Istri Kedua Ceo Tampan

Istri Kedua Ceo Tampan

Pertengkaran

Alexa Pratama adalah Ceo dari perusahaan Alexa group. Perusahaan yang bergerak di bidang tambang batu bara dan emas ini.

Alexa Pratama adalah pewaris dari perusahaan yang telah di wariskan Ayah Alexa padanya. Ketika sang Ayah sudah meninggal dunia.

Alexa Pratama merupakan anak tunggal dari pasangan Pratama dan Nila Pratama. Mereka adalah konglomerat ternama dan keturunan dari keluarga Pratama.

Alexa Pratama sudah 5 tahun menikah dengan Nayla Sari. Tetapi masalah dalam rumah tangga mereka banyak, ketika Alexa meminta untuk mempunyai anak, namun Nayla tidak mau.

Nayla Sari merupakan Istri yang over protektif. Bahkan Nayla Sari juga tidak pandai memasak, menyiapkan sarapan, malasan di ranjang ketika suami meminta jatah.

5 Tahun bertahan karena rasa cinta. Tetapi tidak membuat nyaman Alexa, mempunyai Istri yang tidak bisa mengurus suami.

"Istriku. Aku ingin diurus sama kamu, lihatlah teman-teman aku, mereka pada di urus Istri sendiri." Ujar Alexa suami baik dan perhatian.

Nayla Sari juga tidak suka di komplen. Kemarahan semakin memuncak ketika suaminya mengomentari kelemahan yang ada dalam dirinya.

"Apa? Kamu bilang apa tadi?" tanya Nayla menatap tajam dan mengangkat tangan.

Nayla memang lebih berkuasa di rumah.

Maklumlah seorang Ceo, yang terbiasa dingin pembawaannya, tegas sama bawahan, serta tidak ramah.

Ternyata bertolak belakang dengan kepribadian di rumah. Alexa Pratama merupakan suami takut Istri dan sangat menyanyangi Nayla.

"A- Aku ingin di urus sama Sayang," jawabnya kepada Istri.

Sebagai seorang suami. Dalam perjalanan lima tahun pernikahan, suami jarang di urus dan di siapkan sarapan oleh Istrinya.

"Aku ini Istri kamu! Aku bukan pembantu di rumah ini! Silahkan siapkan sarapan sendiri dimeja makan, ada Bibi kan yang bisa mengurus kamu?" ucapnya sambil marah-marah pada suaminya tersebut.

"Aku tidak butuh orang lain yang siapkan sarapan aku Sayang, aku hanya ingin Istriku menyiapkan sarapan. Biarlah makanan itu beli tetapi di siapkan saja di atas meja makan."

Jawab Alexa menghela nafas.

Capek rasanya, tiap hari harus berdebat dengan Istri yang mau menang sendiri.

Kerjaan kantor menumpuk, sikap Istri tidak terpuji.

Membuatnya ingin gila sendiri. Alexa malas ribut dengan Nayla. Dia tahu bahwa Nayla adalah menantu kesayangan Mama yang telah mendiang.

Alexa juga harus membalas budi. Dengan pengorbanan Istri, yang memberi tenaganya untuk merawat orangtua waktu sakit dahulu.

Setiap mereka berantam. Nayla selalu membahas masalah pengorbanan yang telah dia berikan kepada suami, termasuk mewujudkan mimpinya pada saat itu menjadi seorang Direktor dari perusahaan asing.

"Sayang, aku tidak menggangap kamu sebagai pembantu! Tetapi aku hanya meminta sekali-kali kamu perhatikan aku sebagai suami kamu." Alexa hanya meminta perhatian kecil saat pagi hari. Hendak berangkat kekantor.

"Ti-Tidak bisa Sayang! Maaf aku tidak bisa diganggu tidur," memang benar Nayla susah untuk bangun di pagi hari.

Nayla bangun sekitar jam 11 pagi, baru bangun dari tidur, setelah bangun. Nayla mandi, lalu main hp. Begitulah aktivitas yang di lakukan Nayla setiap hari sebagai Nyonya di rumah tersebut.

"Memang kita punya pembantu. Tetapi aku hanya minta perhatian kecil kamu saja sebagai seorang Istri." Alexa iri melihat teman-temannya. Istri teman-temannya pada perhatian pada suami.

"Aku tidak mau! Kalau kamu begini terus, kita cerai juga gak apa-apa." Celetuk Nayla setiap berantam.

"Sudahlah, malas bertengkar!" kata Alexa.

Alexa memang malas berdebat dengan Istri.

Karena Alexa tahu tidak akan pernah menang dari Istri, karena Istrinya mau menang sendiri.

Bahkan rasa penyesalan pun tidak ada, setiap mereka berantam, selama 5 tahun menikah selama ini. Nayla tidak pernah mengalah meminta maaf terlebih dahulu terhadap suaminya tersebut.

"5 tahun berumah tangga! Malas lihat kamu yang tidak ada perdebatan atau mau cari ribut! Gak mungkin kamu mengalah terus atau menjadi orang yang paling lemah." Topik cerita Nayla semakin panjang.

"Astaga ... Aku ini tidak mau ribut! Kamu tahu sendiri, aku ini memang tidak pernah ribut selama menikah dengan kamu." Alexa menghindari keributan.

Alexa mengangkat tas. Lalu pamit untuk berangkat ke kantor, jika mendengar celotehan Istri, maka akan lebih panjang lagi ceritanya nanti.

"Terserah ...." Jawab Nayla membangkang.

Mood Alexa seketika itu berubah. Malas untuk pamit atau mencium kening Istri.

Karena mereka sudah bertengkar hebat dan mood untuk romantis itu tidak ada lagi.

5 langkah mencoba melangkah dari ruang meja makan. Nayla memanggil suami yang tidak mencium tangan dan kening.

"Hey ...!" teriak Nayla memanggil Alexa.

"Ada apa?" tanya Alexa semakin malas untuk meladeni.

"Apa kamu sudah gila! Sayang tidak permisi sama aku? Kebiasaan kamu ini!" Memarahi suaminya tersebut.

Ya elah. Serba salah dimata Istri. Alexa rasanya ingin ikut berceloteh. Mengungkapkan kekesalan selama ini terhadap Nayla, untuk lebih menghargai suami lagi.

"Aku tidak gila! Tetapi mood sedang tidak beraturan." Jawab Alexa, matanya seperti ingin menerkam Istri sendiri. Yang membuat Alexa kesal ingin berteriak sekencang mungkin.

"Kenapa mood kamu? Apakah kamu capek menghadapi aku! Apakah kamu capek berumah tangga dengan aku." Pembahasan Nayla semakin lancang dan semena-semena.

"Sudah jam ke kantor, aku tidak bisa berlama-lama di sini." Lalu Alexa pergi, rasanya ingin melampiaskan ke orang lain.

Karena kekesalan pada suami. Yang tidak melawan serta tidak ada kemenangan. Bibi Rampi menjadi pelampiasan semata Nayla untuk pelampiasan yang belum terbayar tersebut.

"Bibi ..." Teriak Nayla.

Bibi Rampi menghampiri Nyonya pemilik rumah tersebut. Bibi Rampi takut kena marah,

Jika lama menghampiri Nyonya Nayla tersebut, bahkan bisa di maki-maki olehnya.

1 Menit terlambat saja. Bibi Rampi yang sedang mencuci piring di dapur, sudah menjadi bahan omelan di pagi hari.

"Iya. Ada apa Nyonya?" tanya Bibi Rampi dengan gesit.

"Dari mana aja sih? Gue panggilin tidak datang! Ingat Bibi,,, kamu itu di rumah ini di gaji! Buka cuma makan gaji buta." Kesal melihat pembantunya datang menghampirinya selama satu menit.

"Maaf Nyon, tadi Bibi mencuci piring, soalnya piringnya banyak." Bibi Rampi meminta maaf sambil menundukkan kepalanya.

"Ya! Buatkan gue jua alpukat, yang sedikit manis dan jangan kemanisan, kalau manis gua maki loh nanti!" semakin tidak tahu sopan.

Nayla menyama ratakan semua orang. Mengganggap bahwa dirinya hebat, sebab suaminya adalah Ceo tampan sekaligus pemilik perusahaan Alexa Group.

"Baik Nyon ... Bibi Rampi buatkan dulu jusnya." Pergi membuatkan jus.

Nayla merasa kesal, bahwa pembantunya tersebut, tidak cekatan dalam bekerja. Seandainya suaminya tidak melarang untuk memecat Bibi Rampi. Mungkin Nayla yang akan memecatnya sendiri.

"Seandainya dia setuju, gue yang pecat tuh pembantu, mungkin akan gue lakukan." Nayla masih ngomel-ngomel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!