Ketika paras wajah yang indah
Dikagumi oleh setiap mata yang memandang
Bukan itu letak kesempurnaan seseorang
Melainkan memiliki paras hati dan akhlak yang baik
~Takdir Terindah~
Ukhfira
Sebelum baca cerita ini jangan lupa sholat dan baca Al-Quran dulu ya
Selamat membaca
Semoga suka
🌻🌻🌻
Kedua perempuan muslimah cantik dengan pakaian syar'i yang membalut tubuhnya baru saja tiba di depan kampus tempat mereka menimba ilmu, lebih tepatnya mereka baru saja turun dari angkutan umum. Siapa lagi jikan bukan sepasang sahabat karib yang bernama Alesya dan Silmi.
Karena tugas kuliah yang harus dikumpulkan hari ini Alesya rela pagi-pagi sekali menyambangi kost kediaman Silmi. Mereka janjian untuk berangkat kuliah bersama bukan sekedar alasan tugas tetapi karena ada sebab lain dipihak Alesya yaitu tersebab karena Ayahnya tidak bisa mengantarnya ke kampus dengan alasan yang sama seperti kemarin yaitu ada meeting pagi-pagi sekali di kantornya. Entah mengapa akhir-akhir ini Ayah Ahyar sedang sibuk-sibuknya bekerja mungkin karena perekonomian mereka yang semakin menjulang tinggi yaitu harus membayar biaya kuliah kedua putrinya juga ditambah kebutuhan sehari-hari keluarga mereka.
Sebenarnya Alesya bisa meminta diantarkan sang Kakak, Alula yang sedang duduk santai di rumah dikarenakan jadwal kuliahnya yang masih siang nanti tetapi Alesya sudah jera untuk meminta antar oleh sang kakak karena pasti ujung-ujungnya mereka harus berperang dulu dan itu sangat tidak diinginkan oleh Alesya, karena jika dari rumah moodnya sudah berantakan maka dipastikan sampai kampus moodnya malah bertambah berantakan.
"Semoga Pak Anjas puas ya dengan tugas kita yang super dadakan ini."
"Iya Al semoga saja, untung saja tugasnya nggak susah jadi bisa dikerjakan secepat kilat, ayo kita masuk Al."
Setelah perbincangan ringan mengenai tugas mereka telah usai, akhirnya mereka pun segera masuk ke dalam kampus untuk segera mengisi kelas pagi ini.
Baru saja baik Alesya maupun Silmi menginjakkan kakinya di area halaman kampus mereka, tiba-tiba sorot mata mereka tertuju kearah para mahasiswi yang sedang tersenyum berbinar-binar penuh cinta. Entah apa yang membuat mereka tersenyum, seakan-akan sedang melihat hal yang mengagumkan.
"Mereka pada kenapa sih kok senyum-senyum nggak jelas gitu ya?"
Rasa penasaran Alesya sudah tidak dapat dibendung lagi sehingga ia mencoba bertanya kepada Silmi yang hanya dapat mengedikkan bahunya mengisyaratkan ketidaktahuan akan sesuatu yang ditanya oleh Alesya.
"Afnan."
Sebuah nama yang terlontar dari beberapa mahasiswi yang hampir bersamaan itu langsung membuat Alesya dan Silmi langsung mengalihkan pandangan mereka kebelakang.
Terlihat sorang laki-laki tampan dengan memakai t-shirt lengan panjang berwarna dongker kombinasi putih dengan dipadukan celana panjang berwarna hitam yang menambah kesan keren dan karismatik itu baru saja keluar dari mobilnya yang terparkir di tempat khusus parkir kemudian melangkah melewati segerombolan mahasiswi yang memenuhi lorong-lorong kampus.
Senyum indah terukir di wajah tampannya tatkala menyapa para mahasiswi yang tengah tersenyum duluan kearahnya.
Sedangkan Alesya bukannya ikut tersenyum memandangi wajah tampan laki-laki itu justru ia merasa ilfeel dan membuang pandangannya ketika laki-laki itu berjalan dihadapannya, begitu juga dengan Silmi yang menatap penuh risih ketika laki-laki itu berjalan melewatinya.
