Terjerat Dendam Cinta Sang CEO
Zee Zemira merupakan gadis tercantik di desa tempat tinggalnya.
Terlahir dari keluarga yang berantakan, mengajarkan Zemira untuk berusaha sendiri.
Namun, diusianya yang ke delapan tahun, dia harus menerima kenyataan kalau kedua orangtuanya memilih bercerai dan tidak ada satu pun dari mereka yang mau menampungnya.
Keduanya ingin hidup bebas dan tidak mau ada beban, meskipun itu putri kandung mereka sendiri.
Demi menyambung hidup, Zemira mengerjakan setiap pekerjaan yang ditawarkan padanya. Seperti menjual kue keliling, membersihkan rumah dengan upah yang sangat sedikit.
Satu-satunya hal yang disyukuri Zemira, karena kepintarannya, dia bisa mendapatkan beasiswa selama pendidikan. Walaupun harus menempuh perjalan panjang untuk ke sekolah.
Namun, semua itu hanyalah masa lalu kelam untuknya. Kini dia telah dewasa, yang sebentar lagi akan menikah dengan kekasih hatinya.
Tidak mau menyimpan dendam dan ingin memulai hidup baru, Zee Zemira memilih melupakan perbuatan kedua orangtuanya.
Meskipun tidak yakin kedua orangtuanya masih mengingat kalau mereka memiliki putri yang dibuang, tapi Zemira memilih menelepon dan memberitahukan kabar baik itu.
“Baik, Sayang. Kami pasti akan datang. Maafkan mama yang meninggalkanmu waktu itu.”
“Maafkan papa yang tidak berpikir dewasa hingga meninggalkanmu waktu itu.”
Permintaan maaf yang keluar dari mulut kedua orangtuanya seperti air sejuk yang mampu membuatnya meneteskan airmata bahagia.
Sampai hari yang ditunggu pun tiba.
Mata Zee Zemira memindai sekeliling, mencari sosok yang dinantinya.
Sampai dia melangkah di altar pernikahan pun, orangtuanya tidak juga terlihat.
Walaupun kecewa tapi Zemira ikhlas, dia tidak mau merusak hari bahagianya dengan ketidak munculan orangtuanya.
Namun itu hanya sesaat, ketika pemberkatan baru akan berlangsung terdengar suara yang asing di telinga Zemira. “Tunggu!”
Zemira menatap asal suara, airmatanya hampir menetes. Dia bahagia ketika melihat kedua orangtuanya muncul secara berdampingan.
‘Ya Tuhan terima kasih banyak. Ini adalah hadiah terindah yang Engkau berikan padaku dihari pernikahan ini.’ Batin Zemira.
Zemira dan Danar meminta izin menemui orangtuanya terlebih dahulu untuk meminta restu.
Dengan persetujuan bersama pemberkatan ditunda sepuluh menit.
“Tinggalkan putriku! Kami akan membayar mu dua ratus lima puluh juta rupiah," pinta Gilang, ayah kandung Zemira.
Hal yang sama dilakukan Celin, "Tinggalkan Zemira putriku!”
Permintaan kedua orangtuanya seperti petir yang menyambar di telinga Zemira. Dia ingin menjerit, hatinya terasa hancur, dia merasa seperti dipermainkan oleh waktu. Ketika dia membutuhkan kasih sayang, orangtuanya justru meninggalkannya di sebuah gubuk tua. Di saat dia menemukan kebahagiaan, orangtuanya kembali untuk menghancurkannya.
“Tidak! Aku tidak bisa!”
Namun, kalimat yang keluar dari mulut sang kekasih membuat Zemira dapat bernafas lega. Setidaknya masih ada yang peduli padanya, bahkan membelanya.
“Berikan aku lima ratus juta rupiah, satu unit rumah, satu unit mobil dan ganti semua biaya pernikahan yang telah aku keluarkan, maka kalian boleh membawa putrimu! Bukankah selama ini kalian pergi meninggalkannya?”
Mendengar itu Zemira seperti jatuh ke jurang tak berdasar. Dia merasa mati tapi masih bisa bernafas. Dia tidak menyangka kalau Danar kekasihnya, justru memberikan penawaran.
“Kamu mau menjual ku?” Tanya Zemira menatap sang kekasih dengan airmata berlinang.
“Kenapa tidak? Kalau kamu bisa menghasilkan uang, maka aku ikhlas melepaskan mu!”
Zemira tidak bisa menjawab, hatinya benar-benar hancur. Dia sama sekali tidak menyangka kekasihnya sendiri menjualnya.
“Baik! Tapi kami butuh bantuan mu.” Kata Gilang kemudian membisikkan sesuatu di telinga Danar.
“Asal ada uang, maka semua bisa diatur.”
Setelah mencapai kesepakatan, Gilang langsung saja mentransfer uang ke rekening Danar.
