One & Only

One & Only

1 - Percobaan Pembunuhan.

Di suatu pesta perayaan di dalam istana harem kerajaan modern, seorang penari latar diundang untuk meramaikan pesta. Seorang penari dengan masing-masing kipas di kedua tangannya bergerak dengan anggun dan memukau. Para anggota harem merasa takjub melihatnya.

Seorang penasehat kerajaan mulai merasa khawatir dan memiliki firasat buruk saat ikut hadir karena diundang untuk menghadiri pesta, lelaki itu pun membuka selembar sapu tangannya sambil dipegang dan dikibarkannya ke arah depan meja makannya. Di balik dalihnya yang mengibarkan sapu tangan pribadi ke arah sang penari yang mengisyaratkan ketertarikan dengan penampilan yang ditunjukkan, sebenarnya alasannya mengibarkan sapu tangan adalah membiarkan sapu tangan miliknya terkena hembusan angin dari permainan kipas properti tari tersebut. Saat hembusan angin mengenai kibaran sapu tangan miliknya sampai sedikit robek karena saking kuat hembusan ayunan kipas tersebut, lelaki melihat baik-baik sapu tangan miliknya. Dan itu, tidak terlihat bagus!

"Sapu tangan ini sedikit robek akibat terpaan ayunan yang begitu kuat dari kipas itu, terbukti kipas itu sangat tajam! Untuk apa membawa kipas yang begitu tajam untuk menari? Bukankah itu berbahaya? Oh, tidak!" ocehnya yang di akhir kalimatnya, ia menyadari sesuatu.

Penasehat kerajaan bernama Arvan Reynard itu melihat jejak garis sapu tangannya yang robek. Pada tepi garis robekan itu berwarna coklat kehijauan, padahal warna sapu tangan itu sendiri adalah biru cerah. Arvan mendekatkan sapu tangan itu untuk mencium aromanya. Ada sedikit bau asing. Itu bukan bau dari sapu tangannya atau bekas terpaan ayunan dari kipas yang berkarat, lagi pula kipas itu sangat tajam, jadi tidak mungkin berkarat dan menimbulkan noda berbau seperti itu.

"Ada yang salah dengan kipasnya! Kedua kipas itu bermasalah!" batin Arvan begitu menyadari sesuatu yang gawat.

"Raja, Ratu! Hati-hati, kipas itu beracun!" teriak Arvan memekik.

"Prajurit penjaga!" seru Raja begitu mendengar pekikan Arvan pertanda ancaman.

Mendengar pekikan Arvan dan perintah panggilan Raja, para selir anggota harem pun berteriak panik dan langsung merasa gelisah.

Melihat prajurit kerajaan berbondong-bondong masuk ke dalam ruangan sang penari latar langsung mengubah arah gerak tariannya untuk menyerang targetnya di tempat berlangsungnya pesta tersebut. Gerakannya lebih cepat dari pada rombongan yang baru saja memasuki ruangan dan penari itu langsung menargetkan Sang Raja. Begitu Raja menjadi sasaran percobaan pembunuhan, prajurit bayangan yang selalu menjaga Raja pun muncul entah dari mana seperti bayangan kilat. Prajurit bayangan itu begitu melindungi Raja dan menjadi perisai untuknya, menangkis serangan sang penari pembunuh sampai ia mengubah target dan mengarahkan kipas itu pada Ratu.

SRET!

Salah satu kipas berhasil ditangkis menjauh, namun salah kipas lainnya berhasil mengenai Ratu. Tepat menggores dan mengenai leher bagian kiri Ratu.

AKH!

"Ratu!" pekik Raja

Baginda Raja langsung menopang tubuh Ratu yang tumbang. Penari pembunuh itu langsung dibekuk oleh para prajurit kerajaan. Prajurit bayangan masih setia melindungi Raja yang sedang memeluk tubuh Ratu.

"Baginda Raja, syukurlah. Anda baik-baik saja ... uhuk!" ujar Ratu

"Ratu, bertahanlah! Kau tidak boleh tertidur!" ucap Raja

Raja memang berkata seperti itu, tapi Ratu yang terkena sayatan kipas besi beracun itu pun perlahan menutup kedua matanya.

"Panggil semua dokter kerajaan sekarang juga!" Perintah Raja menggema di seluruh ruangan tersebut.