Laki-laki tampan tersebut akhirnya hilang dihadapan mereka dan para mahasiswi yang notebenenya berhijab semua pada bubar dan kembali keurusan masing-masing.
"Baru saja kemarin bisa bernapas lega, eh dia muncul lagi, kenapa nggak pindah kampus saja sih, muak sekali lihat wajah sok gantengnya itu."
"Ya namanya juga pangeran kampus Al, mana mungkin dia mau pindah kampus."
Laki-laki tampan yang baru saja lewat dihadapan mereka ternyata adalah seorang pangeran kampus yang bernama lengkap Muhammad Afnan Rafisqy. Laki-laki berwajah tampan yang berseri-seri itulah arti dari nama indah seindah wajahnya yang membuat siapa saja yang melihatnya dibuat terkagum-kagum dan bahkan sampai jatuh cinta tetapi tidak dengan Alesya yang justru kebalikannya yaitu sangat membenci laki-laki tampan tersebut.
"Aku heran deh sama mereka, apa coba istimewanya laki-laki sok ganteng itu, lagian dia itu nggak pantas dijuluki sebagai pangeran kampus, modal tampang doang kok, nggak ada apa-apanya."
"Sudah lah Al, ngapain bahas pangeran kampus itu, sekarang itu ada yang lebih penting dari dia."
"Pak Anjas!"
Dengan kompaknya Alesya dan Silmi saling menyebut nama pak Anjas dengan mata yang sudah membulat bahkan langsung melangkah dengan setengah berlari menuju kelas mereka.
Baik Alesya maupun Silmi berharap semoga mereka tidak telat masuk ke kelas mata kuliah pagi ini hanya karena mereka terlalu fokus hanyut dalam suasana yang sebenarnya muak sekali, bagaimana tidak hampir setiap hari jika laki-laki sok ganteng itu lewat pasti para mahasiswi langsung klepek-klepek dan tatapan penuh cinta tertuju kearah laki-laki yang dijuluki pangeran kampus tersebut.
Akhirnya Alesya dan Silmi dapat bernapas lega ketika mereka sudah sampai di dalam kelas karena dosen yang akan memberikan pelajaran mata kuliah pagi ini belum tiba di kelas.
^^^^^
Mata kuliah pagi ini telah usai, tugas Alesya pun juga sudah dikumpulkan bersama dengan tugas Silmi dan teman sekelasnya bahkan setelah dosennya yang bernama Anjas keluar para mahasiswa dan mahasiswi yang memenuhi kelas ikut keluar berhamburan begitu juga dengan Alesya dan Silmi yang seperti yang sudah-sudah selalu meluangkan waktu untuk sarapan pagi di kantin karena nanti siang ada mata kuliah lagi.
"Mau pesan apa Al?, biar aku saja yang pesan."
"Aku pesan nasi goreng plus telur ceplok sama air mineral."
Setelah mendengar pesanan makanan yang Alesya ingin pesan Silmi langsung bergegas menuju tempat pesan sedangkan Alesya memilih duduk di kursi yang kosong untuk menunggu Silmi datang.
"Loe mau pesan apa Bro, biar gue yang pesankan."
"Gue pesan bakso sama es teh saja."
Dua orang laki-laki yang terlihat keren dengan pakaian style outfitnya itu baru saja masuk ke dalam kantin, bersamaan itu pula para mahasiswi yang tengah menikmati makanan bahkan ada yang tidak jadi menyuapkan sendok ke mulutnya setelah melihat kedatangan laki-laki tampan yang mendapat julukan pangeran kampus.
Muhammad Afnan Rafisqy baru saja duduk di kursi yang kosong tepat dihadapan Alesya duduk tetapi sangat jauh, Alesya yang baru saja sadar akan kehadiran laki-laki yang sok ganteng menurutnya itu langsung dibuat kesel dan tak ingin memandang kearah dimana laki-laki itu sudah menjadi pusat perhatian para mahasiswi yang sedang menghabiskan waktunya di kantin.
"Males banget sih harus melihat dia lagi, bikin selera makan jadi hilang."
