Don't Tell My Father

Kila membiarkan kakaknya berjalan berdampingan dengan Rui, ia tahu jelas dari tatapan pria itu jika lebih tertarik berbicara dengan Lika ketimbang dirinya. Pria bertubuh tinggi menjulang bermata sipit seperti kucing adalah anak dari tante Naomi teman flat dan kuliah ibu saat menempuh program magister di Inggris, walau hanya sekali mereka bertemu pada saat umur 4 tahun tapi Rui mengingat dengan jelas momen ketika dia berlibur di Pulau Bali. Menurut penuturannya semalam, sejak sekolah menengah Rui telah belajar bahasa Indonesia dan ikut dengan perkumpulan orang-orang Indonesia di Jepang.

"Kita makan apa?" Tanya Lika berbalik menatap Kila dengan senyum yang semakin ceria setelah ia dan Rui mencoba permainan parasailing.

"Tanya Rui saja, aku terserah saja," Kila menjawab dengan balasan umumnya para wanita. Terserah.

"Indonesian food ?" Tanya Lika menatap Rui yang selalu menyunggingkan senyuman di bibirnya.

"Boleh," jawab Rui singkat.

"Kita suruh coba ayam betutu aja, Kak," seru Kila menyamakan langkah.

"Itu saja," kata Rui menyetujui usul Kila, walau tak tahu makanan apa yang dikatakan si kembar satunya, namun persetujuannya membuat Lika memamerkan sebuah senyuman semringah.

"Gimana? Enak?" Tanya Lika melihat Rui menyantap nasi ayam betutu dengan nikmat.

"Enak," seru Rui mengangkat kedua jempolnya, baik Lika dan Kila terpana dengan senyum manis pria itu, mata berbinar dengan bahagia.

"Kamu cocok tinggal di sini" ujar Lika.

"Aku memang merencanakan itu," sahut Rui menatap lurus ke arah Lika yang kemudian tersipu malu.

Apa-apaan ini ! Aku seperti menyaksikan adegan romantis film drama percintaan. Gerutu Kila dalam hati.

Ponsel Kila bergetar di atas meja, Hugo memanggil..

"Hmmmm," Kata pertama Kila begitu menekan tombol terima panggilan.

"Di mana?" Tanya balik Hugo.

"Restoran," jawab Kila separuh kesal. Sejak pagi ia menghubungi Hugo namun tidak ada respon, akhirnya ia hanya meninggalkan pesan kalau mereka akan ke Tanjung Benoa.

"Aku akan kesana,"

Klik !

Kila tidak menjawab lagi, Kila langsung memutuskan panggilan Hugo.

Tak berapa lama seorang pria berambut putih keperakan berjalan mendekati area restoran, pria yang sosoknya seperti malaikat itu kemudian menjadi pusat perhatian orang-orang yang melihatnya. Tubuh tingginya dibalut kemeja putih yang kancingnya dibiarkan terbuka hingga memamerkan perut six packnya, ditambah celana pendek putih dan sneaker hitam menambah ketampanan misteriusnya.

"Heiii Hugo," teriak Lika melambaikan tangan.

"Maaf aku telat," ucap Hugo penuh penyesalan. Sorot mata sipitnya menyendu.

Kila mendenguskan muka, tidak mau menatap wajah Hugo.

"Meet Rui, from Japan," ucap Lika memperkenalkan Rui kepada Hugo. Walau Lika dengan Hugo tidak seakrab dengan Kila namun mereka sering mengobrol bersama

Kila tetap cuek dengan adegan perkenalan kedua pria di depannya, ia memilih menghabiskan menu makan siang dan mengakhiri dengan menenggak habis jus lemonnya.

"Kamu marah?" Bisik Hugo sembari duduk di samping Kila

"Kamu begadang apa semalam?" Tanya balik Kila dengan mendesis, matanya melirik dengan tajam ke arah Hugo.

"Anak-anak main kartu sampai jam tiga,"

"Cih"

Hugo makin serba salah, dia paling takut dengan respon Kila yang marah seperti ini.

"Maaf"

"Ayo kita snorkeling!" Kata Lika dengan riang, ia ingin membantu Hugo mencairkan kekesalan Kila.

Kila langsung beranjak menuju kasir, diikuti Hugo. Dengan sigap pria itu mengeluarkan salah satu kartu platinum dari dompetnya dan menyerahkan ke pegawai kasir.

"Bawa mobil ke sini?" Tanya Kila menatap Hugo.

"Yang biru"

"Oke, selesai ini aku mau ke Hauptsitz" ucap Kila dengan datar.

Hauptsitz adalah julukan rumah tempat Hugo tinggal, sebuah resort mewah berkamar 20 dengan pemandangan pantai yang dibelinya setelah memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Di Jakarta Hugo juga membeli sebuah apartemen berkamar 5 dan selama Kila kuliah di Jogja, ia memilih tinggal di hotel berbintang lima.

...

Setelah snorkeling mereka memilih bersantai di kursi pantai sambil menikmati kesegaran es kelapa muda. Lika terlihat masih bersemangat membahas pemandangan bawah laut yang dilihatnya hingga menjelaskan kepada Rui bahwa di Indonesia banyak tempat snorkeling yang lebih indah dibandingkan Tanjung Benoa.

"Jet ski?" Ucap Rui menatap ketiga orang yang di dekatnya.

"Let's go!" Seru Lika yang langsung berlari menuju ke arah pinggir pantai diikuti oleh Rui, mereka saling berpandangan dan tertawa bahagia.

"Apa kalian tidak capek?" Teriak Kila dengan suara tanggung yang tidak terdengar oleh Lika.

Saudara kembarnya itu seperti matahari, sosoknya ceria, penuh kehangatan dan menyilaukan mata. Tak mudah mendapatkan kekurangan dari seorang Lika, dia gadis yang sempurna. Wajar jika Rui dengan lebih cepat akrab dan terpesona.

"Kei..." Kata Hugo menyebut nama panggilan Kila yang diberikannya

"Hmmm,"

"Masih marah?"

"Aku gak marah," sanggah Kila dengan tatapan masih terarah ke Kakak dan Rui, ia merasakan jika kedua orang itu sedang membuka hati.

Keduanya kemudian terdiam menatap ke depan, melihat gerak gerik Lika dan Rui.

"Apa kamu tidak merasa kalau ibu yang memberi informasi ke Rui untuk datang ke Indonesia?"

"Maksudmu?"

"Musim perburuan dibuka,"

"Musim apa?" tanya Kila heran.

"Kalian berdua telah menyelesaikan kuliah, dan berumur 21 tahun. Kamu dan Lika sudah bebas untuk berpacaran, jadi mungkin ibu menginginkan salah satu dari kalian bisa dekat dengan Rui. Atau mungkin salah satu anak dari geng ayah,"

"Sejauh itu kamu berpikir"

"Menurutku itu yang terjadi, ayah dan ibu sekarang sedang liburan di Eropa. Apalagi kalau bukan ibu sedang membujuk ayah membiarkan kalian untuk memulai hubungan asmara," jelas Hugo, tiga tahun membuatnya tahu semua aturan yang berlaku di keluarga Girindrawardhana.

Kila terdiam, ia mencoba mencerna analisis Hugo. Seperti ada benarnya, ayah paling posesif kepada mereka berdua. Kenapa sekarang ayah bisa melonggarkan aturan dan membiarkan Rui, seorang pria dewasa tinggal di rumah?

Kila kemudian menatap Hugo sedang tersenyum tipis memandangi Lika mengikat rambut panjangnya.

"Apa kamu juga akan ikut berburu?"

"Hah?"

"Lika, apa kamu juga menyukai Lika?"

Hugo memalingkan wajahnya menatap lekat-lekat ke arah Kila

"Dumm," ucap pelan Hugo lalu berdiri - Dumm : bodoh dalam bahasa Jerman

"Hei, kamu barusan mengataiku bodoh," geram Kila sontak menarik ujung kemeja Hugo, namun pria itu melepaskan diri dan berlari menjauh.

"Awas kau!" Lanjutnya berusaha mengejar pria berambut putih panjang itu yang tertiup angin, rambutnya asli bukan hasil diwarnai, pernah sekali Hugo mewarnainya dengan hitam namun membuat dirinya banyak digodai laki-laki karena Hugo terlihat seperti seorang wanita.

Hugo tertawa sambil mempercepat larinya di atas pasir putih, Kila berusaha mengejar namun dia tidak bisa mengalahkan kaki ringan temannya itu. Kila pun berhenti dengan dada serasa membara.

Kila kemudian melambaikan tangan ke arah Hugo untuk mendekat. Dengan patuh pria itu pun menghampiri Kila, raut mukanya memerah di bagian pipi seperti memakai blush on.

"Apa?" tanya Hugo dengan tersenyum lebar.

"Aku capek, kita sudahi"

"Tapi ini seru"

"Aku capek"

"Gimana kalau kita maen jet ski juga"

"Apa? Di rumahmu juga ada jetski"

"Beda, di sini dilihat orang banyak"

"Mau pamer?"

"Tidak juga"

"Satu jetski saja, aku di depan"

"Yass" seru Hugo dalam hati.

"Don't you dare to hug me!!!" Ancam Kila membulatkan matanya ke arah Hugo

...

Setelah menyantap makan malam bersama di restoran yang sama saat makan siang tadi, mereka pun akhirnya berpisah. Lika dan Rui memutuskan untuk melanjutkan malam dengan nongkrong di daerah Legian, dan Kila bersama Hugo memilih untuk pergi ke Hauptsitz.

"Hati-hati nyetirnya, kak" kata Kila membungkukkan badan mengingatkan Lika yang di belakang setir mobil sedan buatan Eropa.

"Aku akan menjaganya" sahut Rui.

"Oke, kabar-kabar yah, kak" lanjutnya Kila mencium pipi saudara kembarnya yang tak identik itu.

"Iya adekku sayang, i love you," seru Lika.

Kila memperhatikan mobil mercy berwarna hitam itu menjauh, kemudian berjalan menuju mobil BMW X3 berwarna biru punya Hugo.

"Ayo" ucap Kila sambil menghempaskan bokongnya di kursi penumpang "capek banget," gumam lirih.

"Dan mereka berdua masih bisa ke Legian," sahut Hugo sambil tertawa ringan.

Kila memejamkan matanya yang berat, ia tak kuasa menahan kantuk yang menderanya sementara Hugo menfokuskan diri untuk mengemudi.

"Kei... Kei. Bangun" kata Hugo menggoyangkan badan Kila sedikit keras.

"Apaa!" Pekik kaget Kila terbangun dengan cara tidak mengenakkan.

"Ada orang dipukulin!" Kata Hugo dengan keras.

Kila mengucek matanya dan memperhatikan 10 meter di pinggir jalan tampak 5 orang sedang memukuli 1 pria yang telah tak berdaya meringkuk berusaha melindungi bagian muka badannya.

"Sialan!" Geram Kila langsung membuka seat belt nya dan berderap melangkah cepat menuju tempat kejadian beriringan dengan Hugo.

"HEI!!! HENTIKAN !!" teriak Kila dengan tegas dan lantang.

Segerombolan orang itu kemudian menghentikan tendangan dan pukulan ke tubuh pria itu dan mengalihkan perhatian dengan kedatangan Kila dan Hugo.

"Hahaha, cewek dan teman cantiknya!" .... Seorang pria yang bertubuh tinggi besar.

"Terus kenapa? Apa yang kalian lakukan itu tidak gentle, memborongi satu orang. Dasar pecundang!" Balas Kila tak mau kalah.

"Apa kamu bilang?!" Teriak pria bertubuh besar itu lagi.

"Kila... Kila" pekik pria itu dengan histeris "pergi!!"

"Enzi?" Ucap Kila kemudian melihat dengan jelas wajah pria yang menjadi korban keganasan preman-preman itu "sialan!!! Malam ini kalian tidak ada yang selamat !" Teriaknya lagi dengan sangar.

Enzi meringis kesakitan ingin memberi peringatan ke Kila, namun kejadian berikutnya di luar perkiraannya. Dia seperti melihat Kila menjelma menjadi Iko Uwais digabungkan dengan Van Damme.

Hugo maju duluan dan Kila berlari dan bertumpu pada bahu Hugo melayangkan tendangan ke arah dada pria bertubuh besar itu, Kila dan Hugo seperti dalam adegan film action yang sering dilihatnya, duo mematikan dalam tiga gerakan langsung menjatuhkan 1 preman. Tidak cukup dua menit, 5 pria yang memukulinya tadi sudah tumbang dan mengerang kesakitan

"Enzi, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Kila menghampiri Enzi yang sedang berusaha duduk sambil memegangi perutnya, nampak muka sang atlet penuh lebam dan di sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Aku sedang menuju hotelku, dan mereka menghalangi. Kami cekcok dan berakhir seperti ini"

"Mereka sudah mendapatkan pelajarannya" kata Kila melirik 5 orang tergeletak tak berdaya, 2 orang pingsan dan 3 lainnya merintih kesakitan "aku pikir kamu sudah kembali ke Jakarta"

"Aku masih liburan, papa yang sudah balik ke Jogja" jawab Enzi sambil meringis.

"Kamu harus ke rumah sakit, takutnya ada luka dalam" kata Kila langsung melingkarkan tangan kanannya di pinggang Enzi, Hugo juga ikut memapah setelah memastikan pria-pria tergeletak itu tidak bisa melawan lagi

"Badanmu saja yang besar, tapi tidak bisa berkelahi" kata Kila disertai tawa yang renyah.

"Kamu harus mengajarnya teknik dasar pembelaan diri Kei" sahut Hugo yang juga ikut. tertawa

"Itu 5 orang, gak mungkin gampang mengalahkan mereka" kilah Enzi menutupi rasa malunya.

"Lari, kamu harusnya lari saja" ucap Kila kembali tertawa dengan terbahak-bahak.

Di antara luka-luka yang dirasakan tubuhnya ada desiran di hati Enzi, jantungnya berdegup kencang dengan sentuhan tubuh Kila pada badannya. Gadis yang dikenalnya sejak kecil ini, yang selalu saja diam tidak banyak berbicara ternyata hanyalah sebuah kedok. Kila adalah sosok kuat dan sangar di luar rumah, suara tawanya pun terdengar indah di telinganya.

"Jangan bilang ke papa kejadian ini. Aku pastikan tidak ada luka dalam atau patah," gumam lirih Enzi.

"Jangan bilang ke ayah, kalau aku berkelahi. Jangan pernah!" Ancam Kila dengan sedikit berbisik.

Mata mereka pun saling berpandangan, Enzi merasakan debaran yang lebih hebat di dadanya. Kenapa selama ini ia tidak memperhatikan jika Kila ternyata lebih menarik ketimbang sosok Lika.

Maafkan Aura Lika, aku berubah haluan. Sepertinya aku telah jatuh cinta dengan kakak cantik nan hebat berkelahi. Gumamnya dalam hati.

"Apa kalian suka berkelahi seperti ini?" Tanya Enzi penasaran

"Hei Hugo, dia nanya apa kita sering begini" kekeh Kila sambil menatap kedua pria itu.

"Mungkin" balas Hugo lalu tertawa lepas.

Kamu tidak tahu saja, siapa wanita yang memapahmu ini Enzi.

###

Terpopuler

Comments

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

masa muda...
indahnya...
disaat musim perburuan dibuka...
berjejal para COGAN ikut menyemarakkan musim berburu kali ini...

2021-04-24

0

Mawar berduri

Mawar berduri

sy dah lama favorit "Diantara Dia" tp blm sempat baca nanggung soalnya krn pada saat itu chapnya br dikit tp sy penasaran sm authornya karyanya apa sja yah pas buka eh ternyata ada CLB jadilah sy bc ini krn dl sangat syukak jg sm CLB 1

2020-07-14

0

⭐Nda 1-2⭐

⭐Nda 1-2⭐

bagouzzzzz thorr 😍😍💖💖💙💙🌟🌟

2020-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Tak Kenal Maka Tak Sayang
2 Don't Tell My Father
3 Pertama Untukku
4 Aku Suka Kamu
5 I Would Die 1000 Times For You
6 We're Not Friends
7 My Better Half
8 Kalau Saja Aku Mampu
9 Ajari Aku Merela
10 Welcome Home
11 First Date
12 Letting Go
13 Shanghai I'm In Love
14 Pria Yang Mencintaimu
15 Kalut
16 Nikahkan Aku
17 I'll Be Walking Beside You
18 Into The Deep
19 Don't Sleep Away This Night
20 Kamu Harus Bahagia
21 Ini Jawabnya
22 Tunggu Aku di Kotamu
23 Found Love at a Bookstore
24 Schatzi
25 Mr. Navarro Yang Jahat
26 My Crazy Fiance
27 Someone Like You
28 Heaven
29 Romeo and Juliet
30 It's Like Being Shot
31 Soon You'll Get Better
32 What If
33 I Will Never Let You Go
34 A Man's Without Smile
35 You Need to Calm Down
36 When One Door Closes, A Window Opens
37 Happiness is a Butterfly
38 Recalling
39 Spar' Dir Deine Worte, Denn Ich Liebe Dich
40 Kamulah Yang Sempurna
41 Until The End of My Life
42 Somebody's Watching Us
43 You to Me are Everything
44 All I Do Is Think Of You
45 How Long Will I Love You
46 Pulau, Langit dan Lautan
47 My Life
48 White Lies
49 The Revenge
50 Sejiwaku, Kamu Yang Bernama Aurora
51 Say Thanks - Info Sekuel
52 Cyber Patriots
53 Kamulah Satu-Satunya
54 Angel
55 How Deep is Your Love
56 Let's Get Married
57 You, Me and Other People
58 When I Look Into Your Eyes
59 Every Time I Close My Eyes
60 I Will Always Love You
61 I Have Nothing
62 Serenade
63 Without You
64 How Are You
65 Dia Langit Yang Aku Ceritakan
66 Blue as Your Eyes
67 Make You Feel My Love
68 Le Marinera
69 Separuh Hati
70 Jingga
71 Look at Me !
72 The Only One For Me
73 To Be With You
74 Haruskah Kumati
75 Dont' Go Away
76 All Good Things Take Time
77 Semua Tak Sama
78 You Won't Do It
79 Keep You Mine
80 Stand Beside You
81 Jika Aku Boleh Memilih
82 Daddy
83 Best of The Best
84 If I Could Turn Back Time
85 The Problem is You
86 Obsession
87 Lake
88 I Love You, Mr. Yu
89 When Boys Talk
90 Until Tomorrow
91 Family
92 Distance
93 True Friends True Love
94 Memelihara Duka
95 Micah's
96 Fin Fin
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Tak Kenal Maka Tak Sayang
2
Don't Tell My Father
3
Pertama Untukku
4
Aku Suka Kamu
5
I Would Die 1000 Times For You
6
We're Not Friends
7
My Better Half
8
Kalau Saja Aku Mampu
9
Ajari Aku Merela
10
Welcome Home
11
First Date
12
Letting Go
13
Shanghai I'm In Love
14
Pria Yang Mencintaimu
15
Kalut
16
Nikahkan Aku
17
I'll Be Walking Beside You
18
Into The Deep
19
Don't Sleep Away This Night
20
Kamu Harus Bahagia
21
Ini Jawabnya
22
Tunggu Aku di Kotamu
23
Found Love at a Bookstore
24
Schatzi
25
Mr. Navarro Yang Jahat
26
My Crazy Fiance
27
Someone Like You
28
Heaven
29
Romeo and Juliet
30
It's Like Being Shot
31
Soon You'll Get Better
32
What If
33
I Will Never Let You Go
34
A Man's Without Smile
35
You Need to Calm Down
36
When One Door Closes, A Window Opens
37
Happiness is a Butterfly
38
Recalling
39
Spar' Dir Deine Worte, Denn Ich Liebe Dich
40
Kamulah Yang Sempurna
41
Until The End of My Life
42
Somebody's Watching Us
43
You to Me are Everything
44
All I Do Is Think Of You
45
How Long Will I Love You
46
Pulau, Langit dan Lautan
47
My Life
48
White Lies
49
The Revenge
50
Sejiwaku, Kamu Yang Bernama Aurora
51
Say Thanks - Info Sekuel
52
Cyber Patriots
53
Kamulah Satu-Satunya
54
Angel
55
How Deep is Your Love
56
Let's Get Married
57
You, Me and Other People
58
When I Look Into Your Eyes
59
Every Time I Close My Eyes
60
I Will Always Love You
61
I Have Nothing
62
Serenade
63
Without You
64
How Are You
65
Dia Langit Yang Aku Ceritakan
66
Blue as Your Eyes
67
Make You Feel My Love
68
Le Marinera
69
Separuh Hati
70
Jingga
71
Look at Me !
72
The Only One For Me
73
To Be With You
74
Haruskah Kumati
75
Dont' Go Away
76
All Good Things Take Time
77
Semua Tak Sama
78
You Won't Do It
79
Keep You Mine
80
Stand Beside You
81
Jika Aku Boleh Memilih
82
Daddy
83
Best of The Best
84
If I Could Turn Back Time
85
The Problem is You
86
Obsession
87
Lake
88
I Love You, Mr. Yu
89
When Boys Talk
90
Until Tomorrow
91
Family
92
Distance
93
True Friends True Love
94
Memelihara Duka
95
Micah's
96
Fin Fin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!