Danar menarik pergelangan tangan Zemira. Kini keduanya berada ditengah kerumunan para tamu yang tidak lain adalah warga desa sendiri.
“Hari ini! Detik ini juga! Aku, Danar. Membatalkan pernikahan ini!”
Tidak ada pembelaan yang keluar dari mulut Zemira , hanya airmata yang terus mengalir.
“Kenapa bisa?"
“Bukankah kalian telah lama berpacaran?”
“Apakah ini ada hubungannya dengan kedatangan kedua orangtua Zemira?”
“Apa kalian berdua datang untuk menghancurkan putri yang telah lama kalian buang?”
“Dasar orangtua tidak punya hati!”
Pertanyaan, umpatan, keluar dari mulut warga desa. Mereka tidak terima, karena bagi mereka Zemira pantas mendapatkan kebahagiaan.
Mata Danar memindai sekeliling, “Ini tidak ada hubungannya dengan kedua orangtua Zemira!" pandangan matanya berhenti pada Zemira, "Maafkan aku Zemira, aku tidak bisa menepati janjiku, padamu. Melihat canda dan tawa warga desa, membuatku sadar, aku tidak boleh egois."
“Setelah mempersiapkan pesta pernikahan yang megah dan mengeluarkan banyak uang, terus kamu hanya akan membatalkannya tanpa alasan jelas? Apa kamu hanya ingin mempermalukan Zemira?”
“Kalau kamu tidak mencintainya untuk apa melamarnya dan mempersiapkan pesta, bahkan mengundang seluruh warga desa?”
Kebaikan Zemira membuat warga desa tidak bisa terima ketika Danar membatalkan pernikahan, apalagi melihat airmata yang mengalir dari wajah cantiknya. Bagi mereka Zee Zemira adalah gadis yang sempurna, karena kebaikannya selama ini membuatnya dicintai warga desa.
Danar tidak menjawab, dia melangkah mendekati lelaki yang memegang kendali laptop yang terhubung dengan proyektor.
Bukan hanya warga desa yang terkejut, tapi Zemira juga.
Ya! Dilayar LCD, kini terpampang video yang berdurasi tidak sampai satu menit.
Dalam video itu terlihat jelas, seorang lelaki yang sedang mengerayangi bagian-bagian sensitif Zemira, tapi bukan Danar. Dan berakhir dengan adegan tak senonoh, adegan yang sengaja di blur agar tidak memperlihatkan pergulatan kedua insan yang sedang dimabuk asmara.
Bukan itu saja, video itu ditutup dengan Testpack 2 garis, beserta hasil pemeriksaan dokter secara resmi, yang menyatakan kalau Zemira sedang mengandung tiga Minggu.
"Maafkan aku, Zemira. Aku tidak punya pilihan, kalau aku tidak menunjukkan video ini. Warga pasti akan memaksaku menikah denganmu."
Ya! Sebagai mantan penduduk desa A, Gilang dan Celin tahu betul kelemahan warga desa tersebut. Warga desa mempercayai kalau gadis yang hamil diluar nikah dipandang rendah dan dianggap pembawa sial sekaligus kutukan.
Demi mendapatkan putri mereka dengan cara aman, maka mereka siap untuk mengeluarkan uang banyak dan meminta Danar melakukan itu.
Menjual nama baik putri kandung mereka sendiri.
Melihat video itu, membuat warga desa murka. Mereka langsung menyeret Zemira keluar dan mendorongnya dengan kasar.
Auw ….
Zemira menjerit, airmata semakin banyak mengalir dari kelopak matanya. Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang dirasakan Zemira saat itu.
“Stop! Stop! Kami akan membawa anak kami. Di mata kalian mungkin putri kami telah kotor tapi mau bagaimanapun dalam darahnya mengalir darah kami.”
Seperti seorang pahlawan kesiangan, sang ayah membela Zemira dan membantunya berdiri.
“Bawa pergi putrimu, sebelum desa kami terkena musibah!”
Airmata semakin deras mengalir dari kelopak mata Zemira. Kini dia terjebak dalam permainan kedua orangtua dan kekasih hatinya.
Dengan kondisi yang ada, Zemira sadar betul tinggal di desa itu sangat mustahil untuknya. Jadi tidak ada pilihan lain selain mengikuti orangtua yang rela menghancurkan masa depan anak yang telah mereka buang selama ini.
Tanpa warga desa sadari, kini Zemira gadis yang terkenal polos dan baik hati itu telah berada dalam genggaman harimau ganas.
“Menangislah sepuas mu! Setelah tiba di Jakarta maka kamu harus menjadi bidadari tercantik yang akan menghasilkan uang untuk kami.” Kata Celin tersenyum sinis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Ayuk semangat Thor
2023-06-30
1