NovelToon NovelToon

Kisah Pasukan Telaga Emas Dan Dewi Ilusi

Bab 1. pertemuan pertama dan awal mula.

Aula Guardian adalah tempat yang paling di sukai Xuanyi untuk menyendiri dan bermalas-malasan di antara banyaknya tempat di akademi Baoxi.

Itu adalah tempat terpencil di Kahyangan serta sunyi dan sepi, sangat cocok untuk Li Xuanyi yang tidak suka keramaian.

Cerita ini bermula 1000 tahun sebelum Xuanyi di tunjuk menjadi Dewi suci suku langit klan Saveera. Di waktu itu Li Xuanyi hanyalah seorang peri tulip kecil yang tinggal di paviliun bunga awan, tepat bersebelahan dengan Aula utama Baoxi.

Saat berusia 1200 tahun, Xuanyi masuk ke Akademi Baoxi, di tunjuk langsung oleh Guru besar Lei Xiyuan. Xuanyi yang kala itu tidak tahu apapun, tidak memiliki keinginan untuk berkultivasi maupun belajar, hendak menentang. Xuanyi hanya ingin menjadi salah satu bunga tulip yang menghiasi 6 alam.

Tapi saat klan Saveera serta istana langit turun tangan ia tidak bisa berkata apa-apa. Hanya bisa menerima nasib dengan berlapang dada.

Xuanyi memiliki tempramen yang kurang bagus. Selama berada di Akademi Baoxi, tak ada satu orangpun yang mau berteman dengannya.

Ia jahil, terlalu bermulut jujur, memiliki banyak kelicikan. Siapapun pasti akan tidak suka dengan keberadaan Xuanyi.

Terlebih di saat itu, sebuah peristiwa karena kesalahan dirinya sendiri, ia malah membekukan hatinya. Tempramen seorang Li Xuanyi tidak di ragukan lagi, ia malah menyinggung seorang dewi yang tidak ia ketahui asalnya. Tinggal sementara waktu di Akademi Baoxi karena sedikit terluka.

Xuanyi kala itu benar-benar buruk, ia dalam suasana hati yang tidak baik. Di hukum oleh Gurunya untuk membersihkan paviliun Xi'an dimana dewi itu tinggal.

Saat melihat sang dewi hatinya semakin tidak baik, apa lagi orang itu selalu melihatnya sinis dan berlaku semena-mena kepadanya.

"Aku selesai di sini! Kau bukan tuan putri kerajaan langit, kenapa aku harus melayanimu?" Xuanyi berkata dengan kasar, dan siapa sangka perempuan berwajah pucat dan berbaju putih dengan jubah bermotif salju itu langsung menyerangnya.

"Kau hanyalah pelayan kecil, begitu berani kepadaku!"

Xuanyi yang tidak memiliki kekuatan dan belum berkultivasi, tidak bergerak tak berdaya. Ia hanya bisa menerima serangan itu.

Setelah mengetahui jati diri sang dewi, dalam hati ia bersyukur setidaknya dewi itu masih berbelas kasih padanya dengan tidak membunuhnya.

"Kau adalah murid Xiyuan, aku akan mengampunimu, tapi kau terlalu arogan dan sangat manja. Sebagai hukumannya, kau tidak boleh merasakan kasih sayang dan cinta untuk waktu yang lama. Sampai orang yang menjadi takdirmu datang dan mencairkannya sendiri"

Bagi Xuanyi itu bukanlah apa-apa, lagi pula hidupnya tidak sepenting itu. Ia hanya mengucapkan maaf dan terima kasih kepada dewi salju.

***

Burung-burung kecil bersuara merdu bersiul melewati pekarangan taman Baoxi, cicit anak burung di atas pohon buah persik yang berada satu-satunya di halaman taman itu dimana ada kolam teratai yang luas terdengar bising.

Xuanyi berjongkok di depan kolam teratai lalu memperhatikan setiap bunganya dan wajahnya sendiri dalam pantulan air di sana.

"Li Xuanyi ah Li Xuanyi, apa yang kau lakukan? Sudah berapa lama ini? Apa kau tidak bosan?" Ia berbicara pada pantulannya di air.

Ia menghela nafas lesu sekali, lalu berdiri. Sampil menepuk-nepuk debu di roknya ia berkata, "sudahlah, bagimana kalau berjalan-jalan dulu?"

Ia berjalan-jalan di sekitar Istana pendekar Zamrud di sebelah utara kahyangan. Di sini terlihat seperti di dunia fana, lebih banyak tanaman hijau, pohon, dan rumah-rumah kuno. Xuanyi suka berjalan-jalan di sini jika ia merasa bosan dengan Aula Guardiannya.

Berjalan sembari memegang keranjang buah, ia berjalan di taman yang di penuhi pohon apel, pir, dan persik, ia bersenandung menyanyikan lagu peri kahyangan yang begitu populer. Suasana hatinya jadi baik, ia mengambil satu buah persik, ia usap sedikit di lengan bajunya kemudian langsung ia makan.

Xuanyi mengangguk-angguk disertai senyum begitu merasakan manisnya buah yang baru saja masuk di mulutnya itu.

Perjalanannya tiba-tiba terhenti saat di sebuah semak dekat danau Jing'an bergemerisik. Sepertinya ada orang di sana, pikir Xuanyi.

Dengan berhati-hati ia berjalan pelan, di tangannya ada sebuah ranting pohon. Hanya berjaga-jaga jika itu sesuatu yang jahat, ia bisa langsung menyerangnya dengan ranting pohon dan melindungi diri.

Dari jarak sekitar setengah meter, ia mengetuk-ngetukkan ranting pohon di genggamannya pada semak di sana. Tidak ada pergerakan, ia berjalan lebih dekat dan lebih dekat lagi. Di sana Xuanyi melihat ada wujud seseorang.

"Siluman burung?" Ia menyernyitkan dahi dan berjongkok di sebelahnya.

"Dia terluka parah, bagaimana kalau ku bawa ke Aula Guardian saja? Hmm! Ayo burung kecil, aku akan menolongmu" gumamnya kemudian memapah tubuh siluman burung tersebut di punggung nya.

Walau berada di ujung akademi Baoxi dan tempat terpencil di kahyangan. Xuanyi masih harus berhati-hati untuk membawa orang asing masuk. Penjagaan alam istana langit sangat ketat, selain plakat ketentaraan dan simbol langit tidak ada yang bisa kekuar masuk seenaknya di kahyangan.

Untungnya Xuanyi berhasil, nyali Xuanyi dan keberaniannya tidak ada yang bisa menyainginya ia bahkan tidak peduli dengan resiko yang harus ia hadapi jika berhasil tertangkap.

"Oh astaga! Kau burung kecil, tapi tubuhmu sangat besar"

Setelah berhasil menaruh tubuh Siluman burung di atas tempat tidurnya, ia keluar untuk mengambil air dan sebuah kain untuk membersihkan luka burung tersebut.

Lu Yao telah terbaring di tempat asing itu selama lebih dari 3 hari, sampai pagi ini, ia akhirnya berhasil terbangun. Ia masih memakai baju yang sama saat ia terluka, tapi anehnya baju itu sudah bersih dan tak ada luka lagi di tubuhnya.

Saat membuka mata, ia melihat atap bangunan yang asing, di sana semuanya sangat bercahaya dan begitu bersih.

Ia mencoba untuk berdiri, mungkin karena terlalu lama terbaring ia jadi begitu kesulitan hanya untuk bangun dari tempat tidur.

Ia hanya setengah terbangun, Lu Yao duduk di atas tempat tidur itu dan meneliti tempat tersebut. Yang jelas ia cukup tahu, tempat sekarang ia berada bukanlah dunia fana.

"Oh, kau sudah bangun, burung kecil" Xuanyi masuk dengan membawa sebuah mangkuk dan mengaduk-aduk isinya, sesekali juga ia tiup karena terlalu panas.

Lu Yao mengerutkan keningnya, ia berwaspada pada wanita yang baru di lihatnya kali ini. Tak mengatakan apapun, tapi di lengan bajunya ia sudah menyelipkan sebuah senjata tajam.

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Tenang saja, aku tidak berniat jahat padamu. Kau sudah tertidur selama 3 hari, dan aku mengobati semua lukamu" jelas Xuanyi, ia tahu laki-laki itu telah bertanya-tanya dalam diamnya itu.

"Aku..."

"Sudah, jangan bicara dulu. Makan bubur ini dan setelah itu minum obat. Aku tahu sedikit ilmu medis, dan setelah ku periksa, sepertinya kau terluka cukup parah. Istirahatlah dulu beberapa hari, yang lainnya nanti setelah kau sembuh baru kita bicarakan lagi" Xuanyi menaruh mangkuk bubur beserta obat di samping tempat tidur, ia menatap Lu Yao biasa saja, tapi laki-laki itu masih tidak bisa melepas kewaspadaannya pada Xuanyi.

"Kenapa kau menolongku" akhirnya ia memilih untuk berbicara

"Kenapa? Entahlah"

Dalam diam, ia menatap bubur di sebelahnya kemudian melirik Xuanyi. Ia masih curiga dan tidak berani menyentuhnya.

"Yo! Apa tanganmu juga patah? Kau tidak bisa makan sendiri? Mau kusuapi?"

