Kakek..

Sesampainya di rumah, mereka bertiga disambut nenek.

"Cucu nenek sudah pulang ? bagaimana sayang jalan-jalannya seru ?" Tanya nenek sambil menciumi cucu buyutnya.

"Seru Nek " Jawab Zahra dengan gembira, dilanjutkan dengan celotehannya sambil menunjukkan banyak mainan yang dibelinya.

" Maaf nenek, saya pamit kebelakang dulu sebentar " Kata Fatimah pamit kepada nenek.

"Iya, kamu istirahat saja, biar Zahra sama nenek " Jawab nenek sambil mempersilahkan Fatimah pergi.

Aditya yang sedari tadi duduk di kursi sebelah nenek memperhatikan kepergian Fatimah sembari mengingat kembali kejadian di restauran tadi, Aditya mengingat betapa Fatimah sangat kaget ketika dia tanpa sengaja memegang tangannya, terlebih ketika Fatimah yang memegang tangannya

"Kamu juga nak, istirahatlah." Kata nenek memecah lamunan Aditya.

"Iya nek " Jawab Aditya beranjak dari duduknya kemudian berlalu pergi meninggalkan Zahra yang masih asyik bercerita kepada neneknya.

Fatimah sampai di kamarnya, bayangan kejadian di restauran tadi terus mengganggu pikirannya.

Dia merebahkan badannya di atas kasur, seketika dia mengingat kakeknya, dia berniat untuk menelpon kakeknya yang sudah 2 hari tidak saling bertukar kabar.

Hampir setengah jam Fatimah menelepon Ayu dan kakeknya, Fatimah senang karena keadaan kakeknya baik baik saja. Tak lupa Fatimah menanyakan kabar pamannya, ternyata pamannya kadang masih menanyakan keberadaannya kepada kakeknya, rupanya walaupun sudah 2 bulan pamannya masih ingin terus 'menjual' dirinya kepada Juragan Jarwo.

Mendengar hal itu tentu saja membuat Fatimah bersedih, karena dia tidak bisa segera kembali ke kampung halamannya.

Padahal dia sangat merindukan kakeknya, walaupunn dirinya sering melakukan video call dengan kakeknya secara diam diam dengan menggunakan ponsel sahabatnya Ayu karena ponsel kakeknya yang diambil paksa pamannya, tapi dia ingin segera bertemu langsung dengan kakeknya.

Fatimah ingin di usia kakeknya yang yang sudah tua dirinya bisa merawat beliau sebagaimana beliau merawat dan membesarkannya dulu, akan tetapi gara gara pamannya kebersamaannya dengan kakeknya seolah terenggut.

Bukan hanya itu, karena pamannya jugalah kebun dan pabrik teh milik kakeknya kini telah hilang.

Kejadiannya kurang lebih 3 bulan yang lalu ketika itu Juragan Jarwo datang kerumahnya, memberi tahu bahwasanya pamannya mempunyai hutang yang sangat banyak kepadanya, karena itu pamannya telah menggadaikan sertifikat kebun dan pabrik teh milik keluarga mereka kepada juragan itu.

Dengan berat hati kakek akhirnya menyerahkan Kebun dan pabriknya diambil Juragan Jarwo.

Seketika mereka menjadi tidak mempunyai apapun, karena hanya kebun dan pabrik teh itulah yang menjadi penopang utama keluarga mereka.

Masalah datang lagi, ternyata tanpa diduga Juragan Jarwo jatuh hati kepada Fatimah, dihasutnya paman Fatimah untuk menjodohkan Fatimah dengannya dengan imbalan akan memberikan kembali kebun teh dan pabriknya. Segala upaya paman membujuk kakek agar mau menikahkan Fatimah dengan Juragan Jarwo, tapi kakek menolak keras, lebih baik kehilangan kebun dan pabrik itu daripada harus menikahkan cucu tersayangnya dengan Juragan Jarwo.

Akhirnya kakek menyuruh Fatimah untuk kabur, karena bisa saja pamannya menikahkan Fatimah tanpa sepengetahuan kakeknya karena biar bagaimanapun pamannya masih wali sah Fatimah karena dia adalah adik kandung dari ayah kandung Fatimah.

Mengingat hal itu, tanpa terasa Fatimah meneteskan air matanya.

