Perjodohan Berkedok Taruhan

Perjodohan Berkedok Taruhan

Perjodohan Berkedok Taruhan

PT. AP Investment.

Pukul 10.00

Leo, asisten Tuan Abraham masuk ke dalam ruang kerja Tuan Abraham sambil membawa laporan yang harus di tanda tangani Tuan Abraham.

"Bagaimana pertemuan Zemi dan David semalam? Apa sukses? Apa Zemi tertarik dengan David?" tanya Kakek Abraham sambil membaca laporan yang Leo berikan.

"Um... kalau itu, sepertinya tidak berjalan mulus Tuan." jawab Leo.

Sontak Tuan Abraham mendongakkan wajahnya.

"Kenapa? Masalah apalagi yang di buat anak itu?" tanya Kakek Abraham.

"Dari laporan Alshad, kali ini Nona Zemi bertingkah seperti perempuan jorok. Dia mengupil disaat sedang makan dan menaruh upilnya di bawah meja, terus bersendawa dengan sangat keras, lalu buang angin lalu-"

"Stop, stop, stop, stop! Tidak usah di teruskan, aku sudah bisa membayangkan bagaimana tingkah anak itu!" Potong Tuan Abraham.

Huuuh... Tuan Abraham menghela nafasnya kasar sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya.

"Entah apa maunya anak itu, bekerja di perusahaan tidak mau, menikah tidak mau, terus maunya apa? Masa mau main game sepanjang hidupnya? Apa dia tidak punya mimpi menikah dan punya anak apa?!" gerutu Kakek Abraham.

"Mungkin selama ini laki-laki yang Tuan jodohkan dengan Nona Zemi bukan tipe laki-laki Nona Zemi, makanya Nona Zemi bertingkah aneh di depan semua laki-laki itu." balas Leo.

"Terus laki-laki seperti apa yang dia mau? Sesama gamers sudah di coba, pengusaha juga sudah di coba, pembalap, artis, youtuber, selebgram, duda, semua sudah pernah aku coba jodohkan dengan Zemi, tapi semua laki-laki itu mental." jawab Tuan Abraham.

"Coba Tuan tanyakan langsung dengan Nona Zemi, sebenarnya laki-laki yang seperti apa yang dia mau." balas Leo.

Tuan Abraham terdiam.

"Saya permisi dulu, Tuan." pamit Leo dan di jawab dengan anggukkan kepala oleh Tuan Abraham.

Setelan Leo pergi, Tuan Abraham membuka laci meja kerjanya lalu mengambil foto kandidat terakhir laki-laki yang ingin di jodohkan dengan Zemi.

"Tinggal kau harapan terakhir ku, kalau kau juga tidak bisa menaklukkan hati cucuku, maka habis lah aku di gentayangi oleh almarhum orangtua Zemi dan istri ku." monolog Tuan Abraham sambil menatap foto laki-laki yang akan di jodohkan dengan Zemi.

Entah dapat wangsit darimana, tiba-tiba saja Tuan Abraham punya ide brilian cenderung licik untuk menjodohkan Zemi dengan laki-laki yang ada dalam foto.

Hehehe... Tuan Abraham terkekeh licik lalu memasukkan kembali foto laki-laki itu kedalam laci kemudian mengambil ponselnya lalu menghubungi Zemi.

Setelah percobaan sepuluh kali, akhirnya Nona Muda keluarga Pieters itu menjawab telepon Kakek Abraham.

"Apa Kek?" tanya Zemi.

"Dasar anak nakal! Kenapa lama sekali menjawab telepon Kakek, hah?! Apa kau sengaja membuat tensi Kakek naik?" omel Kakek Abraham.

"Aku lagi main game, Kek! Kalau Kakek nelpon mau bahas masalah semalam, nanti saja Kek, oke." balas Zemi.

"Benar-benar anak ini! Cepat datang ke kantor Kakek sekarang." perintah Kakek Abraham.

"Gak bisa, Zemi lagi main game." tolak Zemi.

"Oh oke, kalau begitu, Kakek blokir kartu mu, Kakek suruh orang menghack akun mu, Kakek-"

"Iya... Iya... Iya, satu jam lagi Zemi ke kantor Kakek, puas." potong Zemi.

"Gitu dong! Kakek tunggu satu jam lagi, lewat satu menit, Kakek blokir semuanya." balas Tuan Abraham lalu menutup teleponnya.

"Haish!!!" geram Zemi.

Mau tidak mau, Zemi pun berhenti main game, lalu pergi mandi dan bersiap pergi ke kantor sang Kakek.

💋💋💋

Tepat pukul 11.00, Zemi pun sampai di ruang kerja Tuan Abraham.

"Tepat waktu juga kamu." ucap Tuan Abraham sambil melihat jam di tangannya.

Zemi tidak menjawab, ia masih mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan karena lari-larian dari lobi.

Tuan Abraham beranjak dari kursi kerjanya lalu berjalan menghampiri Zemi kemudian duduk di single sofa sebelah Zemi.

"Mau minum?" tawar Tuan Abraham seolah-olah sedang mengejek cucunya.

"Cih! Kalau udah tau cucunya haus harusnya gak usah ditanya, tapi langsung di kasih minum." jawab Zemi.

"Dasar Kakek penyiksa cucu." celetuk Zemi.

Tuan Abraham memutar bola matanya malas lalu berdiri dari duduknya lalu menghubungi Leo dan menyuruh asistennya itu untuk membawa minuman untuk Zemi.

Setelah menghubungi Leo, Tuan Abraham pun kembali duduk di single sofa.

"Jadi ada urusan apa Kakek nyuruh Zemi dateng ke kantor Kakek?" tanya Zemi.

"Kakek rindu sama kamu." jawab Tuan Abraham dengan sorot mata yang aneh. Sorot mata yang menyembunyikan sebuah intrik.

"Gak usah basa-basi Kek, pasti Kakek mau nyuruh Zemi dateng ke kencan buta lagi kan? Zemi gak mau! Kalau Kakek maksa, jangan salahin Zemi kalau Zemi buat malu Kakek lagi." Zemi langsung mematahkan niatan Tuan Abraham.

"Haish, jangan berburuk sangka dulu. Siapa juga yang mau nyuruh kamu ke acara kencan buta." balas Tuan Abraham.

"Terus kalau bukan nyuruh kencan buta, Kakek mau nyuruh Zemi apalagi? Apa jangan-jangan Kakek punya rencana licik untuk Zemi? Iya kan?" tanya Zemi dengan tatapan mengintimidasi.

Dasar anak ini, kalau bukan saja cucu perempuan ku satu-satunya, sudah ku tukar dengan kinderjoy. Gerutu Tuan Abraham dalam hati.

Tok... Tok... Ceklek.

Tiba-tiba saja pintu ruang kerja Tuan Abraham terbuka dan Leo masuk ke dalam ruang kerja Tuan Abraham dengan segelas jus jeruk di tangannya.

"Hai Nona Zemi." sapa Leo.

"Ini saya buatkan jus jeruk spesial untuk Nona Zemi." Kata Leo lagi.

"Spesial apa? Spesial racun?" sindir Zemi.

Leo menggelembungkan pipinya menahan tawa mendengar ocehan Zemi.

"Spesial untuk menyemangati Nona Zemi dari..." Leo menggantung kata-katanya sambil melirik Tuan Abraham, seolah berkata "dari hukuman yang akan diberikan Tuan Abraham."

Zemi menaikkan sudut bibirnya.

"Saya permisi dulu." pamit Leo.

Setelah Leo keluar dari ruang kerja Tuan Abraham, Zemi menghela nafasnya kasar.

"Udah bilang aja Kakek mau hukum Zemi apa?" ucap Zemi.

"Cucu pengertian." balas Tuan Abraham.

"Jadi kamu mengaku salah atas perbuatan mu semalam?" tanya Tuan Abraham.

"Kek, Zemi minta di hukum bukan berarti Zemi mengaku salah. Kalau salah yah tetap aja salah Kakek, siapa suruh suka maksa Zemi nikah, udah di bilang Zemi belum mau nikah. Dan kalaupun Zemi mau nikah, Zemi akan menikah dengan laki-laki yang Zemi cintai, bukan laki-laki pilihan Kakek." jawab Zemi.

"Memangnya ini jaman apa nikah karena di jodoh-jodohin." gerutu Zemi pelan namun masih bisa di dengar oleh Tuan Abraham.

"Oke, kalau memang kamu gak mau Kakek ikut campur urusan pribadi mu, Kakek menyerah, Kakek gak akan jodoh-jodohin kamu lagi, tapi..." Tuan Abraham menggantung kata-katanya. Pembicaraan sudah mau masuk ke intinya.

"Tapi apa?" tanya Zemi dengan tatapan curiga.

"Tapi bagaimana kalau kita bertaruh?" jawab Tuan Abraham.

"Bertaruh?" Zemi mengernyitkan keningnya dalam-dalam.

"Bertaruh apa?" tanya Zemi.