Arvan pun datang mendekat.

"Sebelum para dokter yang lainnya datang, izinkan saya menghentikan pendarahan dan efek racun pada luka Yang Mulia Ratu, Baginda Raja. Mohon bawa Yang Mulia Ratu ke suatu ruangan," ucap Arvan

"Aku sendiri yang akan membawa Ratu ke kamarku," kata Raja

Seorang selir memberanikan diri untuk mendekat. Dia, Azkia Reynard. Adik dari Arvan Reynard.

"Kakak, bagaimana dengan keadaan Ratu?" tanya Selir Azkia

"Kakak akan mencoba menghentikan pendarahannya dan menghilangkan racun dengan bahan obat yang ada. Tolong kau pergi ke rumah dan minta penawar racun suku kita di sana," jawab Arvan

"Ke rumah? Itu artinya aku harus ke luar dari istana kerajaan ini?" tanya Azkia

"Aku yang akan mempertanggung jawabkan jika ada yang menanyakannya nanti. Bawa dan tunjukkan lencana ini sebagai izin ke luar, kau pasti diperbolehkan. Katakan ini situasi darurat dan aku yang memintamu. Ayo, cepatlah ... " tutur Arvan

"Baiklah," patuh Selir Azkia yang langsung berlari untuk ke luar dari sana.

•••

Seorang gadis dengan jubah yang melindungi tubuhnya nenaiki seekor kuda, berhenti di suatu wilayah untuk beristirahat. Setelah meminta izin dari tuan tanah pemilik wilayah tersebut, barulah gadis tersebut bisa menikmati waktu istirahatnya dengan damai.

Baru selang beberapa waktu, ia terduduk. Ada seorang wanita yang tergesa-gesa berlari untuk segera ke luar dari wilayah tersebut dengan memeluk sesuatu di tangannya.

Orang-orang dari suku di sana terlihat mencegahnya pergi, namun wanita itu enggan mengulur waktu. Gadis yang melihat situasi tersebut pun tidak ragu untuk mendekat.

"Permisi. Mohon maaf, ada apa ini?" tanya si gadis

Melihat dan mendengar keributan, membuat gadis tersebut memberanikan diri untuk bertanya. Melihat orang-orang mencegah wanita itu sambil berlutut membuat gadis tersebut menyadari sesuatu, yaitu status wanita yang sedang berusaha dicegah kepergiannya itu. Mulai dari pakaian, riasan, sampai aksesori yang dipakainya.

Gadis muda itu langsung membungkuk hormat di hadapan wanita tersebut.

"Salam sejahtera, Yang Mulia Selir! Mohon maaf karena tidak sopan menanyakan, ada apa ini sebenarnya? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya si gadis

"Aku tidak menyangka akan bertemu orang dari kerajaan di sini, terlebih lagi itu adalah seorang Selir. Aku memang tidak tertarik dengan masalah yang berkaitan dengan kerajaan, tapi sepertinya masalah ini cukup rumit dan juga gawat. Aku tidak bisa tutup mata begitu saja melihatnya," batinnya

"Siapa lagi kau ini? Apa kau juga mau mencegahku pergi?" tanya wanita tersebut yang ternyata adalah seorang Selir Raja.

"Selir Azkia, kami mohon jangan pergi. Situasinya sedang berbaya, mohon tunda kepergian Anda demi keselamatan Anda sendiri. Diri Anda sangatlah penting! Selain seorang Selir dari Raja negara ini, Anda adalah Tuan Putri suku kami. Pikirkanlah sekali lagi keselamatan Anda," ucap seorang dari mereka yang mencegah kepergian Selir.

"Keselamatan Ratu lebih penting, aku harus segera membawa penawar racun ini," katanya, Selir Azkia.

Gadis muda yang masih membungkuk hormat di hadapan Selir Azkia langsung menegakkan tubuhnya.

"Ada apa dengan Yang Mulia Ratu?! Ah, tidak! Mari, saya bantu. Anda hendak menuju istana kerajaan, bukan?" tanya gadis muda tersebut dengan panik.

"Seharusnya aku tidak membicarakan masalah kerajaan, tapi benarkah kau bisa membantuku?" tanya balik Selir Azkia

"Apa pun itu, akan saya bantu dengan sekuat tenaga," jawab si gadis muda dengan tegas.

