Rupanya, Nona pengembara dan Ratu adalah saudara kembar.
"Salam. Senang berkenalan dengan kalian berdua. Panggil saja aku, Yura," katanya sambil memberi salam perkenalan. Yura Haris.
"Pantas saja. Aku sempat terkejut saat Nona membuka cadar karena wajahmu sangat mirip dengan Yang Mulia Ratu," ucap Selir Azkia
"Benar, aku pun terkejut dan sepertinya akan sulit membedakan antara kalian setelah ini," kata Arvan
"Seperti kataku tadi, aku akan mengurus pelaku percobaan pembunuhan Ratu. Kau jagalah kakakmu di sini, Yura. Kau ikut denganku, Arvan. Dan kau boleh kembali ke kediamanmu, Selir. Istirahatlah, kau pasti lelah setelah pergi dan kembali," ucap Raja
"Baik, Baginda," kata dua Reynard bersaudara dengan serempak.
Mereka pun beranjak pergi dari sana meninggalkan dua saudara kembar itu. Yura pun langsung kembali mendekati tempat tidur tempat Ratu terbaring, ia akan terus menjaga di sisi saudari terkasihnya yang sudah sulit untuk ditemui sebelumnya itu.
"Kau adalah orang yang lemah lembut dan baik hati. Sebenarnya siapa yang tega melakukan ini padamu, Kak? Aku sudah ada di sini, jadi cepatlah sadar, saudariku," ujarnya, Yura, mengoceh seorang diri.
•••
Penjara istana.
Dengan gagahnya, Baginda Raja ditemani Penasehatnya mendatangi tempat gelap dan lembab itu. Bertemu penjaga di sana untuk mengurus masalah pelaku percobaan pembunuhan kali ini.
"Di mana dia? Apa sudah selesai mengintrogasinya?" tanya Raja
"Kurasa Anda tidak bisa menemuinya, Baginda. Dia telah melakukan bunuh diri dengan menggigit lidahnya sendiri, introgasi tidak berjalan lancar dan dua terus menutup mulut sampai akhir." Jawab penjaga di sana.
"Sungguh si*l!" umpat Raja
"Apa Anda mencurigai sesuatu, Baginda?" tanya Arvan
"Aku memang sudah curiga, tapi itu saja tidak cukup bila tidak ada bukti. Sampai bukti itu ke luar, takkan kubiarkan orang yang melakukan trik keji ini," ujar Raja
Raja dan Arvan pun segera ke luar dari tempat suram itu...
•••
Beberapa hari kemudian.
Seorang pelayan pribadi Ratu datang untuk memberikan obat. Yura pun menyambutnya dengan hangat dan bersiap untuk membantunya memberikan obat untuk Ratu yang adalah kakak kandungnya.
"Oh, sudah waktunya ya, Dina," ujar Yura
"Benar, Nona Yura. Waktunya memberi obat," katanya. pelayan pribadi Ratu bernama Dina.
Saat pertama kali bertemu untuk memberi obat secara rutin, Dina, tentu terkejut dengan keberadaan Yura di sisi Ratu. Namun, selama beberapa hari bertemu, keduanya pun menjadi dekat dan berhubungan baik. Yura selalu berada di sisi Ratu, membuat mereka selalu bertemu. Setiap bertemu, Yura akan mengajak bicara para pelayan untuk menanyakan tentang keseharian Ratu walau hanya sebentar.
Seseorang merasa terusik karena obrolan ringan orang-orang di sekitarnya. Ia pun membuka paksa matanya yang terasa sangat berat secara perlahan.
"Kau ... Yura?" pelannya seperti mendesis.
"Yang Mulia Ratu!"
"Kakak! Oh, syukurlah. Kak Yuna, akhirnya kau sadar juga," ujar Yura
Benar, keduanya adalah saudari kembar. Ratu yang lebih awal lahir diberi nama Yuna Haris dan adiknya adalah gadis pemberani yang suka mengembara diberi nama Yura Haris.
"Dina, ada apa ini? Kenapa Yura ada di sini?" tanya Ratu begitu tersadar.
