Apakah mereka gila?

“Benar, Anda. Bukankah di sini hanya ada kamu seorang?”

Zemira bingung harus menjawab apa. Dia menatap lelaki itu dari ujung rambut sampai kaki. Wajah yang sempurna dengan tinggi badan sekitar 180 M, kulit putih mulus membuat Zemira tidak yakin kalau lelaki itu bisa bekerja. Dari penampilan, sangat jelas kalau lelaki itu anak manja.

Namun, mengingat kalau sekarang dia sedang menjadi buronan lelaki paruh baya yang memiliki kekuasaan. Memikirkan bagaimana kedua orangtuanya yang telah lama bercerai, justru bekerjasama dan menjualnya hanya demi pundi-pundi kekayaan. Mengingat bagaimana sang ibu menawarkan keperawanannya, membuatnya marah.

‘Kalian tidak layak untuk menjadi orangtua, dan aku tidak akan pernah membiarkan kalian menang! Lebih baik aku berikan keperawanan ku kepada orang tak kukenal dari pada menyerahkan kepada lelaki paruh baya yang doyan menikah!’ batin Zemira yakin.

“Bagaimana? Maukah kau menikah denganku?” lelaki itu mengulangi pertanyaan yang sama.

Zemira hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.

“Maaf, nama kamu siapa?” tanya Zemira.

“Bintang Morales. Namamu?”

“Aku Zee Zemira.”

Bintang menganggukan kepalanya.

“Tapi ada satu masalah!” kata Zemira.

“Apa?”

“Aku tidak memiliki kartu keluarga, apalagi kartu tanda penduduk.”

“Tidak masalah.” Kata Bintang dan mengirim pesan lewat aplikasi hijau.

Bintang Morales langsung saja menarik pergelangan tangan Zemira dan melangkah dalam diam.

Entah sudah berapa lama keduanya berjalan, yang pasti tidak ada satupun dari keduanya yang merasa kelelahan. Sampai akhirnya mereka tiba didepan Gedung pencatatan sipil.

“Kami ingin menikah sah secara hukum dan agama.” Kata lelaki itu tanpa basa basi.

Semua yang berada dalam ruangan itu langsung saja menatap keduanya.

“Apakah mereka gila?”

“Sepertinya mereka pasangan yang tidak direstui keluarga, hingga melarikan diri untuk menikah.”

Kini Bintang Morales dan Zee Zemira menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada dalam ruangan.

“Menikah tidak semuda membalikkan telapak tangan, harus ada berkas-berkas yang harus kalian siapkan karena ...."

“Ini berkasnya.” Kata Bintang sambil menyerahkan map kepada lelaki yang duduk dibalik meja kerja.

Sejenak lelaki itu menatap sekelilinya sebelum menerima map itu.

‘Sejak kapan map itu berada di tangan Bintang?’ batin Zemira bingung.

Sesuai permintaan, maka keduanya dinikahkan secara sah. Saat semuanya selesai, keduanya keluar Gedung capil. Akte nikah berada dalam genggaman tangan Bintang.

Zemira yang takut kalau lelaki paruh baya itu menemukannya, langsung saja bertanya kepada Bintang. “Di mana kita akan menghabiskan malam? Bukankah ini akan menjadi malam pertama kita?”

Pertanyaan Zemira yang secara tiba-tiba sontak saja membuat Bintang terkejut. 'Astaga! Inikah sifat wanita yang aku nikahi? Dia bahkan baru bertemu denganku, terus sekarang? Dia justru bertanya di mana akan menghabiskan malam? Sial! Jangan-jangan dia wanita malam atau pelakor yang kepergok hingga diserang istri sah sampai penampilannya menjadi seperti ini.' Batin Bintang kesal.

Bintang tidak menjawab, dia terus saja melangkah keluar, ke jalan raya tanpa melepaskan tangan Zemira.

Walaupun menyesal telah menikahi wanita yang tidak dikenalnya, tapi Bintang senang karena harapan orangtuanya kini pupus sudah. Bukan hanya menikahi gadis miskin, tapi Bintang juga yakin kalau Zemira merupakan wanita panggilan.

Ya! Setelah pernikahan dinyatakan sah, Bintang menerima pesan aplikasi hijau dari anak buahnya. Pesan singkat yang langsung membuatnya shock. Tapi apa boleh buat, nasi telah menjadi bubur.

Melihat mobil mewah yang mendekat kearah mereka, membuat tangan Zemira gemetar.

‘Tidak! Apakah ini mobil lelaki paruh baya itu? Dari mana dia tahu kalau aku berada di sini?’ batinnya.

“Aku harus pergi, lepaskan aku!” pinta Zemira mencoba melepaskan pegangan tangan Bintang. Namun tak berhasil. Ketakutannya semakin bertambah ketika mobil mewah itu berhenti didepan mereka.

‘Kenapa wanita ini ketakutan saat melihat mobil mewah? Apakah dia simpanan lelaki konglomerat? Apa mobilku sama seperti mobil istri sah pacarnya?' batin Bintang.

Zemira langsung bersembunyi dibelakang Bintang ketika pintu mobil terbuka dan seseorang turun dari dalamnya.

“Kamu mau kita berdiri terus di sini atau masuk mobil sekarang?!” tanya Bintang.

“Masuk ….”

Mendengar kata masuk, Bintang langsung saja menyeret Zemira masuk ke dalam mobilnya. Padahal Zemira bukannya meminta masuk, tapi dia hendak bertanya.

Mobil meluncur dengan kecepatan sedang menuju tempat yang sama sekali tidak diketahui Zemira. Tidak ada satupun dari mereka yang membuka percakapan sampai tiba ditempat tujuan.

“Mau tetap di mobil atau mau turun?” tanya Bintang datar.

Zemira tidak menjawab, dia masih saja duduk sambil menatap rumah mewah yang hanya bisa dilihatnya di televisi. “Apa majikanmu tidak akan keberatan kamu membawaku ke sini?”

“Kamu masih mau duduk di dalam mobil atau mau turun?” tanya Bintang kembali, dia tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang istri.

“Turun!”

Langkah kaki Rena berhenti.

“Kamu kenapa lagi?” cetus Bintang kesal.

“Aku takut. Bagaimana kalau kamu dimarahin bos karena membawaku ke sini? Oh … jangan-jangan kamu mau menjualku dan orang-orang capil tadi semuanya palsu?!”

‘Selain wanita malam, ternyata wanita ini sinting juga!’ batin Bintang.

“Jangan banyak bicara apalagi berprasangka yang tidak-tidak!” kata Bintang dan langsung menarik Zemira memasuki rumah mewah itu.

“Apa-apaan ini Bintang! Siapa gadis ini?”

“Ini adalah menantu ibu. Ini akte nikah milik kami!” jawab Bintang dan langsung menyerahkan map yang berada dalam genggaman tangannya.

Jawaban Stiven seperti petir yang menyambar di telinga sang ibu, berbeda dengan Zemira. Dia justru terkejut menemukan kenyataan kalau suaminya yang hanya memakai celana pendek dan kaos oblong ternyata seorang anak konglomerat.

“Apa maksudmu, Zemira!” bentak seorang lelaki yang tiba-tiba muncul.

“Ini akibatnya, berani mengganggu kehidupan pribadi Bintang, ayah! Bukankah sudah Bintang katakan kalian akan menyesal! Ini hadiah untuk kalian, seorang menantu yang hanya dari kalangan orang biasa dan ada juga hal paling penting ….” Bintang tersenyum menatap orangtuanya yang jelas-jelas marah.

“Yang paling penting apa Bintang?!”

“Yang paling penting gadis ini, menantu kalian adalah wanita malam dan seorang pelakor!” kata Bintang tersenyum penuh kemenangan.

“Apa yang dikatakan putraku benar, ha? Kamu hanyalah wanita malam sekaligus pelakor? Jawab!” teriak wanita paruh baya itu memegang kepalanya, dia merasakan pening.

“Jangan berpura-pura lagi, ibu! Apapun yang akan kalian lakukan juga percuma. Pernikahan kami sah di mata agama dan hukum!” kata Bintang dan langsung menarik map yang ada dalam genggaman tangan sang ibu, kemudian menarik pergelangan tangan Zemira menaiki tangga menuju lantai dua.

Zemira bingung. Disatu sisi dia tidak keberatan ketika dijuluki sebagai wanita malam ataupun pelakor. Itu artinya kesuciannya akan tetap terjaga. Dia yakin Bintang pasti jijik menyentuhnya. Namun, disisi lainnya dia tidak akan pernah ikhlas kalau keperawanannya justru direnggut oleh lelaki paruh baya yang telah membayarnya dengan harga mahal.

“Cepat bersihkan dirimu di kamar mandi! Pakai saja ini, besok baru kita beli pakaian untukmu.” Kata Bintang dan melemparkan piyama tidurnya kepada Zemira.

“Kenapa masih diam saja? Sana mandi!”

“Baik!”

Bintang bingung menatap Zemira yang justru melangkah menuju pintu keluar. “Hei … hei … kamu mau ke mana? Bukankah aku menyuruhmu mandi?!”

“Aku mau keluar mencari kamar mandi. Kamu jangan khawatir, aku tidak akan membantah sedikitpun kepada kedua orangtuamu.”

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

marathon ngos²an bacannya🥴

2023-08-01

0

🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖

🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖

Aku udah kasih bintang 5 juga ❤️❤️

2023-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!