PC(KK).5

Jam telah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Tasya pun keluar dari dalam kamarnya, setelah pergulatan batinnya yang cukup lama.

Ia memutuskan untuk keluar dari dalam kamarnya, karena Emma tak kunjung datang kekamar Tasya, seperti biasa untuk mengajak putrinya makan malam bersama.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sebelum turun kelantai 1, Tasya terlebih dahulu mengetuk pintu kamar Tara, yang posisinya hanya bersebelahan dari kamar tidurnya. Setelah beberapa saat menunggu, Tasya tak kunjung mendapatkan sahutan dari sang pemilik kamar

Karena pintu kamar tidak dikunci oleh Tara, Tasya pun memutuskan untuk masuk. " Kak Tara... " panggil Tasya, yang tidak melihat adanya tanda-tanda keberadaan sang kakak didalam kamar

" sepertinya, kak Tara tidak ada dikamar " gumam Tasya. Setelah itu ia pun memutuskan untuk keluar.

Kemudian Tasya pun turun kelantai 1. Dan lagi-lagi, ia menemui suasana rumah yang sangat sepi. Ditambah tadi sore, Emma telah memberhentikan semua pelayan yang bekerja dikediaman mereka, yang membuat suasana sepi dirumah mewah itu semakin terasa bahkan berkali-kali lipat.

Tasya memutuskan untuk pergi keruang makan, karena perutnya sudah berbunyi sendari tadi, memohon-mohon untuk minta segera diisi.

" Eh... Tasya " ucap Emma, yang baru saja keluar dari dalam kamarnya

" baru saja mamah mau kekamar kamu, untuk mengajak makan malam " ucap Emma lagi

Tasya pun tersenyum. Kemudian Emma menggandeng tangan putrinya, untuk berjalan berbarengan menuju ruang makan

" papah sama kak Tara, mana mah? " tanya Tasya, yang sendari tadi tak melihat batang hidung Ferdinan dan juga Tara.

" Papah sama kakak kamu sekarang lagi ada diruang kerja. Nanti mamah suruh bi Sarah buat panggil mereka " ucap Emma.

Singkat cerita, kini mereka berempat sudah lengkap dimeja makan, dan memulai makan malam mereka. Suasana dimeja makan terasa sangat sepi, hanya terdengar bunyi alat makan yang saling beradu. Mereka ber4 memilih untuk diam seribu bahasa, sambil saling bergulat dengan pikiran mereka masing-masing

Hingga pada akhirnya Ferdinan pun buka suara. " tasya " ucap Ferdinan, memanggil nama putrinya

Tasya pun mendongakkan kepalanya, ketika namanya dipanggil oleh sang papah. " iya pah " sahut Tasya

Ferdinan meletakkan alat makannya, lalu mengepal-ngepalkan kedua tangannya. " kamu tidak marahkan, dengan keputusan papah? " tanya Ferdinan

Tasya menatap Papah nya bingung. Keputusan apa yang papah nya itu maksud, dia sama sekali tidak mengerti. " keputusan apa yang papah maksud? " tanya Tasya, masih dengan raut wajah bingungnya

Ferdinan pun menghembuskan nafasnya panjang, mencoba menenangkan gejolak dihatinya. " papah memutuskan untuk menggadaikan, rumah kakak dan nenek kamu. Karena sekarang kita benar-benar memerlukan uang " ucap Ferdinan. Ia tahu rumah peninggalan orang tuanya, begitu sangat lah penting bagi putrinya itu, sehingga perlu baginya untuk meminta izin terlebih dahulu.

Tasya membulatkan kedua bola matanya, karena terkejut mendengar kalau papah nya ingin menggandaikan rumah peninggalan mendiang kakek dan nenek nya. Ia kaget sampai sedemikian rupa, bukan tanpa sebab. Rumah itu sangat lah penting bagi Tasya, karena menyimpan banyak sekali kenangan bersama kakek dan neneknya

Dan dirinya juga bisa dibilang dibesarkan dirumah itu. Sewaktu ia kecil, kedua orang tuanya sangat lah sibuk, mengembangkan bisnis mereka masing-masing, sehingga membuat mereka tidak mempunyai waktu untuk mengurus dan merawat, anak-anak mereka, akan tetapi bukan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab mereka sebagai orang tua, mereka tetap melakukannya, apabila mereka sedang libur, maka mereka benar-benar menghabiskan waktu mereka untuk bermain bersama anak-anak

Namun disaat mereka mulai kembali disibuk kan oleh urusan pekerjaan, maka mereka pun menitipkan putra putri mereka pada orang tua Ferdinan, yang Tasya dan Tara sebut sebagai Kakek dan Nenek. Dan dirumah itu lah mereka dibesarkan dan dirawat dengan sepenuh hati oleh kakek dan nenek. Itu mengapa rumah itu begitu penting bagi Tasya, karena menyimpan banyak sekali moment-moment pentingnya sepanjang hidup.

Tasya tahu, digadaikan bukan berarti dijual. Melainkan hanya sekedar dipindah alihkan sementara waktu, dan apa bila mereka bisa membayar kembali sebesar nominal kepada orang yang meminjamkan mereka uang, maka rumah itu pun akan kembali ketangan mereka.

Namun yang membuat Tasya sedih. Itu artinya untuk sementara waktu, ia tidak bisa lagi berkunjung kerumah itu, karena setiap akhir pekan dia selalu mengunjungi rumah itu.

Namun untuk menolak Tasya tidak bisa. Ia tahu papah nya pun pasti sangat berat untuk mengambil keputusan itu. " Terserah papah saja " ucap Tasya. Hanya itu lah yang bisa keluar dari mulut Tasya.

Ferdinan pun hanya bisa menghembuskan nafasnya panjang. Ia pun sebenarnya sangat berat mengambil keputusan untuk menggadaikan, rumah peninggalan mendiang kedua orang tuanya. Karena ia lahir dan besar dirumah itu, tentu lah rumah itu menyimpan begitu banyak kenangan didalam nya

Namun apa boleh buat. Sekarang dia sangat memerlukan uang, dan dia sudah kehabisan semua tabungannya, bahkan beberapa aset berupa beberapa apartemen dan mobil mewahnya, telah ia jual, agar tetap bisa mempertahankan perusahaan nya. Namun itu semua tidak cukup, ia masih memerlukan uang yang nominalnya tidak lah sedikit, yang akhirnya memaksanya untuk menggadaikan rumah tempat tinggalnya sewaktu kecil hingga dewasa.

" papah janji, akan mengambil kembali rumah itu nanti " ucap Ferdinan. Untuk meyakinkan putrinya, yang sangat terlihat tidak rela rumah itu digadaikan.

Tasya pun menganggukkan kepalanya dengan posisi kepalanya yang menunduk. Ia tidak berani menatap wajah papah nya. Karena sekarang bola matanya terasa panas dan mulai berembun.

Waktu pun berjalan dengan sangat cepat. Tidak terasa hari kembali pagi, Tasya pun keluar dari dalam kamarnya, dengan seragam sekolah yang melekat rapi ditubuh tinggi nya

Ia berjalan kemeja makan untuk sarapan sebelum ia berangkat kesekolah. Dan lagi-lagi meja makan kosong melompong, tidak ada batang hidung orang tua dan juga kakak nya, dan hanya ada bi Sarah yang dengan sigap menyiapkan sarapan untuk nya.

Ia tidak mempertanyakan keberadaan orang tua dan kakak nya, kepada bi Sarah. Karena dia sudah tau jawaban nya, pastilah papah dan kakak nya sudah berangkat keperusahaan, sedangkan mamah nya bertemu beberapa teman sosialita nya, untuk mencari bantuan, agar suami-suami teman sosialitanya sekira nya mau membantu perusahaan keluarga mereka sekarang, yang sangat memerlukan Investor, yang mau menanamkan modal diperusahaan mereka.

Sedangkan itu ditempat lain. Lebih tepatnya didalam sebuah kamar, yang sangat luas didominasi oleh warna hitam dan silver, barang-barang yang ada didalam kamar itu semuanya berharga fantastis

Namun benda-benda itu hancur lebur berserakan dilantai, seolah tidak ada harga dirinya, akibat berbenturan dengan lantai yang dilapisi oleh marmer yang tentunya harganya sangat mahal.

Episodes
1 PC(KK).1
2 PC(KK).2
3 PC(KK).3
4 PC(KK).4
5 PC(KK).5
6 PC(KK).6
7 PC(KK).7
8 PC(KK).8
9 PC(KK).9
10 PC(KK).10
11 PC(KK).11
12 PC(KK).12
13 PC(KK).13
14 PC(KK).14
15 PC(KK).15
16 PC(KK).16
17 PC(KK).17
18 PC(KK).18
19 PC(KK).19
20 PC(KK).20
21 PC(KK).21
22 PC(KK).22
23 PC(KK).23
24 PC(KK).24
25 PC(KK).25
26 PC(KK).26
27 PC(KK).27
28 PC(KK).28
29 PC(KK).29
30 PC(KK).30
31 PC(KK).31
32 PC(KK).32
33 PC(KK).33
34 PC(KK).34
35 PC(KK).35
36 PC(KK).36
37 PC(KK).37
38 PC(KK).38
39 PC(KK).39
40 PC(KK).40
41 PC(KK).41
42 PC(KK).42
43 PC(KK).43
44 PC(KK).44
45 PC(KK).45
46 PC(KK).46
47 PC(KK).47
48 PC(KK).48
49 PC(KK).49
50 PC(KK).50
51 PC(KK).51
52 PC(KK).52
53 PC(KK).53
54 PC(KK).54
55 PC(KK).55
56 PC(KK).56
57 PC(KK).57
58 PC(KK).58
59 PC(KK).59
60 PC(KK).60
61 PC(KK).61
62 PC(KK).62
63 PC(KK).63
64 PC(KK).64
65 PC(KK).65
66 PC(KK).66
67 PC(KK).67
68 PC(KK).68
69 PC(KK).69
70 PC(KK).70
71 PC(KK).71
72 PC(KK).72
73 PC(KK).73
74 PC(KK).74
75 PC(KK).75
76 PC(KK)S2.76
77 PC(KK)S2.77
78 PC(KK)S2.78
79 PC(KK).S2.79
80 PC(KK)S2.80
81 PC(KK)S2.81
82 PC(KK)S2.82
83 PC(KK)S2.83
84 PC(KK)S2.84
85 PC(KK)S2.85
86 PC(KK)S2.86
87 PC(KK)S2.87
88 PC(KK)S2.88
89 PC(KK)S2.89
90 PC(KK)S2.90
91 PC(KK)S2.91
92 PC(KK)S2.92
93 PC(KK)S2.93
94 PC(KK)S2.94
95 PC(KK)S2.95
96 PC(KK)S2.96
97 PC(KK)S2.97
98 PC(KK)S2.98
99 PC(KK)S2.99
100 PC(KK)S2.100
101 PC(KK)S2.101
102 PC(KK)S2.102
Episodes

Updated 102 Episodes

1
PC(KK).1
2
PC(KK).2
3
PC(KK).3
4
PC(KK).4
5
PC(KK).5
6
PC(KK).6
7
PC(KK).7
8
PC(KK).8
9
PC(KK).9
10
PC(KK).10
11
PC(KK).11
12
PC(KK).12
13
PC(KK).13
14
PC(KK).14
15
PC(KK).15
16
PC(KK).16
17
PC(KK).17
18
PC(KK).18
19
PC(KK).19
20
PC(KK).20
21
PC(KK).21
22
PC(KK).22
23
PC(KK).23
24
PC(KK).24
25
PC(KK).25
26
PC(KK).26
27
PC(KK).27
28
PC(KK).28
29
PC(KK).29
30
PC(KK).30
31
PC(KK).31
32
PC(KK).32
33
PC(KK).33
34
PC(KK).34
35
PC(KK).35
36
PC(KK).36
37
PC(KK).37
38
PC(KK).38
39
PC(KK).39
40
PC(KK).40
41
PC(KK).41
42
PC(KK).42
43
PC(KK).43
44
PC(KK).44
45
PC(KK).45
46
PC(KK).46
47
PC(KK).47
48
PC(KK).48
49
PC(KK).49
50
PC(KK).50
51
PC(KK).51
52
PC(KK).52
53
PC(KK).53
54
PC(KK).54
55
PC(KK).55
56
PC(KK).56
57
PC(KK).57
58
PC(KK).58
59
PC(KK).59
60
PC(KK).60
61
PC(KK).61
62
PC(KK).62
63
PC(KK).63
64
PC(KK).64
65
PC(KK).65
66
PC(KK).66
67
PC(KK).67
68
PC(KK).68
69
PC(KK).69
70
PC(KK).70
71
PC(KK).71
72
PC(KK).72
73
PC(KK).73
74
PC(KK).74
75
PC(KK).75
76
PC(KK)S2.76
77
PC(KK)S2.77
78
PC(KK)S2.78
79
PC(KK).S2.79
80
PC(KK)S2.80
81
PC(KK)S2.81
82
PC(KK)S2.82
83
PC(KK)S2.83
84
PC(KK)S2.84
85
PC(KK)S2.85
86
PC(KK)S2.86
87
PC(KK)S2.87
88
PC(KK)S2.88
89
PC(KK)S2.89
90
PC(KK)S2.90
91
PC(KK)S2.91
92
PC(KK)S2.92
93
PC(KK)S2.93
94
PC(KK)S2.94
95
PC(KK)S2.95
96
PC(KK)S2.96
97
PC(KK)S2.97
98
PC(KK)S2.98
99
PC(KK)S2.99
100
PC(KK)S2.100
101
PC(KK)S2.101
102
PC(KK)S2.102

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!