Sudah berselancar di aplikasi pencarian jodoh dan semacam nya,hampir saja Hafi mendownload berbagai situs yang berhubungan dengan itu.
Hingga mata nya lelah,ponsel nya terjatuh di sebelah tubuh tinggi besarnya.Hafi tertidur pulas.Pencarian nya hanya sia-sia dan tak membuahkan hasil.
.
.
Sudah seminggu berlalu,Hafi tidak memikirkan hal itu lagi.Pekerjaan yang menumpuk dan menggunung lupa bahwa dia punya persoalan yang beberapa hari lalu sangat mengganggu nya.
Keseharian nya di sibukkan dengan peresmian anak cabang dan mall besar di berbagai kota.Belum lagi mini outlet yang dia rintis untuk masa depan Daffin dan beberapa usaha milik mamah nya.
Awalnya Hafi merasa terbebani dengan semua usaha yang di berikan pertanggung jawabannya kepada diri nya.Namun seiring berjalan nya waktu dia bahkan menikmati nya.
Belum lagi Riza juga mendukung dan berperan serta dalam kesuksesan usaha keluarga.
Kebanggaan tersendiri memang bagi Fandi dan Ara mampu mendidik anak nya yang tidak berbuat macam-macam dan salah pergaulan.
.
.
Setelah makan siang,Hafi ingin membeli sesuatu kesukaan nya. Bolen pisang karamel yang ada di sudut pertigaan jantung kota.
"Pak Ben,kita mampir ke Banana bakery!"
"Siap Den!"
Namanya Beben,tapi biasa mereka memanggil Ben karena mengikuti perkembangan Jaman.
Hari ini langit tidak mendukung dan sangat gelap,mungkin sebentar lagi hujan akan turun.
Mobil terparkir di halaman yang sangat luas toko kue di pinggir jalan raya.Hafi membuka pintu dan melangkah menuju toko kue kesukaan nya,tangan nya mendorong pintu masuk namun matanya melirik ke arah pintu keluar yang berjarak tiga meter dari tempat dia berdiri.
"Maaf kak!bisa cepat.Aku juga akan masuk!" Orang dibelakang nya pun menegur,karena Hafi berdiri saja di ambang pintu.
"Oh maaf,silahkan" Pandangan nya teralih dan memberikan jalan pada orang itu.
Menoleh lagi ke pintu keluar,ternyata gadis yang dia kenali sudah berada di pinggir jalan.Hafi menyipitkan matanya,pada gadis itu,lalu ia keluar dari sana,dan melangkah sedikit berlari.
Sesegera mungkin Hafi keluar dan mengejar nya.
"Haiii!!! Kau perempuan itu, tunggu!"
"Hai!!! tunggu!!!"
Gadis itu hanya menoleh sekilas dan membuka pintu mobil lalu menutup nya kembali.Mobil itu pun melaju cepat melewati Hafi begitu saja.
Ahssss sial!!! Dia..Ya benar itu dia.Lelaki itu,bukan!Lelaki itu berbeda.Astaga!! ternyata dia benar pacar sewaan.
Kenapa harus bertemu dia lagi di saat aku sudah mengikhlaskan nya.Hadeuhh puluhan juta ku.
Hafi meremat rambutnya dan meninju di udara.Gadis itu sangat mengganggu pikiran nya, padahal sudah berusaha untuk melupakan dan merelakan,namun lagi dan lagi dia datang sekelebat di hadapan nya.
.
.
"Den,ada apa?Kenapa tidak jadi masuk?"
Sopir nya merasa aneh dengan Hafi yang berjalan keluar di pinggir jalan.
Hafi pun menoleh pada sopir pribadi nya.
"Tidak ada apa-apa Pak"
"Itu teman Aden?"
Hafi menggeleng "Bukan! Aku hanya merasa pernah bertemu dengan nya".
"Ah sudahlah Pak,tunggu di mobil.Aku akan membeli sesuatu!"
Pak Ben pun mengangguk dan kembali ke mobil.Begitu juga dengan Hafi yang kembali ke toko kue dan memesan beberapa kue untuk dirinya dan untuk di bawa pulang nanti.
.
.
"Kau sering ke toko kue itu Mita?"
