5 - Alangkah Baiknya.

Saat ini Yura sedang berkeliling istana bersama Arvan.

"Oh, ternyata saat itu! Aku juga sudah masuk istana di saat itu. Kenapa kita tidak pernah bertemu ya?" tanya Arvan

"Benar juga, pasti itu karena aku yang terlalu banyak berkeliaran sampai tidak bertemu denganmu. Alangkah baiknya jika saat itu kita bertemu, hubungan kita saat ini pasti jauh lebih baik. Maksudku bukan seperti ini pun tidak baik, tapi-" ucap Yura yang kembali merasa canggung karena pemilihan kata-katanya yang kurang tepat.

"Benar juga. Pasti akan lebih baik jika kita bertemu saat itu," sahut Arvan

"Ternyata kau mengerti maksudku, syukurlah ... " kata Yura

" Alangkah baiknya, jika saat itu yang bertemu denganku adalah dirimu, mungkin orang yang kucintai sampai saat ini adalah kau dan aku tidak akan begitu tersiksa karena perasaan yang tidak pantas dan terlarang ini. Namun, mau bagaimana lagi? Takdirlah yang berbuat seperti ini ... " batin Arvan

"Omong-omong, Nona, apa kau tidak suka denganku? Maksudku, apa kau membenciku karena masalah beberapa hari lalu?" tanya Arvan

"Apa?! Tunggu, tidak! Arvan, sepertinya kau salah paham dengan itu! Kau sampai mengira seperti ini pasti karena sikapku waktu itu, kan? Itu murni karena aku panik, cemas, dan gelisah melihat kondisi kakakku, maksudku Ratu. Kau pasti sakit hati karena perlakuanku saat itu ya? Ah, kau pasti juga sudah dengar obrolan kami saat sebelum kau datang tadi ya? Seperti kataku yang kau dengar tadi, aku tidak menyesal karena sudah berbuat seperti itu dan tidak akan meminta maaf padamu. Aku memaklumimu yang terkejut melihatku saat itu karena itu pertemuan pertama kita, jadi kuharap kau juga bisa memaklumi sikapku yang terlalu mengkhawatirkan Ratu sampai mengabaikan perasaanmu. Walau sepertinya permintaanku yang meminta kau memaklumiku juga terdengar egois, tapi lebih baik ini dibicarakan sampai tuntas," ungkap Yura

"Kalau begitu, kenapa selama berkeliling kau terus hanya diam?" tanya Arvan

"Itu karena aku mengira kau benci denganku karena sikapku padamu saat itu. Saat kau hendak memeriksa Ratu tadi juga, kau seperti tidak suka denganku makanya kau bertanya padaku seperti sebelumnya, kan? Makanya, aku memilih diam dari pada menambah rasa tidak sukamu karena memang yang lebih baik itu diam kan? Apa aku justru yang salah?" tanya balik Yura

"Sepertinya kau yang salah paham. Aku memang kurang suka sikapmu saat itu, tapi bukan berarti tidak suka sampai membenci. Lagi pula hanya kurang suka, bukannya tidak suka sungguhan. Ternyata kau ini ceroboh seperti yang Ratu bilang, ceroboh karena asal mengira. Baiklah, akan kumaklumi sikapmu sebelumnya," ucap Arvsn

"Kalau begitu, aku akan mengatakan satu hal lagi. Sebenarnya tadi itu bukannya aku tidak percaya dengan kemampuanmu, tapi aku agak kurang suka saat kau harus memeriksa Ratu dengan pakaian terbukanya saat harus melihat lukanya. Aku tahu ini egois dan itu juga adalah tugasmu sebagai seorang, tapi ucapanku yang ingin belajar dari caramu saat iru tidak berbohong. Saat itu aku bersingguh-sungguh," jujur Yura

"Kenapa kau tidak suka padahal Raja saja memberi izin? Apa kau cemburu?" tanya Arvan

"Tidak! Aku hanya merasa itu kurang pantas saat kau harus melihat, ya begitulah. Raja juga pasti kurang nyaman, tapi demi kondisi Ratu, jadi aku pun tidak jauh berbeda dengan perasaan Raja yang seperti itu. Begitu, maksudku ... " ucap Yura

"Sebenarnya apa yang kuharapkan dengan pertanyaan konyol itu, sih? Padahal aku pun tahu maksudnya, sekarang jadi hatiku yang merasa perih lagi setelah mendengar ucapannya yang jujur. Masa sih aku malah mengharapkan dia cemburu?" batin Arvan

"Ya, baiklah. Aku mengerti kok," kata Arvan

"Baguslah ... " sahut Yura

"Jadi, kita lanjutkan lagi perjalanan kita, Nona?" tanya Arvan

"Kau juga jangan panggil aku dengan sebutan Nona seperti itu dong! Panggil saja aku Yura. Aku memang adik dan merupakan keluarga Ratu, tapi aku bukanlah anggota kerajaan, jadi tidak perlu sungkan seperti itu padaku. Aku saja hanya memanggil dengan namamu, padahal sepertinya usiamu melebihiku. Jadi, santai saja ya," pinta Yura

"Baiklah, Yura ... " paham Arvan

"Nah, begitu lebih baik," kata Yura

"Tak kusangka kau ternyata orang yang jujur," ujar Arvan

"Pasti terlihat seperti itu setelah melihat sikapku sebelumnya ya? Aku ingin terus berkata jujur karena ingin mempunyai dan menjaga hubungan baik dan disukai banyak orang. Itu akan terasa damai," ucap Yura

"Di balik sikapmu yang ceroboh ternyata kau benar-benar orang yang baik," kata Arvan

"Terima kasih atas pujianmu. Sikap yang pertama kau sebut, kuakui memang adalah kekuranganku," ucap Yura

Arvan pun membawa dan menunjukkan tempat lain pada Yura. Mereka berjalan sambil mengobrol bersama. Sepertinya mereka menjadi cukup dekat mulai dari saat ini.

Usai berkeliling istana kerajaan, Yura dan Arvan pun kembali ke posisi awal.

"Kalian sudah kembali," kata Ratu dengan ramah.

"Maafkan kami. Apa kami terlalu lama? Ini karena saya yang terlalu asik. Ada begitu banyak tempat indah di sini dan saya menyukainya, sampai tak terasa jadi lupa waktu," ujar Yura

"Tidak. Kebetulan aku juga sudah harus kembali mengurus pekerjaan. Arvan, waktu nenyenangkanmu sudah habis. Sudah waktunya kembali pada pekerjaan, kau ikut aku setelah ini," ucap Raja

"Baik, Baginda ... " patuh Arvan

"Yura, teruslah berada di dekat Ratu," kata Raja

"Tak perlu Anda ingatkan, saya akan selalu berada di sisinya, Baginda," ucap Yura

"Bagus, kalau begitu. Aku pergi dulu. Tak perlu beri hormat, kalian istirahat saja," ujar Raja

"Terima kasih, Baginda," serempak dua Haris bersaudara.

Raja bersama Arvan pun beranjak pergi.

"Apa ada yang Kakak perlukan?" tanya Yura

Saat hanya berdua dengan Ratu, Yura hanya memanggilnya dengan sebutan kakak agar suasana jadi lebih dekat dan tidak ada kecanggungan di antara keduanya.

"Tidak ada ," singkat Ratu menjawab.

"Apa Kakak ingin langsung istirahat dan tidur siang?" tanya Yura

"Aku sudah baik-baik saja, kau tak perlu terlalu khawatir lagi. Dari pada itu, bagaimana kalau kita mengobrol dulu? Kalau hanya sebatas mengobrol dengan keadaanku yang begini, tentu masih boleh, kan? Bagaimana saat berkeliling tadi? Menyenangkan?" tanya balik Ratu

"Bukankah tidak perlu membahas ini lagi? Bahkan tadi aku juga sudah bilang sampai lupa waktu, berarti itu menyenangkan," kata Yura

"Maksudku, bagaimana dengan Arvan?" tanya Ratu

"Masalah kesalah pahaman antara kami sudah terselesaikan. Dia ternyata orang yang baik, tidak terlalu kaku seperti kelihatannya. Bisa, mudah, dan cukup asik diajak mengobrol. Dari pada itu, bukankah seharusnya kakak menanyakan kabar adiknya setelah lama tidak bertemu? Kenapa malah membahas hal lain?" tanya balik Yura

"Melihatmu yang bisa mengajukan protes bahkan terus mengomel sejak saat aku tersadar, bukankah artinya kau baik-baik saja?" tanya balik Ratu lagi.