Merasa sangat terganggu dengan kehadiran laki-laki yang sok ganteng itu, Alesya langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Silmi yang masih menunggu pesanan makanan mereka.
"Sil, aku nggak jadi makan, selera makan aku mendadak hilang."
Silmi terkejut ketika Alesya sudah berada disampingnya dan bahkan tidak jadi makan. Benar-benar aneh.
"Lho kenapa Al?, ini bentar lagi pesanan kita mau selesai lho."
"Batalkan saja, kita makannya nanti saja, aku lagi nggak mood nih."
Akhirnya mau tidak mau Silmi langsung membatalkan pesanan mereka dan seketika itu pula ia menoleh kearah Alesya yang sedang menoleh kearah samping dengan tatapan risih.
"Oh, karena itu kamu nggak jadi makan, aku juga nggak jadi makan deh."
"Ya sudah ayo pergi Sil."
Tanpa mau berlama-lama lagi Alesya langsung menggandeng Silmi untuk keluar dari kantin. Rupanya kepergian mereka menjadi pusat perhatian seorang laki-laki yang tengah menunggu pesanannya.
Laki-laki tersebut segera melangkah menghampiri Afnan setelah menerima pesanan makanan yang dipesannya.
"Loe nhgak makan Bro?"
"Nggak, gue masih kenyang, oh ya Bro tadi ada dua cewek yang nggak jadi makan dan gue lihat mereka menoleh kearah loe dengan tatapan nggak suka gitu, aneh ya, baru kali ini ada cewek yang nggak demen sama loe, secara loe kan pangeran kampus yang terkenal ganteng dan keren."
Afnan yang mendengar cerita singkat dari sahabatnya yang bernama Shuwan itu dibuat terkekeh tetapi otaknya sepertinya sependapat dengan ucapan Shuwan. Terkenal ganteng dan keren sampai digilai para mahasiswi lebih khususnya para mahasiswi yang satu fakultas dengannya yaitu fakultas agama Islam, tapi ternyata tidak semua menggilai ketampanannya, buktinya Shuan mendapati cewek yang tidak suka dengannya dua cewe sekaligus.
"Iya juga ya Bro, baru kali ini gue dengar ada cewek yang nggak suka sama gue, tapi gue bersyukur setidaknya beban gue berkurang, semoga nanti banyak yang nyusul dua cewe itu ya, biar gue terbebas dari fitnah dunia."
Jawaban Afnan itu cukup membuat Shuwan kebingungan dan merasa aneh, bagaimana tidak laki-laki yang digilai mahasiswi satu kampus merasa tidak terbebani. Mungkin jika Shua berada diposisi Afnan, ia sangat beruntung dan terbang diatas awan, tapi sayangnya itu hanya khayalan Shuwan saja.
"Kok loe aneh sih, bukannya senang disukai banyak wanita, bahkan kalau loe mau loe bisa pilih yang paling cantik buat dijadikan calon istri loe."
"Shuwan-Shuwan, pikiran loe tetep nggak berubah ya, cewek saja terus yang melayang-layang dipikiran loe itu."
Shuwan yang mendengar ucapan Afnan yang terang-terangan menyindir dirinya membuatnya langsung tersenyum masam, walau sebenarnya apa yang dikatakan sahabatnya itu benar tetapi bukan Shuwan namanya kalo mau mengakui kelemahannya yaitu selalu memikirkan yang namanya perempuan.
"Bagi gue semua perempuan yang suka sama gue adalah beban bahkan masalah besar, menurut gue kegantengan gue bukan membuat gue bahagia tapi membuat gue bermasalah, karena sejatinya perempuan itu adalah fitnah yang nyata bagi kita seorang laki-laki."
Penuturan Afnan yang sangat bijak terdengar membuat Shuwan kagum kepada sahabatnya yang pemikirannya religius sekali, dan jika dipikir omongan Afnan itu benar sekali, perempuan adalah sumber fitnah yang nyata bagi kaum adam. Akhirnya pemikiran Shuwan menyatu juga dengan Afnan.
"Mantap Bosqu, sekarang gue tahu kenapa loe ngebet banget pengen nikah, ya karena salah satu alasannya loe ingin terhindar dari fitnah wanita yang amat nyata bagi kaum adam, ya kan Bro." Tebak Shuwan tepat sasaran.
Afnan pun mengulas senyum manisnya tatkala mendengar ucapan Shuwan yang seperti membaca pikirannya saja.
^^^^^
Walau sesibuk apapun rutinitas sebagai seorang mahasiswi tidak membutakan Alesya untuk tidak menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah.
Kesibukan bukan suatu alasan untuknya tidak menjalankan kewajibannya untuk sholat lima waktu, selain untuk menggugurkan kewajibannya bagi Alesya sholat adalah caranya untuk berkomunikasi kepada sang maha pencipta.
Usai sholat ashar berjamaah di masjid yang memang menjadi fasilitas wajib di kampusnya, Alesya beserta Silmi segera keluar dari masjid untuk segera pulang ke kediamannya masing-masing.
"Assalamu 'alaikum Kak Al, Kak Sil."
Seorang wanita cantik dengan berpsotur tubuh mungil yang dibalutkan dengan baju+rok muslimah ditambah khimar scraf polos yang syari itu menghampiri Alesya dan Silmi yang baru keluar dari masjid.
Dengan kompak Alesya dan Silmi menjawab salam dari perempuan muslimah yang terlihat lebih muda dari mereka "Wa 'alaikumus salaam."
"Maa syaa Allah, Ziva?, kamu kemana saja kok baru muncul sih."
Tanpa ragu lagi Alesya langsung memeluk tubuh seorang perempuan dihadapannya itu untuk mengobati rasa rindu yang sempat bersarang.
Ziva adalah adik tingkat Alesya dan Silmi tetapi mereka tidak satu jurusan melainkan mereka saling mengenal karena sering ikut kajian bersama yang diselenggarakan oleh pengurus masjid Universitas Islam Jakarta.
"Iya nih kita kangen sama kebawelan kamu Zi, memangnya kemarin kemana?, kok nggak kelihatan mancung hidungnya?, mentang-mentang kemarin nggak ada kajian jadi nggak nemuin kita nih."
Ziva yang mendengar celotehan-celotehan kakak-kakak tingkatnya yang sudah ia anggap kakaknya sendiri itu malah tersenyum bahagia karena ia merasa orang yang penting bagi mereka karena sehari saja tidak ada kabar langsung dicariin.
"Cieee ada yang kangen sama Ziva yang cantik dan lucu ini, hmmm Ziva jadi terharu deh."
Karena umurnya yang masih 19 tahun, jadi dapat dilihat bagaimana sifat manja dan kekanak-kanakan Ziva. Justru hal itu yang membuat Alesya dan Silmi semakin lucu dan gemas terhadap gadis muda nan belia dihadapan mereka.
"Ziva kemarin memang nggak masuk kuliah Kak, kemarin Ziva keluar kota sama keluarga, karena sepupu Ziva ada yang menikah."
Alesya dan Silmi yang mendengar jawaban Ziva dengan nada khasnya itu saling ber-o ria karena rasa penasaran mereka sudah gugur.
"Oh ya, Ziva punya oleh-oleh buat Kak Al sama Kak Sil, nih semoga suka ya."
Goody bag berukuran mini yang tadinya setia Ziva genggam kini sudah berada diatas tangan Alesya dan Silmi.
Dengan kompak mereka membukanya, terdapat kain bermotif indah berwarna pastel. Rupanya Ziva memberikan oleh-oleh kepada Alesya dan Silmi berupa khimar scraf bermotif dengan diujungnya bertuliskan Ziva Kinanah.
"Ini khimar scraf kok ada tulisan nama kamu Zi?" Tanya Alesya penasaran.
"Kamu bisnis khimar scraf ya Zi?"
Mendengar tebakan Silmi yang secara spontanitas itu justru langsung dianggukan kepala bahkan dibalut senyuman termanis oleh Ziva.
"Maa syaa Allah jawaban Kak Sil benar 100 %, selamat anda mendapatkan satu buah khimar scarf by Ziva Kinanah."
Dengan riang gembira Silmi langsung bertepuk tangan seolah-olah sedang memenangkan kuis dan mendapatkan hadiah dari kuis tersebut. Alesya yang melihat tingkah Ziva dan Silmi hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
"Kak Al, Kak Sil, doain Ziva ya semoga bisnis Ziva lancar, dagangan Ziva laku keras, dan Ziva minta tolong promosikan juga ya, hehehe."
Dengan penuh harap Ziva meminta tolong kepada dua wanita cantik yang sama-sama kompak memasang wajah mikir seolah-olah membutuhkan pertimbangan untuk membantu Ziva.
"Kok pada mikir gitu sih?, memangnya berat banget ya permintaan Ziva?"
Melihat Ziva yang cemberut itu berhasil membuat kedua sahabat yang tadinya nampak mikir langsung tertawa pecah akibat kelucuan wajah Ziva yang bisa dikatakan baby face.
"In syaa Allah Ziva kita akan selalu doakan yang terbaik buat kamu, buat kesuksesan dagangan kamu."
Ucapan Alesya yang mantap itu sukses membuat Ziva dapat bernapas lega dan langsung tersenyum manis bahkan tak lupa ngucapin banyak-banyak terima kasih baik kepada Alesya maupun Silmi.
"Ngomong-ngomong apa sih motivasi kamu bisnis khimar begini, padahal kan orang tua kamu mampu dan nggak kekurangan kekurangan aku, tapi apa sih yang mendorong kamu Zi?"
Lagi-lagi Ziva tersenyum dan sepertinya ia sedang teringat akan sesuatu setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan Silmi barusan.
"Sebenarnya Ziva berbisnis khimar scraf ini karena Ziva ingin mandiri, ya walaupun orang tua Ziva alhamdulillah mampu membiayai kuliah dan hidup Ziva tapi bukan berarti Ziva menengadah tangan terus kepada Papi dan Mami."
"Maa syaa Allah, bijak banget sih gadis cantik nan mungil ini, siapa yang mengajatkan nak?"
Alesya pun terharu dengan ucapan Ziva yang bijak, ternyata walau bertubuh mungil, berwajah bayi bahkan berwatak manja bukan berarti pemikiran Ziva seperti anak-anak, sekarang dia membuktikan bahwa dirinya bisa berpemikiran dewasa.
"Ziva termotivasi sama Abang Af, Abang Ziva, dia masih kuliah tapi sudah sukses diusi muda, pokoknya Abang Af adalah idola Ziva"
Terjawab sudah pertanyaan Alesya sekaligus Silmi yang tadinya sempat bertanya-tanya siapa dalang dibalik keinginan Ziva memulai dengan peruntungan berbisnis, dia adalah sang Abang tercinta sekaligus Abang satu-satunya yang Ziva punya.
Alesya dan Silmi sudah mengetahui tentang latar belakang keluarga Ziva tetapi tidak sampai mendalam bahkan nama dan wajah abang Ziva saja mereka tidak tahu, dan mereka juga tidak terlalu mementingkan itu apalagi Alesya yang memang bisa dibilang anti dengan laki-laki. Karena bagi Alesya hanya Ayahnya lah laki-laki satu-satunya yang ia tahu dan ia tidak mau tahu tentang laki-laki selain Ayahnya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
"Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang membahayakan para lelaki selain fitnah wanita"
{HR. Bukhori & Muslim}
Jangan lupa Vote dan komentarnya
Yah Readers
🙏🙏🙏
See you in next chapter
❤❤❤
*jika suka tulisan saya tolong beri dukungan dan komentar yah, karena dukungan dan komentar kalian adalah suntikan semangat bagi saya Readers*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Mpi Gazali
knp alesya jd benci smp sgtu ny kn bkn mau ny dia jg d gilai sm mahasiswi2 d kampus..gk baik jg kl bersikap sprti itu pdhl dia kan wanita muslimah..hadeehh
2020-07-05
2
Siti Aminah
semangat ya thor....q suka novel ya. ade pembelajarany
2020-07-04
2
Widya Wati
Suka sama ceritanya
2020-07-04
1