Kini Camelia sudah berada di dalam mobil Tuan Abraham. Supir Tuan Abraham pun melajukan mobilnya dan diikuti bodyguard Tuan Abraham yang membawa mobil Camelia dari belakang.
"Kakek kenapa menghadang di tengah jalan sih? Bikin kaget saja. Untung saja Camel gak langsung semproton cairan cabe ke bodyguard Kakek." omel Camelia.
"Anak ini, gak kamu gak teman mu sama saja tukang ngomel." balas Tuan Abraham.
"Salah mu sendiri, memangnya kamu tidak tahu plat mobil Kakek?" kata Tuan Abraham lagi.
"Gak. Memangnya Camel orang SAMSAT." balas Camel.
Tuan Abraham menaikkan sudut bibirnya.
"Apa Zemi ada bicara sesuatu padamu?" tanya Tuan Abraham.
"Bukan hanya sesuatu, tapi banyak." jawab Camelia.
"Salah satunya?" tanya Tuan Abraham.
"Salah satunya membicarakan Kakek yang tega membuang cucu perempuan satu-satunya." jawab Camel.
"Ralat, bukan membuang tapi mendisiplinkan anak itu. Umurnya sudah dua puluh lima tahun, tapi hidupnya hanya untuk bermain game game dan game. Tidak berpikir untuk menikah atau bekerja di perusahaan. Kalau dia begitu terus, bisa-bisa Kakek cepat di jemput almarhum neneknya." dumel Tuan Abraham.
Camel menggelembungkan pipinya menahan tawa.
"Jangan ketawa! Kamu juga harus cepat menikah, biar ada yang bisa Zemi contoh." omel Tuan Abraham.
"Setidaknya aku sudah bekerja sekarang Kek." balas Camel.
"Apa Zemi meminta tolong padamu mencarikan pekerjaan?" tanya Tuan Abraham.
"Memangnya Zemi mau minta tolong sama siapa lagi kalau bukan sama Camel, Kek." balas Camel.
"Kakek juga terlalu jahat, masa cucu sendiri gak boleh kerja di perusahaan Kakek." dumel Camel.
"Bukan jahat, tapi Kakek sedang ingin melatih anak itu menjadi anak yang mandiri." balas Tuan Abraham.
"Tapi tenang saja, Kakek tidak sejahat yang ada di pikiran mu." kata Tuan Abraham lagi.
Camel mengernyitkan keningnya.
"Buka email mu, Kakek rasa Leo sudah mengirimkan link perusahaan tempat Zemi bekerja." ucap Tuan Abraham.
Cepat-cepat Camel mengeluarkan ponselnya lalu membuka emailnya. Dan benar saja ada email dari asisten Tuan Abraham yang mengirimkan pemberitahuan kalau Zemi diterima kerja di perusahaan Ganesh Production.
"Ganesh Production? Ini bukannya perusahaan pembuat game, Kek?" tanya Camel dan di jawab dengan anggukkan kepala oleh Tuan Abraham.
"Kenapa bisa? Kan baru tadi Zemi minta tolong dicarikan pekerjaan." Monolog Camel bertanya-tanya.
"Ekhem..." Tuan Abraham berdehem.
Camel pun langsung menoleh ke arah Tuan Abraham. Melihat ekpresi Tuan Abraham, Camel pun sadar kalau ini kerjaan Tuan Abraham.
"Oh... Ini kerjaan Kakek." lirih Camel.
"Besok, kamu kirim surat itu ke Zemi, bilang saja kamu yang sudah memasukkan nama Zemi di perusahaan itu. Kamu paham kan?"
Camel mengangguk-anggukkan kepalanya. Tapi tak lama Camel menatap Tuan Abraham dengan tatapan mengintimidasi.
"Rencana licik apa yang kali ini Kakek rencanakan untuk Zemi, hah?" tanya Camel.
"Haish!! Dasar anak muda! Kenapa kalian suka sekali sih menuduh Kakek yang tidak-tidak! Kakek berbuat seperti itu karena Kakek tidak mau cucu Kakek kesusahan mencari kerja." jawab Tuan Abraham.
Tapi Camel tidak percaya, ia tetap menatap Tuan Abraham dengan tatapan mengintimidasi. Ditatap seperti itu oleh Camel, jelas saja Tuan Abraham jadi salah tingkah. Daripada mulutnya nanti keceplosan karena tak sanggup dengan tatapan Camel, Tuan Abraham pun menyuruh supirnya berhenti dan menyuruh Camel turun dari mobilnya.
💋💋💋
Pukul 07.30
Matahari sudah menunjukkan sinarnya, tapi si Tuan Putri yang baru ngekos masih tidur nyenyak di ranjang berukuran 100x200.
KRIING...
Tiba-tiba saja suara dering telepon berhasil mengganggu tidurnya.
Pertama-pertama Zemi masih bisa sabar mendengar suara dering telepon itu, tapi karena kesabarannya setipis tissue basah yang di bagi dua, lama kelamaan Zemi pun emosi mendengar suara telepon itu.
"Aaargh!!! Siapa sih nelepon pagi-pagi gini! Kurang kerjaan banget!" Kesal Zemi.
Zemi pun mengambil ponselnya yang ada di nakas sebelah ranjang.
Belahan Jiwa. Itulah nama yang tertera di layar ponsel Zemi. Belahan Jiwa yang Zemi maksud adalah Camelia.
Melihat nama sang sahabat, Zemi pun cepat-cepat menjawab telepon Camel. Zemi yakin kalau Camel membawa kabar baik untuknya.
"Halo." jawab Zemi dengan suara lembut.
"Cih! Apa kamu kebanyakan makan baking powder makanya suara kamu jadi lembut begini?" sindir Camel.
Zemi menaikkan sudut bibirnya mendapat sindiran Camel.
"Ada apa?" tanya Zemi balik ke setelan pabrik.
"Kamu sudah baca email yang aku kirim?" tanya Camel.
"Email apa?" tanya Zemi.
"Jangan bilang kamu baru bangun Zem!"
"Iya. Kenapa? Email apa?"
"Cepat buka email yang aku kirim sekarang!" teriak Camel diseberang telepon lalu menutup teleponnya.
"Kenapa dia?" gumam Zemi lalu membuka email yang Camel kirim.
Zemi membaca dengan seksama email yang Camel kirim.
"Woah yang benar aku keterima kerja? Kok bisa?" gumam Zemi. Disini reaksi Zemi masih biasa saja, tapi begitu membawa terus kebawah mata Zemi langsung membulat lebar.
"Awas kamu Cameeeel!" Teriak Zemi lalu cepat-cepat beranjak dari ranjang lalu lari ke kamar mandi.
Bagaimana Zemi tidak teriak kalau di pemberitahuan itu mengatakan kalau hari ini jam sembilan Zemi langsung masuk kerja.
💋💋💋
Pukul 08.50
Ganesh Production.
Kini Zemi sudah berada di lobi Ganesh Production dan sedang menunggu manager personalia.
TRING. Pesan masuk di ponsel Zemi.
[Camel] : Sudah sampai di Ganesh Production.
[Zemi] : Sudah! Apa kamu tidak ingin menjelaskan sesuatu padaku?
[Camel] : Nanti akan aku jelaskan. Sekarang fokus saja bekerja. Oke. Semangat!
"Awas kamu Camel!" Geram Zemi.
Tak lama manager personalia pun datang menghampiri Zemi.
"Zemira?" tanya manager personalia.
"Iya saya Zemira." jawab Zemi sambil berdiri dari duduknya.
"Mari ikut saya." ucap manager personalia.
Zemi dan manager personalia itu pun langsung pergi ke bagian kreator. Dimana para kreator pembuat game ada di ruangan itu.
Ruang Kreator. Itulah nama yang tertera di papan yang ada di atas pintu ruangan kreator.
Ruang kreator? Maksudnya aku jadi kreator pembuat game gitu? gumam Zemi dalam hati.
Manager personalia mengantar Zemi ke ruang kerja ketua tim utama dimana ketua tim utama itu adalah CEO Ganesh Production. Sang CEO lebih suka menempati ruang kerja di ruang kreator ketimbang menempati ruang kerja CEO
"Pak Bos belum dateng Pak." ucap Juan salah satu karyawan kreator saat manager personalia hendak mengetuk pintu ruang kerja ketua tim utama.
"Oh." balas manager personalia.
"Kalau gitu, kita tunggu disitu dulu." ucap manager personalia sambil menunjuk ruang tunggu di depan pintu ruang kreator.
Manager personalia dan Zemi pun keluar dari ruang kreator dan duduk di ruang tunggu.
"Jadi di dalam itu bagian pembuat game, Pak?" tanya Zemi.
"Iya." jawab manager personalia.
"Kalau boleh tau kenapa saya di bawa ke ruangan kreator?" tanya Zemi. Wajar Zemi bertanya, dia tidak tau apa-apa soal tentang lamaran kerja yang di lempar ke perusahaan itu dan melamar bekerja sebagai apa.
"Kan kamu sendiri yang melamar ingin menjadi kreator pembuat game online. Di CV mu tertulis seperti itu. Bahkan kamu punya pengalaman kerja di bidang ini selama dua tahun di China." jawab manager personalia.
Whaaat?? Pengalaman dua tahun? Kurang ajar Camel! Bisa-bisa'nya dia bilang begitu! Kalau nanti aku tidak bisa apa-apa saat bekerja bagaimana! Awas kamu Camel! Gerutu Zemi dalam hati.
Tak lama CEO Ganesh Production sekaligus ketua tim utama datang.
"Nah itu ketua tim utama, sekaligus CEO perusahaan ini." ucap manager personalia.
Zemi pun menoleh ke arah yang di pandang manager personalia.
Mata Zemi membulat lebar saat melihat ketua tim utama itu.
"Ravin." lirih Zemi.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
lindsey
siapa nih ravin? jangan2 cowok yg jadi inceran zemi😍😍😍
2023-06-23
1
Cicih Sophiana
wow uda kenal rupanya Zemi...
2023-06-23
0