Takdir Terindah

Takdir Terindah

Laki-Laki Terhebat

Laki-laki yang pantas dicintai

oleh anak perempuan yang belum menikah adalah "Ayah"

sosok laki-laki yang tak pernah menyakiti

Rela berkorban demi putri yang dicintai

~Takdir Terindah~

Ukhfira

Sebelum baca cerita ini jangan lupa sholat dan baca Al-Quran dulu ya

Selamat membaca

Semoga suka

🌻🌻🌻

Sinar matahari pagi yang mulai menyeruak masuk dari cela-cela jendela yang baru saja tirainya terbuka membuat seorang perempuan yang tengah tertidur pulas di kasur empuknya merasa terganggu, tetapi enggan untuk terbangun dari tidur nyenyaknya justru malah lebih mengeratkan selimut yang membungkus seluruh tubuhnya, kemudian kembali ke alam bawah sadarnya.

"Alesya Faihanah,,, bangun Sayang, Sdah pagi."

Setelah membuka tirai jendela kamar anaknya, perempuan paru baya yang anggun dengan khimar syarinya itu menghampiri sang Putri yang belum terbangun juga dari tidurnya.

Tubuh yang sedari tadi diguncang-guncangkan dengan lembut rupanya belum memberikan respon, membuat perempuan paru baya tersebut hanya dapat menghela napas dan tersenyum simpul sembari menatap wajah damai sang putri yang kini sudah beranjak dewasa dan tengah menempuh pendidikannya di perguruan tinggi.

"Alesya, hari ini kamu ada kuliah pagi kan Sayang, ayo bangun."

"Hmmm, iya Bun bentar lagi, memangnya sudah jam berapa Bun?"

Dengan mata yang masih tertutup perempuan dibalik selimut itu merespon ucapan perempuan paru baya yang tak lain adalah ibunya.

"Sudah jam 6, ayo bangun."

Tiba-tiba saja perempuan yang bernama Alesya itu bangkit dari tidurnya dengan kedua mata langsung terbelalak ketika mendengar sang Bunda mengatakan bahwa sudah jam 6 pagi.

"Astaghfirullahal adzim, sudah jam 6?, Alesya bisa telat nih Bun, Bunda Aiza yang cantik, kok baru bangunin Alesya sih?"

Bukannya langsung bangun dan ke kamar mandi, Alesya malah protes kepada Bundanya karena tidak membangunkannya sejak tadi.

Aiza menghela napas "Bunda sudah bangunin kamu berapa kali, cuma kamunya saja yang matras alias mati rasa, sudah sana mandi, habis itu sarapan, Bunda sama Ayah tunggu di bawah ya."

Tanpa menunggu perintah lagi, Alesya langsung beranjak dari kasurnya dengan langkah seperti orang kesetanan sampai-sampai ia kejedot pintu kamar mandi.

Perempuan paru baya yang bernama Aiza itu hanya bisa tersenyum sembari mengeleng-gelengkan kepalanya melihat putri bungsunya yang sedang kalang kabut akibat bangun kesiangan.

Ketika sang putri masuk ke dalam kamar mandi seketika itu pula bunda Aiza keluar dari kamar putrinya yang bernuasa peach muda.

^^^^^

"Lesya mana Bun?, kok lama sekali, Ayah juga bisa telat nih ke kantornya." Oceh seorang pria paru baya yang sudah rapi dengan baju kantornya dan baru saja selesai menikmati sarapan paginya.

"Mungkin masih siap-siap Yah, Ayah yang sabar ya."

Aiza yang tengah menemani suaminya sarapan itu hanya bisa tersenyum melihat suaminya yang tak lain adalah Ayah dari Alesya terus bergumam sembari menoleh kearah anak tangga yang menjulang tinggi menyambung dengan lantai atas dimana sang putri bungsu sedang berada.

Ayah Alesya dapat bernapas lega ketika melihat perempuan cantik dengan gamis plus khimar syarinya yang menutupi badannya dengan sempurna sedang melangkah turun dari anak tangga dan segera menghampirinya.

"Selamat pagi Ayah, maaf ya Yah, Lesya bangunnya kesiangan, Ayah marah ya sama Lesya?"

Wajah cantik Alesya kini tengah diselimuti rasa bersalah ketika berhadapan dengan sang Ayah yang hanya diam saja bahkan wajahnya datar sekali.

"Ayah nggak marah kok, masa Ayah marah sama anak sendiri, tapi besok-besok walaupun kamu lagi cuti sholat, jangan bangun kesiangan ya, selain dilarang dalam agama, juga nggak baik lho bagi kesehatan."

