"Bertaruh apa?" tanya Zemi.
"Kakek akan menarik semua fasilitas kamu, mulai dari black card, mobil dan apartemen. Kalau dalam setahun kamu bisa bertahan tanpa fasilitas dari Kakek, oke, Kakek tidak akan memaksamu lagi menikah. Dan kamu bebas mau menikah di umur kamu berapa saja." jawab Tuan Abraham.
"Yang bener aja Kek, mana bisa Zemi tanpa itu semua! Ini sih sama aja pemaksaan!" protes Zemi.
"Kamu kan bisa bekerja dan menghasilkan uang sendiri, jadi kamu bisa melanjutkan hidup kamu dengan uang hasil keringat kamu." balas Tuan Abraham.
Zemi terdiam.
"Oke, Zemi terima tantangan Kekek. Kalau begitu, mulai kapan dan di bagian apa Zemi harus bekerja di kantor Kakek ini." ucap Zemi.
"Oh... No no no, siapa bilang kamu boleh bekerja di perusahaan Kakek. Kalau kamu bekerja disini, semua karyawan Kakek kan kenal sama kamu, sama saja kamu akan diistimewakan." balas Tuan Abraham.
"Terus maksud Kakek, Zemi harus kerja dimana?" tanya Zemi.
"Cari kerja sendiri!" jawab Tuan Abraham lalu berdiri dari duduknya kemudian keluar dari ruang kerjanya.
Setelah Tuan Abraham keluar dari ruang kerjanya, Zemi langsung mengejar sang Kakek untuk membujuk sang Kakek.
Semua ucapan manis Zemi keluarkan untuk membujuk sang Kakek, tapi semua kata-kata manisnya tidak mempan, Tuan Abraham tetap kekeh tidak ingin memperkerjakan Zemi di kantornya.
Karena merasa percuma membujuk sang Kakek, akhirnya Zemi pun pasrah dan menerima tantangan dari Tuan Abraham.
Walau black card, mobil dan apartemen tidak boleh Zemi pakai, tapi Tuan Abraham juga tidak sesadis itu pada cucunya, Tuan Abraham mengisi saldo uang elektronik di akun Zemi yang jumlahnya di perkirakan hanya cukup satu bulan saja, yaitu dua juta dan memberikan kamar kos yang sudah Tuan Abraham bayar selama setahun.
Judulnya saja kamar kos, tapi ukuran kamar kos, hampir sama dengan apartemen studio dan fasilitas di dalamnya juga lengkap, ada springbed, televisi, AC, Wi-Fi, satu sofa panjang, lemari dan meja belajar.
Setelah sepakat, Zemi pun pulang ke apartemennya untuk mengambil barang-barangnya. Dan akan ada supir yang nanti menjemput Zemi dan mengantar Zemi ke kos-annya.
"Semua sudah kamu urus kan?" tanya Tuan Abraham pada Leo setelah Zemi pergi.
"Sudah Tuan." jawab Leo.
Tuan Abraham pun terkekeh licik.
"Semoga kali ini rencana ku berhasil." gumam Tuan Abraham.
💋💋💋
Pukul 19.00
Doms Kafe.
Sekarang Zemi sedang berada di kafe tempat dia sering nongkrong bersama sahabatnya, Camelia.
Sebelumnya Zemi menghubungi Camelia dan meminta mereka bertemu di kafe setelah Camelia selesai bekerja.
Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya Camelia pun datang.
"Lama banget sih datengnya?!" omel Zemi.
"Sorry, jalanan macet." jawab Camel.
"Tumben ngajak ketemu duluan, biasanya harus aku duluan yang ngajak ketemuan, itu pun susah banget kayak ngajak ketemuan ibu negara aja." sindir Camel.
Zemi menghela nafasnya kasar. Sontak Camel langsung mengernyitkan keningnya.
"Kenapa? Kakek maksa kamu nikah lagi?" tanya Camel.
Zemi menggelengkan kepalanya.
"Terus?" tanya Camel.
"Bantu aku cari kerja, Mel."
"Hah??? Aku gak salah denger??? Cucu investor terbesar di Asia minta bantuan cari kerja? Kamu kan bisa aja kerja di tempat Kakek kamu, Zem." kaget Camel.
"Aku udah di buang Mel sama keluarga aku." jawab Zemi dengan raut wajah yang di buat semelas mungkin.
"Gak masuk akal! Mana mungkin keluarga kamu buang kamu, orang kamu cucu perempuan satu-satunya." balas Camel tidak percaya.
Zemi menghela nafasnya kasar lagi.
"Terus apa namanya kalau bukan di buang? Bayangin aja, Kakek narik semua fasilitas yang dia kasih untuk aku, black card, mobil dan apartemen, dan sekarang aku tinggal nge-kos dan hanya di isiin saldo dua juta doang di akun elektronik. Aku udah dibuang Mel." ucap Zemi.
"Kamu bikin ulah apalagi sampe buat Kakek kamu narik semua itu?" tanya Camel.
"Biasalah, aku bikin malu Kakek diacara kencan buta semalam." jawab Zemi.
OOOh... Camel hanya membulatkan mulutnya.
Tak usah Zemi terangkan bikin malu bagaimana, Camel sudah paham.
"Jadi Kakek ngajak aku taruhan, kalau aku bisa hidup tanpa semua fasilitas dari Kakek, Kakek akan berhenti jodoh-jodohin aku dan aku bebas mau nikah di umur berapa aja." lanjut Zemi.
"Jadi kamu terima?" tanya Camel.
"Iya, aku terima, tapi Kakek gak ngasih tau aku kalau aku gak boleh kerja di perusahaannya, pas aku bilang setuju, baru Kakek bilang aku gak boleh kerja di perusahaannya." jawab Zemi.
"Licik kan tuh Kakek tua. Coba dari awal dia bilang, pasti..." Zemi menggantung kata-katanya.
"Kamu tetap terima dan mau di jodohin?" Camel melanjutkan kata-kata Zemi yang menggantung.
"Ya gak lah. Seenggaknya bisa di negosiasikan. Tapi karena kata deal udah keluar dari mulut aku jadinya gak ada kata untuk bernegosiasi. Menyebalkan!"
"Ya udah, kalau begitu jalanin aja." balas Camel.
"Kamu bantuin aku cari kerja yah, yah, yah...." rayu Zemi.
"Memangnya kamu mau kerja apa?" tanya Camel.
"Apa aja, yang penting di gaji. Aku harus bisa bertahan hidup selama setahun dengan hasil keringat aku sendiri." jawab Zemi.
"Apa aja? Yakin? Kalau jadi tukang cuci piring di restoran cepat saji bagaimana? Mau?" goda Camel.
"Ya gak gitu juga lah Mel. Paling gak kerjaan yang sesuai sama ijasah design grafis aku." jawab Zemi.
"Makanya kasih jawaban yang spesifik." balas Camel.
Zemi memanyunkan bibirnya.
"Ya udah nanti aku bantu cariin kamu kerjaan." ucap Camel.
Senyum Zemi pun merekah saat Camelia mau membantunya mencari pekerjaan.
Setelah satu jam berada di kafe, Camelia pun mengantar Zemi ke kos-annya sekalian melihat bentuk kos-an Zemi yang bisa di bilang elit.
Setelah lima belas menit di kosan Zemi, Camelia pun pulang. Baru saja beberapa meter dari kosan Zemi, tiba-tiba saja mobil Camelia di hadang mobil Alphard putih.
Tiiiin... Tiiiin...
Camelia yang kesal membunyikan klakson berkali-kali. Tapi bukannya menyingkir, malah sekarang pria bertubuh tinggi besar keluar dari dalam mobil dan menghampiri mobil Camelia.
Tok... Tok...
Pria bertubuh tinggi besar itu mengetuk kaca mobil Camelia. Camelia yang takut pun mengeluarkan semprotan cabe dari dalam tasnya untuk berjaga-jaga sebelum membuka kaca mobilnya.
"Ada apa?" tanya Camelia setelah membuka kaca mobil.
Pria bertubuh tinggi besar itu tidak menjawab dan malah menunjuk ke arah mobil Alphard dimana Tuan Abraham sudah mengeluarkan kepalanya sambil melambaikan tangannya.
"Kakek Abraham." lirih Camelia.
"Tuan Abraham ingin bicara empat mata dengan Anda, Nona." ucap pria bertubuh tinggi besar itu.
Camelia pun keluar dari mobilnya dan pria itu langsung menengadahkan tangannya ke hadapan Camelia.
"Apa?" tanya Camelia.
"Kunci mobil Anda, biar saya yang menyetir mobil Anda." jawab pria itu.
Camelia pun memberikan kunci mobilnya pada pria itu kemudian berjalan mendekati mobil Tuan Abraham.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Una_awa
ikutan mampir,,, penasaran sama ceritanya 🤗
2023-08-08
1
Cicih Sophiana
ceritanya bagus thor... aq suka👍
aq favoritkan thor
2023-06-23
0
Quwh Caiiankcllucma Ranggaaguz
hampir mirip sama drachin her you we meet again kak.. syuka aq
2023-06-23
0