Teriakan semangat serta bunyi pedang yang saling bertubrukan terdengar lantang di dalam Aula Fenghua ini. Di antara banyaknya prajurit yang tengah berbaris, Lu Yao menjadi salah satu diantara mereka.
A'jin di sebelahnya terus mengatakan banyak hal tidak penting yang membuat Lu Yao merasa telinganya akan mati rasa sebentar lagi. Laki-laki dengan darah keturunan rubah putih tersebut benar-benar memiliki darah pamannya yang sangat cerewet.
Ya, A'jin adalah seorang dari Qingqiu. Dalam beberapa tahun sekali segel di Qingqiu akan di buka, beberapa di antara mereka bisa keluar namun mereka sangat jarang untuk menyambut tamu.
A'jin dari kecil sering kali di ajak ke istana langit oleh ayahnya Raja Qingqiu saat ini serta pamannya, Luoyu yang sekarang entah berada di mana. Karena itu ia begitu akrab dengan istana langit ini.
Dalam barisan itu, Lu Yao hanya memperhatikan mereka para prajurit utama yang sedang mengarahkan mereka di depan.
Peraturan ketentaraan pasukan langit sangat ketat, namun Lu Yao tidak mengkhawatirkan itu, ia hanya khawatir tidak akan memiliki peluang untuk keluar dari sini dalam waktu dekat.
Di saat memiliki waktu sendiri, ia pergi ke tempat yang sunyi untuk menelpon sang Guru untuk mengatakan masalah yang ia hadapi, dan berkata agar Zhiming tidak perlu khawatir padanya. Mereka masih memiliki rencana yang tertunda, ia juga mengatakan kepada Zhiming untuk melanjutkannya sembari menunggu kepulangan dirinya ke gunung Jiuge.
Zhiming tidak mempermasalahkannya lagi, ia kembali ke gunung Jiuge dan mengatur semuanya untuk sementara ini. Ia percaya pada muridnya itu, namun tidak di pungkiri selalu ada rasa khawatir.
Lu Yao adalah satu-satunya phoenix yang tersembunyi, musuh abadi klan langit. Bagaimanapun identitas Lu Yao sangatlah berbahaya. Diam-diam Zhiming mengalirkan energi spiritualnya pada Lu Yao dan membantu penyamarannya lebih lama. Dengan begini, ia tidak akan terlalu khawatir.
Kahyangan sebelah selatan, akademi Baoxi.
Di depan kolam teratai, Sekali lagi terdengar hembusan nafas frustasi Xuanyi. Sudah berapa kali hari ini? Luyi yang menemaninya untuk merawat tanaman di depan halam Baoxi itu merasa ikut frustasi di buatnya.
Ada masalah apa sebenarnya? Kenapa kawannya itu sampai terlihat begitu tidak berenergi belakangan ini? Luyi menelisik ke wajah Xuanyi yang tentu sadar akan tatapan ganas peri teratai itu.
"Aku tahu kau mau bertanya, tapi aku tidak bisa mengatakannya, Luyi. Berhenti melihatku seperti itu, matamu akan perih" Xuanyi mengatakannya dengan tanpa melihat ke arah peri Teratai tersebut. Tangannya memancarkan sinar keunguan di depan bunga-bunga teratai di kolam.
"Katakan yang sejujurnya. Yiyi, apa ini masalah laki-laki?"
"Hmm" Xuanyi mencoba memikirkannya, "sepertinya begitu"
"Sudah ku duga" Luyi menjentikkan jarinya, kemudian tersenyum dan menarik tangan Xuanyi keluar dari akademi Baoxi.
"Kau akan membawaku kemana?"
Di pertengahan jalan mereka berhenti, Luyi berbalik setelah Xuanyi bertanya seperti itu.
"Aku pernah dengar katanya makanan di kedai Xukun sangat enak, apa kau tidak mau mencobanya?" Luyi berbisik dan berbicara dengan begitu pelan
Xuanyi hanya ber "hah?" Pada ucapan Luyi tersebut. Jadi artinya, Luyi berencana keluar dari kahyangan sekarang di saat peraturan Baoxi dan kahyangan yang menagatakan tidak ada peri yang boleh turun sebelum masa sekolahnya selesai, yang tertuju pada mereka, tapi Seorang gadis teratai ingin melanggar aturan tersebut.
"Tidak boleh. Luyi, aku tidak masalah, tapi tidak boleh untukmu. Sudah cukup mengikutiku selama 2000 tahun ini dan terus menunda kelulusanmu. Jika kau terus mengikuti jejak kebodohanku, maka aku tidak bisa menjadi temanmu lagi" cara bicara Xuanyi benar-benar serius, alisnya terlihat mengkerut dan seperti ada angka 11 di tengah dahinya itu.