Alesya pun merasa malu sendiri karena masih pagi saja sudah diceramahi oleh Ayahnya, alhasil ia hanya bisa cengar-cengir saja.

"Siyap Bapak Ahyar Lazuardy yang paling guanteng sedunia, putrimu yang cantik ini akan berjanji besok tidak akan bangun siang lagi, tapi tetap tidur pagi, heheh bercanda Ayah."

"Itu baru anak Ayah, ya sudah ayo berangkat, nanti ayah ditegur sama atasan Ayah lagi."

Dengan sigap Aiza segera meraih tangan sang suami lalu mencium punggung tangannya kemudian disusul Alesya yang mencium punggung tangan Bundanya.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

^^^^^

Mobil yang membawa Alesya sekaligus dikendalikan oleh Ahyar baru saja tiba di halaman kampus Islam ternama di ibukota Jakarta yang sudah 2 tahun ini Alesya keluar masuk untuk menuntut ilmu.

"Fii amanillah Ayah, hamasah kerjanya Ayah, doa Lesya selalu menyertai Ayah."

"Aamiin, kamu juga belajarnya yang semangat ya, biar seperti Kakakmu yang sekarang udah menempuh S2"

Merasa dibanding-bandingkan, Alesya langsung cemberut seketika. Alesya amat tidak suka jika dibanding-bandingkan apalagi Ayahnya lebih membanggakan kakak sulungnya yang sekarang sedang menempuh pendidikan S2nya.

"Ayah, Lesya nggak suka Ayah banding-bandingkan Lesya sama Kakak, kita beda Ayah. Ya sudah deh Lesya masuk dulu, Assalamualaikum."

Setelah berhasil mencium punggung tangan Ayahnya dengan raut wajah yang masih cemberut Alesya pun melangkah masuk ke dalam area kampusnya yang besar, sedangkan sang Ayah hanya dapat geleng-geleng kepala lalu kembali melajukan mobilnya.

^^^^^

Tiga jam lebih berlalu, kelas pagi Alesya yang langsung 2 matkul tanpa ampun akhirnya selesai. Semua teman-temannya pada berhambur keluar tentunya setelah dosen keluar duluan dari kelas mereka. Alesya pun ikut keluar bersama salah satu sahabat dekatnya yang penampilannya sama persis dengannya yaitu menutup aurat hanya saja khimar mereka berbeda jika Alesya menggunakan khimar instan pet sedangkan sahabatnya itu menggunakan pashmina nonpet.

"Kamu langsung pulang Al?"

"Nggak Sil, aku ke kantin dulu, aku lapar nih, nggak sempet sarapan tadi, ayo temani aku Sil."

"Aduh Al afwan aku nggak bisa menemani kamu, soalnya..."

Sahabat Alesya yang bernama Silmi itu tidak lantas menerima ajakan Alesya untuk menemaninya makan di kantin, ntah apa sebabnya tetapi sepertinya karena sering bersama,  Alesya sudah hafal betul dengan gelagat sahabat satu-satunya itu yang tidak seperti biasanya.

"Sudah nggak usah nolak, aku traktir kok."

"Alhamdulillah akhirnya kamu peka juga Al, tahu saja kalau hari ini aku lagi krisis fulus, hehehe"

Rupanya Silmi sedang tidak memiliki banyak uang makanya dia sempat memberikan kode penolakan atas ajakan Alesya untuk menemaninya makan, dan Alesya sudah tau betul masalah sepele itu.

"Allahu Robbi, Alesya gitu lho, sudah kebaca dari wajah kamu Sil, anak kost seperti kamu yang lagi krisis uang itu bisa ketebak, ya sudah ayo ke kantin."

Silmi pun hanya bisa tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang rapi kepada Alesya yang hanya geleng-geleng kepala lalu tanpa babibu lagi Alesya langsung menarik lengan Silmi untuk menuju kantin.

^^^^^

"Kak Alula berapa hari liburan di Singapur Al?"

"Gak tau tuh, betah banget di Singapur, mentang-mentang lagi liburan sama mama, jadi lupa sama yang di Indonesia deh"

Rupanya mereka sedang membahas kakak sulung Alesya yang bernama Alula yang kini sedang berada di Singapura untuk menghabiskan waktu liburnya bersama mama kandung mereka yang sudah 17 tahun berpisah dengan Ayah mereka dan menikah lagi sekaligus menetap di Singapura sampai saat ini.

