Bab 4

“Ayah, apa besok malam aku boleh berangkat sendiri?”

Denting sendok Tuan Tirta berhenti. Makan malamnya terjeda karena pertanyaan sang putri. Pria berkemeja biru itu menatap Myria. “Kenapa tidak ingin berangkat bersama Ayah dan Mommy?”

Di samping Tuan Tirta, Nyonya Caroline mengangguk. Wanita berkebangsaan Singapura itu ikut menunggu jawaban.

Dapat perhatian dari kedua orang tuanya, Myria menaruh sendok dan meraih segelas air. Dia minum sebentar, baru menjawab, “Aku mau ajak Friska. Jadi berangkat sama dia.”

Wajah datar Tuan Tirta berubah. Beliau mengangguk dengan senyum tipis. “Jangan sampai telat. Kalau ada apa apa, telepon Ayah.”

“Siap, Yah.”

Obrolan ringan menjadi teman makan malam keluarga itu. Sampai akhirnya tiba waktu untuk istirahat dan semua penghuni masuk kamar masing-masing.

Myria merebahkan badan di kasur. Berbeda dari malam-malam yang telah berlalu selama beberapa tahun, sejak hari di mana melihat Angkasa, malamnya pun penuh dengan bayangan pria itu. Tidak jarang Myria berpikir, bagaimana kabar mantan suaminya tersebut? Di mana dia bekerja sekarang? Apa semua mimpi-mimpi yang dahulu pernah diceritakan, kini telah diwujudkan Angkasa?

“Kasa ….” Tangan Myria refleks menyeka sudut matanya. Ratusan purnama terlewat, lintas negara pernah memisahkan, tetapi nyatanya kenangan Angkasa tak pernah terkikis.

***

Bel dari pagar depan memaksa Angkasa ke luar rumah. Pria yang baru akan naik ke kamar itu berputar arah untuk melihat siapa yang berkunjung.

Jam digital di ponsel menunjuk angka delapan malam, Angkasa sempat berpikir siapa yang datang malam-malam padahal tidak ada janji. Ayah dan ibunya telah berangkat ke acara tahunan Kalastra Group, mungkinkah dua orang tua itu lupa membawa sesuatu.

Pintu utama terbuka, Angkasa berjalan menyusuri halaman yang tidak terlalu luas. Tidak seperti rumah keluarga Sastra dahulu, tempat tinggalnya kini lebih sederhana dan terjangkau untuk dibersihkan secara sendiri. Nyonya Nasita hanya dibantu satu pekerja rumah tangga, itu pun hanya dari pagi sampai sore tanpa menginap.

Dari balik pagar, Angkasa melihat mobil berhenti tepat di depan. Pria itu memfokuskan pandangan pada pria yang ada di balik kemudi.

“Kasa!”

Suara itu membuat Angkasa berdecak. Ternyata Sakti yang datang tanpa diundang. “Ngapain lo ke sini? Kesambet apaan bawa mobil segala?”

“Lo lupa, Bro? Gue udah kirim pesan sama lo tadi mau ngajak pergi ke acara perusahaan.”

“Kalastra Group?” Angkasa menyela lebih dahulu sebelum sahabatnya menyelesaikan penjelesan. Pesan Sakti sengaja tidak dibalas karena dia memang tidak berminat.

Rambut yang telah tersisir rapi itu diacak, Sakti menyengir karena sahabatnya telah mengetahui. “Bentar, Ka.”

“Nggak. Berangkat sendiri sana, males gue.”

“Ka, ayolah, nyokap gue berisik banget kalau gue nggak nurutin kemauannya.”

“Kenapa nggak berangkat sama nyokap lo aja tadi?”

“Nggak bisa. Ke mana-mana, gue harus sama lo. Kita udah kayak belahan jiwa soalnya.”

“Sinting lo!” Kaki Angkasa menendang lutut Sakti cukup kuat hingga membuat sahabatnya itu mengaduh.

“Buruan, Ka. Bantuin gue, kek.”

Mendengar rengekan Sakti, sekali lagi Angkasa berdecak. Namun, akhirnya, pria itu kembali masuk rumah dan bilang akan bersiap.

Seperti dapat cahaya kehidupan, Sakti langsung semringah. Dia setia menunggu di mobil sampai sahabatnya itu keluar lagi.

Mobil melaju menuju tempat acara berlangsung. Semua jajaran pemimpin perusahaan milik Kalastra Group berkumpul, ditambah banyak pimpinan perusahaan lain yang memang memiliki ikatan kerja sama. Termasuk perusahaan keluarga Sakti, sehingga undangan tidak terlewat.

“Bokap lo udah berangkat?”

Angkasa hanya berdehem tanpa membuka mulut. Sikapnya itu mengundang helaan napas dari Sakti yang kini memilih fokus mengemudi.

Berbeda dari Angkasa yang masih di jalan, Myria dan Friska telah tiba di gedung pertemuan. Suara riuh dari para tamu memenuhi pendengaran dua wanita yang sama-sama memakai jilbab cokelat muda tersebut.

Dua wanita itu masuk lebih dalam di antara orang-orang. Myria harus bertemu Tuan Tirta agar sang ayah tahu bahwa dirinya telah tiba dalam kondisi utuh.

“Itu Om Tirta, My.” Friska menggamit lengan sahabatnya. Dia arahkan Myria pada sosok yang dicari sejak tadi.

“Ayo!”

Terlalu banyak orang hingga membuat kedatangan Myria tidak disadari siapa pun, bahkan Daniel sekalipun. Pria yang sekarang pindah tugas menjadi asisten Tuan Aji untuk pengawasan itu ikut berbaur bersama klien yang lain.

“Ayah.”

Orang-orang yang mengelilingi Tuan Tirta sontak menoleh. Mereka sempat heran, tetapi tetap memberi jalan saat Myria mendekat.

Usapan lembut diterima Myria, Tuan Tirta berkata padanya, “Nikmati acara ini. Apa kamu ingin naik podium untuk memperkenalkan diri nanti?”

Myria menggeleng. “Enggak. Aku ganggu Ayah ini cuma mau kasih tahu kalau aku udah sampek. Ini sama Friska juga.”

Friska yang ada di belakang Myria menangkupkan tangan dan tersenyum pada Tuan Tirta.

Bibir Tuan Tirta tertarik ke atas. “Kalian bisa pergi. Ayah masih harus bicara pada Daniel. Kalau pulang, jangan lupa pamit pada Ayah.”

Selepas dapat izin, Myria menggandeng Friska pergi setelah menyapa beberapa tamu di sekitar Tuan  Tirta. Dua wanita itu hendak mengambil minum atau sekadar menikmati hidangan yang telah disiapkan.

Akan tetapi, belum sampai di meja tempat makanan tersaji, perhatian Myria teralihkan pada pasangan yang ada tidak jauh dari keberadaannya. Dia tahan langkah Friska. “Fris, kamu ambilin aku juga, ya. Aku mau nemuin orang.”

Alis hitam Friska naik kedua sisi. Wajah bermekap tipis itu menunjukkan ekspresi heran. “Nemuin siapa? Emang kamu punya kenalan di sini?”

Pertanyaan tidak terjawab, nyatanya Myria justru seperti orang terkena hipnotis dan langsung menyelonong begitu saja. Dia seolah lupa karena terfokus ke satu titik.

“Biarin aja, deh. Aku haus mau minum dulu,” kata Friska lantas berlalu.

Friska lanjutkan tujuan, sementara Myria melangkah lebih lebar ke tempat lain. Dengan hati berdebar-debar, putri Tuan Tirta itu berusaha setenang mungkin.

“Bu–Bunda.” Setelah susah payah mengatur diri, Myria akhirnya bisa menyapa wanita yang sedang menjadi penyimak obrolan.

Dua pasang suami istri yang ada di depan Myria menengok bersama. Semua orang seperti bingung melihat kemunculan wanita bercadar yang tiba-tiba.

Myria melangkah lebih dekat, lalu memeluk Nyonya Nasita tanpa izin. “Aku Myria, Bun.”

Kaget? Tentu saja itu yang dirasakan Nyonya Nasita. Bahkan, Tuan Aji yang ada di samping beliau memberi respons sama.

Sepasang suami istri yang menjadi teman mengobrol Tuan Aji masih bingung, tetapi mereka izin pergi saat ada rekan lain memanggil. Tuan Aji ikut mengusap kepala Myria dan baru ini beliau melakukannya.  Selama Myria jadi menantu, Tuan Aji tidak pernah menyentuh sama sekali.

“Kamu sehat, Nak? Ya Allah, masyaallah, Mama sampai nggak nyangka bisa ketemu kamu di sini.”

Myria mengangguk di pelukan. “Sehat, Bun. Alhamdulillah.” Ditariknya tubuh itu dari pelukan Nyonya Nasita. “Bunda sama Papa apa kabar?”

“Kami sehat.” Tuan Aji menjawab sambil mengulas senyum. Myria menghampirinya dan mencium punggung tangan dengan sopan.

“Kenapa kamu datangi kami, Myria? Ayahmu akan marah kalau melihat ini.”

“Enggak akan, Pa. Papa tenang saja. Aku udah minta izin buat keliling tadi.”

Dua orang tua itu hanya tersenyum menanggapi omongan Myria. Kemudian, mereka larut dalam obrolan bersama hingga Friska datang dan ikut bergabung.

Jalanan dilalui Sakti dengan lancar. Pria berjas hitam itu hampir menyeret sahabatnya saat tiba di parkiran lantaran Angkasa berubah pikiran dan bilang akan pulang. Namun, beruntungnya itu tidak terjadi karena Sakti begitu pandai mengolah kata untuk merayu.

Dua pria sama-sama berjas hitam itu masuk, tujuan mereka menemui orang tua dan akan duduk ketika acara dimulai.

“Ke mana dulu, nih?” tanya Sakti sembari menghentikan langkah di tengah-tengah kerumunan.

Angkasa mengedikkan bahu. Sepatah kata pun tidak keluar dari mulutnya.

“Ya, udah, jalan. Kita sapa bokap lo sebagai pimpinan Kalastra Group.”

Angkasa mendecih. Dengan setengah hati, dia mengikuti Sakti yang berjalan lebih dahulu. Egonya masih bercokol di hati karena enggan berbaur bersama orang-orang yang berhubungan tentang Tuan Tirta.

“Om Aji.”

Tiga wanita dan satu pria di depan Sakti langsung berhenti mengobrol, perhatian mereka otomatis beralih pada Sakti. Namun, jeda itu tidak bertahan lama karena Tuan Aji menyambut Sakti dengan pelukan.

“Pintar juga kamu membawa Kasa kemari.”

Friska langsung menggandeng Myria saat mendengar Tuan Aji menyebut nama sang anak. Wanita itu tidak menyangka sahabatnya akan bertemu mantan suami, padahal Tuan Aji bilang Angkasa tidak mau datang.

“Siapa dulu, dong, Om?” Sakti berujar bangga dan dapat sambutan tawa dari Tuan Aji.

Lepas pelukan dari Tuan Aji, Sakti ingin menyapa Nyonya Nasita. Namun, langkahnya terhenti melihat dua wanita muda yang menemani. Dia mengerutkan kening ketika melihat paras salah satu dari wanita itu sepertinya tidak asing.

“Ini gue, Friska.”

Dua mata Sakti membeliak. “Wah, beneran elo, Fris? Beda banget sekarang.”

Friska memutar bola mata. Namun, berubah jadi tersenyum aneh saat Myria menyenggol untuk mengingatkan. “Lo juga beda,” kata  Friska mengembalikan pujian.

Sakti terkekeh, lalu berdehem beberapa kali sembari membenarkan kerah kemeja yang sebenarnya baik-baik saja. Sejenak, pria itu lupa Angkasa yang mematung di belakang.

Myria yang ikut tersenyum mengalihkan perhatian. Dua mata indahnya bertemu dengan tatapan Angkasa secara spontan. Dia melangkah maju meski jantungnya seolah ingin meledak. Sebisa mungkin Myria tidak menangis melihat mantan suaminya yang kini berubah lebih tampan dari segi penampilan.

“Kasa, kamu ingat aku?” Wanita bermata bulat dengan cadar hitam di wajahnya itu bertanya pelan.

Bibir Angkasa tertutup rapat, tetapi hati berbisik, “Bagaimana aku bisa lupa saat tajamnya namamu mampu memutus semua syaraf di kepala hingga aku nggak ingat lagi kehidupan yang sebenarnya, Myria?”

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

cinta yang sangat dalam terhalang kebahagian orang tua sangatlah sulit untuk di lupakan

2023-12-19

0

Happyy

Happyy

💖💖

2023-10-04

0

Irsyad Mandala

Irsyad Mandala

semangat up ya thor suka banget sma ceritanya kasa and myria

2023-06-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100: Revisi
101 INFO
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Akhir Perjuangan
109 Extra Part
110 Extra Part (2)
111 kisah Sakti (Angkasa seri 3)
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100: Revisi
101
INFO
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Akhir Perjuangan
109
Extra Part
110
Extra Part (2)
111
kisah Sakti (Angkasa seri 3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!