Mita pun mengangguk "Adikku suka sekali kue-kue yang di jual di sana.Kali ini aku membelikan lebih,dan satu kotak untuk mu"
Pria di sampingnya pun tersenyum "Kau sangat mencintai keluarga mu.Hingga melakukan apapun demi mereka bahagia!"
Mita mengangguk,dan bersandar di jog "Hanya mereka yang aku punya untuk sementara waktu ini Ion" gadis itu menoleh dan tersenyum pada lelaki di sebelah nya.
Dion.Iya lelaki itu adalah Dion.Rekan kerja nya,teman,dan sahabat nya.
Dion yang ada dan selalu bersama nya jika pagi hingga sore hari bekerja dengan nya.Lalu setelah tanggung jawab nya tentang pekerjaan,Mita beralih dengan pekerjaan yang lain.
Terhimpit hutang yang begitu banyak.Ditinggalkan oleh Ayah dan Saudara perempuan nya yang menjadi korban bencana alam di kota kelahiran nya beberapa tahun lalu.
Ayah nya dikabarkan menghilang hingga saat ini jenazah nya tidak di ketemukan,hanya kakak nya saja yang ditemukan tertimpa tanah berhari-hari.
Jam kerja Mita selesai,dia bermaksud mengirimkan kue yang dia beli menggunakan jasa kurir,sedangkan dirinya saat ini menunggu taxi untuk mengantar nya ke suatu tempat.
"Mita,jangan lupa lusa kau ada undangan bersama ku?!"
Mita yang berdiri di dekat halte pun menoleh ke arah suara,dan mengacungkan jempol nya.
"Aku tidak lupa,tenang saja!" Mata nya mengedip sebelah dan melambaikan tangan pada Dion.
Setelah Dion pergi dari sana Mita masih saja menunggu taxi,kurir yang dia tugaskan mengantar kue ke rumah sudah datang beberapa menit lalu.
Akhirnya yang di tunggu Mita pun datang,dia segera membuka pintu dan masuk menaikki taxi.
"Pak, Butterfly kafe.Tapi sebelumnya saya minta mampir di SPBU sebentar ya?".
Sopir taxi pun mengangguk dan melajukan taxi nya.
.
.
Merasa penasaran dengan aplikasi yang dia unduh,Hafi sekali lagi mencoba mencari nya.Berkali-kali men scroll ke atas dan ke bawah lagi.Hasil nya sama.Tidak ada gadis seperti di bayangan nya.
Apa memang aku harus mengunduh semua aplikasi yang berhubungan dengan itu?
Ayysss, benar-benar gadis sialan!!
Hafi meletakan iPad nya kasar di meja hingga berbunyi.Bersamaan dengan itu Allan masuk kedalam ruangan nya.
Lelaki yang sudah tidak muda lagi itu mengangkat alis nya merasa aneh dengan keponakan nya yang bahkan kesabaran nya sangat tinggi ternyata bisa emosi dan marah.
Hafi yang tahu Allan masuk pun terkejut.
"Om?..kenapa tak ketuk pintu dulu?"
Allan tersenyum hambar.
"Maaf,Om tergesa-gesa.Om hanya memastikan kau sudah kembali ke kantor saja karena Papah mu terus bertanya!"
"Kenapa Papah tidak langsung menelfon ku?"
"Telfon mu sibuk kata nya!"
Hafi pun merogoh kantong celana nya,matanya membulat.Benar saja,ponsel nya di mode pesawat,dan dia baru menyadari nya.Sejak istirahat siang dia mengubah pengaturan ponsel nya.
Ponsel nya dia ubah ke pengaturan awal.Benar saja berkali-kali bunyi pemberitahuan dan pesan masuk.
Ara dan Fandi bergantian menelfon nya hingga beberapa pesan dari Papah nya.Lain nya hanya pesan dari operator dan beberapa teman yang sering menghubungi nya.
Ada apa dengan mu?
Kenapa mengejar seorang gadis?
Siapa dia?
Sudah Hafi duga,pasti Pak Ben mengadu dengan Papah nya.
"Bukan apa-apa,dan bukan siapa-siapa Pah.Hanya teman lama saja!"
Hanya itu alasan yang Hafi bisa berikan kepada Papah nya.Semoga saja Papah nya percaya.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
hafi gagal fokus karena seorang gadis
2023-07-10
1