Setelah seminggu di Jogja, mengurus "GT" begitu Kila menyebut PT. Girindrawardhana Timberland dan menghabiskan waktu dengan keempat kakek dan neneknya. Kila beserta Hugo memutuskan untuk ke Jakarta, hal yang mereka suka lakukan setiap kali Kila ingin shopping, walau ia tomboy namun sangat suka berbelanja.
Mungkin ini menurun dari ayah mereka, Lika pun seorang shopaholic level akut, walking closetnya di Bali seperti etalase toko branded dan girly things seperti make up lengkap dari berbagai merk terbaik dunia.
Kila lebih leluasa kemana-mana tanpa harus melaporkan kabar ke orang tua, ya bukan sebuah kewajiban. Setelah menginjak usia 17 tahun Radit telah memberikannya kebebasan. Radit menilai Kila bisa menjaga diri ketimbang Lika yang terlalu feminim.
"Puas?" Tanya Hugo kepada Kila setelah mereka memasuki apartemen, gadis itu menaruh dengan hati-hati semua tas belanjaannya.
"Puas sih, tapi aku pengen sneaker yang tadi itu tapi gak ada ukuranku" sahut Kila menghempaskan badannya di sofa.
"Kamu mau saya pesankan dari Jerman?"
"Hmm jika bisa"
Hugo tertawa kecil lalu menjentikkan kelingkingnya "kecil"
Pria itu kemudian sibuk menekan dengan cepat layar handphonenya. Kila melirik sambil tersenyum menyeringai.
"Memang enak punya teman kaya" gumam Kila sambil membuka ponselnya, beberapa pesan di balasnya satu persatu. Salah satu dari pria yang beberapa hari terakhir tidak pernah berhenti mengirimkannya pesan.
Enzi "lagi di mana kak?"
Kila "Jakarta nih"
Enzi "serius?"
Kila "yepp"
Enzi "besok ada waktu luang? Saya main pertandingan final proliga. Mau nonton?"
Kila kemudian melirik ke arah Hugo, pria itu terlihat tersenyum sambil mengetik pesan, mungkin dia sedang bertukar kabar dengan temannya di Jerman.
"Hugo, besok kita nonton si Tiang Listrik maen volly yah?"
"Boleh" balas Hugo tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya
"Yes, I'll be there" balas Kila ke Enzi
...
Gegap gempita, riuh cheering menyoraki kedua team yang sedang bertanding. Kila menempati tempat duduk VVIP yang disiapkan oleh Enzi, walau yang menerima mereka berdua adalah seorang panitia sekaligus mengantarkan ke tribun yang hanya terisi oleh orang-orang spesial para pemain.
Bagi Kila ini merupakan pengalaman pertamanya menonton langsung pertandingan bola volly, saat Enzi membela Indonesia di Asian Games ia hanya menyaksikan di layar televisi, itupun nonton bareng dengan geng ayah.
"Enzi Enzi Enzi" teriak para supporter fans atlet yang paling menonjol di lapangan. Enzi mempunyai wajah yang rupawan, dengan tubuh lebih menjulang dibandingkam pemain lainnya, membuat pria itu diidolakan oleh banyak kaum hawa.
Kila dan Hugo larut dalam keramaian para supporter, skor saling berkejaran di babak terakhir membuat keduanya melompat setiap team Enzi menambahkan poin. Enzi yang terkenal dengan serve-nya yang keras, dan saat ini ia yang akan melakukan serve.
"Enziiii..." Terdengar suara bergema memberikan semangat,
Enzi melakukan serve keras tapi masih bisa di tahan oleh tim lawan, saat bola dikembalikan dengan kerja sama yang bagus, Enzi berkesempatan melakukan smash keras dan tidak bisa dikembalikan dan tim Jakarta VC menjadi pemenang proliga tahun ini.
Kila bersama Hugo melompat bahagia, tawa puas menghiasi keduanya. Supporter baru itu merasakan adrenalin mengasyikkan selain saat mereka berkelahi. Enzi terlihat saling berpelukan dengan teman dan official teamnya. Sambil menunggu acara pemberian piala, para pemain pun berpencar. Kila berpandangan dengan Enzi yang kemudian pria itu berlari menuju tribun tempatnya berdiri.
"Akhhhhhh" pekik supporter saat Enzi memeluk erat tubuh Kila.
"Aku suka kamu kak" bisik Enzi di telinga Kila.
Kila yang kaget dipeluk oleh Enzi yang masih berpeluh tapi wangi hanya bisa mematung dan membeku, ini pertama kali ada seorang pria memeluknya intim hingga ia bisa merasakan debar jantung Enzi di wajahnya.
"Terima kasih telah datang" kata Enzi lagi tanpa ragu menunduk mengecup pipi Kila ringan, bibirnya menyunggingkan senyum merekah dan berbalik berlari kembali ke teman-temannya.
Kila sepeninggal Enzi langsung terduduk tak berdaya di kursinya, ia tak berani menatap orang-orang apalagi Hugo di sampingnya.
"Apakah kamu baik-baik saja?" ucap Hugo setelah menunggu sekitar 5 menit baru dia membuka suara.
"Ya, i'm okay" balas Kila dengan pelan, dia kemudian mengangkat kepalanya sambil menyunggingkan senyum indah di bibirnya.
Deg !
Kila kamu tidak jatuh cinta kan dengan Enzi ! pekik Hugo dengan hati yang semakin terbakar api cemburu.
...
Setelah pamit penuh kecanggungan dengan Enzi yang masih akan melanjutkan pesta kemenangan dengan klubnya, Kila mengajak Hugo makan nasi goreng kambing di pinggir jalan.
Mereka lebih banyak terdiam setelah insiden pelukan tadi, keduanya tidak tahu memulai sebuah pembahasan baru. Mendadak seperti ada jarak di antara Kila dan Hugo.
"Telepon masuk" senggol Hugo ke siku Kila mengurai lamunan gadis itu
Kila menatap layar datar ponselnya.
Maisya memanggil
Kila : halo kak
Maisya : kamu di jakarta, aku lihat storymu
Kila : ya kak
Maisya : aku kirim lokasi, kalian kesini gak pake lama
Tanpa menunggu persetujuan Kila, panggilan di putus oleh Maisya
Apalagi hari ini ! Gerutu Kila
Ting !
Pesan dari Maisya, hanya lokasi sepertinya sebuah tempat karaoke bonafit berjarak 6 kilometer dari tempat Kila makan
Setelah berkendara dengan taksi selama 30 menit Kila dan Hugo akhirnya sampai di lokasi yang dikirimkan Maisya, rupanya mereka telah di tunggu di lobby oleh si model eksotik dengan mata yang indah dan tajam itu.
"Kesini" ucap Maisya merangkul Kila mengarahkan menuju room yang berada di lantai dua dan paling pojok.
Baik Kila maupun Hugo terperanjat melihat siapa di dalam room VIP itu, Diraya Syailendra alias Dira, sang artis yang sedang menyanyi dengan beberapa botol minuman yang telah terbuka di atas meja, Dira hanya melambaikan tangan melihat mereka bergabung, dan pria itu terus menyanyikan lagu Judika dengan suara indahnya
Terjatuh dicintamu
Kebodohanku percaya janjimu
Bila akhirnya
Tak bisa kudapatkan buktinya
Bila hatimu
Bukan untukku
Merelakanmu - Judika
"Ada apa kak?" Tanya Kila dengan volume suara dinaikkan bersaing dengan lagu yang sedang mengalun
"Dia tahu Lika berpacaran dengan Rui" jawab Maisya tersenyum geli.
Kila dan Hugo yang mendengar jawaban Maisya langsung tertawa. Sudah menjadi rahasia umum jika Dira mempunyai perasaan kepada Lika, dan banyak lagu ciptaan Dira terinspirasi dari hubungannya dengan Lika.
"Dia begitu sudah sejam, nyanyi dan minum. Aku tidak bisa menghandlenya sendirian. Syukurnya aku kepo melihat postingan storymu"
"Kakak sendiri gimana bisa berakhir di sini ma Dira"
"Dia menelponku. Macam dia tidak punya teman atau fans yang bisa di ajak"
"Mungkin Dira butuh orang yang mengenalnya, seperti kita ini" sahut Hugo menatap Dira sedikit kasihan, ia tidak bisa membayangkan perasaan pria itu sekarang. Mencintai sejak lama, kemudian disalip baik-baik di tikungan terakhir oleh Rui.
Hugo lalu melayangkan pandangannya ke arah Kila, apakah nasibnya akan sama seperti Dira, mencintai sepihak kemudian datanglah Enzi mengambil kesempatannya.
Kila kemudian mengambil remote pengendali lagu, memesan lagu berikutnya. Dira yang sedikit mulai tenang, dengan mata sedikit meredup mengangsurkan microphone ke arah Kila.
