CINTA LUAR BIASA - CHAPTER TWO
11 tahun kemudian..
Lika dan Kila beranjak dewasa, mereka berdua baru saja menyelesaikan program sarjana strata satu di kampus tempat ayah dan ibunya berkuliah, tentu saja dengan jurusan yang berbeda. Sebenarnya hanya sebuah formalitas bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah, itu dikarenakan keduanya masing-masing telah mempunyai minat tersendiri. Lika sudah mengambil alih rumah mode sedangkan Kila mengambil alih bisnis ayahnya.
Pun Radit tidak mengizinkan kedua anak gadisnya terbang jauh dan tinggal di luar negeri untuk melanjutkan kuliah setidaknya sebelum mereka berusia 21 tahun.
Hari Sabtu yang cerah, hari yang tepat untuk rangka merayakan kelulusan Lika dan Kila. Radit mengadakan sebuah pesta kecil, maksudnya tamu pesta hanya mengundang orang-orang yang mengenal Lika dan Kila sejak kecil hingga menginjak usianya yang sekarang. Tamu pesta tersebut tak lain orang tua Dira, Papa Maisya, Papanya Enzi. Para orang tua termasuk Radit dan Rinjani sedang mengobrol asyik di dalam rumah, sedangkan para anak bersantai di dekat kolam renang.
"Selamat yah My Sister sudah lulus" pekik Maisya langsung memeluk Lika "hadiah dariku" lanjutnya menyerahkan dua bungkusan biru berpita "satunya buat Kila,"
"Makasih kakak," balas Lika mencium pipi Maisya "kasih sendiri sana,"
"Gak mau, aku takut. Ada anjing penjaganya di samping terus gak mau lepas," ujar Maisya menatap cowok berambut putih keperakan di dekat Kila, ia kemudian menggedikkan bahu, ngeri !
"Hahaha... Payah kamu, Kak" tawa Lika terdengar renyah yang membuat Dira dan Enzi melirik dengan diam-diam.
"Diliatin tuh ma Dira" bisik Maisya ke telinga Lika "tumben si tiang listrik datang, terakhir 4 tahun lalu kali ya?"
Lika kemudian menatap cowok berkaki panjang yang dibalut celana pendek berwarna hijau, lengannya kokoh dan dada yang bidang terbungkus kemeja bermotif pantai. Enzi terlihat seperti berada di pertengahan usia 20an, bukan usia sebenarnya yang masih berumur 19 tahun. Enzi adalah seorang atlet volly nasional, yang sejak tiga tahun lalu telah masuk dalam jajaran atlet pelatnas Indonesia.
"Mungkin jadwalnya lagi kosong," sahut Lika berhenti menatap Enzi lalu mengalihkan tatapannya ke Dira "kakak Maisya juga tumben datang?"
"Apa sih yang gak buat Kakak dan Adek. Dan kebetulan aku ada pemotretan di sini,"
"Kirain sengaja datang, hish," desis Lika.
"Jadi kamu milih Dira, Kak? Sekarang kan sudah bisa pacaran, sudah lulus kuliah dan 21 tahun. ciyee....hahaha," Tawa kencang Maisya terdengar oleh Dira yang menghentikan tangannya dari pekerjaan mengutak-atik telepon genggam lalu melemparkan senyum lebar ke arah Lika.
Diraya Syailendra teman kecil Lika, yang saat ini masih menempuh bangku kuliah di sekolah kesenian terkenal di ibukota, pria berambut sedikit gondrong itu telah menjadi artis terkenal dengan bandnya. Dira adalah gitaris sekaligus vokalis yang lagu-lagunya selalu merajai top chart musik Indonesia.
"Dia tak lebih sahabat bagiku," gumam Lika membalas senyuman Dira, lalu memeletkan lidahnya membuat pria itu terkekeh.
"Om dan kakak cantik juga sahabatan loh,"
"Kakak Maisya, berapa kali kubilang berhenti memanggil ibu dengan kakak cantik. Mau aku panggil "tante" gak?" Sungut Lika mengecurutkan bibirnya.
"Gak mau !" sergah Maisya dengan cepat.
Lika kemudian berjalan menuju ke tempat Kila yang sedang duduk dengan Hugo diikuti Maisya mengekor di belakangnya.
"Adek ini dari Kak Maisya," kata Lika mengangsurkan bingkisan kado berwarna sama dengan miliknya ke tangan Kila.
Gadis pendiam itu pun berdiri dan memeluk tubuh Maisya sembari berbisik "Terima kasih, Kak,"
Maisya menyunggingkan senyum merekah dari bibirnya "Sama-sama adek" sambil menepuk punggung gadis itu dan melepaskannya.
Kila kemudian melirik ke arah Hugo yang sedang merokok, begitu mata mereka berpandangan Hugo langsung mematikan rokok dengan menginjaknya. Pria itu langsung berdiri dan menyalami Maisya dan Lika.
"Mereka pacaran gak sih? 3 tahun terakhir membuatku selalu bertanya dalam hati, kedua orang itu tidak pernah sekali pun terpisahkan," kata Maisya setelah berjalan menjauh dari Kila dan Hugo.
"Gaklah, adek itu hanya berteman dengan Hugo. Apalagi tahu sendiri peraturan dari ayah, adek paling patuh," ujar Lika membela Kila, dia tahu betul jika mereka berdua belum pernah berpacaran, walau kelihatannya adek pendiam tapi sebenarnya dia sangat terbuka tentang apapun kepadanya.
...
Kila menyeruput jus campur-campur buatan bibi ada 5 macam buah di dalam gelas tinggi itu. Warnanya pun hijau muda sedikit memerah membuat Hugo dari tadi bergidik jijik melihatnya.
"Buat kesehatan," kata Kila menaikkan gelasnya bersulang ala Leonardo Dicaprio di film The Great Gatsby.
"Aku akan meminta oma mengirimkan gingseng ratusan tahun dari Cina jika kamu menginginkan kesehatan yang prima," kata Hugo dengan datar.
"Jangan pamer kaya," protes Kila sambil menggelengkan pelan kepalanya.
"Sorry," balas singkat Hugo sambil menaikkan tangannya seperti memberi hormat.
Kila kemudian menarik tipis bibirnya. Hugo temannya itu adalah pewaris tunggal perusahaan internasional yang bergerak di dunia otomotif dan beberapa bisnis besar lainnya. Pria terlahir dengan sendok emas di tangan, tak pernah merasakan kesusahan. Dia terbiasa terbang kesana kemari dengan pesawat pribadi namun dengan Kila mau saja diajak terbang dengan pesawat kelas ekonomi. Hugo tidak pernah mengeluh malah terkesan menikmati.
Kila bertemu dengan Hugo tiga tahun lalu, kala pria itu sedang berlibur di Indonesia untuk menjenguk keluarganya. Beberapa orang hendak merampok barang-barang bawaan Hugo, untung saja Kila melihat kejadian itu dan menolongnya. Sejak saat itu Hugo selalu berada di sekitarnya dan melupakan untuk pulang ke Jerman, orang tua Hugo beberapa kali datang ke Indonesia dan Kila pun selalu bertemu dengan mereka.
...
Dua hari kemudian..
Kila memandangi dari atas ke bawah pria yang berdiri di depan pendopo setelah ia memarkirkan mobilnya sesosok pria bermata sipit langsung berdiri menyambut.
"Halo" sapa pria itu mencoba bersalaman dengannya.
"Halo.. Ni hao ma? Annyeonghaseyo? Konnichiwa?" Balas Kila tersenyum geli meraih jabatan tangan pria itu.
"Selamat siang," jawab pria itu dengan fasih.
"Siapa kamu?" Tanya to the point Kila setelah malas berbasa-basi.
"Maaf. Apa kamu melupakanku?" Tanya balik pria itu menjulurkan sebuah foto lama, gambar tiga anak kecil berusia 4 tahun sedang bermain pasir di pantai "sekarang sudah ingat?"
"Rui?"
"Yes!!!" Jawab Rui memamerkan gigi putih berbaris rapi "Apa kabar Kila, apa tante tidak mengabari jika saya mau datang?"
Kila lalu membuka ponselnya sejak berapa jam lalu dia abaikan, rupanya ada pesan dari ibu.
"Oh yah, ibu lupa bilang kalau anaknya tante Naomi dari Jepang mau datang ke Bali. Rui Kim masih ingat? Teman kecil kalian. Dan selama di Bali akan tinggal di rumah, jadilah guide yang baik"
Ah, dasar Ibu. Kenapa telat ngasih tahu. Sungut Kila dalam hati. Kemarin ayah dan ibunya terbang ke Eropa dan kini ia harus menjadi pemandu wisata seorang Rui yang tersenyum manis ke arahnya.
###
Aura Lika Girindrawardhana
21 tahun, 168 cm
Supel, modis, berbakat di fashion, pintar menggambar, punya suara bagus
Aurora Kila Girindrawardhana
21 tahun 171 cm
Pendiam, tomboy, punya banyak teman cowok, tangguh, suara bagus tapi tidak suka menjadi perhatian
Diraya Syailendra
21 tahun 181 cm
Anak dari Widya Candrakanti
Kreatif, humoris, posesif,
Selebtiri, Gitaris band terkenal
Enzi Aires Bramantya
Anak dari Ezra Bramantya
19 tahun 190 cm atlet volly, cuek, perfeksionis, ambisius
Maisya Una Rajendra
26 tahun 175 cm
Anak dari Harry Rajendra
Model
Modis, glamour, partyholic,
Rui Kim
21 tahun, 188 cm
Kewarganegaraan Jepang
Mix blood Japan - Korea
Mandiri, romantis, sopan
Hugo Chan Navarro
23 tahun 185 cm
kewarganegaraan Jerman
mix blood : Jerman, Cina, Indonesia
BFF Kila
Pewaris tunggal
Jago bela diri, cowok cantik, berdarah dingin, loyal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
𒆜𝐦𝐫. 𝓐𝓵 🐊●࿐
mampirrr semangat
2021-07-23
0
Umie Irbie
visual hugo serem
2021-06-24
0
Umie Irbie
Rui sama enzi ganteng bangeeeeet😍😍
2021-06-24
0