Muhasabah Cinta

Muhasabah Cinta

Bab 1

“Nggak cocok lagi? Astaghfirullah, Ka. Ayolah ….” Sakti meraup wajah frustrasi. Pria yang kini berusia 27 tahun itu hampir kehabisan ide untuk merayu sahabatnya yang telah lama menutup hati pada wanita.

“Lo melek, deh, Ka, sekali-kali. Biar lo itu bisa lihat cewek-cewek yang ngajuin CV sama lo itu ada puluhan, bahkan ratusan andai gue terima semua.”

Orang yang diajak bicara Sakti terus membisu. Dua mata hitamnya tetap fokus menatap layar monitor. Angkasa tak berminat sama sekali menanggapi kegilaaan sahabatnya yang selalu menghiasi hari-hari selama sembilan tahun terakhir sejak berpisah dari Myria.

“Ka, lo denger gue ngomong, nggak?” Tidak peduli laptop atau file yang sedang dikerjaan sahabatnya rusak, Sakti dengan sembarangan menutup. Awalnya dia sedikit panik andai saja Angkasa mengamuk, tetapi bibirnya melengkung saat menyadari sahabatnya itu sudah memperhatikan.

Angkasa bangkit dari kursi. Dia memutar badan dan melihat pemandangan luar. Langit telah gelap sejak beberapa jam lalu, tetapi dirinya masih betah di kantor dengan alasan lembur.

“Kenapa nggak lo aja yang taaruf sana?” Pria berjas hitam itu melirik sinis. Dia memutar badan dan berjalan mengarah ke kulkas mengambil sekaleng soda.

“Ya, elah, Ka. Lo juga tahu kalau gue nggak mungkin ninggalin lo. Gue khawatir lo depresi lagi.” Sakti berkilah. Namun, ada benarnya juga pria itu bicara demikian. Sembilan tahun lalu, di mana saat Angkasa harus mengalami badai kehidupan di keluarganya, pemuda itu hilang kewarasan. Obat dan terapi dari psikiater terus berjalan selama setahun penuh dan Sakti yang setia menemani dan menyemangati.

“Gue nggak selemah itu.” Kaleng soda teremas oleh Angkasa. Pria itu ganti mengempaskan seluruh tubuh ke sofa. “Lagian gue juga belum tua-tua amat. Ngapain lo ribet!”

“Nggak-nggak. Nggak bisa dibiarin kalau lo terus cuek sama cewek gini, bisa-bisa orang ngira kita beneran belok.”

“Makanya lo jangan nempel mulu sama gue! Terima aja tawaran nyokap lo buat dijodohin.”

“Nggak. Gue belum akan nikah kalau lo juga belum. Gue mah gampang kalau nyari istri, nggak kayak lo. Spek-nya bikin gue mumet.”

Ocehan Sakti lagi-lagi hanya ditanggapi dengan lirikan sinis oleh Angkasa. Pria yang kini memimpin perusahaan hasil kerja kerasnya bersama sang sahabat itu lekas berdiri. Angkasa menyahut kunci motor di laci meja kerja, lalu meninggalkan ruang tanpa pamit.

“Mau ke mana lo?” Masih pura-pura tidak tahu, Sakti mengadang sahabatnya yang jelas-jelas menuju pintu.

“Lo mau nginep di sini? Serah!” Dengan satu tangan, Angkasa mendorong bahu Sakti. Pria itu melenggang keluar meninggalkan tempat.

Lorong-lorong mulai sepi dengan kondisi remang karena banyak lampu yang telah padam. Angkasa menarik ponsel dari saku jasnya ketika merasakan getaran dari benda tersebut.

“Ya, Ma, Assalamualaikum.”

Sang ibunda yang menelepon. Angkasa menatap tajam Sakti yang berisik dari belakang.

“Nak, kamu tidak pulang? Hampir jam sebelas malam sekarang.” Dari seberang, suara Nyonya Nasita terdengar pelan. Ada getar kekhawatiran saat wanita itu bicara.

