Bukan Dia
"Pernikahan bukan tentang siapa cepat, dia yang menang. Bro. Santai!" tutur seorang pemuda tampan pada saudara kembarnya dengan menepuk bahu.
"Makasih ya! Bener kan Lo nggak keberatan kalau gue duluan?" jawab Ikun saudara kembar pemuda itu, menyunggingkan senyum lebarnya.
"Haish. Pastilah! Gue salut dan pasti dukung lo. Lo bisa ikutin mau Baba dan Buna. Jadi anak baik. Kalau emang lo dah siap. Cewek lo siap. Kenapa nggak? Adek kita juga nyatanya bisa kan nikah muda?" jawabnya lagi.
Adik kembarnya itu pun mengangguk. "Mohon doanya. Semoga, Baba dan Buna ijinin," tutur saudaranya lagi memohon doa.
"Baba dan Buna pasti kasih ijin. Mereka kan memang ingin kita nikah muda!" jawabnya pada saudara kembarnya.
Kemudian kedua saudara kembar itu. Saling menepuk tangan. Lalu berpelukan sebagai dukungan dan si Adik yang bernama Ikun pamit pergi dari kantor kakaknya itu. Dan kini pemuda itu duduk termenung di kursi kebesarannya dengan satu papan nama terpampang di meja yang mengkilap dan besar itu.
Amer Gunawijaya, seorang CEO muda. Dia adalah anak kedua dari 7 bersaudara sebuah keluarga kaya dan terpandang, keluarga Gunawijaya.
Walau masih muda, tidak sulit untuknya mencapai sukses, sebab sejak kakek neneknya memang mempunyai perusahaan besar. Dan kini dia memegang salah satu perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang property.
Amer pun menyunggingkan senyumnya sepeninggal adiknya. Ya, sebagai anak kedua dari 7 bersaudara, dua adik Amer sudah melangkahinya. Adik ketiganya bahkan sudah menikah walau masih duduk di bangku kuliah. Dan kini saudara kembarnya dengan mantap dan jantan meminta restunya hendak melamar perempuan yang memikat hatinya.
"Jomblo bukan berarti sendiri kan? Kamu nggak usah khawatir Kun. Secepatnya aku akan yakinkan Lexa, untuk bersedia menikah denganku." gumamnya memilih ballpoinya.
Ya. Amer tidak bersedih sama sekali dilangkahi adiknya. Dia belum menikah bukan karena kisahnya yang tragis. Sebagai pemuda yang usianya baru 25 tahun tapi sudah memimpin perusahaan besar. Tentu sangat mudah memilih perempuan. Amer juga normal dan jatuh cinta, bahkan Amer sudah mempunyai tambatan hati. Amer belum menikah karena pujaan hatinya memang belum siap dia ajak nikah.
Siska Alexa, seorang gadis lulusan Sarjana Komunikasi yang menjadi bawahanya sudah mencuri hatinya. Namun karena usia, Lexa yang masih di bawah 25 tahun, lebih tepatnya baru 21 tahun. Mereka sepakat ingin memantapkan karir lebih dulu.
Padahal, Lexa dan Amer sudah bersahabat 3 tahun. Mereka bertemu saat Lexa menjadi mahasiswa mahang. Sementara Ikun dan calonya baru bekenalan 1 bulan sudah mantap menikah.
"Kring...," dering ponsel Amer berbunyi.
Amer pun memeriksanya. Seketika matanya mengernyit dan seulas senyum terukir di bibirnya.
"Selamat Siang Pak. Bos. Waktunya makan siang? Mau makan di luar apa di kantin aja? Saya hari ini masak Spageti dengan toping sapi lada hitam,"
Tertera di layar teleponya pesan manis dari gadis yang dia pikirkan. Ya, Lexa pacarnya memang bawahanya dan hampir rekan kerja sudah tahu tentang hubungan mereka. Lexa tidak canggung untuk memberikan perhatian pada Amer dan Amer menerimanya dengan baik.
"Oke. Kita makan di kantin aja!" jawab Amer cepat.
Dia pun melepas jasnya dan segera keluar menuju tempat dia bisa bertemu dengan kekasihnya itu.
*****
Lexa pun tak kalah cepat, ruang tempatnya bekerja lebih dekat dengan kantin sehingga dia sudah sampai lebih dulu dan sudah menyiapkan makanan untuk Amer.
"Taraa... Udah siap. Bos. Silahkan makan!" sambut Lexa dengan senyum cerianya.
Hal yang disukai Amer, Lexa selalu ceria, rajin dan juga perhatian. Tidak peduli rekam jejak kakaknya atau berita miring tentang Lexa. Tapi Amer tahu, Lexa gadis yang cerdas bahkan selalu mengerjakan pekerjaan dengan sempurna.
"Makasih, Sayang. Calon istri solikhah nih!" puji Amer ke Lexa.
"Ish...," desis Lexa lalu memberikan tempat ke Amer
Amer pun segera mencicipi masakan karyawan sekaligus pacarnya itu.
"Gimana enak?" tanya Lexa.
"Enak lah, nih aku makan. Kamu belajar dengan baik, Baby. Good joob," jawab Amer sekenanya sembari mengunyah memberikan jempol ke Amer.
"Hmmm..." dehem Lexa sembari manyun. "Enak doang? Udah setara sama masakan Buna dan Adekmu belum?" tanya Lexa
"Uhuk...," seketika itu Amer tersedak mendengar pertanyaan Lexa.
*****
Aloooowwww.... Kakak pembaca NT tercinta.
Hehehe.
Ini nupel ke 7 aku.
Sebelumnya. Mohon maaf. Buat pembaca pertanggal 11- Agustus- 2023. Ini nupel dulunya judulnya Istri Kecilku. Karena ada masalah dan sesungguhnya itu cerita lanjutan nupelku yg lain. Maka ada sedikit jeda waktu. Ini novel kuremak3 dan ditulis ulang dengan cerita berbeda.
Judulnya yang terbaru. "Bukan Dia,"
Jadi....Walau udah ada isi komen sampai episode 21. Tapi ini dimulai lagi dari episode 1 ya.
Untuk nanti ada episode yg nggak nyambung sampai episode 21. Berarti masih tahap edit.
Bismillah semoga suka.
Oh ya. Sebelum lanjut baca.
Kita bikin kesepakatan ya.
Kita saling dukung, caranya :
Jangan asal bintang. Kalau nggak suka, cukup skip nggak usah baca lagi.
Kalau suka dan sayang sama ini novel. Kasih vote rekomendasi. Hadiah. Like dan komen.
Kalau mau tau update-ku. Tap love. Atau follow IG ririnrohmanningsih (CoretanRandom). Story Alay skip aja. Pantengin Updatenya aja.
Rajin komen biar aku tahu kalau nupelku ada yang baca. Makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Susi Sidi
dah ketemu.. aku mampir Thor.. semoga lexsa gadis baik seperti yang amer harapkan..
2023-08-31
1
Elvi
huff nemu juga akhirnya si amer ni
2023-08-29
0
Siti Amiinah
paling suka sama kisa anak2 baba dan buna
lanjutkan terus.... semangat thor
2023-08-29
0