Tengah malam, di pelataran parkir pada suatu Bar yang ada di Jakarta tampak begitu sepi, hampir tak terlihat ada orang yang berlalu lalang. Walaupun terlihat banyak mobil yang masih terparkir di situ.
Erika Kiyomi, seorang wanita keturunan Jepang, yang lahir dan dibesarkan di negara Indonesia. Saat ini dia sedang berada di pelataran parkir itu dengan tubuhnya yang sempoyongan dan kepalanya yang terasa sangat pusing. Dia muntah-muntah di sana akibat mabuk yang sedang dideritanya.
Malam ini Erika berani minum-minum hingga mabuk karena dia berencana tidak pulang ke rumahnya sehingga orangtuanya tidak akan mengetahui dan memarahinya karena telah minum sendirian di bar pada tengah malam hingga mabuk. Erika bahkan berniat untuk kabur dari rumahnya selama beberapa hari.
Sebenarnya hari ini adalah hari yang spesial baginya karena dirinya sedang berulang tahun. Tetapi, kekasihnya telah mengecewakannya dan membuat hatinya terluka. Sehingga dia berniat untuk kabur dari rumah dan bersembunyi dari kekasihnya.
5 jam sebelumnya di sebuah restoran mewah yang bernuansa romantis.
Restoran itu terlihat sangat ramai dan setiap meja sudah dipenuhi oleh pengunjung yang datang. Hampir semua tamu yang datang dan mengisi di setiap meja pada restoran itu adalah sepasang kekasih. Hanya Erika seorang tamu mereka yang duduk sendirian di salah satu meja yang ada di restoran itu. Karena ia masih menunggu kedatangan kekasihnya, Kei Takahiro.
Kei adalah seorang pebisnis muda yang sangat sibuk dengan berbagai jadwal yang selalu padat seperti jadwal untuk mengikuti meeting, rapat atau kunjungan ke berbagai tempat. Tak jarang ia membatalkan rencana kencan atau janjinya untuk pergi bersama Erika karena kesibukannya itu. Bahkan pada hari ulang tahun Erika di tahun lalu, dia tidak berada di dekat Erika karena harus melakukan perjalanan bisnisnya ke Jepang. Sehingga rencana mereka untuk merayakan ulang tahun Erika dengan spesial terpaksa dibatalkan. Dan Kei berjanji di tahun ini, ia akan mengosongkan jadwalnya di hari yang spesial bagi kekasihnya itu untuk merayakan ulang tahunnya secara spesial dan romantis, yaitu dengan mengadakan makan malam berdua di salah satu restoran mewah favorit Erika.
Sudah hampir satu jam berlalu. Erika masih setia menunggu kekasihnya datang dengan duduk sendirian di restoran itu tanpa memesan makanan apapun. Hingga para pelayan restoran bergantian menatapnya dengan tatapan aneh. Sudah beberapa kali dia memanggil pelayan hanya untuk memesan minuman saja. Lalu Hp Erika berbunyi. Dia melihat ada sebuah pesan dari Kei.
Maaf sayang aku agak terlambat. Tiba-tiba aku ada urusan yang mendesak dan harus kutangani dulu. Tunggu aku sebentar lagi di M restoran. Kamu pesan dulu makanannya karena kamu pasti sudah lapar sekarang. Aku akan segera menuju ke sana. Love you.
Ia akhirnya memanggil pelayan dan memesan makanan. Dia memesan makanan cukup banyak walau hanya untuk dua orang. Karena dia agak sedikit bingung dengan menu makanan apa yang kekasihnya mau makan malam ini.
Pelayan lalu menyajikan makanan sesuai dengan menu makanan yang telah Erika pesan. Tetapi hingga hidangannya sudah menjadi dingin, kekasihnya itu belum juga tiba. Erika mencoba menelepon kekasihnya beberapa kali, tetapi tidak diangkat-angkat. Hingga hari sudah sangat malam dan restoran akan segera ditutup. Akhirnya, Erika pergi dari restoran itu dan membiarkan semua hidangannya begitu saja tanpa disentuhnya sama sekali karena selera makannya juga telah hilang. Kemudian Erika membayar tagihan makanannya dan pergi meninggalkan restoran itu.
