Alexa Pratama adalah Ceo dari perusahaan Alexa group. Perusahaan yang bergerak di bidang tambang batu bara dan emas ini.
Alexa Pratama adalah pewaris dari perusahaan yang telah di wariskan Ayah Alexa padanya. Ketika sang Ayah sudah meninggal dunia.
Alexa Pratama merupakan anak tunggal dari pasangan Pratama dan Nila Pratama. Mereka adalah konglomerat ternama dan keturunan dari keluarga Pratama.
Alexa Pratama sudah 5 tahun menikah dengan Nayla Sari. Tetapi masalah dalam rumah tangga mereka banyak, ketika Alexa meminta untuk mempunyai anak, namun Nayla tidak mau.
Nayla Sari merupakan Istri yang over protektif. Bahkan Nayla Sari juga tidak pandai memasak, menyiapkan sarapan, malasan di ranjang ketika suami meminta jatah.
5 Tahun bertahan karena rasa cinta. Tetapi tidak membuat nyaman Alexa, mempunyai Istri yang tidak bisa mengurus suami.
"Istriku. Aku ingin diurus sama kamu, lihatlah teman-teman aku, mereka pada di urus Istri sendiri." Ujar Alexa suami baik dan perhatian.
Nayla Sari juga tidak suka di komplen. Kemarahan semakin memuncak ketika suaminya mengomentari kelemahan yang ada dalam dirinya.
"Apa? Kamu bilang apa tadi?" tanya Nayla menatap tajam dan mengangkat tangan.
Nayla memang lebih berkuasa di rumah.
Maklumlah seorang Ceo, yang terbiasa dingin pembawaannya, tegas sama bawahan, serta tidak ramah.
Ternyata bertolak belakang dengan kepribadian di rumah. Alexa Pratama merupakan suami takut Istri dan sangat menyanyangi Nayla.
"A- Aku ingin di urus sama Sayang," jawabnya kepada Istri.
Sebagai seorang suami. Dalam perjalanan lima tahun pernikahan, suami jarang di urus dan di siapkan sarapan oleh Istrinya.
"Aku ini Istri kamu! Aku bukan pembantu di rumah ini! Silahkan siapkan sarapan sendiri dimeja makan, ada Bibi kan yang bisa mengurus kamu?" ucapnya sambil marah-marah pada suaminya tersebut.
"Aku tidak butuh orang lain yang siapkan sarapan aku Sayang, aku hanya ingin Istriku menyiapkan sarapan. Biarlah makanan itu beli tetapi di siapkan saja di atas meja makan."
Jawab Alexa menghela nafas.
Capek rasanya, tiap hari harus berdebat dengan Istri yang mau menang sendiri.
Kerjaan kantor menumpuk, sikap Istri tidak terpuji.
Membuatnya ingin gila sendiri. Alexa malas ribut dengan Nayla. Dia tahu bahwa Nayla adalah menantu kesayangan Mama yang telah mendiang.
Alexa juga harus membalas budi. Dengan pengorbanan Istri, yang memberi tenaganya untuk merawat orangtua waktu sakit dahulu.
Setiap mereka berantam. Nayla selalu membahas masalah pengorbanan yang telah dia berikan kepada suami, termasuk mewujudkan mimpinya pada saat itu menjadi seorang Direktor dari perusahaan asing.
"Sayang, aku tidak menggangap kamu sebagai pembantu! Tetapi aku hanya meminta sekali-kali kamu perhatikan aku sebagai suami kamu." Alexa hanya meminta perhatian kecil saat pagi hari. Hendak berangkat kekantor.
"Ti-Tidak bisa Sayang! Maaf aku tidak bisa diganggu tidur," memang benar Nayla susah untuk bangun di pagi hari.
Nayla bangun sekitar jam 11 pagi, baru bangun dari tidur, setelah bangun. Nayla mandi, lalu main hp. Begitulah aktivitas yang di lakukan Nayla setiap hari sebagai Nyonya di rumah tersebut.
"Memang kita punya pembantu. Tetapi aku hanya minta perhatian kecil kamu saja sebagai seorang Istri." Alexa iri melihat teman-temannya. Istri teman-temannya pada perhatian pada suami.
"Aku tidak mau! Kalau kamu begini terus, kita cerai juga gak apa-apa." Celetuk Nayla setiap berantam.
"Sudahlah, malas bertengkar!" kata Alexa.
Alexa memang malas berdebat dengan Istri.
Karena Alexa tahu tidak akan pernah menang dari Istri, karena Istrinya mau menang sendiri.
Bahkan rasa penyesalan pun tidak ada, setiap mereka berantam, selama 5 tahun menikah selama ini. Nayla tidak pernah mengalah meminta maaf terlebih dahulu terhadap suaminya tersebut.
"5 tahun berumah tangga! Malas lihat kamu yang tidak ada perdebatan atau mau cari ribut! Gak mungkin kamu mengalah terus atau menjadi orang yang paling lemah." Topik cerita Nayla semakin panjang.
"Astaga ... Aku ini tidak mau ribut! Kamu tahu sendiri, aku ini memang tidak pernah ribut selama menikah dengan kamu." Alexa menghindari keributan.
Alexa mengangkat tas. Lalu pamit untuk berangkat ke kantor, jika mendengar celotehan Istri, maka akan lebih panjang lagi ceritanya nanti.
"Terserah ...." Jawab Nayla membangkang.
Mood Alexa seketika itu berubah. Malas untuk pamit atau mencium kening Istri.
Karena mereka sudah bertengkar hebat dan mood untuk romantis itu tidak ada lagi.
5 langkah mencoba melangkah dari ruang meja makan. Nayla memanggil suami yang tidak mencium tangan dan kening.
"Hey ...!" teriak Nayla memanggil Alexa.
"Ada apa?" tanya Alexa semakin malas untuk meladeni.
"Apa kamu sudah gila! Sayang tidak permisi sama aku? Kebiasaan kamu ini!" Memarahi suaminya tersebut.
Ya elah. Serba salah dimata Istri. Alexa rasanya ingin ikut berceloteh. Mengungkapkan kekesalan selama ini terhadap Nayla, untuk lebih menghargai suami lagi.
"Aku tidak gila! Tetapi mood sedang tidak beraturan." Jawab Alexa, matanya seperti ingin menerkam Istri sendiri. Yang membuat Alexa kesal ingin berteriak sekencang mungkin.
"Kenapa mood kamu? Apakah kamu capek menghadapi aku! Apakah kamu capek berumah tangga dengan aku." Pembahasan Nayla semakin lancang dan semena-semena.
"Sudah jam ke kantor, aku tidak bisa berlama-lama di sini." Lalu Alexa pergi, rasanya ingin melampiaskan ke orang lain.
Karena kekesalan pada suami. Yang tidak melawan serta tidak ada kemenangan. Bibi Rampi menjadi pelampiasan semata Nayla untuk pelampiasan yang belum terbayar tersebut.
"Bibi ..." Teriak Nayla.
Bibi Rampi menghampiri Nyonya pemilik rumah tersebut. Bibi Rampi takut kena marah,
Jika lama menghampiri Nyonya Nayla tersebut, bahkan bisa di maki-maki olehnya.
1 Menit terlambat saja. Bibi Rampi yang sedang mencuci piring di dapur, sudah menjadi bahan omelan di pagi hari.
"Iya. Ada apa Nyonya?" tanya Bibi Rampi dengan gesit.
"Dari mana aja sih? Gue panggilin tidak datang! Ingat Bibi,,, kamu itu di rumah ini di gaji! Buka cuma makan gaji buta." Kesal melihat pembantunya datang menghampirinya selama satu menit.
"Maaf Nyon, tadi Bibi mencuci piring, soalnya piringnya banyak." Bibi Rampi meminta maaf sambil menundukkan kepalanya.
"Ya! Buatkan gue jua alpukat, yang sedikit manis dan jangan kemanisan, kalau manis gua maki loh nanti!" semakin tidak tahu sopan.
Nayla menyama ratakan semua orang. Mengganggap bahwa dirinya hebat, sebab suaminya adalah Ceo tampan sekaligus pemilik perusahaan Alexa Group.
"Baik Nyon ... Bibi Rampi buatkan dulu jusnya." Pergi membuatkan jus.
Nayla merasa kesal, bahwa pembantunya tersebut, tidak cekatan dalam bekerja. Seandainya suaminya tidak melarang untuk memecat Bibi Rampi. Mungkin Nayla yang akan memecatnya sendiri.
"Seandainya dia setuju, gue yang pecat tuh pembantu, mungkin akan gue lakukan." Nayla masih ngomel-ngomel.
Mood Alexa tidak beraturan sesampainya di kantor. Saat sampai di dalam ruangannya, ada seorang Manager mengetuk pintu.
Tokkkkkkkkkkkkkkkkkk
"Masuk ..." Teriaknya dari dalam mengangkat kaki keatas meja.
HRD tersebut bernama Sanjaya.
Sanjaya memberitahu bahwa dirinya sudah memecat sekretaris lama. Karena lupa menyiapkan berkas untuk di pakai meeting nanti.
Sanjaya membawa Lara kedalam ruangan Alexa. Untuk memberitahu kepada Alexa bahwa dirinya sudah mencari sekretaris yang baru.
Cantik, bohay, semok, pintar, baik, ramah, pandai masak dan sudah lama memegang posisi sebagai sekretaris.
"Siapa Dia?" tanya Alexa ketika melihat ada orang baru yang tidak di kenalnya.
"Perkenalkan Pak ... Ini Lara Natasha. Seorang sekretaris baru, mengantikan sekretaris lama yang sudah saya pecat." Kata Sanjaya.
Alexa naik darah. Ketika Sanjaya memutuskan hubungan kerja dengan sekretaris lama yang menurutnya super ulet dan telaten tersebut.
"A_Apa kamu bilang?" mendekat Sanjaya.
Plakkkkkkkkkkkkkk
Menampar Sanjaya karena sudah berani mengantikan sekretaris lama. Dengan sekretaris baru yang belum di kenalnya tersebut.
"Maaf Pak. Saya sudah mengganti sekretaris lama dengan yang baru," meminta maaf kepada Bos tersebut.
Lara yang menyaksikan saat di tam*par oleh Alexa. Menjadi takut ketika Alexa menampar HRD nya tersebut.
Alexa tidak tertarik melihat sekretaris cantik tersebut. Menurut Alexa Sekretaris lama masih lebih cantik dari sekretaris baru.
"Berani sekali kamu! Kamu sudah tahu bahwa sekretaris lama kinerjanya bagus." Sanjaya menganti sekretaris lama karena menyukai Lara Natasha.
Lara Natasha adalah idaman Hrd tersebut.
Tetapi karena Lara meminta bantuan. Saat ini Lara sedang membutuhkan kerjaan, meminta tolong pada Sanjaya.
"Te-Tapi Pak! Sekretaris baru ini adalah orang yang humble dan pintar." Jawabnya kepada Ceo tampan tersebut.
"Saya tidak peduli, mau dia humble, baik, pintar atau apa pun itu, yang penting sekretaris lama jangan di ganti!" Katanya kepada Sanjaya.
"Tetapi Pak ... Bagaimana ini Pak?" Sanjaya menjadi pusing sendiri.
"Terserah kamu sajalah, saya capek. Dari rumah mood saya sudah tidak beraturan dan sampai sini juga semakin tak beraturan." Semakin pusing.
Alexa memberi kesempatan kepada gadis itu untuk berkarya atau menunjukkan keahliannya selama satu minggu. Jika tidak bisa menunjukan keahliannya, maka Alexa akan memecat secara tidak hormat.
"Hy ... Siapa nama kamu?" tanyanya pada Lara.
"Lara Natasha Pak." Jawabnya sambil mengulurkan tangan.
"Perkenalkan Saya Ceo dari perusahaan Alexa Group. Nama saya Alexa Pratama." Menepis tangan Lara.
Alexa tidak mau menyentuh tangan seseorang. Jika Alexa belum mengenal apakah perempuan tersebut bersih atau jorok jadi orang.
"Tidak perlu mengulurkan tangan. Saya tidak tahu kamu siapa! Saya tidak tahu kamu orangnya bersih atau jorok! Bisa punya penyakit menular nanti saya." Ujar Alexa dengan sombong.
Lara melihat kelakuan Ceo tampan tersebut.
Merasa jengkel juga, sepatutnya seorang Ceo tidak pantas untuk berbicara seperti itu dihadapan bawahannya.
Lara menahan emosi. Lara butuh pekerjaan,
karena tidak suka dengan yang namanya tidak tahu sopan santun dan tata krama.
"Dasar tidak tahu sopan santun ...!" emosi Lara meledak-ledak dalam hati.
Alexa tidak terlalu suka dengan kehadiran orang baru. Alexa mau setiap karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut harus bertahan lama.
"Baik Pak." Jawab Lara sambil meminta maaf.
Biasanya Sekretaris duduk di samping meja Alexa. Namun dengan kehadiran sekretaris baru. Alexa menyuruh untuk mencari ruangan lain, karena dia tak sudi duduk dengan orang baru.
"Cari ruangan lain saja untuknya Sanjaya.
Soalnya saya lagi butuh ketenangan dan tidak bisa diganggu." Ucap Alexa.
"Te_Tetapi Pak ..." Sanjaya memotong pembicaraan.
"Tidak ada tetapi Sanjaya! Ini perintah dan kamu harus jalankan! " Jawab Alexa terlalu dingin.
Sanjaya akhirnya menurut saja. Orang yang dia cinta di perlakukan semena-mena oleh Bosnya tersebut. Memang begini jika nasib sebagai bawahan.
Kalau masih bawahan. Jika butuh uang masuk, terpaksa harus menuruti semua keinginan Bos. Kalau tidak bisa di risegn kan dalam bekerja.
Sanjaya memang mengakui Bosnya tersebut baik. Tetapi jika moodnya sedang tidak baik karena ada masalah, pasti yang menjadi pelampiasan kemarahan bawahannya.
"Baik Pak." Akhirnya menurut saja.
Sanjaya membawa Lara keluar dari ruangan Bos. Mood Alexa sedang tidak beraturan pada waktu itu. Sanjaya sudah mengerti dengan Bosnya.
Tetapi orang baru seperti Lara. Menganggap aneh sikap Alexa tersebut, menurutnya tidak wajar seorang Ceo, setiap ada masalah melampiaskan ke orang lain.
"Kak, itu Bosnya galak banget. Terus Kak, dingin banget jadi orang." Ucap Lara tiba-tiba berbicara mengenai sikap Alexa.
"Memang seperti itu orangnya, kalau dia sedang ada masalah dengan rumah tangganya, pasti di bawah kedalam perusahaan ini." Jawabnya, supaya orang luar bisa tahu.
Mereka berbincang-bincang, mengenai karakter Bos dingin tersebut, mereka berdua tertawa. Mengapa ada orang si konyol Bos tersebut.
"Hmmm bisa-bisanya Dia bersikap seperti itu Kak? Aku juga tidak habis pikir dengan sikap Bos kayak gitu." Gerutu Lara.
"Hmm maka dari itu, tolonglah selama seminggu ini, ada kesempatan untuk menunjukan potensi kami. Jika tidak, maka Dia, akan memecat kamu secara tidak hormat nanti." Menyuruh Lara untuk belajar beradaptasi.
"Baik Kak, aku akan belajar sungguh-sungguh nanti, untuk mencapai semua ini. Dengan menunjukan keahlian yang aku punya." Lara mau belajar sungguh.
"Nah, bagus dong. Memang harus seperti itu dan harus belajar dengan sungguh-sungguh kamunya," mengelus rambut Lara.
Sanjaya memang selalu mengejar cinta seorang Lara. Namun belum dapat hati perempuan tersebut, ingin menjadikan Lara sebagai pelabuhan terakhirnya.
"Andai kamu tahu, aku sangat mencinta kamu Lara," gumam Sanjaya dalam hati.
Saat Sanjaya meliriknya, segera Lara membuang pandangan matanya. Takut bahwa nantinya dia jatuh cinta pada pria tersebut.
"Aduhhhh. Dia melirik aku ..." gumamnya dalam hati.
Lara ditunjukan ruangan pribadi, khusus untuk dirinya bekerja, jika nanti ada urusan mendadak, maka Bos akan memanggil dan menyuruh untuk masuk keruangan pribadinya, jika meminta berkas-berkas pekerjaan.
"Lara ... Ini ruangan kamu, jika nanti ada urusan mendadak dari Pak Ceo, tolong kamu segera datang keruangan Pak Alexa." Memperingatkan Lara supaya jangan terlambat datang keruangan Alexa.
"Baik Kak, aku akan datang tepat waktu dan tidak akan mengecewakan Kakak nantinya." Kata Lara kepada Sanjaya.
"Baik, kalau begitu. Kakak tinggal dulu kamunya Lara." Kata Sanjaya.
"Oke Kak."
Sanjaya meninggalkan Lara. Lalu Lara bekerja sendirian di ruangan kantor tersebut, untuk menunjukan potensi kinerjanya kepada Bos Ceo tampan yang jeles nya tersebut.
"Gue hari ini harus rajin, menunjukan kualitas dalam diri ... Percuma Gue sekretaris selama 3 tahun dulu." Ucap Lara dalam hati.
Mengambil keyboard dan mengotak atik komputernya tersebut. Lalu Lara membuat berkas-berkas serta tugas yang harus di selesaikan untuk meeting nanti.
Nayla marah, karena suaminya tidak mengangkat telpon saat dihubungi. Nayla semakin over thinking menduga bahwa suami sedang di luar bersama perempuan lain.
Nayla yang hendak mengantar makan siang suaminya tersebut, bergegas menuju kekantor dengan sikap suami yang tidak terpuji, tak mengangkat telpon saat dihubungi.
"Sudah berapa kali aku bilang! Telpon itu diangkat, biar gak curiga mulu gue!" gumamnya dalam hati.
Sifat menduga-duga tersebutlah, yang tidak membuat Alexa merasa nyaman, merasa bahwa Istrinya semakin bertambahnya tahun pernikahan semakin takut kehilangan.
Alexa suami yang setia, tetapi selalu di tuduh punya simpanan lain di luar, terkadang Alexa capek sendiri. Menghadapi sifat Istri yang seperti kekanakan dan tukang ngatur.
Nayla menendang pintu ruangan suami.
Alexa yang sedang menginput sesuatu di komputernya, terkejut ketika mendengar suara tendangan di balik pintu tersebut.
"Siapa yang menendang pintu ...!" teriaknya dari ruangan.
Nayla masuk ke ruangan, berlagak mau menang sendiri, mengangkat tangan ke pinggang, membusungkan dada serta mencari ribut dengan suami.
"Aku ...!"jawabnya.
Karyawan lain pada mendengar suara tendangan pintu tersebut. Mereka melihat bahwa Alexa adalah suami yang takut Istri.
"Kamu kalau mau cari ribut jangan di kantor sekarang." Alexa marah pada Istri.
"Kamu tidak mengangkat telpon! Sudah 20 kali tidak mengangkat telpon!" kata Nayla pada suaminya.
Perkara karena tidak mengangkat telpon saja.
Bisa dibawa ke dalam kantor tersebut. Alexa tidak mengangkat telpon karena sibuk untuk menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa dalam rapat nanti.
Sehingga lebih fokus bekerja, dari pada mengangkat telpon dari Nayla, karena prinsip Alexa kalau di kantor harus profesional, sedangkan di rumah bisa sepuasnya untuk berbicara dengan Nayla.
"Karena perkara tidak ngangkat telpon saja kamu marah Sayang! Ini Hp aku dalam tas sedangkan aku sibuk menginput." Mempertunjukan bahwa hp ada di dalam tasnya.
"Ya elah. Pasti kamu selingkuh kan! Kamu menggatal sama karyawan kamu! Dasar genit kamu," semakin menduga-duga dan semakin panjang pembahasan mereka.
Alexa capek harus di tuding selingkuh mulu.
Selingkuh sama bawahan dan selingkuh sama sekretaris lah, membuat terkadang Alexa capek menghadapi Istri sendiri.
"Aku gak ada selingkuh Loh! Perempuan mana coba yang harus selingkuhi." Katanya kepada Nayla.
Lara membawa 3 berkas laporan penting. Untuk rapat nanti dan segera masuk kedalam ruangan Alexa. Untuk menyerahkan berkas tersebut kepada Ceo tampan tersebut.
Tokkkkkkkkkkkkkkkkkk
"Masuk ..." Teriak Alexa dari dalam.
Lara masuk kedalam ruangan Ceo tampan tersebut. Melihat sedang terjadi ketegangan antara Alexa dan seorang perempuan.
"Ada apa?" tanya Alexa ketika keduanya sedang saling diam dan berhenti sejenak untuk ribut karena ada Lara.
"Ini Pak ... Saya mau mengantarkan berkas laporan penting untuk rapat sore nanti."
"Letakkan saja di meja itu." Menunjukan sebuah meja.
"Baik Pak ... Saya pergi dulu." Lara keluar dari ruangan tersebut, tetapi saat Lara sudah agak jauh, ternyata keributan di mulai lagi.
"Itu sekretaris kamu cantik! Mungkin itu sekretaris yang bisa kamu ajak selingkuh kan di kantor ini." Pembahasan Nayla semakin banyak seperti seseorang yang hilang kewarasan.
Plakkkkkkkkkkkkkkk
Karena emosi, suami yang sudah banyak diam tersebut, naik tensi. Saat di kantor sedang ngetik dan mengurus berkas pun di tuding selingkuh oleh Istri.
"Kenapa kamu menampar aku? Berarti benar dong! Itu selingkuhan kamu kan?" Teriak Nayla.
"Aku harus mulai bicara dari mana?" suaminya geregetan melihat Nayla keras kepala.
"Kamu awas dekat dengan sekretaris atau siapa pun di kantor ini! Kalau tidak gue tonjok loh." Nayla semakin keras.
Alexa merasa kesal, menyuruh Istri untuk pulang saja, biar keributan ini mereka tangani nanti di rumah saja.
"Sudah pulang saja sana! Nanti kita selesaikan masalah ini." Jawabnya, fokus melanjutkan kerjaan.
Jika Alexa tetapi meladeni Istri, maka akan terjadi keributan diantara mereka. Lebih baik Alexa mengalah saja, bagaiman pun Nayla ada separuh dalam hidupnya.
"Aku tidak mau ... Kamu jawab jujur saja, ngapain kamu di kantor ini tadi? Bohong kamu kan?" kata Nayla tak percaya bahwa suaminya di kantor saja dari pagi.
"Kamu lihat sendiri Sayang? Aku dari tadi di kantor saja." Menatap mata Istrinya dan menarik tangan Nayla.
Alexa membawa ke lobby. Mereka akan membicarakan itu di lobby kantor, karena Alexa takut akan di dengar oleh orang lain.
Pembahasan rumah tangga, tidak pantas di bawa dalam urusan kantor, karena masalah tidak mengangkat telpon saja bisa sampai melebar kemana-kemana.
"Kita selesaikan disini saja Sayang ..." Ucap Alexa.
"Kamu sih tidak ngangkat telpon aku! Ngomong lah kemana saja dari tadi kamu?" Tanya Nayla masih tidak percaya dengan suaminya tersebut.
"Sayang. Terserah kamu mau percaya atau tidak ... Ini yang keluar dari mulut aku, bahwa aku hanya ada dalam kantor saja, tanya pada Sanjaya?" membawa nama Sanjaya supaya Istrinya lebih percaya.
Sanjaya memang orang kepercayaan Nayla.
Bahkan jika suaminya sudah membawa nama Sanjaya, maka Nayla akan percaya bahwa suaminya tidak berbohong.
"Baiklah, kalau begitu, gue percaya sama kamu Sayang." Jawab Nayla lalu memeluk suaminya dan meminta maaf.
Alexa mencubit pipi Nayla dan memencet hidung Nayla, karena sudah membuat Alexa geram dari sejak kedatangan Nayla ke kantor dan mereka akhirnya akur kembali.
"Nah. Begini dong, percaya sama suami, yakinlah bahwa suami kamu ini tidak selingkuh Sayang." Tersenyum dihadapan Istri.
Akhirnya Nayla percaya pada suami dan tidak membahas hal itu lagi. Nayla lalu pulang kerumah, ketika mengantar bekal sarapan siang suaminya tersebut.
Lara yang sedang menyiapkan berkas-berkas di ruangannya. Alexa meminta kepada Sanjaya untuk menyuruh Sekretaris tersebut masuk keruangan Alexa, ada hal yang ingin dibahas Alexa.
"Suruh Lara masuk ..." Ucapnya melalui telpon.
"Baik Pak." Kata Sanjaya.
Sanjaya menyuruh Lara untuk segera keruangan Ceo tersebut, di ruangan tersebut Alexa sedang menunggu untuk mengintrogasi mengenai pekerjaan Lara selama 3 hari ini.
Tokkkkkkkkkkkkkkk
"Siang Pak, ada yang bisa dibantu?" tanyanya pada Bosnya tersebut sambil menunduk memberikan hormat.
"Duduklah ..." Menyuruh Lara untuk duduk dibangku yang telah di sediakan.
"Begini, ada laporan yang kamu kerjakan kemarin, apa sudah selesai?" meminta laporan tersebut.
Jantung Lara berdenyut, saat di minta mengenai laporan tersebut, laporan keuangan di perusahaan tersebut. Pada hal Sanjaya berbicara, laporan tersebut bisa di selesai minggu depan.
Lara lebih fokus mengerjakan 3 berkas untuk rapat nanti sore. Tetapi yang ditanya oleh Alexa adalah berkas laporan keuangan.
"Belum siap Pak." Jawab sambil menunduk.
"Apa? Belum siap kamu bilang? Apa sih guna kamu sebagai Sekretaris, tidak bekerja dengan profesional." Marah-marah kepada Lara sampai gadis itu trauma dengan kalimat nyelekit Ceo tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!