Wanita Tangguh
Namaku Elena.seperti biasanya,aku pergi dari rumah memakai seragam sekolah sebagaimana mestinya,tapi bukannya pergi ke sekolah,tetapi aku kabur dengan teman karibku,Nimas namanya.Entah apa yang ada di pikiranku,padahal sebentar lagi mau memasuki waktu ujian akhir.
Selama berhari hari aku tidak pulang ke rumah,aku menginap di rumah Nimas,seakan aku takut untuk pulang ke rumah.Yah,memang aku sangat takut dengan keadaan rumah yang bagiku seperti neraka.Kerap kali aku melihat ibuku dipukuli oleh bapak.
Waktu sebelum kepergianku,aku mengalami hal yang sangat mengerikan dan juga membuatku sangat ketakutan setelahnya.Suatu malam,aku sedang tertidur pulas di kursi ruang tamu,waktu itu tiba-tiba aku merasa seperti ada yang dingin dan juga basah di bagian paha belakangku.Awalnya aku mengira kalau aku kencing di celana,namun telingaku seperti mendengar Isak tangis seseorang,seketika itu pula aku terkejut lalu bergegas bangun,setelah ternyata mataku melihat mama sedang menangis di kursi yang kutiduri. Aku panggil ibuku dengan sebutan mama.
Mama menangis sambil memegang pelipis serta dagu yang mengeluarkan darah segar yang mengalir terus menerus.Spontan aku berteriak ketakutan,sekilas mataku menangkap sebuah tang yang tergeletak di lantai,secara refleks kuraih tang itu lalu melemparnya kesembarang arah.Aku berpikir, pasti bapak lah yang sudah melakukannya,karena aku lihat bapak sedang sibuk mencari-cari kain lap untuk menyeka darah yang masih mengalir di dagu mama.Aku benar benar takut dan juga sangat panik,tidak tau apa yang harus aku lakukan,karena aku benar-benar merasa sangat ketakutan.
Sungguh malang ibuku,entah berapa kali aku harus menyaksikan kejadian demi kejadian yang bagiku sangatlah menakutkan,sehingga mengakibatkan depresi yang berlebihan.Dan menjadikan aku tidak betah untuk berlama lama berada di rumah.
Hingga tibalah waktu di saat aku pergi dari rumah,seluruh keluarga kelabakan mencari keberadaanku,terlebih nenek dan mama.Mereka sangat kebingungan dan juga sedih tentunya.
Bapaknya Nimas sudah mencoba mengingatkanku bahkan menyuruhku untuk segera pulang,karena bapaknya Nimas mengetahui kalau seluruh keluargaku sedang sibuk mencariku,tetapi aku bersikeras untuk tetap tinggal dirumah Nimas.
Selama aku tinggal dirumah temanku,selama itu pula aku bolos sekolah.aku benar-benar mengalami depresi yang begitu parah,padahal aku baru menduduki Sekolah Menengah Pertama,tetapi kehidupan yang kujalani sungguh sangat terasa berat bagiku,bahkan teramat berat.Kekerasan demi kekerasan sudah kurasakan dari semenjak aku masih kecil,sehingga mengakibatkan perangaiku menjadi seperti seorang anak lelaki.Bahkan aku pun sudah mengenal yang namanya minuman keras.dan bukan hanya itu saja,rokok pun turut menemani hari hariku,hingga menyebabkan selera makanku berkurang.Aku pun sudah tidak mau memikirkan sekolahku,aku benar benar telah menjadi brutal dan lupa diri,sampai-sampai kedua orang tua Nimas menjadi khawatir dengan keadaanku.
Temanku Nimas sangat menyayangiku.dia setia menemaniku.sampai-sampai Nimas pun harus ikut bolos sekolah,Nimas menangis melihat keadaanku.Nimas tak pernah berhenti menasihatiku juga bahkan menghiburku supaya aku tidak sampai jauh keluar jalur.Nimas sangat mengkhawatirkanku.
Entah tepatnya di hari yang keberapa dari semenjak kepergianku ,nenekku mendatangi rumah Nimas dan mengajakku untuk pulang,tetapi aku menolaknya."Pulanglah nak,kasihan mama kamu setiap hari memikirkanmu."Nenek menatapku dengan penuh harap.
"Tidak nek,biarkan saja aku disini,aku takut untuk pulang nek."Aku menangis sejadi-jadinya,dan akhirnya nenek pun tidak memaksaku.
"Baiklah nak tapi nenek minta sama kamu,tolong kamu jaga diri kamu baik baik.dan jangan lupa untuk tetap sekolah."Nenek pun pulang tanpa aku.
Entah bagaimana ceritanya,pada sore hari aku dan Nimas sedang berjalan di dekat pasar yang letaknya tidak jauh dari rumah Nimas,tiba tiba kami berpapasan dengan saudara sepupu bapak namanya Dian.Seketika itu aku dan Nimas langsung kabur,kami berlari secara terpisah dan tak tentu arah.
Om Dian tidak sendiri,melainkan berdua bersama temannya yang aku pun mengenalnya,namanya Yanto.Mereka berdua mengejarku,dan aku bersembunyi di lorong gang rumah orang,tapi tak perlu waktu lama,om Yanto dengan mudah menemukan keberadaanku.Om Yanto dengan lembut membujukku supaya aku mau ikut pulang dengannya.
"Tidak usah bersembunyi lagi El,ayo kita pulang."Ucap om Yanto sembari meraih tanganku.
Mataku berkeliling mencari keberadaan Nimas,tapi aku tak menemukannya,mungkin Nimas pulang kerumahnya.Akhirnya aku menyerah dan mau ikut pulang bersama om Yanto.Tapi kemana om Dian,aku pun tak melihatnya lagi.
Setibanya dirumah,aku tak langsung masuk.Om Yanto sangat mengerti melihatku yang sedang dalam ketakutan.Lalu om Yanto pun membimbingku sampai di pintu."Masuklah El,tidak usah takut,ibumu sudah menunggu."Titah om Yanto.
"Aku takut om."Ucapku,sembari menahan langkah kakiku.
"Tidak perlu takut elena,masuk saja."Titahnya lagi,sembari agak sedikit mendorong tubuhku.
Akhirnya aku pun memasuki rumahku dengan perasaan was-was,aku menengok ke arah pintu tapi om Yanto sudah menghilang.Aku pun bergegas masuk ke dalam kamar.
Sayup-sayup kudengar Bapak seperti sedang berbicara dengan seseorang yang sepertinya itu suara om dian.Entah apa yang mereka bicarakan aku pun tidak bisa mendengarnya dengan jelas,karena jaraknya lumayan jauh dari keberadaanku,jadi aku tidak tau pasti dengan apa yang mereka bicarakan.
Perlahan aku keluar dari kamar dan berjalan menuju arah dapur.Sepintas kulirik Bapak yang secara kebetulan melihat ke arahku,hatiku menggumam."Kenapa Bapak tidak memarahiku."Aku pun bingung karena biasanya Bapak akan cepat marah kalau ada masalah apapun dirumah,tapi aku tidak banyak berpikir dan lekas pergi kedapur untuk menemui mama yang sedang masak."Ma,,,aku sudah pulang ma."Aku memanggil mama pelan,lalu mama menengok ke arahku.
"Alhamdulillah ... akhirnya kamu pulang nak,tolong jangan pergi lagi ya nak."ujar Mama sembari memelukku.Hanya itu yang terlontar dari mulut Mamaku yang penyabar dan juga penuh dengan kasih sayang kepada suami dan anak-anaknya.
"Iya ma,aku tidak akan pergi lagi ma,aku tidak akan meninggalkan mama lagi."Ucapku sembari membalas pelukan Mama.
Mama memelukku begitu erat seperti enggan untuk kutinggalkan.Hatiku seperti terasa teriris melihat bekas jahitan di dagu mama yang terlihat masih agak sedikit basah.Hatiku benar benar merasa sakit melihat keadaan Mama.Kenapa Bapak bersikap sangat keras bahkan begitu kasar kepada ibu yang sudah menjadi mamaku dan sudah menjadi istrinya selama puluhan tahun.Entahlah,mungkin takdir kami harus hidup dalam kekerasan.Ingin sekali rasanya aku pergi membawa mamaku dari rumah,tapi apalah daya,aku tidak akan sanggup melawan kerasnya bapak.Malah justru yang ada nanti mamaku disiksa lagi,bahkan aku pun sering mendapat kekerasan dari Bapak.Seringkali aku dipukuli,walau hanya kesalahan kecil yang kulakukan,padahal aku sangat menyayangi bapak.
***
Hari-hariku berjalan seperti biasanya,aku kembali masuk sekolah,dan pulang ke rumah seperti waktu sebelumnya.Meskipun entah bagaimana perasaanku yang sebenarnya,seakan aku menjalani hari-hariku penuh dengan rasa keterpaksaan.Setiap hari selalu saja ada masalah,selalu saja kekerasan yang terjadi.Bisa dikatakan kalau aku sangat tidak bahagia,kehidupanku seperti tidak normal layaknya anak seumuranku pada masanya.Aku merasa bukan anak remaja yang seharusnya menikmati masa-masanya yang indah,masa-masa belajar dengan selayaknya.
Kekerasan yang ku alami bukan hanya dalam rumah saja,sewaktu aku masih di sekolah dasar pun aku mendapatkan kekerasan-kekerasan dari guru-guruku,yang mengakibatkan mentalku menjadi berantakkan.Sungguh malang memang nasibku,terkadang aku merasa iri dengan teman-temanku yang dalam pandanganku,mereka hidupnya sangat nyaman dan juga layak.Mereka mendapatkan kasih sayang yang semestinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Queen's Suga
setiap habis tanda baca dikasih spasi biar enak dibacanya kak. 🙏 semangat ya. 👍💖
2023-11-05
1