau membeli nya,minta lah pada salah satu kakak mu tapi jangan kepada kak Hafi!"
Mendengar itu Daffin berlari.Ara yang berada di bawah tangga menoleh terkejut,anak nya sudah berdiri di sampingnya dan menghadap persis di sebelah kanan.
"Thanks Mamah! muach!" Sebuah kecupan diberikan nya di pipi mamah nya.
Hemm kau selalu begitu bocah kecilku!
.
.
Formasi lengkap,sendok dan piring saling berdentingan.Makan malam yang sedikit terlambat karena menunggu Inggi yang selesai mandi berlama-lama.
Mereka semua makan dengan lahap dan hening.Menu yang sederhana masih melekat di kelurga Brahmana.Bukan menu yang ada di resto ternama.Tapi menu masyarakat pada umum nya.
Bukan berarti mereka tidak mengenal menu-menu yang berada di luar sana atau Resto berbintang.
Bagi Ara,di rumah adalah tempat nya mereka pulang.Jika di luar terserah bebas melakukan hal apapun selama masih di batas wajar dan tidak keluar dari peraturan keluarga termasuk pergaulan bebas.Fandi dan Ara sangat menantang itu.
Selain trauma dengan masa lalu nya,kedua nya juga takut jika salah dalam memilih.Sempat terbesit ingin menjodohkan salah satu dari mereka,namun Maria tidak mengijinkan karena perjodohan berefek dengan mental seseorang.
Ara selesai dan meletakkan gelas berisi air putih.
"Za..Hafi sudah tahu kan tugas lusa?"
Riza mengangguk "Hafi sudah mendapatkan undangan nya mah,nanti dia akan hadir dengan om Riko,jika om Allan berhalangan"
"Aku selesai mah.Aku ingin ke atas dulu!" suara yang datar dan lesu Hafi sampaikan pada mereka.
Mereka pun melihat ketidak semangatan Hafi.Fandi melirik kepada Istrinya.
Ara hanya mengedikan bahunya.
.
.
Hafi melemparkan tubuhnya di ranjang,kamar yang sangat luas dan bernuansa abu putih itu sangat nyaman di tinggali.
Kedua tangan nya di satukan dan di letakan menumpu kepalanya.Mata nya menerawang langit-langit kamar.
Memikirkan kejadian berminggu-minggu lalu.Wajah perempuan yang selalu dia ingat itu.
Perempuan puluhan juta
Hafi menyebutnya.Mendengar penjelasan lelaki yang bersama nya saja Hafi merasa tidak mungkin.
Wajahnya sangat lugu bagaimana mungkin dia seorang pacar sewaan?
Jika dia seorang pacar sewaan mungkin kah, aplikasi pencari pacar terpampang wajahnya?
Hafi meraih benda pipih di kantong celana nya,terpaksa mendownload aplikasi itu dan esok ia akan mulai mencarinya satu persatu.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
riza & hafi. bersama gadis puluhan juta.
2023-07-10
1