Erika benar-benar kecewa saat ini. Dia harus menunggu selama 3 jam di restoran itu sendirian. Erika merasa dirinya sungguh menyedihkan, karena hanya dia yang duduk sendirian diantara tamu-tamu lainnya yang berpasangan.
Erika bahkan sudah sengaja menunda untuk merayakan acara ulang tahunnya dengan keluarga dan orang-orang terdekatnya di hari ini karena dia ingin memprioritaskan Kei yang telah mengosongkan jadwal untuknya agar mereka bisa merayakannya secara spesial dengan hanya berdua saja. Tetapi ternyata, kekasihnya tetap tidak datang juga ke acara makan malam spesial dan romantis yang telah dia janjikan untuknya dari tahun lalu sebagai acara perayaan ulang tahunnya. Bahkan membuatnya menunggu sendirian selama berjam-jam dan membuatnya merasa dan terlihat menyedihkan karena hanya duduk sendirian diantara pasangan kekasih lainnya di restoran itu.
Sudah berapa kali Erika harus mengalami kekecewaan seperti ini karena kekasihnya sering membatalkan janji mereka secara mendadak setelah membuatnya menunggu lama. Kekasihnya selalu saja lebih mementingkan urusan lain dibanding dirinya. Dia jadi merasa curiga dan bertanya-tanya apakah urusannya yang lebih penting itu sehingga membuat dirinya selalu terlupakan.
Hp Erika berbunyi lagi karena ada sebuah pesan masuk dari Kei.
Maafkan aku sayang, aku masih ada urusan yang lebih penting saat ini dan tidak bisa datang. Silakan menikmati acara makan malammu dan Selamat ulang tahun!
Erika benar-benar sangat marah setelah membaca pesan itu. Kesabarannya sudah mencapai batas dan hari adalah puncaknya. Ia sungguh merasakan kemarahan yang amat besar pada kekasihnya itu. Kecurigaannya juga semakin besar hingga melunturkan kepercayaannya.
Apakah selama ini aku masih ada di dalam hatinya! Bahkan di hari ulang tahunku ini, tetap saja dia lebih mementingkan urusannya daripada menepati janjinya untuk datang merayakan ulang tahunku. Batin Erika berteriak kesal.
Rasanya Erika ingin menghilang saja saat ini. Ia tidak mau bertemu dengan kekasihnya dulu untuk sementara waktu. Ia memerlukan waktu untuk menyendiri agar bisa meredakan kemarahannya dan juga waktu untuk berpikir apakah hatinya masih bisa menerima dan memaafkan kekasihnya lagi. Selain itu, dia juga ingin mengetahui apakah dirinya masih ada di dalam hati kekasihnya dan akankah kekasihnya itu merasa sangat kehilangan jika dirinya tiba-tiba menghilang.
Setelah pergi dari restoran itu, Erika segera meluncur ke sebuah bar. Ini adalah pertama kalinya ia pergi ke tempat seperti itu dan sendirian pula. Sebenarnya, Erika berasal dari keluarga yang baik-baik dan berpendidikan. Dia bukanlah seorang wanita yang memiliki pergaulan bebas dengan gaya hidup di malam hari yang penuh hiruk pikuk di bar. Dia bahkan tidak suka minum-minum karena akan membuatnya merasa mabuk dan itu tidak mengenakkan. Apalagi saat paginya ketika bangun dan tersadar dari mabuknya, dia masih harus menanggung rasa sakit dikepalanya yang masih tertinggal karena pengaruh dari alkohol tersebut, sungguh membuatnya tersiksa.
Tetapi hari ini dia ingin sejenak melupakan kekecewaan dan kepedihan dihatinya karena apa yang dialaminya barusan. Sehingga dia berniat untuk menghabiskan 2 jam waktu yang tersisa di hari ulang tahunnya dengan menikmati minuman alkohol yang mungkin bisa menghangatkan hatinya.
Erika menegak minuman yang ada di gelasnya sampai habis dalam sekali teguk. Perlahan airmata mulai mengalir hingga deras di pipinya karena rasa sakit dihatinya ini sungguh menyiksa dan tak tertahankan.
Erika kembali menuangkan minuman ke dalam gelasnya yang telah kosong dan kembali menegaknya. Baru minum sebanyak 2 gelas saja, dirinya sudah merasa mabuk. Tetapi dia tetap menuangkan minuman ke dalam gelasnya lagi dan meminumnya. Begitu seterusnya hingga berulang-ulang.
Setelah puas dan dirinya sudah sangat mabuk, ia akhirnya berjalan keluar dari bar itu dan pergi mencari sebuah taksi. Untuk mendapatkan sebuah taksi, maka ia harus berjalan hingga ke jalan raya dan melewati pelataran parkir terlebih dahulu.
Tubuhnya sempoyongan saat berjalan, sehingga dia harus berjalan perlahan sambil memegangi mobil-mobil yang sedang terparkir. Kepalanya pusing dan perutnya terasa mual. Ia berhenti sejenak dan muntah-muntah di sana.
Tiba-tiba dirinya dikejutkan oleh suara teriakan orang yang sedang kesakitan. Dirinya yang sedang mabuk menjadi tersadarkan. Dia langsung membersihkan dirinya yang habis muntah dan berlari-lari kecil ke belakang mobil. Ketakutan mulai memenuhi pikirannya karena tempat parkir di tengah malam begini sangat gelap dan sepi. Ia lalu berjongkok untuk bersembunyi di belakang mobil itu dan mendongakkan kepalanya sedikit ke sisi samping kiri mobil untuk mengintip ke arah sumber suara berasal.
Ternyata di dereten paling belakang parkiran ada sekelompok orang yang sedang berkelahi. Bukan, itu bukan sedang berkelahi tetapi lebih tepat jika dikatakan sebagai pengeroyokan. Karena jumlah mereka sangat tidak imbang. Sekelompok orang yang berjumlah hampir 10 orang melawan satu orang saja. Dan sepertinya suara teriakan orang kesakitan itu berasal dari pria muda yang sedang dikeroyok itu. Wajahnya sudah babak belur dengan lebam disana-sini, begitu juga dengan tubuhnya. Beberapa luka ditubuhnya itu bahkan ada yang sampai mengeluarkan darah.
Pria muda itu menatapnya.
Oh Tidak! Dia menatapku. Dan..mata mereka saling bertemu.
Tatapannya.. Sungguh mengerikan! Erika semakin ketakutan.
Walaupun salah satu matanya sudah sembap dan membengkak menutupi sebagian bola matanya, tetapi Erika tetap bergidik merasakannya. Tatapan yang begitu dingin dan tajam, penuh dengan aura kegelapan. Pria itu terus terdiam dan membeku dengan mata yang membelalak kepadanya. Seperti ingin memangsa dirinya yang telah tertangkap basah menonton dirinya yang sedang dipukuli.
Dengan refleks, pupil mata Erika langsung membesar dan mulutnya membuka lebar seolah ingin berteriak dengan sangat kencang. Untung gerakan tangannya lebih cepat dibanding dengan suara teriakannya. Sehingga tangan itu berhasil menutup mulutnya sebelum suara teriakannya itu keluar dari mulutnya dan membuatnya dalam keadaan yang berbahaya. Erika lalu menarik kepalanya kembali untuk bersembunyi lagi di belakang mobil.
Erika duduk berjongkok dengan memangku tangannya di lutut untuk dijadikan sebagai tempat senderan bagi kepalanya yang terasa pusing dan berdiam dengan posisi itu selama beberapa waktu. Telapak kakinya mulai terasa sakit dan kesemutan. Dia benar-benar tidak berani untuk bergeser atau menggerakkan tubuhnya sedikitpun. Karena dirinya terus membayangkan tatapan mata pria yang mengerikan itu.
Kini kakinya mulai bergetar dan sudah tidak kuat lagi untuk bertahan. Sepertinya kakinya itu sudah sangat lemah untuk menopang dan menahan tubuhnya. Dia mencoba menggerakkan kakinya sedikit agar bisa sedikit melepaskan rasa tidak nyamannya. Kemudian dia berusaha mempertajam pendengarannya dengan menyibakkan sebagian rambut yang menutupi telinganya agar bisa mendengar dan mengetahui perkembangan situasi yang sedang terjadi. Sunyi senyap. Tidak ada suara apapun lagi yang terdengar.
Erika mencoba berdiri, tetapi kakinya terlalu pegal dan kesemutan. Kepalanya juga kembali terasa pusing hingga tubuhnya limbung dan hampir jatuh. Ia segera berpegangan pada mobil yang ada didekatnya dan kembali menurunkan badannya perlahan.
Akhirnya Erika membiarkan dirinya duduk di jalanan parkiran, dia sudah tidak peduli dengan jalanan parkir yang kotor. Dia lalu menselonjorkan kakinya dan meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku sehingga bisa melepaskan ketegangan dan pegal-pegal di kaki dan pinggangnya karena harus berjongkok diam dalam waktu lama. Ia juga meregangkan otot tangannya dengan mengangkat tinggi kedua lengannya ke udara yang ada di atas kepalanya sambil menggeliatkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Rasanya sungguh nikmat sekali bisa meregangkan otot dan menggeliatkan tubuhnya yang pegal-pegal dan kaku itu. Rasa tak nyaman ditubuhnya pun berangsur-angsur menghilang.
Baru sekejap merasakan kenikmatan ditubuhnya yang kembali pulih dari rasa tak nyaman, tiba-tiba Erika merasa ada sesuatu yang mengganggunya. Udara malam disekitarnya yang tadi terasa dingin dan sejuk berubah menjadi kurang mengenakkan karena bercampur dengan bau anyir darah segar yang semakin kuat tercium aromanya hingga membuat kepalanya pusing dan merasa mual. Selain itu juga, Erika mendengar bunyi suara nafas menderu dan berat disekitarnya.
Mata Erika menatap ke arah bawah depannya dan melihat ada sepasang kaki pria di sana. Erika sangat yakin itu adalah sepasang kaki dari seorang pria yang sudah daritadi berdiri di depannya dan mungkin saja sudah mengamatinya saat dia sedang lengah karena asik meregangkan otot tubuhnya yang kaku. Dengan tubuh yang mulai gemetaran karena rasa takutnya, Erika memberanikan diri mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat wajah pemilik sepasang kaki tersebut.
Oh Tuhan.. Tidakk mungkinn..! Ternyata...itu pria yang tadi menatapku dengan tatapannya yang mengerikan itu.
Melihat pria didepannya itu tersenyum sinis kepadanya dengan wajah yang sudah dipenuhi oleh luka dan lebam, Erika menyadari bahwa dirinya sedang dalam bahaya. Bahkan dengan mata yang membengkak, masih tampak aura gelap yang menyelimuti pria itu. Sungguh menakutkan hingga udara malam yang dingin ini semakin terasa dingin.
Dengan tubuh yang gemetaran, Erika berusaha untuk berdiri. Tetapi tubuhnya terlalu lemas karena rasa ketakutannya, belum lagi ditambah dengan rasa mual dan pusing yang menyerang karena bau darah yang begitu menyengat. Setelah akhirnya dia berhasil berdiri, seketika itu juga tubuhnya langsung terkulai lemah dan tak sadarkan diri. Pria itu dengan sigap menangkap tubuhnya yang jatuh ke dalam pelukannya.
Erika, seorang gadis kecil yang sedang kabur dari rumahnya dan tanpa tujuan, sekarang dirinya jatuh pingsan di pelukan seorang pria asing yang menakutkan dan sedang terluka karena habis berkelahi. Entah apa yang akan terjadi pada nasibnya selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments