Alexa dan Lara sore pergi keluar kota.
Dengan mengendarai mobil marcedes milik Rangga. Pria tersebut juga sudah mengabari pada Lara, supaya membawa baju karena mereka akan menginap di sebuah hotel.
Mereka akan menginap di hotel dengan kamar yang berbeda, soalnya tidak mungkin mereka satu kamar. Karena bukan pasangan suami Istri.
Dalam perjalanan keluar kota. Alexa hanya diam saja, mereka seperti tidak ada obrolan dan Lara pun malas untuk mengobrol dengan bos nya tersebut.
Hingga pada suatu saat mereka melewati sebuah jalan yang berliku. Lara meminta tolong kepada Alexa, supaya jangan mengebut.
Melihat kondisi jalan yang terjal dan berliku tersebut. Membuat Lara panik dan wajah nya merah.
"Pak, saya mohon jangan kencang-kencang bahwa mobilnya." Kata Lara sambil meminta tolong.
"Hmmm, kenapa emangnya?" kata pria tersebut, dengan alasan gabut, lalu menyetir mobil tersebut dengan kencang.
"Ahhhhhhhh tolong." Teriak Lara sambil menyandarkan tangan ke kursi mobil.
"Rasain Loh." Gumam Alexa dalam hati.
Alexa semakin puas untuk mengerjai perempuan tersebut, semakin menderita seseorang. Semakin puas rasanya jika Lara menderita.
"Pak. Tolonglah, pelan-pelan bahwa mobil karena saya masih pingin hidup." Memohon kepada Alexa.
"Dasar ... Begini saja kamu lemah!" Alexa mengatakan lemah pada gadis itu.
"Gue bukan lemah Pak, tetapi gue gak suka ada org bahwa mobil kencang-kencang." Lara memang paling benci dengan mobil laju nya kencang.
Jika mobil, laju nya terlalu kencang. Bisa membuat Lara mabuk tak karuan, bisa muntah sampai 5 plastik.
Karena tidak kuat lagi. Akhirnya Lara memuntahkan di mobil Alexa, pria tersebut sangat marah karena mobil nya di kotori oleh Lara.
Alexa langsung berhenti di tepi jalan.
Kesal dan marah pada Lara. Merasa jijik dengan muntah tersebut.
"Apa ini ? Kau muntah di mobil aku?" kata Alexa geram menatap kerah Lara.
Tatapan Alexa seperti ini memakan Lara.
Ulah gadis tersebut, selama ini Alexa tidak pernah bertemu dengan orang yang membuatnya ingin berkata kasar.
"Maaf Pak ... Saya soalnya mudah mabuk, jika laju dan pengharum ruangan nya terlalu menyengat sekali." Merapatkan tangan nya meminta maaf.
"Bisa kamu begini ...! Buat saya ingin berkata kasar saja!" tidak tega untuk memaki-maki.
"Maaf Pak ... Saya tidak sengaja."
"Sudah bersihkan ...!" Alexa mengambil tisu dan menyuruh Lara untuk membersihkan mobil tersebut.
"Baik Pak, saya akan bersihkan."
Mereka berdua akhirnya berhenti ditepi jalan setapak tersebut. Alexa tidak bisa melanjutkan perjalanan karena ada muntah dalam mobil dan bau amis.
Alexa memang orang nya pembersih, tidak bisa mencium bau amis seperti itu. Alexa menyemprotkan parfum tubuh nya ke seluruh ruangan mobil,
"Bau banget." Ngoceh gak jelas.
Akhirnya Lara selesai membersihkan muntah tersebut. Lalu mereka melanjutkan kembali perjalanan mereka. Lara gregetan melihat Alexa.
"Sapa suruh nyetir mobil kencang." Gumam nya dalam hati dongkol.
"Apa?" ketika Lara menoleh kearah Alexa. Seperti pingin makan orang saja.
"Gak apa-apa." Kata Lara.
Mereka lalu saling diam-diaman. Tak saling menyapa satu sama lain lagi, pria itu fokus menyetir mobil tetapi dalam hati geram juga melihat Lara.
"Ihhh, kalau bukan gue butuh kerjaan, gue akan injak-injak loh." Gumam Lara dalam hati ketus sembari gak mood lagi, melihat bos nya tersebut dan berlagak, menyombongkan diri di depan Lara.