Tanpa Fatimah sadari juga, ternyata Zahra telah ada di depannya dan melihatnya menangis.

"Kenapa Mbak Fatim menangis?" Kata Zahra sambil kemudian memeluk Fatimah erat.

Segera Fatimah menghapus air matanya.

"Mbak tidak apa apa sayang, mata mbak kemasukan debu " Jawab Fatimah sambil mencium kening Zahra dan berusaha untuk tersenyum.

Karena hari sudah menjelang sore, Fatimah segera memandikan Zahra.

Malam hari.

Sesudah makan malam, Zahra memilih bermain dikamar Aditya.

"Pah, tadi Mbak Fatim nangis loh " Kata Zahra yang menduduki punggung papanya.

Seketika Aditya membalikkan badannya.

"Menangis? Kenapa Mbak Fatim menangis sayang," Tanya Aditya penasaran.

"Katanya matanya kemasukan debu " Jawab Zahra sambil menunjuk ke arah matanya.

Aditya terdiam, sebuah alasan klise yang biasa diucapkan oleh orang yang ketahuan menangis diam diam, pikir Aditya.

Sepanjang malam Aditya tidak bisa tidur dan terusmemikirkan perkataan Zahra bahwa Fatimah menangis.

Aditya berpikir mungkinkah karena kejadian di restauran tadi?

Tapi kalau karena kejadian itu, sungguh bener benar karena hal yang sepele, apakah seorang wanita bisa menangis hanya karena seorang pria tanpa sengaja memegang tangannya.

Keesokan harinya..

Pagi sekali Aditya sudah bangun, segera Aditya mandi dan memakai setelan jasnya. Aditya melakukan semuanya dengan agak tergesa-gesa, ada sesuatu yang harus dia pastikan, begitu pikir Aditya.

Setelah beres, Aditya keluar dari kamarnya menuju kamar putrinya, semoga pengasuh itu ada dalam kamar Zahra, pikir Aditya.

Tiba di depan kamar Zahra, terdengar suara Zahra yang sedang tertawa, suaranya terdengar nyaring sampai keluar kamar.

Aditya terdiam sejenak, kemudian dengan perlahan dibukanya pintu kamar Zahra.

Hal pertama yang dia lihat adalah putrinya yang sedang memakai baju, tentu saja Fatimah yang memakaikannya, seketika raut wajah Fatimah berubah drastis, dari senyum menjadi diam kemudian tampak Fatimah menundukkan wajahnya.

Melihat hal itu, Aditya yakin kalau Fatimah merasa tidak nyaman dengan kehadirannya. Mungkin karena ini kali pertama Aditya datang ke kamar putrinya pagi sekali semenjak Fatimah menjadi pengasuh Zahra.

Atau mungkinkah karena kejadian di restoran kemarin

"Papah " Teriak Zahra menyambut kedatangan Aditya sambil mengangkat tangannya, meminta Aditya untuk menggendongnya, tidak peduli dengan baju yang belum lengkap dikenakannya.

Dengan senang hati Aditya menggendong putri kecilnya, tak lupa dipeluk serta diciumnya.

"Nona, pakai dulu bajunya" Kata Fatimah dengan suaranya yang halus tanpa berani melihat tuannya.

"Sini biar saya yang pakaikan " Kata Aditya seraya mengambil baju di tangan Fatimah.

Fatimah menyerahkan baju itu dengan agak sedikit takut, takut kalau nanti tangan Aditya menyentuh tangannya lagi.

Fatimah mundur beberapa langkah menjauhi tuannya dan nona Zahra, dia memperhatikan kalau tuannya cukup telaten memakaikan Putrinya baju.

Setelah selesai memakai baju, Aditya menyuruh Zahra untuk pergi kearah Fatimah untuk minta disisir rambutnya dan menguncir rambutnya.

Selama proses itu Aditya memperhatikan keduanya, tapi sebenarnya perhatiannya lebih tertuju kepada Fatimah.

Aditya melihat memang mata Fatimah sedikit sembab, ternyata apa yang dikatakan putrinya bahwa Fatimah menangis itu bisa saja benar.

Karena apa dia menangis? Entah mengapa Aditya ingin mengetahuinya.

"Hmm, Fatimah " Kata Aditya dengan pelan.

Mendengar namanya dipanggil tentu saja dia merasa kaget, karena baru kali ini tuannya itu memanggil namanya.

"Iya tuan " Jawab Fatimah dengan pelan, seraya tangannya masih terus menyisir rambut Zahra.

"Soal yang kemaren itu, maksud saya yang di restauran itu, saya minta maaf, saya tidak sengaja melakukannya, maksud saya saya tidak sengaja memegang tanganmu" Kata Aditya sambil terus menatap wajah Fatimah.

Fatimah kaget kenapa tiba tiba tuannya mengungkit kejadian kemarin, dia tidak tahu harus menjawab apa, dan tahu bahwa tuannya terus menatap wajahnya membuatnya semakin risih dan salah tingkah.

"Iya tuan, saya tahu " Jawab Fatimah dengan suara yang begitu pelan, hampir saja Aditya tidak bisa mendengarnya.

"Apa itu yang menyebabkan kamu menangis semalam" Lanjut Aditya.

Sontak Fatimah kaget mendengar pertanyaan itu, darimana tuannya tahu bahwa dia menangis semalam.

"Bu..bukan tuan, tapi..?" Fatimah tidak berani melanjutkan perkataannya, dia juga masih tak berani menatap wajah tuannya.

Seolah mengerti maksud dari ucapan Fatimah Aditya mencoba menjelaskan.

"Semalam kata Zahra, dia melihat kamu menangis" Jelas Aditya.

Sekarang Fatimah mengerti ternyata Zahra yang mengadukannya menangis kepada ayahnya.

"Bukan tuan, tadi malam saya hanya sedang teringat keluarga saya di kampung " kata Fatimah sambil sedikit tersenyum.

Mendengar itu Aditya sedikit merasa lega. Tapi tiba-tiba perasaan kasihan menyeruak dalam hatinya.

Diingatnya kembali bahwa sudah 2 bulan Fatimah bekerja disini, maka wajar saja kalau dia merindukan keluarganya.

Semakin Aditya menatap Fatimah.

Semakin hatinya berdegup kencang.

Apa yang terjadi padaku, pikir Aditya.

Terpopuler

Comments

Sintia Dewi

Sintia Dewi

udh ada desir2 cinta

2023-12-12

0

Sintia Dewi

Sintia Dewi

owhh berarti fatima bukan sekedar gadis kampung, orang berpunya ortunya meninggalkan karna kecelakaan...tp syang perkebunan dan pabriknya dijual sama omnya yg gila itu

2023-12-12

0

lacibolalaaaaaa

lacibolalaaaaaa

kiw kim lope lope dah pak

2023-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Sampai di kota Besar..
2 Zahra...
3 Sherly...
4 Gadis Istimewa..
5 Jalan jalan..
6 Kakek..
7 Perasaan Aneh..
8 Kedatangan seseorang..
9 Cemburu..
10 Sakit..
11 Rindu..
12 Lamaran Angga..
13 Kabar Buruk..
14 Menikah
15 Kepergian Kakek.
16 Kembali ke Kota..
17 Cerita Nenek..
18 Melepas Rindu..
19 Pengumuman Besar..
20 Tidur Sekamar..
21 Benih Cinta..
22 Belum Siap..
23 Perhatian...
24 Resepsi..
25 Bulan Madu..
26 Curahan Hati
27 Lingerie 4 Hari..
28 Ketakutan Nenek..
29 Isi Baterai..
30 Paman..
31 Gugatan..
32 Dendam Sherly..
33 Bertemu..
34 Sidang..
35 Zahra dan Sherly
36 Marah..
37 Putusan Sidang..
38 Awal kemenangan..
39 Jebakan Sherly
40 Kesetiaan Aditya..
41 Kemenangan..
42 Salah paham..
43 Bodyguard..
44 Obat itu lagi...
45 Rayuan Sherly..
46 Romi dan Ayu..
47 Romi dan Ayu 2..
48 Ayu dan Zahra..
49 Ayu dan Zahra 2..
50 Ayu dan Zahra 3..
51 Aksi Romi..
52 Ayu dan Zahra kembali..
53 Margareth..
54 Kehamilan Fatimah..
55 Ayu dan Margareth..
56 Acara syukuran..
57 Terbongkar..
58 Terpisah Benua
59 Memilih Romi..
60 Pernikahan
61 Lingerie Ayu..
62 Permintaan Maaf Sherly..
63 Teman Lama..
64 Cindy...
65 Cindy 2..
66 Cindy 3
67 Kepergian Fatimah..
68 Sherly dan Cindy..
69 Penyesalan..
70 Kemarahan Angga..
71 Kesedihan..
72 Pendarahan..
73 Rumah sakit..
74 Berbaikan..
75 Kepergian Nenek..
76 Pembalasan Aditya..
77 Pertanyaan Zahra..
78 Sherly Memohon
79 Pekerjaan Untuk Sherly..
80 Foto..
81 Tamu tak diundang..
82 Nita..
83 Nita 2..
84 Kehamilan Ayu
85 Kekacauan di Sekolah..
86 Ngidam Ayu..
87 Orang tua Cindy..
88 Mendatangi Cindy..
89 Klub Malam
90 Undangan Teman
91 Pembalasan para Isteri..
92 Viral..
93 Fatimah Az-Zahra..
94 Rem..
95 Laki laki Misterius
96 Tembakan..
97 DNA..
98 Doni..
99 Penjara..
100 Hasil Tes..
101 Melahirkan..
102 Baby Zidane..
103 Aqiqah..
104 Ali dan Firman..
105 Masih Cemburu..
106 Berbuka Puasa..
107 Nyonya Handoko..
108 Annisa..
109 Clara..
110 Kritis..
111 Pertemuan..
112 Fakta Terungkap...
113 Operasi..
114 Tinggal Bersama..
115 Berhijab..
116 Penyesalan Paman..
117 Nadya..
118 Saham..
119 Gagal..
120 Reunian..
121 Kartu Keluarga..
122 Linda..
123 Tamparan Keras..
124 Tamparan Keras 2..
125 Fitnah..
126 Fakta..
127 Tak Berubah..
128 Pelampiasan..
129 Lisa..
130 Permintaan Maaf Nadya..
131 Jodoh Clara..
132 Klub Lagi..?
133 Bayu..
134 Angga..
135 Clara dan Angga..
136 Boneka Zahra..
137 Melaporkan..
138 Kemarahan Handoko..
139 Dikeroyok....
140 Ternyata..
141 Adik Angga..
142 Air Mata Nadya ...
143 Air Mata Nadya 2..
144 Ayu Melahirkan
145 Perkelahian..
146 Klinik..
147 Villa..
148 Live Streaming..
149 Extra Part : Clara dan Angga..
150 Extra Part : Clara dan Angga..
151 Extra Part : Clara dan Angga..
152 Extra Part : Clara dan Angga..
153 Extra Part : Clara dan Angga..
154 Extra Part : Clara dan Angga..
155 Extra Part : Clara dan Angga..
156 Extra Part : Annisa dan Handoko..
157 Extra Part : Camelia..
158 Extra Part : Camelia..
159 Extra Part : Pernikahan Clara dan Angga..
160 Extra Part : Bulan Madu..
161 Extra Part : Zahra..
162 Extra Part : Zahra..
163 Extra Part : Zahra..
164 Extra Part : Zahra..
165 Extra Part : Zahra..
166 Extra Part : Zahra..
167 Extra Part : Zahra..
168 Extra Part : Zahra dan Cindy..
169 The End..
170 PENGUMUMAN...
171 Pengumuman Novel Terbaru
172 MY LOVE MY BABY SITTER
173 Pengumuman
174 Di Balik Cadar Aisha
175 DI BALIK CADAR