"Yiyi, hari ini ikut aku saja, oke? Jangan banyak mengoceh. Aku bukan mengikuti kebodohanmu, tapi karena memang aku sudah memiliki sifat bodoh dan ceroboh ini sejak lahir. Ayo, patuhlah pada kakak perempuanmu ini!" Luyi tidak menganggap serius ucapan Xuanyi dan terus menarik tangannya.
Akhirnya dengan mengendap-endap keluar mereka bisa memasuki Aula Fenghua yang Luas. Ini adalah tahap yang paling sulit, jika ingin keluar menuju gerbang kahyangan, mereka harus menghindari pada penjagaan sekumpulan prajurit langit di Aula Fenghua ini.
"Sekarang apa rencanamu?" Tanya Xuanyi dengan ekspresi datar tanpa minat
"Ah! Aku lupa hari ini adalah pelantikan prajurit baru, pantas saja bisa seramai ini" ia menepuk jidatnya dan berdiri diam di belakang miniatur pagoda raksasa yang menjadi tempat persembunyian mereka.
Setelah lama dalam kesunyian, mata tanpa minat Xuanyi tanpa sengaja menoleh pada sekumpulan prajurit di Ruang terbuka beberapa meter di depannya. Matanya seketika berbinar dan senyumnya perlahan mengembang.
"Xuanyi kau yang biasanya memiliki trik licik dan berbagai metode kabur, apa hari ini kau tidak punya?"
"Hmm, tidak ada" Xuanyi menjawab tidak peduli dan terus memperhatikan barisan prajurit di depan.
Luyi mendekati Xuanyi dan ikut memperhatikan apa yang di lihat peri tulip itu sampai tersenyum seperti orang tidak waras. Luyi makin mengerutkan dahi tahu Xuanyi sedang memperhatikan para prajurit tersebut.
"Eh, Yiyi ... Apa mereka sebagus itu?" Luyi tidak tahu menarik darimana para prajurit yang berbaris tersebut.
"Apa?" Xuanyi ternyata tidak mendengarkan apa kata Luyi barusan.
Luyi langsung menatap Xuanyi dengan wajah tertekuk dan kedua tangannya berada di pinggang.
"Bagus sekali kau, Li Xuanyi. Aku berusaha berpikir untuk menghiburmu, tapi ternyata kau memiliki hal bagus lainnya untuk menghibur dirimu sendiri. Baiklah peran sahabat baik di sini tidak di perlukan" Luyi merajuk dan berbalik badan, ia melipat kedua tangannya di depan dada dan bibirnya mengerucut.
Bukannya cemas atau apapun itu, Xuanyi malah tertawa melihat tingkah lucu Luyi.
"Apa yang kau tertawakan?" Luyi bertanya
"Kau. Jangan marah lagi, orang-orang akan tertawa nanti"
Luyi berbalik dan melototinya dengan mata hijau zamrudnya menyala meminta penjelasan. Ia merisa terhina dengan kata-kata Xuanyi.
"Jangan salah paham, jangan salah paham. Aku mengatakan itu bukan mengataimu, tapi wajahnu benar-benar menggemaskan. Lihat ... Apa lagi ekspresi yang seperti ini" Xuanyi tersenyum kecil dan mencubit kedua pipi Luyi sedikit.
"Oh ..." Ia mengangguk, ia kembali melihat ke arah para prajurit yang berbaris dan bertanya pada Xuanyi, "katakan dengan sungguh, apa yang menarik dari para prajurit itu?"
Senyuman Xuanyi lebih mengembang, ada sedikit kemisteriusan di sana, ia menarik Luyi untuk melihat lebih dekat.
"Lihat mereka, bukankah para prajurit baru yang sekarang terlihat lebih tampan? Alam langit sepertinya memilih yang benar-benar bagus kali ini
"Benar juga" Luyi ikut tersenyum memperhatikan, mengangguk setuju melihat Xuanyi dan kembali memperhatikan beberapa pemuda di barisan itu
"Lihat, bahkan ada pangeran Qingqiu yang masuk ke dalam barisan di sana" Tunjuk Luyi melihat A'jin
Benar, itu adalah kemampuan mereka, walau dalam wujud seperti apapun ia bisa melihat bentuk asli dari orang tersebut. Kecuali yang memiliki teknik penyamaran tinggi seperti sang raja iblis.
Mereka diam dalam waktu yang lama, bahkan kedua peri bunga itu sudah melupakan niat awal mereka untuk keluar kahyangan. Begitu seru memperhatikan pelantikan prajurit baru membuat mereka lengah dari persembunyian, sampai akhirnya sadar seseorang berteriak dari kejauhan.
"Siapa disana!"
Cepat-cepat keduanya menunduk dan berusaha kabur, namun sesuatu yang tak terduga terjadi.
"Kalian berdua cepat periksa" tunjuk prajurit senior kepada A'jin dan Lu Yao.
Keduanya pergi untuk memeriksa di balik miniatur pagoda raksasa di pintu utama Aula tersebut. Tapi saat mengeceknya, tak ada satu makhluk hidup yang berada di balik sana. A'jin dan Lu Yao saling pandang dengan kebingungan.
Lu Yao meminta A'jin untuk kembali lebih dulu dan dia mengecek di tempat itu lebih detail. Ternyata ia menemukan satu titik yang mencurigan.
Sebuah sinar kemerahan muncul di dinding pagoda tersebut. Sinar merah dengan simbol kuno yang begitu rumit berwarna hitam pekat.
'ini ... Bukankah simbol klan iblis? Kenapa bisa berada di tempat ini?'
Dalam kebingungan itu ternyata A'jin telah memanggilnya untuk menyusul. Ia mengerutkan kening dengan banyak pertanyaan di kepalanya. Kemudian ia berjalan kembali ke dalam barisan dan berniat akan kembali lagi nanti.
***
"Aww! Sakit sekali tubuhku" seru Luyi begitu bangkit setelah terjatuh tadi.
Mereka tertarik masuk ke dalam pagoda itu dan entah berada di mana sekarang ini.
"Astaga... kita ada di mana ini? Aroma di sini sangat tidak enak" Luyi terus mengeluh karena merasa baru dengan tempat tersebut
"Luyi tunggu sebentar, tempat ini sangat aneh. Berhati-hatilah" ucap Xuanyi memperingati Luyi
Matanya terus mengawasi daerah di sekitar, tempat itu seperti sebuah hutan tandus, di berbagai tempat terlihat asap hitam serta tidak ada penerangan sama sekali.
"Xuanyi di sini gelap sekali" keluh Luyi sekali lagi.
"Stt... jangan ribut Luyi, ingat kita harus berhati-hati" tegur Xuanyi yg berharap Luyi bisa lebih berhati-hati lagi.
Sudah berjam-jam mereka seperti itu, rasanya tempat itu tidak memiliki ujung. Dengan cahaya energi spiritual mereka masing-masing, Luyi dan Xuanyi baru bisa melihat jalan di depannya.
"Sepertinya lebih baik kalau kita istirahat dulu" Xuanyi mengusulkan
"Baiklah, tapi dimana kita akan beristirahat?"Luyi ragu.
Mata Xuanyi kembali menyusuri hutan itu, ia melihat sebuah goa.
"Di sana saja, ayo"
Walau dengan rasa takut Luyi tetap saja mengikuti Xuanyi, karena tidak punya pilihan lain lagi. Dengan langkah berat ia menggenggam ujung pakaian Xuanyi dari belakang dan mengikuti pergerakan kawannya itu.
"Xuanyi... apa kita akan bisa keluar dari sini?" Tanya Luyi yg terlihat begitu ketakutan
Mereka duduk di atas bebatuan dalam gua itu, Xuanyi mengambil beberapa tumbuhan kering menyulapnya menjadi selimut yg bisa mereka gunakan sementara dulu.
"Luyi... kita adalah murid akademi Baoxi. Walau belum menjadi dewi, tapi kita tidak boleh menyerah begitu saja hanya karena kekuatan kita masih lemah. Aku yakin kita bisa melewatinya" ucap Xuanyi meyakinkan Luyi, tidak ada cara yg bisa ia gunakan. Mereka tersesat, tapi tidak boleh menyerah untuk mencari jalan. Bahkan saat ini rasanya ia sangat ketakutan hingga jantungnya memompa sangat cepat tapi ia tidak boleh memperlihatkannya pada Luyi, atau mereka akan sama-sama tersesat selamanya di tempat itu.
Tiba-tiba terdengar suara samar-samar dari luar goa, seperti suara seseorang yg menginjak dedaunan kering.
"SIAPA DI SANA?" Seru Xuanyi yg sudah bersiap dengan pedang di tangannya, itu adalah senjata magisnya yg bisa datang dan pergi jika Xuanyi memerintahkan.
"Xuanyi...?"
Seseorang itu melangkah memasuki Goa, Xuanyi terdiam tak bergeming.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments