Kisah Pasukan Telaga Emas Dan Dewi Ilusi
Aula Guardian adalah tempat yang paling di sukai Xuanyi untuk menyendiri dan bermalas-malasan di antara banyaknya tempat di akademi Baoxi.
Itu adalah tempat terpencil di Kahyangan serta sunyi dan sepi, sangat cocok untuk Li Xuanyi yang tidak suka keramaian.
Cerita ini bermula 1000 tahun sebelum Xuanyi di tunjuk menjadi Dewi suci suku langit klan Saveera. Di waktu itu Li Xuanyi hanyalah seorang peri tulip kecil yang tinggal di paviliun bunga awan, tepat bersebelahan dengan Aula utama Baoxi.
Saat berusia 1200 tahun, Xuanyi masuk ke Akademi Baoxi, di tunjuk langsung oleh Guru besar Lei Xiyuan. Xuanyi yang kala itu tidak tahu apapun, tidak memiliki keinginan untuk berkultivasi maupun belajar, hendak menentang. Xuanyi hanya ingin menjadi salah satu bunga tulip yang menghiasi 6 alam.
Tapi saat klan Saveera serta istana langit turun tangan ia tidak bisa berkata apa-apa. Hanya bisa menerima nasib dengan berlapang dada.
Xuanyi memiliki tempramen yang kurang bagus. Selama berada di Akademi Baoxi, tak ada satu orangpun yang mau berteman dengannya.
Ia jahil, terlalu bermulut jujur, memiliki banyak kelicikan. Siapapun pasti akan tidak suka dengan keberadaan Xuanyi.
Terlebih di saat itu, sebuah peristiwa karena kesalahan dirinya sendiri, ia malah membekukan hatinya. Tempramen seorang Li Xuanyi tidak di ragukan lagi, ia malah menyinggung seorang dewi yang tidak ia ketahui asalnya. Tinggal sementara waktu di Akademi Baoxi karena sedikit terluka.
Xuanyi kala itu benar-benar buruk, ia dalam suasana hati yang tidak baik. Di hukum oleh Gurunya untuk membersihkan paviliun Xi'an dimana dewi itu tinggal.
Saat melihat sang dewi hatinya semakin tidak baik, apa lagi orang itu selalu melihatnya sinis dan berlaku semena-mena kepadanya.
"Aku selesai di sini! Kau bukan tuan putri kerajaan langit, kenapa aku harus melayanimu?" Xuanyi berkata dengan kasar, dan siapa sangka perempuan berwajah pucat dan berbaju putih dengan jubah bermotif salju itu langsung menyerangnya.
"Kau hanyalah pelayan kecil, begitu berani kepadaku!"
Xuanyi yang tidak memiliki kekuatan dan belum berkultivasi, tidak bergerak tak berdaya. Ia hanya bisa menerima serangan itu.
Setelah mengetahui jati diri sang dewi, dalam hati ia bersyukur setidaknya dewi itu masih berbelas kasih padanya dengan tidak membunuhnya.
"Kau adalah murid Xiyuan, aku akan mengampunimu, tapi kau terlalu arogan dan sangat manja. Sebagai hukumannya, kau tidak boleh merasakan kasih sayang dan cinta untuk waktu yang lama. Sampai orang yang menjadi takdirmu datang dan mencairkannya sendiri"
Bagi Xuanyi itu bukanlah apa-apa, lagi pula hidupnya tidak sepenting itu. Ia hanya mengucapkan maaf dan terima kasih kepada dewi salju.
***
Burung-burung kecil bersuara merdu bersiul melewati pekarangan taman Baoxi, cicit anak burung di atas pohon buah persik yang berada satu-satunya di halaman taman itu dimana ada kolam teratai yang luas terdengar bising.
Xuanyi berjongkok di depan kolam teratai lalu memperhatikan setiap bunganya dan wajahnya sendiri dalam pantulan air di sana.
"Li Xuanyi ah Li Xuanyi, apa yang kau lakukan? Sudah berapa lama ini? Apa kau tidak bosan?" Ia berbicara pada pantulannya di air.
Ia menghela nafas lesu sekali, lalu berdiri. Sampil menepuk-nepuk debu di roknya ia berkata, "sudahlah, bagimana kalau berjalan-jalan dulu?"
Ia berjalan-jalan di sekitar Istana pendekar Zamrud di sebelah utara kahyangan. Di sini terlihat seperti di dunia fana, lebih banyak tanaman hijau, pohon, dan rumah-rumah kuno. Xuanyi suka berjalan-jalan di sini jika ia merasa bosan dengan Aula Guardiannya.
Berjalan sembari memegang keranjang buah, ia berjalan di taman yang di penuhi pohon apel, pir, dan persik, ia bersenandung menyanyikan lagu peri kahyangan yang begitu populer. Suasana hatinya jadi baik, ia mengambil satu buah persik, ia usap sedikit di lengan bajunya kemudian langsung ia makan.
Xuanyi mengangguk-angguk disertai senyum begitu merasakan manisnya buah yang baru saja masuk di mulutnya itu.
Perjalanannya tiba-tiba terhenti saat di sebuah semak dekat danau Jing'an bergemerisik. Sepertinya ada orang di sana, pikir Xuanyi.
Dengan berhati-hati ia berjalan pelan, di tangannya ada sebuah ranting pohon. Hanya berjaga-jaga jika itu sesuatu yang jahat, ia bisa langsung menyerangnya dengan ranting pohon dan melindungi diri.
Dari jarak sekitar setengah meter, ia mengetuk-ngetukkan ranting pohon di genggamannya pada semak di sana. Tidak ada pergerakan, ia berjalan lebih dekat dan lebih dekat lagi. Di sana Xuanyi melihat ada wujud seseorang.
"Siluman burung?" Ia menyernyitkan dahi dan berjongkok di sebelahnya.
"Dia terluka parah, bagaimana kalau ku bawa ke Aula Guardian saja? Hmm! Ayo burung kecil, aku akan menolongmu" gumamnya kemudian memapah tubuh siluman burung tersebut di punggung nya.
Walau berada di ujung akademi Baoxi dan tempat terpencil di kahyangan. Xuanyi masih harus berhati-hati untuk membawa orang asing masuk. Penjagaan alam istana langit sangat ketat, selain plakat ketentaraan dan simbol langit tidak ada yang bisa kekuar masuk seenaknya di kahyangan.
Untungnya Xuanyi berhasil, nyali Xuanyi dan keberaniannya tidak ada yang bisa menyainginya ia bahkan tidak peduli dengan resiko yang harus ia hadapi jika berhasil tertangkap.
"Oh astaga! Kau burung kecil, tapi tubuhmu sangat besar"
Setelah berhasil menaruh tubuh Siluman burung di atas tempat tidurnya, ia keluar untuk mengambil air dan sebuah kain untuk membersihkan luka burung tersebut.
Lu Yao telah terbaring di tempat asing itu selama lebih dari 3 hari, sampai pagi ini, ia akhirnya berhasil terbangun. Ia masih memakai baju yang sama saat ia terluka, tapi anehnya baju itu sudah bersih dan tak ada luka lagi di tubuhnya.
Saat membuka mata, ia melihat atap bangunan yang asing, di sana semuanya sangat bercahaya dan begitu bersih.
Ia mencoba untuk berdiri, mungkin karena terlalu lama terbaring ia jadi begitu kesulitan hanya untuk bangun dari tempat tidur.
Ia hanya setengah terbangun, Lu Yao duduk di atas tempat tidur itu dan meneliti tempat tersebut. Yang jelas ia cukup tahu, tempat sekarang ia berada bukanlah dunia fana.
"Oh, kau sudah bangun, burung kecil" Xuanyi masuk dengan membawa sebuah mangkuk dan mengaduk-aduk isinya, sesekali juga ia tiup karena terlalu panas.
Lu Yao mengerutkan keningnya, ia berwaspada pada wanita yang baru di lihatnya kali ini. Tak mengatakan apapun, tapi di lengan bajunya ia sudah menyelipkan sebuah senjata tajam.
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Tenang saja, aku tidak berniat jahat padamu. Kau sudah tertidur selama 3 hari, dan aku mengobati semua lukamu" jelas Xuanyi, ia tahu laki-laki itu telah bertanya-tanya dalam diamnya itu.
"Aku..."
"Sudah, jangan bicara dulu. Makan bubur ini dan setelah itu minum obat. Aku tahu sedikit ilmu medis, dan setelah ku periksa, sepertinya kau terluka cukup parah. Istirahatlah dulu beberapa hari, yang lainnya nanti setelah kau sembuh baru kita bicarakan lagi" Xuanyi menaruh mangkuk bubur beserta obat di samping tempat tidur, ia menatap Lu Yao biasa saja, tapi laki-laki itu masih tidak bisa melepas kewaspadaannya pada Xuanyi.
"Kenapa kau menolongku" akhirnya ia memilih untuk berbicara
"Kenapa? Entahlah"
Dalam diam, ia menatap bubur di sebelahnya kemudian melirik Xuanyi. Ia masih curiga dan tidak berani menyentuhnya.
"Yo! Apa tanganmu juga patah? Kau tidak bisa makan sendiri? Mau kusuapi?"
Mata Lu Yao membulat, tentu saja tidak begitu. Ia segera dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Hahaha, tenang saja burung kecil. Aku tidak punya racun, lagi pula tidak ada gunanya meracunimu"
Namun sudah begitu lama Xuanyi mengatakannya, Lu Yao masih juga belum bergerak di tempatnya. Dengan gerakan cepat ia meraih mangkuk bubur tersebut dan menyendokkan satu suapan ke dalam mulutnya.
"Sekarang lihat? Tidak ada apa-apa. Makanlah dan istirahat, atau aku yang akan menyuapkannya ke mulutmu sekarang juga" Xuanyi terlalu menahan diri pada tempramen tidak sabarannya di depan Lu Yao, pada akhirnya ia tidak bisa menahannya lagi dan membuat ancaman kecil pada burung tersebut.
Lu Yao mengambilnya dan memakan bubur itu dengan diam.
Setelah beberapa hari, luka-luka di tubuh Lu Yao telah sepenuhnya pulih. Ia sudah bisa berjalan dan bergerak seperti biasanya. Ia selalu penasaran pada Xuanyi yang terlihat terlalu senggang di kehidupannya. Siapa sebenarnya dia, kahyangan terlalu ketat, bagaimana ada seorang peri pemalas sepertinya?
Sementara itu ia berpikir bagaimana ia akhirnya bisa sampai ke kahyangan ini? Yang ia ingat terakhir kali adalah dirinya di kejar oleh para Kultivator pemburu iblis di dunia fana. Dari mana dan bagaimana caranya ia bisa berakhir di kahyangan?
Semuanya terlalu misterius dan sangat janggal, bahkan ia tidak tahu cara untuk keluar dari sini.
Namun, satu hal yang bisa ia pikirkan untuk saat ini. Sebuah benda spiritual yang di berikan gurunya saat ia bepergian keluar. Itu adalah benda bernama Guqing Yaohua, benda yang terlihat seperti kristal bulat berwarna merah. Benda itu mengaliri energi spiritual Gurunya, saat ia ingin menghubungi gurunya, ia bisa menggunakannya.
Pertama-tama ia melihat sekitar ruangan tersebut, apa Xuanyi sedang berada di sana atau tidak. Setelah merasa aman, ia mengeluarkan Guqing Yaohua dari balik bajunya.
Ia menyentuh dua kali bola kristal tersebut, setelah melihatnya bercahaya ia baru mengeluarkan suaranya.
"Shifu ... Ini Lu Yao"
"DASAR BOCAH! DIMANA KAU?!"
Lu yao langsung menjauhkan bola itu cepat, ia tahu pasti gurunya marah. Setelah turun gunung ia tidak lagi memberi kabar pada Gurunya.
"Maaf Shifu. Aku bukannya sengaja, dalam beberapa waktu lalu, aku terluka dan tidak bisa kembali"
"Kau tidak bisa kembali atau tidak mau kembali? Ini sudah 7 tahun, dan kau baru memberi kabar sekarang. Sudahlah biarkan saja gurumu ini sendiri, tidak usah kembali"
"7 tahun? Sudah selama itu?"
Lu Yao baru sadar. Tentu saja sudah selama itu, gurunya berada di dunia fana, sedangkan dirinya berada di alam langit. Satu hari di alam langit sama dengan satu tahun di dunia fana.
"Shifu, murid tidak berbakti. Tapi ini benar-benar bukan keinginan Lu Yao. Sekarang Lu Yao berada di kahyangan dan tidak bisa kembali untuk sementara waktu"
"Lu yao ah lu yao, baiklah. Bagaimana rencanamu sekarang?"
"Aku belum memikirkannya, tapi secepatnya Lu Yao pasti akan mengabari Shifu lagi"
"Baiklah, aku juga akan membantumu sebisaku"
"Terima kasih, Shifu. Tunggu aku kembali, dan kita memulai kembali apa yang telah kita rencanakan sebelumnya"
"Hmm"
Setelah berbicara kepada gurunya, Lu Yao kembali memasukkan Guqing Yaohua ke dalam bajunya. Ia melirik ke pintu, tapi belum juga menemui keberadaan Xuanyi di sana.
"Dimana dia? Biasanya ia memiliki lebih banyak waktu" Gumamnya, tanpa sadar sudah terbiasa dengan keberadaannya.
Ia kemudian berjalan ke depan, tepat saat membuka pintunya, Xuanyi akan masuk. Alhasil keduanya saling bertubrukan, Xuanyi jatuh di atas Lu yao karena dorongan Xuanyi yang begitu keras hingga membuat mereka linglung dan tersungkur di lantai.
"Mau berapa lama lagi kau menindisku?"
"Oh iya, maaf"
Mereka buru-buru bangkit dan saling bertatapan.
"Ini juga salahmu! Kau sengaja membuka pintu di saat aku akan masuk!" Xuanyi mendongak dan menunjuki Lu Yao.
Lu Yao tercengang, matanya membulat terkejut sampai tidak bisa mengatakan apa-apa.
"Salahku?! ... Nona peri LI XUANYI, apa kau tidak bersekolah? Kenapa otakmu begitu sempit?"
"Yaoyao! Bisa-bisanya kau mengatakan hal tidak baik seperti itu padaku! Huh!" Xuanyi berbalik, mengembungkan wajahnya, mukanya sudah merah padam dan kepalanya seperti mengeluarkan asap.
Sudah di katakan, Xuanyi adalah peri yang memiliki tempramen kesabaran yang buruk. Ia tidak bisa membiarkan dirinya ditindas dan tidak pernah menahan amarah.
Lu Yao baru pertama kali mendengar orang lain memanggilnya dengan nama yang akrab, ia terdiam dalam waktu yang cukup lama. Ia juga sadar kata-katanya sedikit berlebihan.
"Bukan begitu maksudku, Nona Xuanyi... Maafkan aku" setelah mengatakan itu ia kembali masuk ke dalam kamar dan naik ke tempat tidur. Hanya duduk menghadap pada tembok dengan lukisan alam langit di sana.
Xuanyi berbalik dan tidak mendapati lagi keberadaan Lu Yao, ia menengok ke tempat tidur, laki-laki itu terlihat seperti patung.
"Yaoyao ... Apa kau marah?" Ia duduk di tepi tempat tidur dan menganggunya
"Tidak" ia menjawab seadanya. Bukankah yang marah tadi itu dirinya?
"Lalu kenapa bersikap begitu dingin?"
"Tidak kenapa-kenapa"
"Yaoyao"
Xuanyi terus menganggunya, berharap laki-laki itu kembali mau berbicara dengan baik kepadanya. Dengan tempramennya, jika Lu Yao tidak berbicara padanya maka ia tidak akan menyerah dan terus berbicara banyak.
Xuanyi tidak bisa berteman dekat dengan siapapun. Ia selalu merasa tidak nyaman terhadap mereka, tapi saat bersama Lu Yao, tanpa sadar ia baru merasakan kenyamanan itu di hatinya.
Beberapa hari lagi terlewati, Lu Yao sudah merencanakan untuk keluar dari sana diam-diam. Ia tahu di waktu apa Xuanyi tidak menjaganya, maka di waktu itu ia akan pergi tanpa memberitahukannya.
Sebelum pergi ia mengambil kertas dan kuas, menuliskan beberapa kata dan menaruhnya seperti itu.
Dengan pedang hitam di tangannya, ia mengendap-endap keluar dari Aula Guardian. setelah berhasil melewati akademi Baoxi, ia harus peegi beberapa meter ke depan untuk menjangkau Aula Fenghua, dan di sana pusat pelatihan ketentaraan. Jika ingin keluar dari kahyangan maka ia harus melalui pusat pelatihan ketentaraan ini dan menjangkau gerbang langit.
Tapi tidak di sangka, karena ia melewati Aula Fenghua itu membuatnya makin terjerat lebih lama di alam langit.
Bagimana bisa seorang iblis Phoenix berada di alam langit? Jika suatu hari jati dirinya terungkap, maka alam langit tidak akan pernah melepaskannya.
Di samping itu Xuanyi, peri Tulip yang akan berubah menjadi seorang dewi Suci suatu hari nanti, bisakah ia mengampuni dirinya?
Suatu hari itu adalah hari dimana Lu Yao maupun Xuanyi akan mengambil keputusan yang besar. Suatu hari itu adalah saat keduanya sudah terjerat dalam ikatan benang merah yang tidak akan terputus. Dan di hari itu, apa yang akan mereka pilih?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments