" kok rumah sepi banget ya? Apa yang lain udah pada tidur " Gumam Tasya pada dirinya sendiri, sambil mengawasi setikarnya yang terasa sangat sepi, dan tidak seperti biasanya
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Untuk menuju meja makan, maka akan terlebih dahulu melewati ruang keluarga. Dan pada saat Tasya ingin melewati ruang keluarga, ia menemukan kalau kedua orang tua beserta kakak nya tengah duduk diruang keluarga, dan seperti nya mereka sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius, terlihat dari raut wajah mereka yang terlihat tegang.
Karena rasa penasaran yang begitu besar, Tasya pun bersembunyi dibalik tembok, untuk menguping pembicaraan mereka. Dan untung lah saat Tasya ingin melewati ruang keluarga, mereka tidak menyadari kedatangan Tasya. Sehingga mereka tidak mengetahui kalau sekarang Tasya sedang menguping pembicaraan mereka.
" Bagaimana Mas. Apa direktur perusahaan Investama group, mau menjadi Investor perusahaan kita? " tanya Emma dengan raut wajah tegangnya
Ferdinan pun menganggukkan kepalanya, namun raut wajahnya tak terlihat gembira. " Tapi dia memberikan satu syarat " ucap Ferdinan, sambil menatap sendu kearah istri dan putra sulungnya
" apa syarat nya mas? " tanya Emma, yang begitu penasaran dengan syarat yang diajukan oleh direktur perusahaan Investama group.
" dia menginginkan saham perusahaan kita sebanyak 28% " jawab Ferdinan
Sontak Emma dan Tara membulatkan kedua bola mata mereka, karena kaget mendengar syarat yang diajukan oleh direktur perusahaan Investama group
" pah itu sama saja dengan dia ingin menguasai perusahaan keluarga kita " Ucap Tara, masih dengan raut wajah nya yang terlihat syok.
" papah tau Tara. Itu kenapa papah tidak langsung menyetujui persyaratan yang dia minta. Papah tidak rela kalau perusahaan yang dirintis oleh kakek kamu dari nol, dirampas oleh mereka " ucap Ferdinan
Ujung mata Ferdinan pun nampak berembun. Ia benar-benar bingung sekarang, disatu sisi dia sangat membutuhkan bantuan dari perusahaan Investama group, namun disisi lainnya ia tidak rela jika perusahaan yang dirintis oleh ayah nya dari nol. Diambil alih oleh perusahaan Investama group, dengan persyaratan yang mereka ajukan, yang menginginkan saham sebanyak 28%.
Ini pertama kalinya ia menunjukkan sisi lemahnya dihadapan istri dan juga putranya. Karena biasanya dia selalu menujukkan sikap tegas namun masih lemah lembut kepada istri dan anak-anak nya. Namun menurutnya ini bukan lah waktu yang tepat untuk tetap terlihat pura-pura tegar, karena sekarang dirinya benar-benar hancur, melihat perusahaan yang dia pimpin sedang berada diujung tanduk kebangkrutan.
Hati Emma rasanya sangat sakit saat melihat lelaki yang ia kenal kuat dan tegas, kini terlihat lemah dan putus asa. Ia pun memindah posisi duduknya kesamping sang suami, lalu mendekap tubuh besar nan kekar sang suami kedalam pelukannya.
" Mas. Anggap saja kita tidak berjodoh dengan perusahaan Investama group. Nanti kita usaha lagi ya, mencari perusahaan yang mau menjadi Investor diperusahaan kita " ucap Emma, sambil mengelus lembut pucuk kepala Ferdinan, yang meringkuk menangis didalam pelukan Emma. Persis seperti anak kecil yang sedang menangis dipelukan sang ibu
" iya pah, nanti aku bantu cari'in perusahaan, yang sekiranya mampu membantu permasalahan yang terjadi diperusahaan kita sekarang " timpal Tara
Sedangkan itu disudut lain. Tasya berusaha sekuat tenaga menahan isak tangisnya, agar tidak keluar dan didengar oleh orang tua dan kakak nya
Ia tidak menyangka kalau ternyata masalah yang terjadi diperusahaan keluarga mereka, sangat lah kacau. Meski pun ia tidak terlalu mengerti dengan urusan perusahaan, namun saat mendengar pembicaraan orang tua dan kakak nya tadi, sedikitnya Tasya dapat menyimpulkan kalau masalah yang terjadi diperusahaan bukan lah masalah kecil
Terlihat dari papah nya, yang rela memohon direktur perusahaan Investama group agar mau menjadi Investor diperusahaan mereka. Karena biasanya para Investor lah yang berdatangan dan menawarkan diri mereka untuk menanamkan modal diperusahaan keluarga Tasya yang bergerak dibidang properti.