Suara merdu Kila mulai mengalun memenuhi ruangan itu, tiga pasang mata tertuju kepadanya
When the tears come streaming down your face
'Cause you lose something you can't replace
When you love someone but it goes to waste
What could it be worse?
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you
Coldplay -
Dira tertunduk dengan bahu bergetar, untuk pertama kalinya ia menjatuhkan air matanya untuk seorang gadis. Hatinya perih tadi siang melihat postingan Lika berdua dengan cowok bermata sipit di sosial medianya. Gadis yang dikenalnya tidak pernah sekali pun mengupload foto berdua dengan laki-laki. Dira tak perlu bertanya kejelasan hubungan Lika dengan pria itu, cukup membaca balasan dari ucapan selamat dari teman-teman gadis itu. Lika berterima kasih dan meminta agar didoakan agar hubungannya berjalan langgeng.
Dengan hati yang patah Dira melangkahkan kakinya ke tempat karaoke, ia butuh pelampiasan rasa sakit yang menghimpit di dadanya.
Setelah lagu yang di bawakan Kila usai, giliran Maisya lagi yang menyumbangkan suara emasnya. Hugo memilih duduk bersandar di sofa berwarna merah maroon itu.
"Aku mau ke toilet" bisik Kila ke telinga Hugo, pria berambut putih itu pun mengangguk.
Kila melangkahkan kakinya dengan gontai menyusuri selasar dan berbelok ke kanan mengikuti tanda petunjuk berwarna hijau bertuliskan "toilet" dan memasuki pintu berwarna putih pucat dengan gambar menunjukkan toilet untuk wanita.
Setelah menuntaskan keperluannya, Kila pun keluar dan mendapati Dira sedang bersandar di dinding dua meter dari pintu kamar kecil.
"Dira, kamu juga dari belakang?" Tanya Kila menghampiri pria yang terlihat sangat sendu.
"Aku menunggumu" gumam lirih Dira sambil menatap dengan tatapan tanpa semangat ke arah Kila.
"Maafkan aku" ucap Kila sangat kasihan melihat kondisi pria di depannya itu, ia lalu memberikan tepukan semangat ke lengan Dira.
"Aku harus bagaimana Kila?" Tanya Dira melangkah maju dan menjatuhkan kepalanya di bahu Kila.
"Aku tidak tahu,bagaimana pun kakak telah menjatuhkan pilihan hatinya"
"Kila... Andai sejak awal aku memilihmu. Apa kamu akan menerimaku?" Tanya Dira sembari mengangkat kepalanya dan menatap dengan lekat-lekat gadis yang kebingungan dengan pertanyaan spontan dari Dira.
"Jawab aku Kila, apa kamu tidak akan membiarkanku menunggu dengan sia-sia? 21 tahun !! Kita sudah dijodohkan sejak awal, tapi aku lebih memilih Lika dibanding kamu. Sosok Lika terlalu bercahaya, membuat hatiku tertuju hanya padanya. Semuanya tak bersisa!" Ucap Dira putus asa sambil mencengkeram kedua lengan Kila
"Kila, maukah kamu jadi pacarku?" Tanya Dira semakin meracau, efek alkohol yang ditenggaknya mulai beraksi.
"Menikahlah denganku Kila, orang tua kita pasti akan senang. Please??" ucap Dira dengan mata berkaca-kaca.
"Aku....."
"Keiiiiii !" seru Hugo dengan suara tinggi memanggilnya.
Kila berbalik ke arah suara itu, Hugo berdiri tak jauh darinya, apakah pria itu mendengar semua perkataan Dira, dan kenapa tatapannya seolah sedang menahan amarah.
###
Enzi
DIRA
HUGO
###
Alo Kesayangan 😎
so, kalian team mana?
happy weekend
seminggu lagi author ke medan perang 🤭
with love,
D 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Cicak Speed
HUGO CHAN NAVARO
2024-11-11
0
ꪶꫝMeitha.V.Aꪶꫝ
Cakep fisiknya sih Enzi tp liat umur&karakter sih Hugo is the Best kaya cerita ayah-ibu nya cocok bgt pas di perebutin 2 cowok berjodoh sm sahabatnya yg udah nemenin lumayan lama&masing2 tau kelebihan&kekurangannya
2021-06-10
0
Hesti Pramuni
thor...
aku gak terjebak dg pertanyaan e lo mo pilih tim mana?
aku mah mo nikmatin cerita lo aja dah...
ntar kalo berpihak ke salah satu ... gk enak ama yg laen... abiss keren semua sih...
2021-04-24
0