Peperangan langit sangatlah mengerikan, pertumpahan darah yang mengguncang 6 alam membuat semua orang ketakutan. Apakah ini akhir dari kehidupan? Klan iblis dan klan langit telah bermusuhan selama beberapa dekade, tapi tak ada yang tahu asal dari kebencian itu sebenarnya apa?
Di mulai dari beratus ribu tahun yang lalu, saat pertama kali kedua klan ini bergencatan senjata. Bukankah setelah 2000 tahun setelahnya mereka telah kembali damai? Rupanya kedamaian itu hanya sementara. Mereka seperti api dan air, atau minyak dan air. Selalu bertentangan. Tidak ada yang bisa membuat keduanya berdamai dan hidup berdampingan.
Iblis phoenix pada awalnya adalah penjaga di enam alam. Bersama dengan hewan abadi naga suci, mereka memberantas para monster dari alam akhir yang mengacau di semesta. Mereka memiliki kedudukan tinggi di dalam alam iblis, maupun kelima alam lainnya.
Tapi siapa sangka, peperangan antar dua klan membuat klan Iblis phoenix hancur bersamaan dengan runtuhnya alam iblis.
Alam semesta tahu, di dunia ini tak ada lagi hewan yang menghancurkan semesta seperti iblis phoenix, namun mereka tidak tahu, satu telur phoenix berhasil di selamatkan.
Selama beberapa ratus tahun lamanya di jaga oleh Raja iblis Wugang Zhiming.
Satu minggu sebelum ia tersesat hingga ke kahyangan, Lu yao masih berada di Gunung jiuge bersama dengan Gurunya, Wugang Zhiming, Raja iblis pada masanya.
Lu Yao memerhatikan persediaan makanan mereka yang sudah makin menipis berpikir jika sebaiknya turun gunung sebentar dan membeli beberapa makanan.
"Guru, persediaan makanan sepertinya tidak akan cukup sampai minggu depan, aku akan turun gunung sebentar" Lu Yao mengambil kantong uangnya serta membawa pedang dengan sarung yang berwarna biru melapisinya.
"Eh Lu yao Lu Yao, tunggu sebentar!" Zhiming memanggil lagi dari dalam
"Ya, Guru?"
"Bawa ini" Zhiming melemparkan padanya, benda seperti kristal merah kepadanya.
"Guqing Yaohua?"
"Pegang saja, akan lebih aman jika itu bersamamu" ujarnya
"Hmm" Lu Yao mengangguk, "kalau begitu aku akan turun gunung sekarang, guru, Lu Yao pamit"
"Oke, aku akan beristirahat dulu untuk beberapa hari. Ingat, jangan sampai menjatuhkan benda itu. Jika terjadi sesuatu di luar segera panggil aku"
"Baik, Guru"
Setelah itu Lu Yao berjalan keluar, turun gunung. Mungkin memerlukan beberapa waktu yang lama karena ia berada di puncak gunung Jiuge.
Sambil berjalan santai ia sesekali bersenandung, merasa terlalu membosankan jika hanya berjalan.
Tanpa terasa perjalanan itu selesai saat melihat plakat pasar di depannya.
Aroma berbagai makanan menyerbak, menggelitik penciumannya. Ia jadi merasa lapar saat memasuki pasar tersebut.
Suasana ramai, suaranya begitu bising, begitulah pasar seharusnya.
Lu Yao tersenyum mendekati salah satu lapak penjual makanan.
"Bibi, tolong ubi bakarnya. Berapa?"
ia merohoh kantong uangnya, ingin mengeluarkan 2 keping uang koin
"4 tael" jawab singkat dan sangat dingin dari sang penjual.
Lu Yao menyernyit, "bukannya biasa hanya 2 tael?"
"Anak muda, itu 5 tahun yang lalu. Sekarang sudah berbeda. Jika tidak ingin beli, pergi saja. Jangan menghalangi daganganku"
Dalam hati Lu Yao ingin mengutukinya, tapi tidak. Tidak ada baiknya jika ia melawan manusia dan berbuat keributan.
"Baiklah. Berikan 2 buah" terpaksa Lu Yao mengeluarkan lebih banyak uang hari itu.
Setelah puas dengan beberapa kantong makanan di tangannya. Ia segera berjalan kembali menuju gunung Jiuge.
Bunyi nyaring dari lonceng penekan iblis yang tergantung di pinggang para kultivator pemburu iblis membuat Lu Yao terperanjat. Ia lupa menyamarkan Aura iblisnya, dengan cepat ia berlari sekuat tenaga.
Di belakangnya sekumpulan kultivator dengan baju khas sekte kultivator berwarna putih itu mengejarnya. Walau bukan kultivator dengan kekuatan tinggi, tapi tentu saja kekuatan mereka lebih tinggi di bandingkan dengan Lu Yao yang saat belum memiliki kekuatan Phoenix.
Ia tidak bisa lari dengan cepat, hanya bisa bersembunyi.
Di hutan Baguang dekat danau Linghu ada sebuah goa kecil, Lu Yao yang telah banyak terluka karena melawan sekitar 10 orang kultivator bersembunyi di sana.
Ia duduk bersila di dalam Goa itu, memusatkan pikirannya. Walau kekuatan spiritualnya belum terbuka, ia bisa menggunakan tenaga dalam yang telah ia latih selama beberapa tahun.
Setelah lama bersemedi di dalam sana, ia memilih untuk melihat ke luar, ia pikir sudah aman. Langit juga sebentar lagi akan berubah warna, tapi siapa sangka, para kultivator itu sangat keras kepala dan terus mengejarnya.
"Sudahlah, menyerah saja, iblis. Kau tidak akan bisa menang melawan kami" seru penuh arogan para kultivator.
Lu Yao tersudut, anehnya ia sama sekali tidak memikirkan untuk menggunakan Guqing Yaohua kala itu.
Setelah mendapat satu serangan terakhir dari salah satu kultivator tersebut, ia sudah kehilangan kesadarannya.
Malam itu, sebuah keajaiban muncul. Di dahi Lu Yao muncul sebuah simbol berwarna emas. Saat ia tepat berada dalam bahaya, simbol itu menyelamatkannya. Ia menghilang seperti kilat yang menyambar.
Para kultivator itu kebingungan, tapi sekali lagi mereka berpikir. Salah seorang senior di antaranya mengenal tanda di dahi Lu Yao yang ia lihat di detik terakhir sebelum Lu Yao menghilang.
"Dia adalah iblis, bagaiamana simbol seperti itu muncul di tubuhnya?"
***
Setelah beberapa lama ia sudah tidak melihat Aula Guardian, Xuanyi berlarian ke arah tempat kesukaannya itu.
'Jika saja bukan karena Guru Xiyuan memberi tumpukan tugas yang begitu banyak, aku tidak akan berada di luar begitu lama sampai hari ini.'
Xuanyi menggerutu dalam hatinya. Aula utama Baoxi menuju Aula Guardian terpaut sangat jauh, dengan kekuatan langitnya, ia bisa berhasil memasuki Aula Guardian lebih cepat.
Dengan terengah-engah, senyuman menghiasi wajah merah padam yang lelah akibat lari dan mengeluarkan kekuatan langitnya, Xuanyi melangkah memasuki salah satu kamar di bagian tengah gedung.
"Yaoyao, aku kembali" ia membuka pintu tersebut dan yang ia dapati hanya keheningan.
"Yaoyao?"
Xuanyi menjelajahi semua ruangan di sana. Tak ada siapa-siapa, semua ruangan kosong.
"Apa dia pergi ke teman belakang? Iya mungkin saja!" Xuanyi mencoba berpikir tenang
Tapi sekali lagi kecewa, ia tak menemukan ada keberadaan laki-laki itu di sana.
Ia merasa ada sesuatu yang meledak dalam dirinya, ia pikir telah berteman akrab dengan siluman burung itu, tapi berpikir sekarang Lu Yao meninggalkannya membuat Xuanyi merasa marah dan sangat sedih.
"Kenapa? Kenapa pergi tanpa berkata apapun? Lu Yao apa hanya aku memganggap kita berteman?"
Ia berjalan lesu kembali ke kamarnya, duduk di atas tempat tidur, dan menangis seperti anak gadis yang di tinggalkan kekasihnya. Ia hanya merasa sedih karena seorang teman yang pergi.
Jendela di sampingnya terbuka, sepoi-sepoi angin memasuki ruangan tersebut, jumbai kain tirai di jendela mengeluarkan suara halus.
Setelah beberapa saat tenggelam dalam kesedihannya, Xuanyi mendengar sebuah suara benda terjatuh dari atas meja.
Ada sebuah kertas, bukan hanya kertas biasa. Ada beberapa tulisan, dan yang membuat minat Xuanyi meningkat adalah saat melihat di sana ada namanya.
"Untuk Nona peri Li Xuanyi, aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi di tempat ini. Terima kasih sudah mengurusku selama beberapa hari ini, aku harus kembali. Sebagai balas budi aku hanya bisa memberimu Liontin burung emas ini kepadamu.
Tertanda, Lu Yao"
Setelah membaca surat itu, Xuanyi semakin marah. Jika ia ingin pergi, Xuanyi bisa membantunya untuk keluar dari sini tanpa ketahuan. Tapi, Lu Yao merasa bantuannya adalah hal yang merepotkan.
"Lu Yao..."
"SIAPA DI SANA?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments