Jam sebelas malam om Dian baru pulang dengan mata merah,dan mulut sangat kentara bau minuman keras.Aku yang sedang menyusui anaku bergegas keluar dari kamar,baru saja aku mau menanyakan dari mana saja baru pulang larut malam,ternyata suamiku sudah tergeletak di dekat kursi ruang depan,gelepak sana gelepak sini.Sepertinya dia merasakan pusing dari akibat minuman keras yang dia tenggak.Aku pun lekas kembali masuk ke kamar untuk melanjutkan tidurku.
Keesokan hari,seperti biasa aku selalu repot mengurusi semua pekerjaan rumah juga mengurusi bayiku,badanku semakin kurus kering.Area bawah mataku pun semakin kentara menunjukan lingkaran hitam.Mungkin karena aku kelelahan.
"Elena,payungin aku dong,aku mau naik angkot takut telat."Teriak Tesi memintaku untuk memayunginya,karena kebetulan hari sedang gerimis.Padahal cuma gerimis kecil,tapi Tesi memang selalu bertingkah manja,memegang payung sendiri pun tidak mau,sampai harus menyuruh orang lain untuk melakukannya.Rizky kutinggalkan di roda bayi di ambang pintu,dan aku sibuk memayungi tuan putri yang mau berangkat kerja.
Kulihat Lina melintas di depanku dengan kedua temannya,mereka temanku waktu sekolah.Mereka terlihat berbisik satu sama lain,mungkin mereka membicarakanku.Bagaimana tidak,mereka dengan sangat jelas melihat aku yang sedang sibuk mengurusi orang dewasa,sementara anakku aku tinggal di ambang pintu.
Sesudah Tesi naik angkot,aku bergegas menghampiri anakku."Sayang,,maafkan mama ya nak."Sambil kugendong putraku,kuciumi kepalanya.Sungguh terasa begitu sakit dalam hatiku.
Menjelang siang,aku merasa bosan berada dirumah.Lekas Kugendong Rizky,kukunci pintu rumah dan kuletakan kuncinya di atas pintu.Lalu aku pergi ke rumah mama.
"Assalamualaikum ma,,ma,aku kangen mama."Aku pun berhambur memeluk mama.
"Waalaikumsalam.Mama juga kangen kalian nak,gimana kabarmu,sini nenek gendong cucu nenek."Tanya mama sembari merengkuh Rizky lalu menggendongnya.
"Kami baik baik saja ma."Aku tidak mau mama sedih kalau tau keadaanku yang sebenarnya.
"Kamu sudah makan,?ingat El,,kamu harus banyak makan nasi juga buah buahan dan yang manis manis tentunya,kamu lagi menyusui soalnya.Agar supaya air susu kamu tetap subur dan makin banyak."Mama mengingatkanku sambil menatap sendu.
"Ah iya ma,pasti nya dong ma."Sahutku.
Ingin sekali rasanya aku bercerita semua ke mama,tapi aku menahannya.Aku tidak mau melukai hati ibu yang sangat kusayangi,tapi tetap saja namanya seorang ibu tidak dapat dibohongi.Mama sepertinya tau perihal yang kualami.
Akhirnya Mama buka suara juga."Elena,kamu yang sabar ya nak,kamu harus kuat dengan apapun yang terjadi.Tuhan tidak tidur elena."Aku terperanjat mendengar apa yang diucapkan Mama.
"Ah,iya ma,aku baik-baik saja kok ma,kenapa mama bicara seperti itu padaku?"aku berusaha menyembunyikan perasaanku,dengan berpura pura tidak mengerti akan perkataan Mama.
"Mama ini ibumu nak,dengan melihat mata kamu saja Mama sudah bisa memahami apa yang terjadi sama kamu,lihat badan kamu elena.Makin kurus,mata kamu saja sampai cekung seperti itu."Ucap mama sembari menatap ke dalam mataku.
Mendengar mama bicara seperti itu,air mataku tak dapat lagi kutahan."Ma ... Kenapa semua ini harus aku alami?"tanpa terasa airmataku berlinang.
Mama menyeka air mataku sambil menatapku dan berkata."Nak,Allah itu sayang sama kamu,makanya kamu di uji secara berlebihan karena kamu itu wanita kuat."Seraya memegang pundakku.
Sungguh luar biasa memang ibuku.Ibuku memang wanita tangguh yang super penyabar yang aku kenal.Meski seringkali disakiti oleh suami,tapi Mama tetap sabar,tetap kuat menjalani keseharian yang penuh dengan kesakitan,aku harus kuat seperti mamaku!
"Sudah,sekarang kamu jangan terlalu banyak pikiran,kasihan anak kamu Elena.Jalani semua dengan ikhlas,agar kelak kamu mendapatkan syurga."Ucap mama sembari menyudahi pembicaraan.
"Iya ma,Aamiin ma ... Aku sayang Mama."Aku peluk Mama dengan erat.
Aku ngobrol dengan adikku,melepas rindu.Selang beberapa menit kemudian,datang Lina temanku yang kebetulan melihat aku memayungi Tesi tadi pagi,karena memang dia masih tetanggaku,dan masih kerabat juga.Rumahnya pun tidak jauh dari rumahku."Eh ada kamu El,,kok kalau dari dekat kelihatan dengan jelas ya, kalau kamu itu makin kurus El."Celetuk Lina sambil menatapku seksama.
"Ah iya ni Lin,aku kangen mama juga adik-adik,makanya aku pulang dulu.Emang aku terlihat kurus ya Lin."Aku pura pura bodoh di hadapan Lina.
"Aku tau El,pasti kamu cape banget di rumah mertuamu,pasti kamu diperlakukan seenaknya sama keluarga suamimu itu."Tukas Lina seraya membuang muka.
"Ah gak kok Lin biasa aja,kalau cape mah wajar namanya berumah tangga."Ucapku sambil tersenyum.
Lina tetap keukeuh."Aah mau kamu sembunyikan bagaimanapun juga aku tetap tau El,jelas jelas aku mergoki kamu lagi mayungin si Tesi adik ipar kamu itu.Udah kaya tuan putri aja dia,sampai-sampai anak kamu pun kamu tinggalin begitu aja dekat pintu.Tuh,mata kamu juga basah pasti habis nangis."Jawab Lina ketus.
Aku hanya diam,tidak mau melanjutkan lagi obrolanku dengan Lina.Karena pasti akan membuat hatiku semakin sakit.
"Maaf ya El,kalau aku jadi bikin kamu sedih."Lina pun meminta maaf,karena melihat aku yang tertunduk sedih.
"Kamu yang sabar ya El,aku tau kok kamu pasti kuat seperti ibumu."Alhasil tambah deras air mataku.Lina pun segera memelukku."Kasihan banget si kamu El ya Alloh ...." Lina mengusap-usap punggungku.
"Sepertinya anakku minta nyusu Lin."Kataku sembari melepaskan pelukanku.
"Ya sudah El,susui saja anakmu aku pulang dulu ya."Lina pamitan pulang.
***
Aku tatap anakku,semoga kamu menjadi orang sukses nanti nak,kucium keningnya,kubelai rambutnya,eh anak Mama Ele tersenyum.
"Elena,sudah mau sore nak.Lebih baik kamu pulang dulu."Nenek menyuruhku pulang karena takut om Dian mencariku.
"Iya nak,Mama tidak mau kalau nanti suami kamu marah,pulanglah dulu.Besok kamu bisa datang lagi kesini."Sambung Mama.
"Ya sudah ma,nek kalau gitu aku pulang dulu ya."Aku segera berpamitan pulang.
"Iya sayang hati hati nak,ingat pesan Mama tadi ya,kamu harus kuat!"dengan berat hati aku kembali ke rumah mertuaku,yang bagiku seperti tinggal di rumah seorang majikan,bukan seorang mertua.
Rumah mama dan rumah mertuaku jaraknya tidak terlalu jauh,hanya berbeda RT saja,dan hanya menyeberangi rel kereta api.Sampailah aku di rumah mertuaku.Semua orang belum pulang.Seperti biasa,aku mendudukkan Rizky di roda bayinya,lalu aku bergegas ke dapur untuk memasak.Rizky kubawa juga kedapur dengan rodanya.
Setelah selesai memasak,seperti biasa semua masakan aku tata di meja makan.Lalu setelahnya aku memandikan anakku,tak lama kemudian mama mertua pulang,juga Tesi dan Lean.Om Lean juga jutek,kalau ngomong terkadang kata-katanya akan sangat menyakitkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
yuli Wiharjo
ga usah masak El biar kelaparan satu rumah
2023-11-07
1