176 Demi Yumna
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Sampai di kota Besar..
2
Zahra...
3
Sherly...
4
Gadis Istimewa..
5
Jalan jalan..
6
Kakek..
7
Perasaan Aneh..
8
Kedatangan seseorang..
9
Cemburu..
10
Sakit..
11
Rindu..
12
Lamaran Angga..
13
Kabar Buruk..
14
Menikah
15
Kepergian Kakek.
16
Kembali ke Kota..
17
Cerita Nenek..
18
Melepas Rindu..
19
Pengumuman Besar..
20
Tidur Sekamar..
21
Benih Cinta..
22
Belum Siap..
23
Perhatian...
24
Resepsi..
25
Bulan Madu..
26
Curahan Hati
27
Lingerie 4 Hari..
28
Ketakutan Nenek..
29
Isi Baterai..
30
Paman..
31
Gugatan..
32
Dendam Sherly..
33
Bertemu..
34
Sidang..
35
Zahra dan Sherly
36
Marah..
37
Putusan Sidang..
38
Awal kemenangan..
39
Jebakan Sherly
40
Kesetiaan Aditya..
41
Kemenangan..
42
Salah paham..
43
Bodyguard..
44
Obat itu lagi...
45
Rayuan Sherly..
46
Romi dan Ayu..
47
Romi dan Ayu 2..
48
Ayu dan Zahra..
49
Ayu dan Zahra 2..
50
Ayu dan Zahra 3..
51
Aksi Romi..
52
Ayu dan Zahra kembali..
53
Margareth..
54
Kehamilan Fatimah..
55
Ayu dan Margareth..
56
Acara syukuran..
57
Terbongkar..
58
Terpisah Benua
59
Memilih Romi..
60
Pernikahan
61
Lingerie Ayu..
62
Permintaan Maaf Sherly..
63
Teman Lama..
64
Cindy...
65
Cindy 2..
66
Cindy 3
67
Kepergian Fatimah..
68
Sherly dan Cindy..
69
Penyesalan..
70
Kemarahan Angga..
71
Kesedihan..
72
Pendarahan..
73
Rumah sakit..
74
Berbaikan..
75
Kepergian Nenek..
76
Pembalasan Aditya..
77
Pertanyaan Zahra..
78
Sherly Memohon
79
Pekerjaan Untuk Sherly..
80
Foto..
81
Tamu tak diundang..
82
Nita..
83
Nita 2..
84
Kehamilan Ayu
85
Kekacauan di Sekolah..
86
Ngidam Ayu..
87
Orang tua Cindy..
88
Mendatangi Cindy..
89
Klub Malam
90
Undangan Teman
91
Pembalasan para Isteri..
92
Viral..
93
Fatimah Az-Zahra..
94
Rem..
95
Laki laki Misterius
96
Tembakan..
97
DNA..
98
Doni..
99
Penjara..
100
Hasil Tes..
101
Melahirkan..
102
Baby Zidane..
103
Aqiqah..
104
Ali dan Firman..
105
Masih Cemburu..
106
Berbuka Puasa..
107
Nyonya Handoko..
108
Annisa..
109
Clara..
110
Kritis..
111
Pertemuan..
112
Fakta Terungkap...
113
Operasi..
114
Tinggal Bersama..
115
Berhijab..
116
Penyesalan Paman..
117
Nadya..
118
Saham..
119
Gagal..
120
Reunian..
121
Kartu Keluarga..
122
Linda..
123
Tamparan Keras..
124
Tamparan Keras 2..
125
Fitnah..
126
Fakta..
127
Tak Berubah..
128
Pelampiasan..
129
Lisa..
130
Permintaan Maaf Nadya..
131
Jodoh Clara..
132
Klub Lagi..?
133
Bayu..
134
Angga..
135
Clara dan Angga..
136
Boneka Zahra..
137
Melaporkan..
138
Kemarahan Handoko..
139
Dikeroyok....
140
Ternyata..
141
Adik Angga..
142
Air Mata Nadya ...
143
Air Mata Nadya 2..
144
Ayu Melahirkan
145
Perkelahian..
146
Klinik..
147
Villa..
148
Live Streaming..
149
Extra Part : Clara dan Angga..
150
Extra Part : Clara dan Angga..
151
Extra Part : Clara dan Angga..
152
Extra Part : Clara dan Angga..
153
Extra Part : Clara dan Angga..
154
Extra Part : Clara dan Angga..
155
Extra Part : Clara dan Angga..
156
Extra Part : Annisa dan Handoko..
157
Extra Part : Camelia..
158
Extra Part : Camelia..
159
Extra Part : Pernikahan Clara dan Angga..
160
Extra Part : Bulan Madu..
161
Extra Part : Zahra..
162
Extra Part : Zahra..
163
Extra Part : Zahra..
164
Extra Part : Zahra..
165
Extra Part : Zahra..
166
Extra Part : Zahra..
167
Extra Part : Zahra..
168
Extra Part : Zahra dan Cindy..
169
The End..
170
PENGUMUMAN...
171
Pengumuman Novel Terbaru
172
MY LOVE MY BABY SITTER
173
Pengumuman
174
Di Balik Cadar Aisha
175
DI BALIK CADAR
176
Demi Yumna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!