Perjuangan Cinta (Keluarga Konglamerat)
Pukul 04:25 sore. Terlihat seorang gadis berparas begitu cantik dengan rambut hitam sebahu, sambil memikul tas ransel dipundaknya. Masuk kedalam rumah yang sangat besar nan mewah
" Mamah..papah.. Tasya pulang... " teriak gadis yang masih duduk dibangku kelas 12 sekolah menengah atas itu
Saat ia masuk kedalam rumah dan berjalan kearah ruang keluarga, karena ia tahu pasti kedua orang tuanya itu tengah berduduk santai diruang keluarga. Dan benar saja saat ia tiba diruang keluarga, ia menemui papah dan mamah nya tengah duduk disitu
Namun tasya mengerutkan kedua alisnya saat melihat sang mamah tengah menyeka air matanya, terlihat sekali kalau dia baru saja menangis. Dengan perasaan khawatir tasya pun mendekat kearah sang mamah, lalu mendudukkan bokongnya disamping sang mamah
" mamah kenapa nangis? " tanya tasya dengan wajah paniknya
" nangis?.. Nggak mamah nggak nangis, ini..ini..kayanya mata mamah tadi kemasukan sesuatu makanya mata mamah berair " jawab Emma
Tentu saja tasya tidak langsung percaya dengan apa yang mamahnya katakan. Karena dia bukanlah anak berusia 10 tahun lagi yang bisa dengan mudah untuk dibohongi. Karena dia sangat yakin dengan apa yang barusan dia lihat, kalau sang mamah baru saja menangis, namun saat mengetahui dia datang, mamah nya pun langsung menghapus air matanya
Sadar kalau tasya tidak percaya dengan apa yang dia katakan. Emma pun mencoba mengalihkan pembicaraan
" tasya. Kamu kan baru pulang pasti capekan? Sebaiknya sekarang kamu pergi kekamar ganti baju terus istirahat " ucap emma sambil mengelus pucuk kepala putri bungsunya
Tasya tak langsung menjawab, ia masih bungkam sambil terus menatap lekat kedua netra milik sang mamah. Tasya melihat ada sebuah kesedihan mendalam yang sang mamah rahasiakan darinya. Kemudian tasya beralih mengarahkan penglihatannya kearah sang papah yang duduk tak jauh dari posisinya, namun baru beberapa detik netra mereka bertemu, Ferdinan langsung mengalihkan pandangannya kesudut lain, membuat tasya mengerutkan dahinya melihat tingkah aneh yang papah nya itu tunjukkan
' apa jangan-jangan papah sama mamah lagi berantem ya?. Sebaiknya aku jangan terlalu ikut campur ' batin tasya
" yasudah... Kalau begitu tasya pergi kekamar ya " ucap tasya. Yang langsung dibalas anggukkan oleh emma
Sebelum tasya beranjak dari ruang keluarga, ia kembali mengarahkan netranya kepada sang papah. Namun lagi-lagi Ferdinan mengalihkan pandangannya kesudut lain, seolah terlihat sangat jelas kalau ia menghindari bertatapan dengan tasya
Kemudian tasya pun mulai beranjak menuju kamarnya yang berada dilantai 2. Saat ditengah-tengah anak tangga, tiba-tiba tasya memutar badannya untuk menghadap kearah bawah
" ada apa sayang? " tanya emma tidak lupa dengan sebuah senyuman yang mengembang disudut bibirnya
" apa kak Tara ada dirumah? " tanya Tasya
" iya ada. Sepertinya dia ada dikamarnya " jawab Emma
Mendengar jawaban dari sang mamah, Tasya pun menganggukkan kepalanya lalu kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda
Setelah sampai dikamarnya Tasya pun melemparkan tas nya kesembarang tempat. Kemudian kembali keluar dari dalam kamarnya, dan berjalan menuju kamar kakaknya yaitu Tara, yang hanya bersebelahan dari kamarnya
Setelah sampai didepan pintu kamar Tara, Tasya pun mengetuk pintu kamar itu. Setelah mendapatkan sahutan oleh sang punya kamar, baru lah Tasya masuk kedalam kamar itu
" kamu baru pulang " tanya Tara, saat melihat sang adik masuk kedalam kamarnya dengan masih menggunakan seragam sekolah nya
" iya " jawab Tasya, lalu ia menduduk kan bokongnya ditepi tempat tidur Tara
" memangnya ada apa kamu kesini? " tanya Tara. Ia pun menutup laptop nya lalu memutar kursi yang ia duduki agar dirinya berhadapan dengan sang adik
" Kak. Mamah sama Papah berantem ya? Soalnya tadi waktu Tasya baru dateng. Tasya liat mamah lagi nangis " Ucap Tasya. Mencurahkan kegelisahan hatinya kepada sang kakak
" Berantem....? " ucap Tara sambil terlihat berpikir keras
" kaya nya enggak deh. Soal nya kakak baru aja ngobrol sama mereka tadi dibawah, dan mereka baik-baik aja " ucap Tara lagi. Ya, beberapa waktu lalu tepatnya beberapa menit sebelum Tasya datang, Tara bersama kedua orang tuanya itu, tengah membicarakan sesuatu, dan mereka berdua tidak ada tanda-tanda kalau mereka sedang bertengkar. Jadi Tara sangat yakin kalau mereka memang tidak sedang bertengkar
" terus, kalau memang bukan karena berantem sama papah. Mamah menangis karena apa dong?. Kakak nggak ngelakuin kesalahan apa-apakan? " ucap Tasya, yang masih begitu penasaran apa penyebab wanita yang melahirkan nya itu menangis
Mendengar perkataan dari sang adik, Tara pun mentoyor jidat adiknya itu. " Jadi kamu nuduh kakak? Penyebab mamah nangis, gitu? " ucap nya
" ih... Kakak apa-apa'an sih, main toyor-toyor aja. Kan Tasya cuman nanya!, mamah kan nggak mungkin nangis tanpa alasan " ucap Tasya yang tak mau disalahkan, sambil mengelus-elus jidatnya yang tadi ditoyor oleh sang kakak
" yah..mungkin karena masalah yang terjadi diperusahaan sekarang " ucap Tara tanpa sadar
Setelah sadar dengan apa yang barusan dia ucapkan, Tara pun menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya, sambil mengumpati dirinya sendiri didalam hati, karena dia hampir saja keceplosan berbicara.
Mendengar itu Tasya pun mengerutkan kedua alisnya. Ditambah ekspresi kakaknya yang nampak sangat menyesali apa yang baru saja keluar dari mulutnya, yang menandakan kalau memang ada sesuatu yang dia sengaja rahasiakan dari Tasya
" masalah perusahaan? Bukannya perusahaan keluarga kita baik-baik aja?. Memangnya apa yang terjadi dengan perusahaan keluarga kita kak? " tanya Tasya dengan wajah panik nya
Tara pun terdengar menghembuskan nafasnya kasar. Lagi-lagi dia mengumpati dirinya sendiri didalam hati, karena ia tidak bisa menjaga rahasia dengan baik, sehingga membuat adik perempuan yang berselisih 8 tahun lebih muda darinya itu, terlihat begitu khawatir saat mengetahui kalau perusahaan keluarga mereka sedang ada masalah
Dan Tara pun terlihat kebingungan untuk menjawab pertanyaan beruntun dari Tasya. Karena kalau dia menjawab dengan jujur mengenai masalah yang terjadi pada perusahaan mereka sekarang, maka ia khawatir adiknya itu akan ikut pusing memikirkan nasib perusahaan keluarga mereka, bahkan bisa membuat Tasya tidak fokus dengan pelajarannya. Dan Tara tidak ingin itu sampai terjadi.
" bukan masalah besar kok dek. Cuman memang ada sedikit masalah di perusahaan, dan itu memang hal wajar. Karena kan segala sesuatu itu pasti ada saja halangannya, nggak mungkin selalu berjalan lurus. Kita percayakan aja sama papah, pasti papah bisa menanganinya " ucap Tara dengan setenang mungkin. Agar Tasya pun juga bisa ikut tenang
" kakak serius? Kakak nggak bohongkan sama Tasya? " Ucap tasya. Lagi-lagi dia bukan lah anak berusia 10 tahun yang bisa dengan mudah untuk dibohongi. Karena ia berpikir kalau memang hanya masalah kecil yang terjadi diperusahaan keluarga mereka, mengapa sang mamah sampai menangis seperti demikian.
" ya, terserah kalau kamu nggak percaya sama kakak. Udah sana pergi, aku mau lanjutin main game " ucap Tara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-13
0