Bunda Aiza memang bukan Ibu kandung Alesya tetapi Alesya sangat mencintai Bunda Aiza seperti Ibu kandungnya sendiri karena Bunda Aiza sudah merawatnya dari kecil lebih tepatnya ketika Alesya berumur 10 tahun yaitu 7 tahun setelah kedua orang tuanya bercerai hingga Ayahnya menikah lagi dengan Bunda Aiza, sebelum itu Mama kandungnya sudah lebih dulu menikah dengan laki-laki berkewarganegaraan Singapura.

"Alesya"

Kedatangan seorang laki-laki dihadapan Alesya cukup membuat dirinya kaget dan seketika berucap istighfar.

"Reno?, ada apa?"

Rupanya pria yang kini berdiri dihadapannya tidak asing bahkan Alesya tahu namanya.

"Alesya, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, empat mata"

Seketika tatapan Alesya langsung tertuju kearah Silmi setelah Reno mengungkapkan bahwa ia ingin berbicara dengannya empat mata itu artinya secara tidak langsung Reno mengusir Silmi.

"Kalau kamu ingin ngomong, ya sudah ngomong saja disini."

"Aku,,, aku cinta sama kamu Alesya, kamu mau gak jadi pacar aku?"

Hening

Alesya menyerngitkan dahinya. Ia seperti tidak berminat untuk menjawab pertanyaan Reno yang serius.

Merasa Filzah tidak menjawab pertanyaannya Reno kembali bersuara. "Jadi bagaimana Alesya, kamu mau kan jadi pacar aku?"

Lagi-lagi Alesya harus mendengar pertanyaan yang tidak disukai oleh pendengarannya itu, dimana Reno terang-terangan mengungkapkan cintanya bahkan langsung menembak Alesya.

"Apa kamu serius mencintai aku?" Tanya Alesya dengan ekspresi serius.

Reno mengangguk mantap. "Iya Alesya aku serius mencintai kamu."

Alesya tersenyum singkat. "Kalau kamu serius mencintai aku, temui Ayahku, ajak aku menikah bukan pacaran. Bagaimana kamu berani mengajak aku menikah?"

Reno tersentak. Ia Menggeleng tak percaya atas ucapan Alesya yang tidak main-main. "Yang benar saja Alesya, ya aku memang mencintai kamu, tapi kita masih kuliah dan masih muda, masa sudah mau menikah."

"Kalau kamu nggak mau menikah jangan menyatakan cinta, karena di dalam agama Islam tidak ada yang namanya pacaran tapi adanya pernikahan. Permisi."

"Assalaamu 'alaikum."

Alesya yang disusul oleh Silmi langsung angkat kaki dari hadapan Reno. Sementara Reno hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya gagal deh mendapatkan Alesya, ya tapi masa gue mau menikah sekarang, bagaimana dengan kuliah gue?" Ujar Reno berucap kepada dirinya sendiri.

"Al kamu serius tadi ngajak Reno nikah?, memang kamu sudah siap menikah?"

Silmi berhasil menghentikan langkah Alesya. Bahkan tatapan Alesya tertuju kepada Silmi.

Alesya menyengir kuda. Ia pun geleng-geleng kepala. Lalu Silmi menepuk jidatnya, tak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

"Terus kalau kamu nggak siap menikah kenapa tadi ngajak Reno nikah?, kalau tadi dia bilang iya, berabe kamu Al."

"Ish bukan begitu Sil, tadi aku bilang seperti itu memang benar kan?, dalam Islam itu nggak ada yang namanya pacaran adanya ya pernikahan."

Silmi pun manggut-manggut. "Iya sih benar apa kata kamu Al. Lagi pula laki-laki seperti Reno mana mau menikah muda, sayang sekali ya dia, cakep-cakep ilmu agamanya secuil, bagaimana mau jadi imam rumah tangga yang baik. Kira-kira ada nggak ya laki-laki yang nggak hanya wajahnya yang cakep tapi agamanya juga cakep."

Alesya terkekeh. Ia pun menyadarkan perempuan disampingnya yang asyik melamun. "In syaa Allah ada, kalau perempuannya juga demikian, karena jodoh itu adalah cerminan diri."

Kedua bola mata Silmi membesar. Wajahnya langsung berseri-seri. "Iya Al, kamu benar, aku akan memperbaiki diriku agar jodohku juga baik. Kira-kira jodohku seperti apa ya?" Silmi kembali berangan-angan hal ini lantas membuat Alesya geleng-geleng kepala.

"Sudah, nggak usah memikirkan jodoh, sebaiknya pikirkan tugas kuliah yang menumpuk!"