Alexa sangat benci banget dengan seseorang yang mudah mabuk, karena menurutnya masih perjalanan berapa jam saja sudah mabuk berat.
Penyesalan Alexa, mengajak Lara keluar kota karena sudah mengentahui bahwa Lara mudah mabuk. Alexa membandingkan dengan istri, saat perjalanan jauh pun istri tidak mabuk dan sanggup saja.
"Kamu berbeda dengan Istriku, kalau orang rumah di ajak kemana saja bisa. Kalau kamu masih perjalanan satu setengah jam saja sudah mabuk," gerutu Alexa kepada Lara saat ini.
"Maafkan saya, Pak."
"Besok jangan di ulang lagi dan saya tidak mau tahu, pokoknya jika pulang besok jangan mabuk! Kamu pandai-pandai mencari cara bagaimana." Kata Alexa kepada Lara.
Lara membayangkan jika pulang dari luar kota nanti. Gimana nasibnya sedangkan Lara tidak bisa perjalanan jauh, karena mabuk saat perjalanan jauh. Sedangkan Alexa sudah mengancamnya, akan menurunkannya di tengah jalan. Bila memuntahkan lagi di dalam mobil Alexa.
Alexa memang tidak suka dengan seseorang yang muntah. Menurutnya sangat jorok dan tidak etis, jika seseorang muntah di dalam mobil orang lain dan Alexa merasa orang lain harus tahu peraturan, jika menumpang di mobil orang lain.
"Pak, maafkan saya. Jika besok saya mabuk belum bisa saya pastikan tidak mabuk," kata Lara meminta pengertian Alexa.
"Urusan kamu! Kalau kamu sampai muntah lagi, maka saya akan turunkan kamu di tepi jalan." Alexa terlihat galak dan tidak mau tahu dengan urusan Lara.
"Baiklah, Pak."
Lara akhirnya diam dan sulit memang menyakinkan seseorang. Yang tidak bisa mengerti dengan kondisi badan Lara yang mudah mabuk dan capek.
Walau pun Alexa seseorang bos. Lara sebagai bawahan, ingin di mengerti dengan suasana hatinya. Yang juga mempunyai banyak kekurangan dan sedikit kelebihan yang dia punya dari dalam diri.
Alexa ingin seluruh bawahannya di perusahaan. Harus serba bisa dan kuat dalam menghadapi sifatnya, yang terkadang menjengkelkan.
"Pak tega benar!" Lara tak habis pikir dengan Alexa, yang bisa menurunkan wanita di tengah jalan.
"Saya bisa melakukan apa saja! Karena saya seorang Ceo." Alexa punya kekuasan dan punya hak, untuk memberi hukuman kepada bawahannya, jika bertingkah.
"Pak jangan sombong! Kamu memang tidak pernah susah, tetapi bagaimana dengan kami yang terlahir dari keluarga sederhana, tidak pernah memakai mobil dan mudah mabuk jika mengendarai mobil."
"Dasar kolot banget!" Alexa masih menggerutu, berencana akan membawa mobil tersebut untuk di bersihkan di tempat cucian mobil.
Lara tertegun diam saja dan capek menghadapi Alexa. Alasannya juga tidak bisa di dengarkan oleh Alexa, buat apa menjelaskan sesuatu panjang lebar jika tidak bisa di hargai oleh Alexa.
"Sudahlah, Bapak tidak akan mengerti saya sekarang! Lebih baik saya diam," ujar Lara memilih diam serta sudah tidak mood sama sekali.
Mengapa harus mereka berdua yang harus pergi keluar kota, mengapa Alexa tidak bersama orang lain saja keluar kota dan awal pertama kali mereka keluar kota bersama sudah membuat kesan buruk bagi Lara yang tidak bisa mengerti, apa mau Alexa.
Lara memilih tidur saja, karena sudah mengantuk. Dari pada mendengarkan omelan pria tersebut, yang tidak berfaedah sama sekali. Saat Lara tidur, Alexa melarang Lara untuk tidur karena jika Alexa mengendarai mobil.
Tidak boleh orang yang dibawa nya tersebut ikut tidur juga, Alexa bisa marah dengan orang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments