Menikah dan Melahirkan

Suatu malam,entah bagaimana awalnya tiba-tiba om Dian saudara sepupu Bapak datang menemui Bapak,dan meminta supaya Bapak mau menikahkan aku dengannya."Kang,bagaimana kalo si Elena akang nikahkan saja denganku,biar si Elena tidak kabur-kaburan lagi dari rumah kang."Aku mendengar dengan jelas pembicaraan mereka dari kamar.

"Memangnya kau mau menikahi si Elena yang masih ingusan begitu."Sahut Bapak.

"Tidak apa apa kang,biar akang tidak pusing lagi ngurusin si Elena.Akang hanya tinggal urus adik-adiknya saja,dengan begitu beban akang pun akan berkurang."Timpal om Dian

Aku merupakan anak pertama dari kelima bersaudara.Adikku yang pertama namanya Rani,jarak usia antara kami hanya 2 tahun.Adikku yang kedua namanya Rima,jarak usia antara kami sekitar 7 tahun.Sedangkan adikku yang ketiga namanya Revi,jarak usia antara aku dan Revi lumayan jauh sekitaran 12 tahun.

Aku benar-benar ketakutan setelah mendengar pembicaraan mereka,sedikitpun tak terbayangkan olehku kalau aku harus menikah dengan om Dian,yang masih ada ikatan saudara.Perbedaan usia antara kami pun sangatlah jauh,jarak usia kami sekitar 11 tahun.Tapi ternyata bapak malah menyetujui usulan om Dian.

Entahlah,dari semenjak perbincangan bapak dan om Dian,pikiranku jadi terganggu,lebih-lebih om Dian yang selalu datang setiap hari,menyebabkan aku mengalami depresi yang berat.Rasa cemas selalu singgah dihatiku.

"Ma,,,haruskah aku mengikuti kemauan Bapak juga om Dian?"tanya ku sembari berkaca-kaca.

"Entahlah nak,Mama juga tidak habis pikir.Mama juga tidak tau harus bagaimana.Kamu tau sendiri bagaimana Bapakmu itu."Aku dan Mama hanya bisa pasrah.Sungguh kami tidak akan mampu menentang Bapak.

Apa aku kabur aja lagi,tapi aku kasihan pada Mama.Hatiku bergejolak,pikiranku tak karuan.

Dan pada akhirnya aku tak melanjutkan sekolah,aku menikah dengan om dian di usia yang masih sangat muda,umurku masih sekitaran 16 tahun.Hatiku benar-benar hancur,aku merasa kalau hidupku sangat berantakan.Padahal orang tuanya om Dian terlebih ibunya,sangat tidak merestui pernikahan kami.Mungkin karena ibunya om Dian merasa kalau dirinya itu orang kaya,orang yang berada.Tapi om Dian menentang ibunya,dan tetap berniat menikahiku.Mungkin karena om Dian memang mencintaiku.

Waktu pun terus berputar.Tibalah masanya hari pernikahanku dengan om Dian,ibunya om Dian benar-benar tidak menghadiri acara pernikahan kami,mungkin karena merasa malu karena memang acara pernikahan kami digelar dengan sangat sederhana,hanya beberapa kerabat saja yang hadir.Dan dari kedua pihak keluarga,hanya ibu dan satu orang kakaknya yang tidak datang.Tetapi kami pun memakluminya.

Waktu terus berjalan,hingga tiba masa kehamilanku di usia yang masih sangat dini.

Setelah kandunganku mau menginjak usia 8 bulan,aku diboyong ke rumah mertua untuk tinggal disana.Tetapi tnggal di rumah mertua sangatlah tidak nyaman,sungguh sangat menyiksa batinku.Bagaimana tidak,ibu mertua yang selalu jutek,adik ipar perempuan yang suka seenaknya memperlakukanku,dan Kakak ipar lelaki yang satunya pun sama halnya.Om Dian mempunyai dua kakak laki-kaki,yang satu bernama Lean dan satunya bernama Deni,sedangkan adik perempuannya bernama Tesi.Hanya Deni dan Bapak mertua yang berlaku baik terhadapku.

Meski usia kandunganku sudah menginjak 9 bulan,aku harus selalu mencucikan semua pakaian keluarga mertuaku.Betapa sangat tersiksanya aku,apalagi adik iparku Tesi yang sangat menyebalkan,dilemparkannya baju bekasnya."Nih,sekalian cuci bajuku ya!"tumpukan cucian setinggi kepalaku.

Aku mencuci manual dengan cucian sebanyak itu,dan dengan perut yang sudah semakin membesar.Betapa sangat kesulitannya aku,tiap hari aku menangis,meratapi diri.Namun setiap aku mengadukan hal hal yang aku alami kepada suamiku,suamiku hanya menyuruhku untuk bersabar.

"Sudahlah El,biar saja,kamu yang sabar aja ya." Hanya itu saja yang terlontar dari mulut suamiku.Sungguh sangat tersiksa.

Hari-hari kulewati penuh deraian airmata duka,seberat itu kah hidupku.Beruntunglah keluarga yang lain masih ada yang perduli dan perhatian,yang setiap saat selalu berusaha menguatkanku dan selalu menghiburku.

Pada pagi hari,ketika aku sedang menyapu halaman rumah tiba tiba aku merasakan sakit di perut juga pinggangku,sampai aku tidak bisa berdiri.Aku merasa kalau aku sudah mau melahirkan,kebetulan suamiku sedang berada dirumah."Kang ... Perut aku sakit kang,sepertinya aku sudah mau melahirkan."Kataku sembari memegangi perut dan juga pinggangku.

Om Dian pun langsung panik,aku langsung dibawa ke bidan setempat,ibu bidan yang kebetulan adalah Kaka sepupu mamaku,beliau menyarankan supaya aku jangan dibawa pulang lagi ke rumah,karena waktu melahirkan ternyata memang sudah dekat.Lalu om Dian disuruh mempersiapkan perlengkapan untuk aku melahirkan nanti.Hari sudah menjelang malam,tetapi aku belum juga melahirkan,perutku sudah terasa semakin mulas juga sangat sakit.

"Oh mama,ternyata begini rasanya waktu mama melahirkan ku."

Entah ada angin apa,ibu mertuaku ternyata menyempatkan datang waktu itu,dan mau menemaniku semalaman di bidan.Di elus-elusnya perutku,sambil menghiburku."Tidak apa apa,kalau baru pertama kali memang begini,kamu tahan saja nanti juga hilang sakitnya."Ujar ibu mertua. Aku pun tertidur pulas saking sakitnya.Kupanggil ibu mertua dengan sebutan mami,karena memang semua anak anaknya pun memanggilnya dengan sebutan mami.

Keesokan hari pun aku masih belum melahirkan juga,aku sangat tersiksa merasakan perutku yang terus ditendang tendang dari dalam dan rasanya sudah seperti mau meledak.

Mami pun sudah pulang,tak lama kemudian akhirnya datang Nenek beserta Mama.Perasaanku lega karena kedatangan mereka.Kekhawatiranku berkurang,karena Mama dan juga Nenek akan menjagaku sampai aku melahirkan.Menjelang magrib,rasa sakit diperutku terasa berkurang.Mama menyuruh supaya aku menghabiskan nasi goreng yang tadi sore belum sempat aku makan."Makanlah nak,agar tenagamu bertambah nanti,kamu harus kuat.Karena melahirkan itu harus banyak tenaga."Mama menasihatiku.

Tepat di saat satu suapan terakhir,tiba-tiba aku merasakan mulas yang luar biasa.Mama berteriak memanggil sepupunya yang bidan."Mbak,mbak,Elena sudah merasakan mulas lagi mbak."Teriak Mama panik.

Ibu bidan bergegas menanganiku,direbahkannya aku di atas ranjang.Aku dikasih suntikan perangsang dibeberapa bagian tubuhku,termasuk lengan dan juga paha.Rasa mulas semakin menjadi,perutku se akan terasa mau meletus.Aku terus berdoa sambil menahan nyeri,terasa hangat dibagian sensitifku setelah kudengar bunyi krekk seperti dirobek gunting tajam.

Tak berapa lama kemudian,teriakkanku menggema."ALLAHUAKBAR!"lahirlah bayi laki-laki,bayi mungil yang sangat tampan,harta paling berharga,paling indah yang ku miliki.

"Selamat Elena,bayimu terlahir normal dan sehat."Ujar ibu bidan,segera dibersihkannya bayiku.Mama dan Nenek sangat bahagia lalu mereka memeluku sambil mencucurkan airmata.

"Ma ... nek ... Aku punya anak."Ucapku lemah.Mataku pun terasa sangat berat.

"Elena bangun!,kamu jangan tidur bahaya!"teriak Bu bidan.Aku paksakan untuk menahan rasa berat di mataku.Sekujur badanku terasa seperti tidak bertulang,tenagaku terasa hilang.Ternyata melahirkan itu benar benar perjuangan antara hidup dan mati pikirku.Setelah aku tau rasanya melahirkan,aku menjadi semakin menyayangi Mama.Betapa kasihan mamaku,dulu pun beliau merasakan apa yang aku rasakan.Rasa yang teramat luar biasa rasanya.

"Sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu nak,seperti mama ini."Ucap mama sambil membelai rambutku.

"El,susui anakmu,air susumu sudah keluar dan juga banyak,jadi tidak perlu lagi obat penyubur untuk air susu."Bidan bilang kalau aku sangat subur,hormonku memang bagus.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!