"Apa Anda tidak ingat, Yang Mulia? Anda jatuh pingsan setelah terkena kipas besi beracun dan terus tak sadarkan diri. Nona Yura kebetulan bertemu dengan Selir Azkia yang sedang pergi mengambil penawar racun dari Suku Barat dan berakhir nengantarkan Selir Azkia kembali ke sini, setelah itu Nona Yura terus dibiarkan menjaga Ratu sampai saat ini," jelas Dina
"Bagaimana perasaanmu, Kak? Apa ada yang merasa tidak nyaman? Biarkan aku memeriksamu, kalau begitu ... " ujar Yura
"Aku baik-baik saja, hanya merasa lemas dan haus," kata Ratu
"Kau ingin minum? Kalau begitu, sekalian juga minum obat yang sudah disiapkan," ucap Yura
Dina membantu mengambilkan air untuk diminum Ratu dan memberikannya pada Yura. Yura pun membantu kakaknya untuk minum air.
"Karena Ratu sudah bangun, biar aku saja yang membantunya minum obat. Dina, tolong kau siapkan saja makanan untuk Ratu karena sudah lama ia tidak makan. Tolong ya, Dina," ucap Yura
"Itu sudah tugasku, Nona. Kalau begitu, hamba undur diri, Yang Mulia Ratu, Nona Yura." Kata Dina yang lalu beranjak dari sana.
"Kau sudah di sini sejak hari pertama aku tak sadarkan diri? Kalau begitu, berapa lama aku tertidur?" tanya Ratu
"Lima hari. Arvan bilang, harusnya kau sudah sadar sejak dua hari yang lalu. Kau membuatku khawatir, Kak," jawab Yura
Setelah itu, Yura pun membantu Ratu untuk meminum obatnya.
...
Setelah minum obat dan makan makanan yang disediakan kedua pelayan pribadi Ratu, Dina dan Manda, Yura dan Ratu pun saling mengobrol bersama untuk melepas rindu dan mempererat kedekatan hubungan mereka.
"Jadi, kau sudah bertemu siapa saja selama ada di istana beberapa hari ini?" tanya Ratu
"Tidak banyak yang kutemui. Sepertinya mereka adalah yang dekat dengan Kakak-lah yang bertemu denganku. Kakak sakit, jadi mereka menjengukmu dan bertemu denganku yang selalu berada di sisimu. Para selir itu terkejut bukan main saat melihatku! Lucu sekali! Bahkan ada yang sampai mengira aku adalah roh yang terpisah ke luar dari tubuh Kakak. Sepertinya dia terlalu polos dan percaya takhayul, tapi ucapannya juga agak kurang ajar," jelas Yura
"Yah, di sini memang banyak macam-macam orang dengan berbeda-beda karakter," kata Ratu
Bagaimana tidak kurang ajar? Roh yang terpisah ke luar dari tubuh Ratu? Apa dia menyumpahi Ratu mati? Itulah anggapan Yura, namun berbeda dengan Ratu yang bisa memakluminya karena sudah bertemu banyak dari mereka yang berada di dalam istana kerajaan.
"Kau juga sudah bertemu Arvan, kan? Kau sempat menyebut namanya tadi. Bagaimana dengannya?" tanya Ratu
"Ah, dokter penasehat itu! Sepertinya aku sudah berlaku kasar sejak pertama kali bertemu dengannya. Saat itu aku panik melihat kondisimu yang tak sadarkan diri, tapi dia malah sibuk terkejut melihat wajahku, aku jadi bicara tidak baik dengannya. Sepertinya penilaian dia tentangku akan kurang atau bahkan tidak baik, tapi aku tidak menyesal dan takkan minta maaf padanya. Seharusnya dia mengerti aku sedang panik dan khawatir setengah mati dan bisa memaklumi sikapku saat itu," ungkap Yura
"Ya ampun, kau sama sekali belum berubah," kata Ratu
"Yah, beginilah adikmu, Kak ... " sahut Yura
Di tengah perbincangan hangat mereka, Raja dan Arvan yang selalu di sampingnya itu pun datang. Melihat Raja datang, Ratu hendak berdiri dan ia pun dibantu oleh Yura karena keduanya harus memberikan hormat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
icaica
kembar, yuna dan yura 👍🏻👭
2023-06-27
1