Mata Lu Yao membulat, tentu saja tidak begitu. Ia segera dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Hahaha, tenang saja burung kecil. Aku tidak punya racun, lagi pula tidak ada gunanya meracunimu"

Namun sudah begitu lama Xuanyi mengatakannya, Lu Yao masih juga belum bergerak di tempatnya. Dengan gerakan cepat ia meraih mangkuk bubur tersebut dan menyendokkan satu suapan ke dalam mulutnya.

"Sekarang lihat? Tidak ada apa-apa. Makanlah dan istirahat, atau aku yang akan menyuapkannya ke mulutmu sekarang juga" Xuanyi terlalu menahan diri pada tempramen tidak sabarannya di depan Lu Yao, pada akhirnya ia tidak bisa menahannya lagi dan membuat ancaman kecil pada burung tersebut.

Lu Yao mengambilnya dan memakan bubur itu dengan diam.

Setelah beberapa hari, luka-luka di tubuh Lu Yao telah sepenuhnya pulih. Ia sudah bisa berjalan dan bergerak seperti biasanya. Ia selalu penasaran pada Xuanyi yang terlihat terlalu senggang di kehidupannya. Siapa sebenarnya dia, kahyangan terlalu ketat, bagaimana ada seorang peri pemalas sepertinya?

Sementara itu ia berpikir bagaimana ia akhirnya bisa sampai ke kahyangan ini? Yang ia ingat terakhir kali adalah dirinya di kejar oleh para Kultivator pemburu iblis di dunia fana. Dari mana dan bagaimana caranya ia bisa berakhir di kahyangan?

Semuanya terlalu misterius dan sangat janggal, bahkan ia tidak tahu cara untuk keluar dari sini.

Namun, satu hal yang bisa ia pikirkan untuk saat ini. Sebuah benda spiritual yang di berikan gurunya saat ia bepergian keluar. Itu adalah benda bernama Guqing Yaohua, benda yang terlihat seperti kristal bulat berwarna merah. Benda itu mengaliri energi spiritual Gurunya, saat ia ingin menghubungi gurunya, ia bisa menggunakannya.

Pertama-tama ia melihat sekitar ruangan tersebut, apa Xuanyi sedang berada di sana atau tidak. Setelah merasa aman, ia mengeluarkan Guqing Yaohua dari balik bajunya.

Ia menyentuh dua kali bola kristal tersebut, setelah melihatnya bercahaya ia baru mengeluarkan suaranya.

"Shifu ... Ini Lu Yao"

"DASAR BOCAH! DIMANA KAU?!"

Lu yao langsung menjauhkan bola itu cepat, ia tahu pasti gurunya marah. Setelah turun gunung ia tidak lagi memberi kabar pada Gurunya.

"Maaf Shifu. Aku bukannya sengaja, dalam beberapa waktu lalu, aku terluka dan tidak bisa kembali"

"Kau tidak bisa kembali atau tidak mau kembali? Ini sudah 7 tahun, dan kau baru memberi kabar sekarang. Sudahlah biarkan saja gurumu ini sendiri, tidak usah kembali"

"7 tahun? Sudah selama itu?"

Lu Yao baru sadar. Tentu saja sudah selama itu, gurunya berada di dunia fana, sedangkan dirinya berada di alam langit. Satu hari di alam langit sama dengan satu tahun di dunia fana.

"Shifu, murid tidak berbakti. Tapi ini benar-benar bukan keinginan Lu Yao. Sekarang Lu Yao berada di kahyangan dan tidak bisa kembali untuk sementara waktu"

"Lu yao ah lu yao, baiklah. Bagaimana rencanamu sekarang?"

"Aku belum memikirkannya, tapi secepatnya Lu Yao pasti akan mengabari Shifu lagi"

"Baiklah, aku juga akan membantumu sebisaku"

"Terima kasih, Shifu. Tunggu aku kembali, dan kita memulai kembali apa yang telah kita rencanakan sebelumnya"

"Hmm"

Setelah berbicara kepada gurunya, Lu Yao kembali memasukkan Guqing Yaohua ke dalam bajunya. Ia melirik ke pintu, tapi belum juga menemui keberadaan Xuanyi di sana.

"Dimana dia? Biasanya ia memiliki lebih banyak waktu" Gumamnya, tanpa sadar sudah terbiasa dengan keberadaannya.

Ia kemudian berjalan ke depan, tepat saat membuka pintunya, Xuanyi akan masuk. Alhasil keduanya saling bertubrukan, Xuanyi jatuh di atas Lu yao karena dorongan Xuanyi yang begitu keras hingga membuat mereka linglung dan tersungkur di lantai.

"Mau berapa lama lagi kau menindisku?"

"Oh iya, maaf"

Mereka buru-buru bangkit dan saling bertatapan.

"Ini juga salahmu! Kau sengaja membuka pintu di saat aku akan masuk!" Xuanyi mendongak dan menunjuki Lu Yao.

Lu Yao tercengang, matanya membulat terkejut sampai tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Salahku?! ... Nona peri LI XUANYI, apa kau tidak bersekolah? Kenapa otakmu begitu sempit?"

"Yaoyao! Bisa-bisanya kau mengatakan hal tidak baik seperti itu padaku! Huh!" Xuanyi berbalik, mengembungkan wajahnya, mukanya sudah merah padam dan kepalanya seperti mengeluarkan asap.

Sudah di katakan, Xuanyi adalah peri yang memiliki tempramen kesabaran yang buruk. Ia tidak bisa membiarkan dirinya ditindas dan tidak pernah menahan amarah.

Lu Yao baru pertama kali mendengar orang lain memanggilnya dengan nama yang akrab, ia terdiam dalam waktu yang cukup lama. Ia juga sadar kata-katanya sedikit berlebihan.

"Bukan begitu maksudku, Nona Xuanyi... Maafkan aku" setelah mengatakan itu ia kembali masuk ke dalam kamar dan naik ke tempat tidur. Hanya duduk menghadap pada tembok dengan lukisan alam langit di sana.

Xuanyi berbalik dan tidak mendapati lagi keberadaan Lu Yao, ia menengok ke tempat tidur, laki-laki itu terlihat seperti patung.

"Yaoyao ... Apa kau marah?" Ia duduk di tepi tempat tidur dan menganggunya

"Tidak" ia menjawab seadanya. Bukankah yang marah tadi itu dirinya?

"Lalu kenapa bersikap begitu dingin?"

"Tidak kenapa-kenapa"

"Yaoyao"

Xuanyi terus menganggunya, berharap laki-laki itu kembali mau berbicara dengan baik kepadanya. Dengan tempramennya, jika Lu Yao tidak berbicara padanya maka ia tidak akan menyerah dan terus berbicara banyak.

Xuanyi tidak bisa berteman dekat dengan siapapun. Ia selalu merasa tidak nyaman terhadap mereka, tapi saat bersama Lu Yao, tanpa sadar ia baru merasakan kenyamanan itu di hatinya.

Beberapa hari lagi terlewati, Lu Yao sudah merencanakan untuk keluar dari sana diam-diam. Ia tahu di waktu apa Xuanyi tidak menjaganya, maka di waktu itu ia akan pergi tanpa memberitahukannya.

Sebelum pergi ia mengambil kertas dan kuas, menuliskan beberapa kata dan menaruhnya seperti itu.

Dengan pedang hitam di tangannya, ia mengendap-endap keluar dari Aula Guardian. setelah berhasil melewati akademi Baoxi, ia harus peegi beberapa meter ke depan untuk menjangkau Aula Fenghua, dan di sana pusat pelatihan ketentaraan. Jika ingin keluar dari kahyangan maka ia harus melalui pusat pelatihan ketentaraan ini dan menjangkau gerbang langit.

Tapi tidak di sangka, karena ia melewati Aula Fenghua itu membuatnya makin terjerat lebih lama di alam langit.

Bagimana bisa seorang iblis Phoenix berada di alam langit? Jika suatu hari jati dirinya terungkap, maka alam langit tidak akan pernah melepaskannya.

Di samping itu Xuanyi, peri Tulip yang akan berubah menjadi seorang dewi Suci suatu hari nanti, bisakah ia mengampuni dirinya?

Suatu hari itu adalah hari dimana Lu Yao maupun Xuanyi akan mengambil keputusan yang besar. Suatu hari itu adalah saat keduanya sudah terjerat dalam ikatan benang merah yang tidak akan terputus. Dan di hari itu, apa yang akan mereka pilih?

Bab 2. klan iblis phoenix

Peperangan langit sangatlah mengerikan, pertumpahan darah yang mengguncang 6 alam membuat semua orang ketakutan. Apakah ini akhir dari kehidupan? Klan iblis dan klan langit telah bermusuhan selama beberapa dekade, tapi tak ada yang tahu asal dari kebencian itu sebenarnya apa?

Di mulai dari beratus ribu tahun yang lalu, saat pertama kali kedua klan ini bergencatan senjata. Bukankah setelah 2000 tahun setelahnya mereka telah kembali damai? Rupanya kedamaian itu hanya sementara. Mereka seperti api dan air, atau minyak dan air. Selalu bertentangan. Tidak ada yang bisa membuat keduanya berdamai dan hidup berdampingan.

Iblis phoenix pada awalnya adalah penjaga di enam alam. Bersama dengan hewan abadi naga suci, mereka memberantas para monster dari alam akhir yang mengacau di semesta. Mereka memiliki kedudukan tinggi di dalam alam iblis, maupun kelima alam lainnya.

Tapi siapa sangka, peperangan antar dua klan membuat klan Iblis phoenix hancur bersamaan dengan runtuhnya alam iblis.

Alam semesta tahu, di dunia ini tak ada lagi hewan yang menghancurkan semesta seperti iblis phoenix, namun mereka tidak tahu, satu telur phoenix berhasil di selamatkan.

Selama beberapa ratus tahun lamanya di jaga oleh Raja iblis Wugang Zhiming.

Satu minggu sebelum ia tersesat hingga ke kahyangan, Lu yao masih berada di Gunung jiuge bersama dengan Gurunya, Wugang Zhiming, Raja iblis pada masanya.

Lu Yao memerhatikan persediaan makanan mereka yang sudah makin menipis berpikir jika sebaiknya turun gunung sebentar dan membeli beberapa makanan.

"Guru, persediaan makanan sepertinya tidak akan cukup sampai minggu depan, aku akan turun gunung sebentar" Lu Yao mengambil kantong uangnya serta membawa pedang dengan sarung yang berwarna biru melapisinya.

"Eh Lu yao Lu Yao, tunggu sebentar!" Zhiming memanggil lagi dari dalam

"Ya, Guru?"

"Bawa ini" Zhiming melemparkan padanya, benda seperti kristal merah kepadanya.

"Guqing Yaohua?"

"Pegang saja, akan lebih aman jika itu bersamamu" ujarnya

"Hmm" Lu Yao mengangguk, "kalau begitu aku akan turun gunung sekarang, guru, Lu Yao pamit"

"Oke, aku akan beristirahat dulu untuk beberapa hari. Ingat, jangan sampai menjatuhkan benda itu. Jika terjadi sesuatu di luar segera panggil aku"

"Baik, Guru"

Setelah itu Lu Yao berjalan keluar, turun gunung. Mungkin memerlukan beberapa waktu yang lama karena ia berada di puncak gunung Jiuge.

Sambil berjalan santai ia sesekali bersenandung, merasa terlalu membosankan jika hanya berjalan.

Tanpa terasa perjalanan itu selesai saat melihat plakat pasar di depannya.

Aroma berbagai makanan menyerbak, menggelitik penciumannya. Ia jadi merasa lapar saat memasuki pasar tersebut.

Suasana ramai, suaranya begitu bising, begitulah pasar seharusnya.

Lu Yao tersenyum mendekati salah satu lapak penjual makanan.

"Bibi, tolong ubi bakarnya. Berapa?"

ia merohoh kantong uangnya, ingin mengeluarkan 2 keping uang koin

"4 tael" jawab singkat dan sangat dingin dari sang penjual.

Lu Yao menyernyit, "bukannya biasa hanya 2 tael?"

"Anak muda, itu 5 tahun yang lalu. Sekarang sudah berbeda. Jika tidak ingin beli, pergi saja. Jangan menghalangi daganganku"

Dalam hati Lu Yao ingin mengutukinya, tapi tidak. Tidak ada baiknya jika ia melawan manusia dan berbuat keributan.

"Baiklah. Berikan 2 buah" terpaksa Lu Yao mengeluarkan lebih banyak uang hari itu.

Setelah puas dengan beberapa kantong makanan di tangannya. Ia segera berjalan kembali menuju gunung Jiuge.

Bunyi nyaring dari lonceng penekan iblis yang tergantung di pinggang para kultivator pemburu iblis membuat Lu Yao terperanjat. Ia lupa menyamarkan Aura iblisnya, dengan cepat ia berlari sekuat tenaga.

Di belakangnya sekumpulan kultivator dengan baju khas sekte kultivator berwarna putih itu mengejarnya. Walau bukan kultivator dengan kekuatan tinggi, tapi tentu saja kekuatan mereka lebih tinggi di bandingkan dengan Lu Yao yang saat belum memiliki kekuatan Phoenix.

Ia tidak bisa lari dengan cepat, hanya bisa bersembunyi.

Di hutan Baguang dekat danau Linghu ada sebuah goa kecil, Lu Yao yang telah banyak terluka karena melawan sekitar 10 orang kultivator bersembunyi di sana.

Ia duduk bersila di dalam Goa itu, memusatkan pikirannya. Walau kekuatan spiritualnya belum terbuka, ia bisa menggunakan tenaga dalam yang telah ia latih selama beberapa tahun.

Setelah lama bersemedi di dalam sana, ia memilih untuk melihat ke luar, ia pikir sudah aman. Langit juga sebentar lagi akan berubah warna, tapi siapa sangka, para kultivator itu sangat keras kepala dan terus mengejarnya.

"Sudahlah, menyerah saja, iblis. Kau tidak akan bisa menang melawan kami" seru penuh arogan para kultivator.

Lu Yao tersudut, anehnya ia sama sekali tidak memikirkan untuk menggunakan Guqing Yaohua kala itu.

Setelah mendapat satu serangan terakhir dari salah satu kultivator tersebut, ia sudah kehilangan kesadarannya.

Malam itu, sebuah keajaiban muncul. Di dahi Lu Yao muncul sebuah simbol berwarna emas. Saat ia tepat berada dalam bahaya, simbol itu menyelamatkannya. Ia menghilang seperti kilat yang menyambar.

Para kultivator itu kebingungan, tapi sekali lagi mereka berpikir. Salah seorang senior di antaranya mengenal tanda di dahi Lu Yao yang ia lihat di detik terakhir sebelum Lu Yao menghilang.

"Dia adalah iblis, bagaiamana simbol seperti itu muncul di tubuhnya?"

***

Setelah beberapa lama ia sudah tidak melihat Aula Guardian, Xuanyi berlarian ke arah tempat kesukaannya itu.

'Jika saja bukan karena Guru Xiyuan memberi tumpukan tugas yang begitu banyak, aku tidak akan berada di luar begitu lama sampai hari ini.'

Xuanyi menggerutu dalam hatinya. Aula utama Baoxi menuju Aula Guardian terpaut sangat jauh, dengan kekuatan langitnya, ia bisa berhasil memasuki Aula Guardian lebih cepat.

Dengan terengah-engah, senyuman menghiasi wajah merah padam yang lelah akibat lari dan mengeluarkan kekuatan langitnya, Xuanyi melangkah memasuki salah satu kamar di bagian tengah gedung.

"Yaoyao, aku kembali" ia membuka pintu tersebut dan yang ia dapati hanya keheningan.

"Yaoyao?"

Xuanyi menjelajahi semua ruangan di sana. Tak ada siapa-siapa, semua ruangan kosong.

"Apa dia pergi ke teman belakang? Iya mungkin saja!" Xuanyi mencoba berpikir tenang

Tapi sekali lagi kecewa, ia tak menemukan ada keberadaan laki-laki itu di sana.

Ia merasa ada sesuatu yang meledak dalam dirinya, ia pikir telah berteman akrab dengan siluman burung itu, tapi berpikir sekarang Lu Yao meninggalkannya membuat Xuanyi merasa marah dan sangat sedih.

"Kenapa? Kenapa pergi tanpa berkata apapun? Lu Yao apa hanya aku memganggap kita berteman?"

Ia berjalan lesu kembali ke kamarnya, duduk di atas tempat tidur, dan menangis seperti anak gadis yang di tinggalkan kekasihnya. Ia hanya merasa sedih karena seorang teman yang pergi.

Jendela di sampingnya terbuka, sepoi-sepoi angin memasuki ruangan tersebut, jumbai kain tirai di jendela mengeluarkan suara halus.

Setelah beberapa saat tenggelam dalam kesedihannya, Xuanyi mendengar sebuah suara benda terjatuh dari atas meja.

Ada sebuah kertas, bukan hanya kertas biasa. Ada beberapa tulisan, dan yang membuat minat Xuanyi meningkat adalah saat melihat di sana ada namanya.

"Untuk Nona peri Li Xuanyi, aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi di tempat ini. Terima kasih sudah mengurusku selama beberapa hari ini, aku harus kembali. Sebagai balas budi aku hanya bisa memberimu Liontin burung emas ini kepadamu.

Tertanda, Lu Yao"

Setelah membaca surat itu, Xuanyi semakin marah. Jika ia ingin pergi, Xuanyi bisa membantunya untuk keluar dari sini tanpa ketahuan. Tapi, Lu Yao merasa bantuannya adalah hal yang merepotkan.

"Lu Yao..."

"SIAPA DI SANA?!"

Bab 3. kisah persahabatan tiga klan

Angin sepoi menyapa seorang gadis dengan rambut tersanggul di kedua sisi kepalanya dengan ikatan sampul yang rumit, baju yang ia kenakan berwarna merah muda dan biru sangat serasi dengan wajah cantik dan menggemaskannya. Semerbak aroma teratai yang begitu harum mengikuti setiap langkahnya.

Luyi memasuki Aula Guardian, salah satu ruangan sudah terbuka. Ia sudah menduga Peri tulip pasti sedang bermalas-malasan di dalam sana.

Ia baru saja mendorong pintu kayu itu sedikit, dan membuat orang di dalam sana kaget. Tapi bukan hanya orang itu yang kaget, sebaliknya Luyi yang merasa lebih kaget.

"Siapa?!" Wajah marah Xuanyi menyapa Luyi yang baru masuk dan membuatnya sangat terkejut.

"A-apa aku menganggu? Maaf, aku akan kembali lain waktu kalau begitu" Luyi memang mudah ketakutan, di bentak sedikit saja dia bisa menangis hingga malam dan keesokan pagi. Jadi, begitu melihat amarah Xuanyi mata jernih peri teratai itu sudah berkaca-kaca dengan wajah memerah.

"Luyi, Luyi ... Tidak bukan begitu. Maaf, aku terbawa emosi tadi" ucapan Xuanyi penuh penyesalan. Ia menundukkan kepalanya.

Wei Luyi tahu seperti apa tempramen seorang Li Xuanyi. Ia juga tahu hati kecilnya yang selalu ketakutan itu tidak tahan dengan seluruh emosi Xuanyi yang terlalu sering meluap, tapi peri Teratai itu memberanikan dirinya untuk menjadi teman seorang Xuanyi dengan penuh kesabaran. Luyi bukannya tidak memiliki teman seperti Xuanyi, tapi entah mengapa ia selalu merasa Xuanyi saja yang memiliki koneksi paling besar saat berbincang dengannya.

"Apa kau memiliki masalah? Aku bisa mendengarkan, walau tidak yakin bisa memberi solusi" Luyi duduk tepat di samping Xuanyi.

Luyi sudah bersiap untuk mendengarkan, wajahnya lurus, menatap Xuanyi dan mata hijau zamrud miliknya terlihat seperti seekor bayi kucing.

Xuanyi memggeleng,"tidak. Aku tidak apa-apa"

Dalam hati berkata, 'jika Luyi tahu tentang Lu Yao, kita bisa dalam masalah'

Luyi memicingkan matanya, meneliti apakah gadis di depannya berbohong atau tidak? Tapi Luyi adalah teratai kecil yang polos dengan begitu saja ia bisa percaya pada setiap ucapan Xuanyi.

"Baiklah, kalau memang tidak ada apa-apa" luyi menganggukkan kepalanya.

Melihat ekspresi sedih Xuanyi, membawa tanda tanya besar di kepalanya. Xuanyi tidak mau bercerita, maka ia juga tidak bisa mengatakan apa-apa.

Tapi sebagai seorang teman, menghibur teman yang sedang bersedih adalah suatu keharusan. Ia memutar otaknya, cara apa yang paling ampuh untuk menghibur Xuanyi sekarang ini?

Sementara Luyi memikirkan cara untuk menghibur sang peri tulip, di sisi lain kita melihat pemeran utama laki-laki kita berada dalam keadaan yang tidak baik.

Berjalan di antara dua orang prajurit memasuki sebuah Aula terbuka yang begitu besar, beberapa meter bersebelahan dengan Aula Qinghui dimana ia berdiri mengendap untuk keluar, namun ternyata usahanya untuk kembali ke gunung Jiuge gagal, sekarang ia terperangkap dalam ketentaraan pasukan langit.

Dengan gamblangnya ia menjawab bahwa kedatangannya untuk mengikuti pasukan ketentaraan kahyangan yang sekarang ini baru saja di buka.

Tapi dengan begini, identitas aslinya masih bisa ia tutupi sementara.

Lu Yao tidak mungkin bisa berada di kahyangan terlalu lama namun sepertinya tidak juga bisa keluar dari sana sementara ini. Ia menggunakan waktunya untuk memikirkan kembali cara untuk kembali ke gunung Jiuge.

Di depan barisan, seorang prajurit mencatat identitas setiap prajurit baru yang akan memasuki pelatihan. Begitu tepat berhadapan dengan Lu Yao, matanya lama menatap kepadanya, entah apa yang ada dalam pikirannya saat melihat Lu Yao.

"Sebutkan nama dan dari mana kau berasal"

"Aku ... Namaku Lu Yao, aku datang jauh dari Yangzhou."

Setelah menulis identitas sementara Lu Yao, laki-laki yang terlihat 40 tahunan itu hanya mengangguk, kemudian mempersilahkan Lu Yao untuk masuk.

Ini adalah Aula Fenghua, dimana para prajurit tentara langit berlatih dan berkumpul.

Lu Yao menatap kagum pada tempat tersebut, begitu Luas dan memiliki pemandangan awan berwarna merah muda bercampur biru langit yang sangat menawan.

"Apa kau baru pertama kali datang?" Seseorang di sampingnya bertanya, Lu Yao terlihat seperti anak desa yang baru datang ke kota. Lu Yao jadi merasa malu.

"Iya" hanya mengangguk sebagai balasan.

"Namaku, Qi Xiang Jin. Orang-orang biasa memanggilku A'jin"

A'jin terlihat sangat ramah, tapi Lu Yao merasa sungkan. Dia bukan bagian dari mereka, tidak boleh terikat pertemanan dengan klan langit.

A'jin menunggu lama Lu Yao yang hanya diam dan melihat uluran tangannya, sifat A'jin yang sederhana membuatnya tidak ingin memikirkan banyak hal, ia hanya mengambil tangan Lu Yao dan menjabatnya.

"Sudah jangan malu-malu, kita akan berada dalam satu tempat di masa depan. Siapa namamu?"

Lu Yao masih diam

"Baiklah, aku akan memanggilmu ... Xiao Niao(burung kecil)"

Mendengar itu, Lu Yao ingin membantahnya. Panggilan seperti seperti kurang pantas untuk laki-laki besar sepertinya. Bagaiama ia bisa menerima di panggil seperti seorang gadis?

"Namaku Lu Yao" pada akhirnya ia bersuara juga

"Bagus. Nama yang bagus! Nanti jika kau ingin bertanya sesuatu tentang alam langit ini katakan saja kepadaku. Aku sudah sering mengelilingi istana sejak kecil, tanyakan saja dan aku akan memberikan informasi yang ku ketahui" A'Jin tersenyum dengan bangga, menepuk pundak Lu Yao berharap bisa akrab dengannya.

"Oh ... Terima kasih"

Dalam hati, Lu Yao berkata. Perteman seperti ini bisa ia manfaatkan juga, dengan informasi dari A'jin ia bisa secepatnya menemukan jalan pulang.

Di gunung Jiuge, saat ini. Di dalam rumah gubuk di tengah hutan bambu yang di beri penghalang, Zhiming mondar mandir tidak karuan. Raja iblis satu itu terlihat sangat cemas, bagaimana ia bisa menyebutkan dirinya sebagai guru? Saat murid satu-satunya dalam masalah ia malah tidak bisa melakukan apapun.

"Ayya! Bagaimana bisa kau menjadi guru tidak kompeten, Wugang Zhiming?! Apa kau masih punya waktu untuk duduk diam dalam rumah bambu ini??" Ia menampar dirinya sendiri.

Seorang raja klan iblis, seorang Guru, jika ia tidak mengambil langkah maka selamanya mereka akan tetap menjadi sesuatu yang tidak berarti dan tidak berharga.

Zhiming keluar dari sana, meloncat dalam portal menuju suatu tempat yang jauh. Tempat yang membuatnya kembali pada nostalgia lama yang tidak perlu di ungkit lagi.

Ia memyamarkan tubuhnya memasuki gerbang kahyangan dan mencari Lu Yao. Ia yang tadinya memasang raut cemas dan khawatir langsung berubah saat melangkahkan kakinya ke dalam sebuah tempat.

Itu adalah Aula yang paling banyak di kagumi oleh orang-orang di kahyangan. Di sekitar Aula terbuka itu di lapisi tembok perak, lantainya adalah kaca berwarna langit senja yang berwana indah, saat masuk di sana tidak ada yang mengingat untuk kembali keluar.

Itu adalah Aula Wujin, tempat yang saat ini di jadikan sebagai tempat pelatihan prajurit khusus di bawah kepemimpinan kaisar langit dan putra mahkota. Mereka di beri nama "pasukan telaga emas".

Aula Wujin bagi Zhiming bukanlah tempat pelatihan prajurit. Melainkan Aula kenangan bersama beberapa teman kecil.

Pada saat peperangan langit usai sekitar 12000 tahun yang lalu, setidaknya dalam 2000 tahun tidak ada lagi peperangan, mereka klan langit dan iblis memiliki perjanjian damai. Sudah tidak ada lagi permusuhan di kala itu.

3 klan teratas memasuki kahyangan untuk berlatih dan memimpin 6 alam dalam perdamaian dunia.

Seorang putri dari klan langit, seorang pangeran dari klan iblis, dan pewaris di tanah Qingqiu.

Mereka bertiga menjadi satu-satunya murid kaisar langit Luyang Tianqi, menjadi murid-murid yang di tunjuk langsung oleh kaisar besar seperti Kaisar langit Luyang Tianqi, maka mereka tidak di ragukan lagi.

Persahabatan itu bertahan setidaknya beberapa tahun sebelum peperangan kembali membuncah. Wugang Zhiming, lu Feizi, dan Qi Luoyu di paksa untuk mengakhiri persahabatan mereka di saat peperangan melanda semesta.

Zhiming bertumpu pada tembok perak di depannya, melihat masuk dalam Aula Wujin yang kembali mengingatkan kenangan 12000 tahun yang lalu.

Walau sudah begitu lama, Zhiming masih sangat merindukan saat-saat dimana mereka bisa tertawa bersama.

"A'fei... Luoyu..." Pada akhirnya ia hanya bisa menggumamkan nama itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!