"Benar dan maaf aku tidak bisa memberi tahu Kakak kabar tentang keluarga," kata Yura

"Tidak apa. Yang penting kau bahagia, mereka juga pasti baik-baik saja. Memangnya kapan terakhir kali kau pulang ke rumah?" tanya Ratu

"Entahlah, aku hanya sesekali pulang ke rumah. Kakak sendiri, bagaimana? Apa Kak Yuna bahagia berada di sini?" tanya balik Yura

"Kau ini benar-benar ... kalau aku, sudah jelas bahagia. Aku mempunyai suami yang sangat mencintaiku. Berada di sisinya untuk mendampinginya, jelas adalah kebahagiaanku," ucap Ratu

"Tapi, bukankah terlalu banyak yang mengincar Kakak kalau begini? Kak Yuna, bahkan kau terluka. Katakan padaku, kenapa Kakak bisa sampai terluka?" tanya Yura

"Bukankah kau sudah tahu? Ini karena insiden saat pesta," jawab Ratu

Terpopuler

Comments

Hadijah Prihatini

Hadijah Prihatini

Seru bngtt

2023-07-20

1

Terra Chi

Terra Chi

Episode berikutnya sudah terbit, yaa

2023-07-13

0

TK

TK

kopi semangat Thor 👍
maaf, jarang muncul 🙏

2023-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 1 - Percobaan Pembunuhan.
2 2 - Nona Pengembara.
3 3 - Saudari Kembar.
4 4 - Berkeliling Istana.
5 5 - Alangkah Baiknya.
6 6 - Memeriksa Kediaman Ratu.
7 7 - Penawaran Raja.
8 8 - Pertarungan Uji Coba.
9 9 - Melihat Pemandangan Sambil Mengobrol.
10 10 - Bertemu Dengan Keponakan.
11 11 - Berlatih Menggunakan Pedang.
12 12 - Struktur Istana.
13 13 - Bersiap Pergi Berlibur.
14 14 - Koper Barang.
15 15 - Camilan Pengganjal Perut.
16 16 - Pemberani dan Pemalu.
17 17 - Memilih Kamar.
18 18 - Saling Berdekatan.
19 19 - Bermesraan dan Kemesraan.
20 20 - Berharga dan Berjasa.
21 21 - Dikejar Anjing.
22 22 - Perlakuan Tidak Menyenangkan.
23 23 - Pelampiasan Untuk Menghibur Diri.
24 24 - Fokus Berlatih dan Dilatih.
25 25 - Camilan dan Latihan Tambahan.
26 26 - Contoh Cara Bertarung.
27 27 - Pelajari dan Perhatikan.
28 28 - Melihat Pemandangan Langit Malam.
29 29 - Selimut dan Syal.
30 30 - Saingan Cinta.
31 31 - Cerita Pertarungan Antar Dua Suku.
32 32 - Tidur di Atas Pangkuan.
33 33 - Gadis Serampangan.
34 34 - Mengikuti.
35 35 - Menyingkir.
36 36 - Waktu yang Tepat.
37 37 - Luka Lebam di Leher.
38 38 - Memerhatikan Leher.
39 39 - Karakter Kuda.
40 40 - Nick dan Grace.
41 41 - Seolah Sedang Terbang.
42 42 - Dari Kejauhan.
43 43 - Berusaha Memenuhi Ekspetasi.
44 44 - Membayangkan Makan Bersama.
45 45 - Memilih Tempat Menunggu.
46 46 - Sangat Bebas.
47 47 - Belajar Bersama Paman Arvan.
48 48 - Membisu dan Membeku.
49 49 - Terpaksa Kembali.
50 50 - Bodoh dan Serakah.
51 51 - Menepati Janji.
52 52 - Kisah yang Sebenarnya Terjadi.
53 53 - Mengurus Kepulangan ke Istana Kerajaan.
54 54 - Berpindah ke Bagian Belakang.
55 55 - Seolah Mampu Menusuk dan Mencabik-Cabik.
56 56 - Merasakan Kehidupan Neraka Dunia.
57 57 - Tertahan di Dalam Mimpi.
58 58 - Penting dan Bersifat Rahasia.
59 59 - Memohon Izin dari Raja.
60 60 - Kesempatan dari Raja.
61 61 - Kunjungan Ratu dan Putra Mahkota.
62 62 - Urusan di Penjara Istana.
63 63 - Lencana Kehormatan.
64 64 - Sketsa Wajah.
65 65 - Pandangan Mata dan Penilaian Banyak Orang.
66 66 - Captain Store.
67 67 - Sandiwara Menjadi Pelanggan.
68 68 - Pemikiran yang Berbeda.
69 69 - Selera yang Berbeda.
70 70 - Nama Samaran.
71 71 - Kata Sandi.
72 72 - Pemikiran yang Hampir Sama.
73 73 - Kamar yang Sama.
74 74 - Seperti Habis Minum Kopi.
75 75 - Arti Pola Four Leaf Clover.
76 76 - Tidak Ingin Tertinggal Pemandangan Indah.
77 77 - Membeli Buah Tangan.
78 78 - Pegadaian.
79 79 - Menata Rambut.
80 80 - Tersangka di Depan Mata.
81 81 - Malaikat Pengadilan dan Raja Kematian Dari Neraka.
82 82 - Memberi Laporan Hasil Misi Penyelidikan.
83 83 - Membuat Orang Lain Salah Paham.
84 84 - Bibi dan Guru.
85 85 - Kejutan Untuk Putra Mahkota.
86 86 - Akademi Kerajaan.
87 87 - Prajurit Baru.
88 88 - Menjadi Prajurit Ratu.
89 89 - Saudari, Kakak Beradik.
90 90 - Bertindak Dengan Sangat Hati-Hati.
91 91 - Lilin Aroma.
92 92 - Rencana Gagal.
93 93 - Menyatakan Perasaan.
94 94 - Ramuan Penawar.
95 95 - Memerah.
96 96 - Aneh Karena Sedang Jatuh Cinta.
97 97 - Melibatkan dan Terlibat.
98 98 - Orang Kedua Dengan Pernyataan Serupa.
99 99 - Peduli Dengan Citra Baik.
100 100 - Membahas Kejadian Semalam.
101 101 - Arena Latihan Prajurit.
102 102 - Belati Melawan Pedang.
103 103 - Jawaban Sebagai Klarifikasi.
104 104 - Cara Membedakan.
105 105 - Guru Akademi Kerajaan.
106 106 - Saudara Tiri.
107 107 - Rahasia Umum.
108 108 - Para Penyusup.
109 109 - Mengincar Target Lain.
110 110 - Menyusul dan Mengejar Kereta Kuda.
111 111 - Vila Keluarga Haris.
112 112 - Ibu dan Ayah Mertua.
113 113 - Kehidupan Baru.
114 114 - Akan Menjadi Seorang Kakak.
115 115 - Sebagai Bantuan Pihak Medis.
116 116 - Jangan Menyerah Sebelum Mencoba.
117 117 - Serangan Bantuan Tembakan Anak Panah.
118 118 - Ular Berbisa.
119 119 - Datang Untuk Membantu.
120 120 - Masih Keliru.
121 121 - Terluka.
122 122 - Menggantikan Posisi Ketua Sementara Waktu.
123 123 - Perintah Pertama.
124 124 - Semangat yang Membara.
125 125 - Syarat Gencatan Senjata.
126 126 - Bertukar Posisi.
127 127 - Saling Memberi Kesempatan.
128 128 - Bagai Tamu Tak Diundang.
129 129 - Tanpa Indera Penglihatan.
130 130 - Berjalan Sesuai Takdir.
131 131 - Saline Steril.
132 132 - Diistirahatkan Untuk Sementara Waktu.
133 133 - Memakai Kacamata.
134 134 - Membawa Pasukan Bantuan.
135 135 - Kemenangan Besar.
136 136 - Mendekati Hari Kelahiran.
137 137 - Bertemu Dengan Pangeran Kedua.
138 138 - Berdansa.
139 139 - Memanjakan Kekasih Hati.
140 140 - Tradisi Melamar.
141 141 - Nama Putri Mahkota.
142 142 - Suap-Menyuapi.
143 143 - Tanggapan Ibu dan Ayah.
144 144 - Kesal.
145 145 - Mahkota Bunga.
146 146 - Calon Kakak Ipar.
147 147 - One and Only.
148 148 - Kuda Putih.
149 149 - Pertunangan.
150 150 - Bahagia Selamanya.
151 Novel Comeback.
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1 - Percobaan Pembunuhan.
2
2 - Nona Pengembara.
3
3 - Saudari Kembar.
4
4 - Berkeliling Istana.
5
5 - Alangkah Baiknya.
6
6 - Memeriksa Kediaman Ratu.
7
7 - Penawaran Raja.
8
8 - Pertarungan Uji Coba.
9
9 - Melihat Pemandangan Sambil Mengobrol.
10
10 - Bertemu Dengan Keponakan.
11
11 - Berlatih Menggunakan Pedang.
12
12 - Struktur Istana.
13
13 - Bersiap Pergi Berlibur.
14
14 - Koper Barang.
15
15 - Camilan Pengganjal Perut.
16
16 - Pemberani dan Pemalu.
17
17 - Memilih Kamar.
18
18 - Saling Berdekatan.
19
19 - Bermesraan dan Kemesraan.
20
20 - Berharga dan Berjasa.
21
21 - Dikejar Anjing.
22
22 - Perlakuan Tidak Menyenangkan.
23
23 - Pelampiasan Untuk Menghibur Diri.
24
24 - Fokus Berlatih dan Dilatih.
25
25 - Camilan dan Latihan Tambahan.
26
26 - Contoh Cara Bertarung.
27
27 - Pelajari dan Perhatikan.
28
28 - Melihat Pemandangan Langit Malam.
29
29 - Selimut dan Syal.
30
30 - Saingan Cinta.
31
31 - Cerita Pertarungan Antar Dua Suku.
32
32 - Tidur di Atas Pangkuan.
33
33 - Gadis Serampangan.
34
34 - Mengikuti.
35
35 - Menyingkir.
36
36 - Waktu yang Tepat.
37
37 - Luka Lebam di Leher.
38
38 - Memerhatikan Leher.
39
39 - Karakter Kuda.
40
40 - Nick dan Grace.
41
41 - Seolah Sedang Terbang.
42
42 - Dari Kejauhan.
43
43 - Berusaha Memenuhi Ekspetasi.
44
44 - Membayangkan Makan Bersama.
45
45 - Memilih Tempat Menunggu.
46
46 - Sangat Bebas.
47
47 - Belajar Bersama Paman Arvan.
48
48 - Membisu dan Membeku.
49
49 - Terpaksa Kembali.
50
50 - Bodoh dan Serakah.
51
51 - Menepati Janji.
52
52 - Kisah yang Sebenarnya Terjadi.
53
53 - Mengurus Kepulangan ke Istana Kerajaan.
54
54 - Berpindah ke Bagian Belakang.
55
55 - Seolah Mampu Menusuk dan Mencabik-Cabik.
56
56 - Merasakan Kehidupan Neraka Dunia.
57
57 - Tertahan di Dalam Mimpi.
58
58 - Penting dan Bersifat Rahasia.
59
59 - Memohon Izin dari Raja.
60
60 - Kesempatan dari Raja.
61
61 - Kunjungan Ratu dan Putra Mahkota.
62
62 - Urusan di Penjara Istana.
63
63 - Lencana Kehormatan.
64
64 - Sketsa Wajah.
65
65 - Pandangan Mata dan Penilaian Banyak Orang.
66
66 - Captain Store.
67
67 - Sandiwara Menjadi Pelanggan.
68
68 - Pemikiran yang Berbeda.
69
69 - Selera yang Berbeda.
70
70 - Nama Samaran.
71
71 - Kata Sandi.
72
72 - Pemikiran yang Hampir Sama.
73
73 - Kamar yang Sama.
74
74 - Seperti Habis Minum Kopi.
75
75 - Arti Pola Four Leaf Clover.
76
76 - Tidak Ingin Tertinggal Pemandangan Indah.
77
77 - Membeli Buah Tangan.
78
78 - Pegadaian.
79
79 - Menata Rambut.
80
80 - Tersangka di Depan Mata.
81
81 - Malaikat Pengadilan dan Raja Kematian Dari Neraka.
82
82 - Memberi Laporan Hasil Misi Penyelidikan.
83
83 - Membuat Orang Lain Salah Paham.
84
84 - Bibi dan Guru.
85
85 - Kejutan Untuk Putra Mahkota.
86
86 - Akademi Kerajaan.
87
87 - Prajurit Baru.
88
88 - Menjadi Prajurit Ratu.
89
89 - Saudari, Kakak Beradik.
90
90 - Bertindak Dengan Sangat Hati-Hati.
91
91 - Lilin Aroma.
92
92 - Rencana Gagal.
93
93 - Menyatakan Perasaan.
94
94 - Ramuan Penawar.
95
95 - Memerah.
96
96 - Aneh Karena Sedang Jatuh Cinta.
97
97 - Melibatkan dan Terlibat.
98
98 - Orang Kedua Dengan Pernyataan Serupa.
99
99 - Peduli Dengan Citra Baik.
100
100 - Membahas Kejadian Semalam.
101
101 - Arena Latihan Prajurit.
102
102 - Belati Melawan Pedang.
103
103 - Jawaban Sebagai Klarifikasi.
104
104 - Cara Membedakan.
105
105 - Guru Akademi Kerajaan.
106
106 - Saudara Tiri.
107
107 - Rahasia Umum.
108
108 - Para Penyusup.
109
109 - Mengincar Target Lain.
110
110 - Menyusul dan Mengejar Kereta Kuda.
111
111 - Vila Keluarga Haris.
112
112 - Ibu dan Ayah Mertua.
113
113 - Kehidupan Baru.
114
114 - Akan Menjadi Seorang Kakak.
115
115 - Sebagai Bantuan Pihak Medis.
116
116 - Jangan Menyerah Sebelum Mencoba.
117
117 - Serangan Bantuan Tembakan Anak Panah.
118
118 - Ular Berbisa.
119
119 - Datang Untuk Membantu.
120
120 - Masih Keliru.
121
121 - Terluka.
122
122 - Menggantikan Posisi Ketua Sementara Waktu.
123
123 - Perintah Pertama.
124
124 - Semangat yang Membara.
125
125 - Syarat Gencatan Senjata.
126
126 - Bertukar Posisi.
127
127 - Saling Memberi Kesempatan.
128
128 - Bagai Tamu Tak Diundang.
129
129 - Tanpa Indera Penglihatan.
130
130 - Berjalan Sesuai Takdir.
131
131 - Saline Steril.
132
132 - Diistirahatkan Untuk Sementara Waktu.
133
133 - Memakai Kacamata.
134
134 - Membawa Pasukan Bantuan.
135
135 - Kemenangan Besar.
136
136 - Mendekati Hari Kelahiran.
137
137 - Bertemu Dengan Pangeran Kedua.
138
138 - Berdansa.
139
139 - Memanjakan Kekasih Hati.
140
140 - Tradisi Melamar.
141
141 - Nama Putri Mahkota.
142
142 - Suap-Menyuapi.
143
143 - Tanggapan Ibu dan Ayah.
144
144 - Kesal.
145
145 - Mahkota Bunga.
146
146 - Calon Kakak Ipar.
147
147 - One and Only.
148
148 - Kuda Putih.
149
149 - Pertunangan.
150
150 - Bahagia Selamanya.
151
Novel Comeback.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!