"Tapi, di luar sana peperangan antar suku sudah dimulai. Jangan sampai membahayakan keselamatan Anda," cegah para pelayan suku Barat tersebut.

"Bagaimana saya akan percaya Anda akan bisa membantu putri kesayangan saya sekaligus Selir dari Raja negara ini, Nona pengembara?" tanya seorang pria paruh baya yang baru saja ke luar dari kediaman utama suku barat.

"Ayah!" pekik Selir Azkia

"Tuan pemimpin suku, Anda juga mengenal saya. Saya janji dan yakin bisa mengawal putri Anda sekaligus Selir dari Raja negara ini sampai tempat tujuannya. Nyawa saya taruhannya," ucap gadis muda dengan percaya diri.

"Ayah, aku harus pergi sekarang! Kak Arvan, sudah menungguku. Ini darurat, Ayah! Mohon izin darimu," tutur Selir Azkia

"Baik, kau boleh pergi. Kupercayakan putriku padamu, Nona. Maaf, merepotkanmu lagi kali ini," ucap Tuan pemimpin Suku Barat

"Eh! Ayah langsung memberi izin?! Beliau sepertinya kenal dengan gadis ini, siapa dia? Kenapa harus terus memakai cadar penutup wajah?" batin Selir Azkia

"Sudah kewajibanku untuk membantu," kata si gadis

"Aku percaya padamu, Nona penolong. Kau pasti bisa menjaga keselamatan putriku, seperti yang dulu kau lakukan pada suku ini," batin Pemimpin Suku Barat.

"Maafkan ketidak sopanan saya, Yang Mulia Selir. Mari, lewat sini. Kita akan menunggangi kuda supaya lebih cepat." Gadis muda tersebut langsung menarik lengan Selir Azkia untuk ikut dengannya.

"Aku memang tidak tertarik dengan masalah kerajaan, tapi beda ceritanya jika sudah menyangkut Ratu. Tadi dia bilang, Kak Arvan? Bukankah itu bukan nama Raja saat ini?" batinnya

Gadis muda yang menarik tangan Selir Azkia langsung naik ke punggung kudanya setelah menemukannya.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

baca sinopsisnya kok jadi penasaran....eh ternyata memang sekeren itu...

by your side...

2023-07-02

1

Terra Chi

Terra Chi

Episode berikutnya sudah terbit, yaa

2023-06-28

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mampir di karya keren ini 😍 langsung like and favorit ❤️

2023-06-26

2

lihat semua
Episodes
1 1 - Percobaan Pembunuhan.
2 2 - Nona Pengembara.
3 3 - Saudari Kembar.
4 4 - Berkeliling Istana.
5 5 - Alangkah Baiknya.
6 6 - Memeriksa Kediaman Ratu.
7 7 - Penawaran Raja.
8 8 - Pertarungan Uji Coba.
9 9 - Melihat Pemandangan Sambil Mengobrol.
10 10 - Bertemu Dengan Keponakan.
11 11 - Berlatih Menggunakan Pedang.
12 12 - Struktur Istana.
13 13 - Bersiap Pergi Berlibur.
14 14 - Koper Barang.
15 15 - Camilan Pengganjal Perut.
16 16 - Pemberani dan Pemalu.
17 17 - Memilih Kamar.
18 18 - Saling Berdekatan.
19 19 - Bermesraan dan Kemesraan.
20 20 - Berharga dan Berjasa.
21 21 - Dikejar Anjing.
22 22 - Perlakuan Tidak Menyenangkan.
23 23 - Pelampiasan Untuk Menghibur Diri.
24 24 - Fokus Berlatih dan Dilatih.
25 25 - Camilan dan Latihan Tambahan.
26 26 - Contoh Cara Bertarung.
27 27 - Pelajari dan Perhatikan.
28 28 - Melihat Pemandangan Langit Malam.
29 29 - Selimut dan Syal.
30 30 - Saingan Cinta.
31 31 - Cerita Pertarungan Antar Dua Suku.
32 32 - Tidur di Atas Pangkuan.
33 33 - Gadis Serampangan.
34 34 - Mengikuti.
35 35 - Menyingkir.
36 36 - Waktu yang Tepat.
37 37 - Luka Lebam di Leher.
38 38 - Memerhatikan Leher.
39 39 - Karakter Kuda.
40 40 - Nick dan Grace.
41 41 - Seolah Sedang Terbang.
42 42 - Dari Kejauhan.
43 43 - Berusaha Memenuhi Ekspetasi.
44 44 - Membayangkan Makan Bersama.
45 45 - Memilih Tempat Menunggu.
46 46 - Sangat Bebas.
47 47 - Belajar Bersama Paman Arvan.
48 48 - Membisu dan Membeku.
49 49 - Terpaksa Kembali.
50 50 - Bodoh dan Serakah.
51 51 - Menepati Janji.
52 52 - Kisah yang Sebenarnya Terjadi.
53 53 - Mengurus Kepulangan ke Istana Kerajaan.
54 54 - Berpindah ke Bagian Belakang.
55 55 - Seolah Mampu Menusuk dan Mencabik-Cabik.
56 56 - Merasakan Kehidupan Neraka Dunia.
57 57 - Tertahan di Dalam Mimpi.
58 58 - Penting dan Bersifat Rahasia.
59 59 - Memohon Izin dari Raja.
60 60 - Kesempatan dari Raja.
61 61 - Kunjungan Ratu dan Putra Mahkota.
62 62 - Urusan di Penjara Istana.
63 63 - Lencana Kehormatan.
64 64 - Sketsa Wajah.
65 65 - Pandangan Mata dan Penilaian Banyak Orang.
66 66 - Captain Store.
67 67 - Sandiwara Menjadi Pelanggan.
68 68 - Pemikiran yang Berbeda.
69 69 - Selera yang Berbeda.
70 70 - Nama Samaran.
71 71 - Kata Sandi.
72 72 - Pemikiran yang Hampir Sama.
73 73 - Kamar yang Sama.
74 74 - Seperti Habis Minum Kopi.
75 75 - Arti Pola Four Leaf Clover.
76 76 - Tidak Ingin Tertinggal Pemandangan Indah.
77 77 - Membeli Buah Tangan.
78 78 - Pegadaian.
79 79 - Menata Rambut.
80 80 - Tersangka di Depan Mata.
81 81 - Malaikat Pengadilan dan Raja Kematian Dari Neraka.
82 82 - Memberi Laporan Hasil Misi Penyelidikan.
83 83 - Membuat Orang Lain Salah Paham.
84 84 - Bibi dan Guru.
85 85 - Kejutan Untuk Putra Mahkota.
86 86 - Akademi Kerajaan.
87 87 - Prajurit Baru.
88 88 - Menjadi Prajurit Ratu.
89 89 - Saudari, Kakak Beradik.
90 90 - Bertindak Dengan Sangat Hati-Hati.
91 91 - Lilin Aroma.
92 92 - Rencana Gagal.
93 93 - Menyatakan Perasaan.
94 94 - Ramuan Penawar.
95 95 - Memerah.
96 96 - Aneh Karena Sedang Jatuh Cinta.
97 97 - Melibatkan dan Terlibat.
98 98 - Orang Kedua Dengan Pernyataan Serupa.
99 99 - Peduli Dengan Citra Baik.
100 100 - Membahas Kejadian Semalam.
101 101 - Arena Latihan Prajurit.
102 102 - Belati Melawan Pedang.
103 103 - Jawaban Sebagai Klarifikasi.
104 104 - Cara Membedakan.
105 105 - Guru Akademi Kerajaan.
106 106 - Saudara Tiri.
107 107 - Rahasia Umum.
108 108 - Para Penyusup.
109 109 - Mengincar Target Lain.
110 110 - Menyusul dan Mengejar Kereta Kuda.
111 111 - Vila Keluarga Haris.
112 112 - Ibu dan Ayah Mertua.
113 113 - Kehidupan Baru.
114 114 - Akan Menjadi Seorang Kakak.
115 115 - Sebagai Bantuan Pihak Medis.
116 116 - Jangan Menyerah Sebelum Mencoba.
117 117 - Serangan Bantuan Tembakan Anak Panah.
118 118 - Ular Berbisa.
119 119 - Datang Untuk Membantu.
120 120 - Masih Keliru.
121 121 - Terluka.
122 122 - Menggantikan Posisi Ketua Sementara Waktu.
123 123 - Perintah Pertama.
124 124 - Semangat yang Membara.
125 125 - Syarat Gencatan Senjata.
126 126 - Bertukar Posisi.
127 127 - Saling Memberi Kesempatan.
128 128 - Bagai Tamu Tak Diundang.
129 129 - Tanpa Indera Penglihatan.
130 130 - Berjalan Sesuai Takdir.
131 131 - Saline Steril.
132 132 - Diistirahatkan Untuk Sementara Waktu.
133 133 - Memakai Kacamata.
134 134 - Membawa Pasukan Bantuan.
135 135 - Kemenangan Besar.
136 136 - Mendekati Hari Kelahiran.
137 137 - Bertemu Dengan Pangeran Kedua.
138 138 - Berdansa.
139 139 - Memanjakan Kekasih Hati.
140 140 - Tradisi Melamar.
141 141 - Nama Putri Mahkota.
142 142 - Suap-Menyuapi.
143 143 - Tanggapan Ibu dan Ayah.
144 144 - Kesal.
145 145 - Mahkota Bunga.
146 146 - Calon Kakak Ipar.
147 147 - One and Only.
148 148 - Kuda Putih.
149 149 - Pertunangan.
150 150 - Bahagia Selamanya.
151 Novel Comeback.
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1 - Percobaan Pembunuhan.
2
2 - Nona Pengembara.
3
3 - Saudari Kembar.
4
4 - Berkeliling Istana.
5
5 - Alangkah Baiknya.
6
6 - Memeriksa Kediaman Ratu.
7
7 - Penawaran Raja.
8
8 - Pertarungan Uji Coba.
9
9 - Melihat Pemandangan Sambil Mengobrol.
10
10 - Bertemu Dengan Keponakan.
11
11 - Berlatih Menggunakan Pedang.
12
12 - Struktur Istana.
13
13 - Bersiap Pergi Berlibur.
14
14 - Koper Barang.
15
15 - Camilan Pengganjal Perut.
16
16 - Pemberani dan Pemalu.
17
17 - Memilih Kamar.
18
18 - Saling Berdekatan.
19
19 - Bermesraan dan Kemesraan.
20
20 - Berharga dan Berjasa.
21
21 - Dikejar Anjing.
22
22 - Perlakuan Tidak Menyenangkan.
23
23 - Pelampiasan Untuk Menghibur Diri.
24
24 - Fokus Berlatih dan Dilatih.
25
25 - Camilan dan Latihan Tambahan.
26
26 - Contoh Cara Bertarung.
27
27 - Pelajari dan Perhatikan.
28
28 - Melihat Pemandangan Langit Malam.
29
29 - Selimut dan Syal.
30
30 - Saingan Cinta.
31
31 - Cerita Pertarungan Antar Dua Suku.
32
32 - Tidur di Atas Pangkuan.
33
33 - Gadis Serampangan.
34
34 - Mengikuti.
35
35 - Menyingkir.
36
36 - Waktu yang Tepat.
37
37 - Luka Lebam di Leher.
38
38 - Memerhatikan Leher.
39
39 - Karakter Kuda.
40
40 - Nick dan Grace.
41
41 - Seolah Sedang Terbang.
42
42 - Dari Kejauhan.
43
43 - Berusaha Memenuhi Ekspetasi.
44
44 - Membayangkan Makan Bersama.
45
45 - Memilih Tempat Menunggu.
46
46 - Sangat Bebas.
47
47 - Belajar Bersama Paman Arvan.
48
48 - Membisu dan Membeku.
49
49 - Terpaksa Kembali.
50
50 - Bodoh dan Serakah.
51
51 - Menepati Janji.
52
52 - Kisah yang Sebenarnya Terjadi.
53
53 - Mengurus Kepulangan ke Istana Kerajaan.
54
54 - Berpindah ke Bagian Belakang.
55
55 - Seolah Mampu Menusuk dan Mencabik-Cabik.
56
56 - Merasakan Kehidupan Neraka Dunia.
57
57 - Tertahan di Dalam Mimpi.
58
58 - Penting dan Bersifat Rahasia.
59
59 - Memohon Izin dari Raja.
60
60 - Kesempatan dari Raja.
61
61 - Kunjungan Ratu dan Putra Mahkota.
62
62 - Urusan di Penjara Istana.
63
63 - Lencana Kehormatan.
64
64 - Sketsa Wajah.
65
65 - Pandangan Mata dan Penilaian Banyak Orang.
66
66 - Captain Store.
67
67 - Sandiwara Menjadi Pelanggan.
68
68 - Pemikiran yang Berbeda.
69
69 - Selera yang Berbeda.
70
70 - Nama Samaran.
71
71 - Kata Sandi.
72
72 - Pemikiran yang Hampir Sama.
73
73 - Kamar yang Sama.
74
74 - Seperti Habis Minum Kopi.
75
75 - Arti Pola Four Leaf Clover.
76
76 - Tidak Ingin Tertinggal Pemandangan Indah.
77
77 - Membeli Buah Tangan.
78
78 - Pegadaian.
79
79 - Menata Rambut.
80
80 - Tersangka di Depan Mata.
81
81 - Malaikat Pengadilan dan Raja Kematian Dari Neraka.
82
82 - Memberi Laporan Hasil Misi Penyelidikan.
83
83 - Membuat Orang Lain Salah Paham.
84
84 - Bibi dan Guru.
85
85 - Kejutan Untuk Putra Mahkota.
86
86 - Akademi Kerajaan.
87
87 - Prajurit Baru.
88
88 - Menjadi Prajurit Ratu.
89
89 - Saudari, Kakak Beradik.
90
90 - Bertindak Dengan Sangat Hati-Hati.
91
91 - Lilin Aroma.
92
92 - Rencana Gagal.
93
93 - Menyatakan Perasaan.
94
94 - Ramuan Penawar.
95
95 - Memerah.
96
96 - Aneh Karena Sedang Jatuh Cinta.
97
97 - Melibatkan dan Terlibat.
98
98 - Orang Kedua Dengan Pernyataan Serupa.
99
99 - Peduli Dengan Citra Baik.
100
100 - Membahas Kejadian Semalam.
101
101 - Arena Latihan Prajurit.
102
102 - Belati Melawan Pedang.
103
103 - Jawaban Sebagai Klarifikasi.
104
104 - Cara Membedakan.
105
105 - Guru Akademi Kerajaan.
106
106 - Saudara Tiri.
107
107 - Rahasia Umum.
108
108 - Para Penyusup.
109
109 - Mengincar Target Lain.
110
110 - Menyusul dan Mengejar Kereta Kuda.
111
111 - Vila Keluarga Haris.
112
112 - Ibu dan Ayah Mertua.
113
113 - Kehidupan Baru.
114
114 - Akan Menjadi Seorang Kakak.
115
115 - Sebagai Bantuan Pihak Medis.
116
116 - Jangan Menyerah Sebelum Mencoba.
117
117 - Serangan Bantuan Tembakan Anak Panah.
118
118 - Ular Berbisa.
119
119 - Datang Untuk Membantu.
120
120 - Masih Keliru.
121
121 - Terluka.
122
122 - Menggantikan Posisi Ketua Sementara Waktu.
123
123 - Perintah Pertama.
124
124 - Semangat yang Membara.
125
125 - Syarat Gencatan Senjata.
126
126 - Bertukar Posisi.
127
127 - Saling Memberi Kesempatan.
128
128 - Bagai Tamu Tak Diundang.
129
129 - Tanpa Indera Penglihatan.
130
130 - Berjalan Sesuai Takdir.
131
131 - Saline Steril.
132
132 - Diistirahatkan Untuk Sementara Waktu.
133
133 - Memakai Kacamata.
134
134 - Membawa Pasukan Bantuan.
135
135 - Kemenangan Besar.
136
136 - Mendekati Hari Kelahiran.
137
137 - Bertemu Dengan Pangeran Kedua.
138
138 - Berdansa.
139
139 - Memanjakan Kekasih Hati.
140
140 - Tradisi Melamar.
141
141 - Nama Putri Mahkota.
142
142 - Suap-Menyuapi.
143
143 - Tanggapan Ibu dan Ayah.
144
144 - Kesal.
145
145 - Mahkota Bunga.
146
146 - Calon Kakak Ipar.
147
147 - One and Only.
148
148 - Kuda Putih.
149
149 - Pertunangan.
150
150 - Bahagia Selamanya.
151
Novel Comeback.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!