Anak Nakal Pak Kyai

Anak Nakal Pak Kyai

Bab 1. Awal Ketemu

Devan merasa sangat marah dengan ayahnya yang menikah lagi setelah ibunya meninggal. Untuk melepaskan emosi dan kemarahannya terhadap ayahnya yang juga seorang Kyai di pondok pesantren Tahfidz dengan ribuan santri, Devan memutuskan untuk bergabung dengan geng motor. Geng motor ini terdiri dari teman-temannya saat mereka masih bersekolah di SMA.

Devan memiliki keahlian yang sangat baik dalam mengendarai sepeda motor, sehingga ia dipilih oleh semua anggota geng untuk menjadi pemimpin mereka. Sebagai anak seorang Kyai, Devan memiliki kharisma dan kekuasaan yang terpancar dari wajahnya yang tampan dan gagah.

Semua teman-teman Devan selalu patuh dan menurut pada semua keputusan yang dibuat oleh Devan. Devan selalu menang setiap kali geng motor mereka melakukan balapan liar dengan geng motor lainnya. Hal itu membuat anak buahnya yang lain semakin takluk kepadanya.

"Ketua. Malam ini kita harus melakukan balapan liar bersama dengan semua anggota kita untuk melawan geng motor Scorpio yang selalu menantang geng kita dan menyepelekan anggota geng motor kita. Kita tidak boleh membiarkan mereka menginjak-injak harga diri kita!" Badri sedang membujuk kepada Devan untuk melakukan balapan liar bersama geng motor yang selama ini selalu menjadi musuh bebuyutan mereka.

Devan yang memang memiliki hasrat menggebu untuk menjadi nomor satu di daerah kawasan tersebut tanpa ragu langsung menyetujui usulan dari Badri.

Devan tidak merasa curiga sama sekali kepada Badri yang sebenarnya sedang merencanakan sesuatu yang jahat kepada Devan karena dia ingin menjadi pengganti depan sebagai ketua geng motor mereka.

Devan kemudian pulang ke rumahnya karena dia harus menservis dulu motornya agar nanti malam bisa tampil maksimal.

Kyai Ibrahim hanya menggelengkan kepalanya melihat Putra kebanggaannya lebih sibuk mengurus motornya daripada mengurus hafalan yang susah payah dia dapatkan dari para ustad yang mengajarkan dirinya untuk menjadi seorang Hafidz.

"Devan! Mau apa kau menservis motor kamu itu?" tanya Kyai Ibrahim yang merasa tidak senang melihat putranya lebih banyak bermain bersama dengan geng motornya daripada sibuk di masjid dan mengajar santri mereka.

Devan yang selama ini memang sangat membenci ayahnya, karena sang ayah yang menikah dengan santrinya sendiri setelah ibunya meninggal 3 bulan lamanya.

Devan masih ingat, ayahnya mengatakan bahwa dirinya tidak tahan hidup sendirian setelah ibu kandung Devan meninggal karena sakit parah.

"Devan! Abi ini masih muda, anakku. Abi tidak mau sampai terjerumus ke dalam dosa hanya karena tidak mempunyai istri. Abi ingin menyempurnakan agama Abi dengan memiliki seorang Istri yang bisa membantu Abi untuk mengurus pondok pesantren ini dan juga mengurusmu." Devan yang saat itu baru lulus SMA hanya bisa menatap sang ayah dengan mata kesal dan jengkel.

Devan sangat tahu apa yang dikatakan oleh ayahnya adalah sesuatu yang benar tetapi dia benar-benar tidak mau kalau harus melihat ayahnya menikahi santri yang selama ini selalu membantu ibunya di rumah mereka.

Devan merasa seperti dikhianati oleh sang ayah. "Apakah harus Tante Halimah yang menjadi istri Abi? Devan selama ini sudah menganggapnya sebagai tante sendiri. Abi, tidak mungkin Devan harus memanggil dia sebagai ibuku!" Devan menyuarakan isi hatinya kepada sang ayah yang menurut Devan sangat keterlaluan dan tidak tahu diri.

Pola pikir remaja tanggung seperti Devan yang belum terlalu mengerti masalah orang dewasa. Bisa dipahami oleh Kyai Ibrahim dan juga calon istrinya yang sejak tadi hanya diam saja menetap Devan yang sedang marah kepada ayahnya.

"Devan! Tante berjanji akan menyayangimu seperti anak tante sendiri!" Halimah berusaha untuk membujuk Devan agar mau menerimanya sebagai calon istri sang ayah yang sudah menduda.

Devan terkesiap ketika bahunya disentuh oleh Kyai Ibrahim yang masih menunggu jawabannya.

"Bukan urusan Abi! Abi urus saja pondok Abi dan juga istri Abi yang sok cantik itu. Abi tidak usah memperdulikan Devan!" Kyai Ibrahim hanya bisa mengelus dadanya dan terus beristighfar melihat kelakuan anaknya yang sudah kelewatan dan tidak memiliki sopan santun sama sekali kepada orang tuanya.

"Tampaknya Abi memang benar-benar sudah salah dalam mendidik kamu. Devan! Apakah kamu harus melakukan semua ini? Apakah kamu tahu kalau kamu sedang menghancurkan hati Abi dan juga ibumu yang sekarang berada di atas sana dengan semua kelakuan negatif kamu ini?" tanya Kyai Ibrahim yang matanya mulai berkaca-kaca.

Devan tidak memperdulikan sama sekali apapun yang dikatakan oleh ayahnya. Karena hatinya sampai saat ini masih merasakan sakit dan tidak bisa memaafkan sang ayah karena tidak setia kepada ibunya yang sudah meninggal.

Devan langsung mengendarai motornya untuk segera pergi ke tempat balapan liar yang akan diadakan oleh geng motornya bersama geng Scorpio, musuh bebuyutan Devan cs.

"Ketua! Cepatlah karena kita akan segera memulai balapan liarnya!" Badri segera menyongsong Devan yang sudah datang ke lokasi balapan liar dan bersiap-siap untuk melakukan balapan motor yang sudah direncanakan untuk mencelakai Devan yang selama ini tidak cocok gaya kepemimpinannya dengan dirinya.

Devan sudah bersiap di atas motornya dan menatap pimpinan geng Scorpio yang menatap dirinya dengan penuh kebencian.

Devan tidak tahu kalau Badri sudah bekerja sama dengan geng Scorpio untuk mencelakakan dirinya.

Mereka sudah menelpon polisi untuk menjebak Devan agar Devan ditangkap oleh Polisi. Benar saja, sekitar 200 kilo meter dari tempat balapan liar, tiba-tiba saja Polisi datang mengepung mereka yang sedang melakukan balapan liar. Hal itu membuat Devan sangat gugup hingga akhirnya kehilangan fokus dan jatuh ke pinggir jalan. Sementara motor Devan jatuh menimpa tubuhnya. 

Devan kesakitan luar biasa. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan darah yang mengalir dari luka-luka di badannya yang jatuh dengan keras ke tanah dari motornya yang auto mogok seketika. 

Sisil yang kebetulan lewat di tempat kejadian, setelah Sisil pulang dari tempat kuliahnya. Sisil merasa kasihan kepada Devan yang terlihat begitu menderita.

"Eh, kamu tidak apa-apa? Ayo aku akan mengantarmu ke rumah sakit!" Sisil berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat tubuh Devan yang berdarah ke dalam mobilnya.

Devan hanya bisa pasrah dirinya duduk di sebelah Sisil yang menolong dirinya.

"Tolong bawa aku ke rumahmu saja. Kamu jangan bawa aku ke rumah sakit. Aku saat ini sedang dikejar-kejar oleh polisi. Kalau sampai aku di bawa ke rumah sakit,  mereka pasti bisa menemukanku di sana!" Devan langsung pingsan karena kehabisan darah yang cukup banyak.

Sisil yang merupakan seorang mahasiswa kedokteran. Sisil kemudian mengambil kotak P3K miliknya yang ada di dalam mobilnya untuk membersihkan darah yang mengalir di tubuh Devan agar Sisil bisa lebih leluasa membawa Devan ke dalam rumah ayahnya tanpa dicurigai oleh keluarganya.

Sisil sebenarnya takut kalau Devan adalah seorang penjahat. Tetapi jiwa sosial dan kebaikan hatinya membuat Sisil tidak tega untuk meninggalkan Devan begitu saja di jalanan.

Setelah membersihkan tubuh Devan dan membuang darah Devan yang tadi dia bersihkan di tubuh Devan, Sisil kemudian langsung melajukan mobilnya menuju rumah yang tidak terlalu jauh dari lokasi dirinya menemukan Devan.

Terpopuler

Comments

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

mampir absen ya thorrr😁😁😁

2023-07-31

2

🌈Rainbow🪂

🌈Rainbow🪂

Hadir

2023-07-02

2

Sasha ✨️

Sasha ✨️

Queen hadir kak, semangat ya

2023-06-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!