"Aduh-aduh tiba-tiba kepalaku pusing tujuh keliling nih." Oceh Silmi sembari memijit pelipisnya.

Alesya terkekeh. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi kekonyolan sahabatnya itu. Giliran disuruh memikirkan tugas kuliah malah mendadak pusing. Ada-ada saja.

^^^^^

"Assalamualaikum"

"Wa 'alaikumus salaam, Lesya sudah pulang."

Alesya baru saja mencium punggung tangan sang Ayah yang sedang duduk di teras rumahnya dengan ditemani secangkir teh hangat plus setoples biskuit sembari menatap langit yang gelap tetapi bertaburan bintang-bintang yang bercahaya.

"Ayah sedang apa diluar?, kok sendirian?, memangnya Bunda kemana yah?." Tanya Alesya sembari duduk dikursi sebelahnya untuk menemani sang ayah.

"Ayah sedang menunggu putri bungsu Ayah yang paling cantik ini."

Bagai kupu-kupu berterbangan, ketika mendengar pujian dari sang Ayah yang membuat dirinya merasa sangat dicintai oleh laki-laki cinta pertama dalam hidup Alesya.

Tiba-tiba saja Alesya beranjak dari tempat duduknya dan langsung berhambur ke pelukan laki-laki paru baya yang mencintainya dengan tulus tanpa pamrih.

"Ayah, Lesya sayang Ayah, Ayah adalah laki-laki terhebat yang Lesya punya."

"Ayah juga sayang sama Lesya, sekarang putri kecil Ayah sudah dewasa ya, sudah 20 tahun, makin cantik seperti Ayah."

Dalam suasana haru saja Ayah Ahyar masih bisa bercanda membuat Alesya yang sudah berkaca-kaca menjadi tertawa dan air mata tidak jadi terjatuh.

"Ayah, Ayah kan laki-laki, masa Ayah cantik sih." Oceh Alesya dengan terkekeh.

"Ayah terima kasih ya, karena dulu Ayah mau mengikuti permintaan Lesya sama kakak supaya Ayah menikah lagi, karena Lesya nggak ingin melihat Ayah kesepian, sendirian terus, Lesya sayang sama Ayah, Lesya ingin Ayah tersenyum bahagia, seperti sekarang ini."

"Ayah yang seharusnya berterima kasih karena kalian mengizinkan Ayah untuk menikah lagi, jujur awalnya Ayah tidak ada keinginan untuk menikah lagi tapi Ayah kasihan sama anak-anak Ayah, masih kecil sudah kehilangan sosok Ibu di kehidupan kalian, tetapi Alhamdulillah sekarang Ayah bahagia karena anak-anak Ayah sudah mendapatkan kasih sayang seorang Ibu yang sebaik Bunda Aiza."

Air mata tak terasa jatuh dipelupuk mata Ayah Ahyar yang sedang mengingat kisah masa lalunya yang kelam tetapi kini sudah berselimut bahagia dengan kehadiran wanita syurga pembawa kebahagiaan bagi mereka siapa lagi kalau bukan Bunda Aiza, perempuan baik hati yang mau menerima keluarga Alesya yang dulunya tidak punya apa-apa sekaligus mau menjadi Ibu sambung bagi Alesya dan kakaknya, Alula.

"Ayah adalah laki-laki cinta pertamanya Lesya, sampai kapanpun Lesya akan cinta sama Ayah, terima kasih Ayah karena cinta tulus Ayah,  Lesya menjadi perempuan yang saaangat bahagia."

"Sampai kapanpun Ayah juga akan cinta sama putri kecil Ayah yang paling cantik."

Betapa bahagianya Alesya mempunyai seorang Ayah yang hebat bagaikan pahlawan tanpa jasa yang tulus mencintai dan menyayanginya.  Menurut Alesya sebelum ia menikah,  laki-laki yang pantas mendapatkan cintanya adalah Ayahnya, karena Ayah adalah laki-laki yang tulus mencintai. 

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Jangan lupa Vote dan komentarnya

Yah Readers

🙏🙏🙏

See you in next chapter

❤❤❤

*jika suka tulisan saya tolong beri dukungan dan komentar yah, karena dukungan dan komentar kalian adalah suntikan semangat bagi saya Readers*

Terpopuler

Comments

Amora

Amora

aamiin

2023-10-27

0

Sofa Hamid

Sofa Hamid

suka banget karyamu Thor sangat mendidik utk anak2 renaja

2021-07-25

1

Erah R Zaelani

Erah R Zaelani

suka bngtt crita nya..mendidik bngtt

2021-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!