💋💋💋

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Musniwati Elikibasmahulette

Musniwati Elikibasmahulette

lucu ya
menarik sekali karya mu ini
aku sangat suka

2023-10-20

0

Juli_etz

Juli_etz

aku baru mampir Na....


sedikit melupakanmu🙈
gara2 #BUKU_NGANTUNGMU
jadi lewat trus...

#🎫 maaf keun 😘

2023-08-27

0

Yunia Afida

Yunia Afida

aku hadir, ini siaran ulang ya

2023-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan Berkedok Taruhan
2 Minta Dicarikan Kerja
3 Bertemu Crush
4 Ditolak Waktu SMA
5 Kenangan Yang Menyakitkan
6 Gara-Gara CV, Zemi Kena Batunya
7 Kedatangan Vivian
8 Dinner
9 Cerita Versi Ravin
10 Menjadi Penjamin
11 Tutor
12 Biarkan Kali Ini Aku Yang Mengejarmu
13 Cemburu
14 Yakin Bisa Move On?
15 Masih Ngambek
16 Niatnya Memang Ingin Menyatakan Cinta
17 Menguntit
18 Kencan Buta
19 Keciduk
20 Mukbang Terus
21 Briefing
22 Drama Pulang Kerja
23 Takut Dimukbang
24 Tes Fisik
25 Si Licik, Si Tukang Sirik, Si Jago Nge-Kick Dan Si Paling Cerdik
26 Belum Apa-Apa Sudah Tegang
27 Ngerjain Yang Terniat
28 Interogasi
29 Dibalik Trauma Zemi
30 Zander Rindu Zemi
31 Si Omes
32 Ternyata Mau Main Game
33 Bagaimana Kalau Kita Menikah?
34 Sarung Tinju Si Junior
35 Zander Gercep
36 Penasaran Dengan Surat
37 Gara-Gara Ganti Password
38 Kotak Kenangan
39 Kehebohan Musang Kecil Masuk Kandang
40 Kabar Edu
41 Zemi Diculik
42 Si Penculik
43 Tanduk Bawah vs Dengkul Sakti
44 Salah Lawan
45 Sudah Tidak Sabar
46 Petugasnya Tidak Bersahabat
47 Serahkan Semua Pada Ravin
48 Tuan Abraham Menyerah
49 Atas-Bawah Harus Seragam
50 Kamu Bisa Kan?
51 Latihan
52 Game Baru Ciptaan Ravin?
53 Sok Polos, Padahal Minta Di Polosin
54 Akhirnya Silahturahmi
55 Siapa Yang Datang?
56 Berdamai
57 Ancaman Zander
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Perjodohan Berkedok Taruhan
2
Minta Dicarikan Kerja
3
Bertemu Crush
4
Ditolak Waktu SMA
5
Kenangan Yang Menyakitkan
6
Gara-Gara CV, Zemi Kena Batunya
7
Kedatangan Vivian
8
Dinner
9
Cerita Versi Ravin
10
Menjadi Penjamin
11
Tutor
12
Biarkan Kali Ini Aku Yang Mengejarmu
13
Cemburu
14
Yakin Bisa Move On?
15
Masih Ngambek
16
Niatnya Memang Ingin Menyatakan Cinta
17
Menguntit
18
Kencan Buta
19
Keciduk
20
Mukbang Terus
21
Briefing
22
Drama Pulang Kerja
23
Takut Dimukbang
24
Tes Fisik
25
Si Licik, Si Tukang Sirik, Si Jago Nge-Kick Dan Si Paling Cerdik
26
Belum Apa-Apa Sudah Tegang
27
Ngerjain Yang Terniat
28
Interogasi
29
Dibalik Trauma Zemi
30
Zander Rindu Zemi
31
Si Omes
32
Ternyata Mau Main Game
33
Bagaimana Kalau Kita Menikah?
34
Sarung Tinju Si Junior
35
Zander Gercep
36
Penasaran Dengan Surat
37
Gara-Gara Ganti Password
38
Kotak Kenangan
39
Kehebohan Musang Kecil Masuk Kandang
40
Kabar Edu
41
Zemi Diculik
42
Si Penculik
43
Tanduk Bawah vs Dengkul Sakti
44
Salah Lawan
45
Sudah Tidak Sabar
46
Petugasnya Tidak Bersahabat
47
Serahkan Semua Pada Ravin
48
Tuan Abraham Menyerah
49
Atas-Bawah Harus Seragam
50
Kamu Bisa Kan?
51
Latihan
52
Game Baru Ciptaan Ravin?
53
Sok Polos, Padahal Minta Di Polosin
54
Akhirnya Silahturahmi
55
Siapa Yang Datang?
56
Berdamai
57
Ancaman Zander

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!