“Iya, Ma. Ini di jalan.” Angkasa menjawab sembari menekan tombol lift. Kemudian, dia masuk bersama Sakti yang sekarang jadi pendengar. “Mama nggak tidur? Tidur aja, Ma. Aku bentar lagi sampek rumah.”

“Mama masih menemani Papa sekalian nunggu kamu. Tapi dari tadi ditunggu kenapa tidak pulang-pulang?”

“Iya, Ma. Ini pulang. Ya, udah, Ma, aku pulang dulu. Mama sama Papa nggak perlu nunggu aku, kunci udah bawa, kok.”

“Hati-hati, Sayang.”

Obrolan tertutup setelah salam. Angkasa lekas menuju basement dan mengarah ke motornya. Ya, tahun berlalu, tetapi tidak mengubah kesukaan pria itu perkara motor. Dia masih suka ke mana pun dengan kendaraan roda dua tersebut, bahkan setiap satu bulan sekali selalu mengadakan touring bersama teman-teman satu gengnya.

“Tante Ayu, kan? Udah dibilangin nggak usah lembur, masih ngeyel.” Tidak cukup di ruangan, Sakti masih terus mengoceh. Pria itu ikut memakai helm seperti Angkasa, lalu menyalakan mesin.

Motor keluar dari area gedung perusahaan. Dua pria itu sama-sama menikmati udara malam di jalanan yang sunyi. Lulus dari universitas di Inggris seperti impian Angkasa beberapa tahun lalu, Sakti mengajak kerja sama.

Berbekal bantuan dari orang tua, Sakti memilih mengambil jalan sendiri dan lepas dari perusahaan keluarga. Meski sering terjadi benturan dengan Angkasa, pria itu tidak pernah pergi dari sisi sahabatnya, bahkan rela menjomlo beberapa tahun belakangan dan entah sampai kapan. Prinsip Sakti memang agak gila karena dia baru akan menikah setelah melihat Angkasa menikah lagi.

Klakson berbunyi membuat Angkasa menoleh pada Sakti. Sahabatnya itu pamit karena arah tujuan telah berbeda. Tangan melambai, Angkasa lanjutkan perjalanan hingga tiba di rumah.

Lampu menyala saat pintu ruang tamu terbuka. Angkasa sempat terlonjak dan mengusap dada. “Astagfirullah, Ma.”

Nyonya Nasita menghampiri. Beliau memutar badan sembari menarik jas dari tubuh sang anak. “Sudah Mama bilang berapa kali kalau sudahi semua ini, Kasa. Mama tahu kalau lembur ini hanya akal-akalan kamu, kan? Sayangi tubuhmu. Jangan diforsir gini meski kamu masih muda.”

Tubuh setinggi 182 itu berputar, Angkasa meminta jas dari tangan ibunya. Kemudian, dia menangkup dua lengan Nyonya Nasita. “Ma, pasti Sakti, ya, yang ngadu? Aku gini buat masa depan kita. Sebentar lagi Papa pensiun, aku nggak pengin orang-orang merendahkan keluarga kita lagi.”

“Mama tidak butuh harta banyak, Nak, karena kamu dan Papa harta Mama yang paling berharga. Semua yang pernah hilang, Mama tidak pedulikan itu lagi.”

Satu kecupan mendarat di kening Nyonya Nasita. Angkasa menatap ibunya lekat-lekat. Senyum tipis membingkai wajah yang kini terlilhat makin dewasa itu. “Aku masih pengin wujudin mimpi Mama buat punya perusahaan fashion yang besar di negeri ini. Mama nggak perlu khawatir, cukup doain aja semua lancar, aku sehat, Papa juga sehat. Jadi tetep bisa kerja yang rajin.”

“Aku ke kamar, ya, Ma.” Angkasa pamit, lalu meninggalkan sang ibunda di ruang tamu.

Nyonya Nasita hanya mampu membuang napas besar melihat sikap putranya. Angkasa memang satu-satunya anak yang tersisa, tetapi beliau tidak pernah menekan untuk dibahagiakan. Kehilangan kemewahan setelah mengembalikan semua aset keluarga Sastra pada Tuan Tirta bukanlah akhir dari hidup. Nyonya Nasita masih banyak bersyukur dan bisa hidup tenang tanpa gangguan.

Satu-satunya masalah yang ada di keluarga hanyalah sikap sang anak. Angkasa berubah, tentu saja perceraian di masa lalu meninggalkan luka dan trauma hebat sehingga sulit disembuhkan.

“Ma.”

Tuan Aji mengagetkan istrinya. Pria itu mendekat dan merengkuh bahu Nyonya Nasita. “Mikir Kasa lagi?”

Lagi-lagi napas berat terembus dari bibir Nyonya Nasita. Dua mata indah wanita itu mulai berkaca-kaca. “Mama tidak tega melihatnya, Pa. Mama tahu, Kasa selama ini cuma menebar senyum palsu. Dia seperti itu punya maksud agar kita tidak khawatir lagi, kan?”

Ditariknya tubuh sang istri ke pelukan, Tuan Aji mengusap kepala Nyonya Nasita. “Semua ini gara-gara Papa, Ma. Maafkan Papa, ya. Andai saja dulu Papa menolak punya ayah baru, pasti tidak akan begini.”

Nasi telah menjadi bubur. Semua hal telah terjadi dan tidak bisa diperbaiki. Nyonya Nasita berujar, “Pa, almarhum ibu dan ayah mertua sudah tenang di sisi-Nya, jangan dibahas lagi. Jalan satu-satunya yang ada hanyalah mengurus Angkasa agar anak kita tidak nekad.”

“Ya. Papa akan terus menaruh pengawasan pada Kasa meski dia sudah bisa mandiri.”

Dua orang tua itu saling melempar senyum. Tuan Aji lantas mengajak sang istri untuk beristirahat. Di perjalanan menuju kamar, mereka masih mengobrol ringan.

“Ngomong-ngomong, apa Mama sudah bicara pada Kasa soal perayaan Kalastra Group yang Papa bahas kemarin? Mama mau hadir tidak? Tahun ini pasti berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya karena tahun ini Daniel bilang, Kak Mandala akan hadir.”

Nyonya Nasita berhenti di anak tangga. Beliau menatap sang suami dengan saksama. “Dia hadir?”

Tuan Aji mengangguk.

“Apa akan ada Myria, Pa?”

“Papa tidak tahu. Tapi, kalau boleh memberi saran, jangan terlalu berharap memiliki Myria lagi, Ma. Kak Mandala belum bisa menerima Papa sepenuhnya.”

 .

......................

Halo, Kak. assalamualaikum.

apa kabar? semoga sehat, ya. Selamat datang di lembaran kehidupan Angkasa dan Myria yang baru. Cerita ini berseri dan ini seri 2, biar lebih nyambung baca dulu seri 1 nya ya.

Aku makasih banget kalau masih ngikutin. jangan lupa di-subcribe, pencet jempol dan bantu share ke temen-temen pembaca lain, ya biar rame. ehhehehe.

Salam sayang dari aku.

series sebelumnya ini👇

Terpopuler

Comments

ira rodi

ira rodi

kok tante ayu sih bukannya mamanya angkasa namanya nasita yah....

2024-03-28

0

ῆმlυlმ𓍢ִ໋🌷͙֒

ῆმlυlმ𓍢ִ໋🌷͙֒

👍👍👍

2023-12-16

0

Levha

Levha

👍👍👍👍

2023-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100: Revisi
101 INFO
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Akhir Perjuangan
109 Extra Part
110 Extra Part (2)
111 kisah Sakti (Angkasa seri 3)
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100: Revisi
101
INFO
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Akhir Perjuangan
109
Extra Part
110
Extra Part (2)
111
kisah Sakti (Angkasa seri 3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!