Isak tangis yang sendari tadi Tasya tahan, akhirnya lepas juga, sehingga terdengar oleh Tara yang tengah duduk disofa ruang keluarga. " Tasya " paggil Tara. Yang melihat sedikit punggung sang adik terlihat dibalik tembok.
Mengetahui kalau dirinya sudah ketahuan menguping. Tasya pun berlari naik kelantai 2 dan masuk kedalam kamarnya.
Ferdenin dan Emma pun terkejut saat mendengar Tara memanggil nama Tasya. " dimana Tasya? " tanya Ferdinan, lalu menyeka air matanya
" Disitu pah. Sepertinya dia menguping pembicaraan kita " jawab Tara, sambil menunjukkan dimana tadi dia melihat punggung, yang sangat ia yakini kalau itu adalah milik Tasya
Mereka bertiga pun sontak menghembuskan nafas mereka panjang. Karena masalah yang mereka rahasiakan dari Tasya, agar tidak mengganggu pikiran Tasya, akhirnya terbongkar dengan sendirinya.
" kalau begitu aku pergi kekamar Tasya dulu ya. Dia pasti salah paham, sama kita, karena sudah merahasiakan hal besar ini sama dia " ucap Emma. Yang begitu hapal dengan sikap sang putri
Yang dibalas anggukan oleh Ferdinan dan Tara. Setelah itu Emma pun bangkit, lalu mulai melangkahkan kakinya menuju kamar sang putri, yang berada dilantai 2.
Tok...tok...Emma mengetuk pintu kamar Tasya. Karena tak kunjung mendapatkan sahutan, Emma pun memutuskan untuk langsung masuk, karena kebetulan pintunya pun tidak dikunci oleh tasya
Saat tiba didalam kamar, Emma melihat Tasya menangis tersedu-sedu dengan posisi tengkurap dan menyembunyikan wajahnya dibawah bantal.
" Tasya " panggil Emma, lalu kemudian ia pun mendudukkan bokongnya diatas ranjang Tasya
" Mamah jahat, papah jahat, kak Tara juga jahat. Kenapa kalian nggak kasih tau Tasya tentang masalah yang terjadi diperusahaan keluarga kita, apa kalian nggak menganggap Tasya sebagai keluarga. Meski pun Tasya nggak bisa bantuin apa-apa, tapi seenggak nya Tasya juga berhak untuk tau " ucap Tasya dengan tersedu-sedu, meluapkan rasa yang mengganjal dihatinya.
Emma menghembuskan nafasnya panjang, lalu menjulurkan tangannya untuk mengelus punggung sang putri. " Tasya. Mamah minta maaf. Mamah, papah, Tara. Memutuskan untuk merahasiakan masalah ini, supaya kamu nggak kepikiran, dan akan mengganggu konsentrasi kamu dalam belajar. Dan mamah nggak mau itu terjadi, itu kenapa kita memutuskan untuk tidak memberitahu kamu " ucap Emma dengan lembut
" pokoknya apa pun alasan kalian untuk tidak memberitahu Tasya, semuanya salah... " ucap Tasya, yang tetap kekeh kalau apa pun alasannya, mereka tetap lah salah, karena telah merahasiakan hal sebesar itu darinya.
...****************...
Setelah rapi dengan seragam sekolahnya, Tasya pun keluar dari kamarnya, lalu turun kelantai 1 dan langsung menuju ruang makan.
" pag.... " ucapan Tasya terhenti sebelum ia menyelesaikan ucapannya. Dahinya berkerut saat melihat meja makan kosong melompong, hanya ada bi Sarah disitu.
" yang lain kemana bi? " tanya Tasya, kepada bi Sarah. Karena biasanya jam segini semuanya sudah lengkap dimeja makan, untuk sarapan bersama, sebelum mereka memulai aktivitas masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments