Nayla marah, karena suaminya tidak mengangkat telpon saat dihubungi. Nayla semakin over thinking menduga bahwa suami sedang di luar bersama perempuan lain.
Nayla yang hendak mengantar makan siang suaminya tersebut, bergegas menuju kekantor dengan sikap suami yang tidak terpuji, tak mengangkat telpon saat dihubungi.
"Sudah berapa kali aku bilang! Telpon itu diangkat, biar gak curiga mulu gue!" gumamnya dalam hati.
Sifat menduga-duga tersebutlah, yang tidak membuat Alexa merasa nyaman, merasa bahwa Istrinya semakin bertambahnya tahun pernikahan semakin takut kehilangan.
Alexa suami yang setia, tetapi selalu di tuduh punya simpanan lain di luar, terkadang Alexa capek sendiri. Menghadapi sifat Istri yang seperti kekanakan dan tukang ngatur.
Nayla menendang pintu ruangan suami.
Alexa yang sedang menginput sesuatu di komputernya, terkejut ketika mendengar suara tendangan di balik pintu tersebut.
"Siapa yang menendang pintu ...!" teriaknya dari ruangan.
Nayla masuk ke ruangan, berlagak mau menang sendiri, mengangkat tangan ke pinggang, membusungkan dada serta mencari ribut dengan suami.
"Aku ...!"jawabnya.
Karyawan lain pada mendengar suara tendangan pintu tersebut. Mereka melihat bahwa Alexa adalah suami yang takut Istri.
"Kamu kalau mau cari ribut jangan di kantor sekarang." Alexa marah pada Istri.
"Kamu tidak mengangkat telpon! Sudah 20 kali tidak mengangkat telpon!" kata Nayla pada suaminya.
Perkara karena tidak mengangkat telpon saja.
Bisa dibawa ke dalam kantor tersebut. Alexa tidak mengangkat telpon karena sibuk untuk menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa dalam rapat nanti.
Sehingga lebih fokus bekerja, dari pada mengangkat telpon dari Nayla, karena prinsip Alexa kalau di kantor harus profesional, sedangkan di rumah bisa sepuasnya untuk berbicara dengan Nayla.
"Karena perkara tidak ngangkat telpon saja kamu marah Sayang! Ini Hp aku dalam tas sedangkan aku sibuk menginput." Mempertunjukan bahwa hp ada di dalam tasnya.
"Ya elah. Pasti kamu selingkuh kan! Kamu menggatal sama karyawan kamu! Dasar genit kamu," semakin menduga-duga dan semakin panjang pembahasan mereka.
Alexa capek harus di tuding selingkuh mulu.
Selingkuh sama bawahan dan selingkuh sama sekretaris lah, membuat terkadang Alexa capek menghadapi Istri sendiri.
"Aku gak ada selingkuh Loh! Perempuan mana coba yang harus selingkuhi." Katanya kepada Nayla.
Lara membawa 3 berkas laporan penting. Untuk rapat nanti dan segera masuk kedalam ruangan Alexa. Untuk menyerahkan berkas tersebut kepada Ceo tampan tersebut.
Tokkkkkkkkkkkkkkkkkk
"Masuk ..." Teriak Alexa dari dalam.
Lara masuk kedalam ruangan Ceo tampan tersebut. Melihat sedang terjadi ketegangan antara Alexa dan seorang perempuan.
"Ada apa?" tanya Alexa ketika keduanya sedang saling diam dan berhenti sejenak untuk ribut karena ada Lara.
"Ini Pak ... Saya mau mengantarkan berkas laporan penting untuk rapat sore nanti."
"Letakkan saja di meja itu." Menunjukan sebuah meja.
"Baik Pak ... Saya pergi dulu." Lara keluar dari ruangan tersebut, tetapi saat Lara sudah agak jauh, ternyata keributan di mulai lagi.
"Itu sekretaris kamu cantik! Mungkin itu sekretaris yang bisa kamu ajak selingkuh kan di kantor ini." Pembahasan Nayla semakin banyak seperti seseorang yang hilang kewarasan.
Plakkkkkkkkkkkkkkk
Karena emosi, suami yang sudah banyak diam tersebut, naik tensi. Saat di kantor sedang ngetik dan mengurus berkas pun di tuding selingkuh oleh Istri.
"Kenapa kamu menampar aku? Berarti benar dong! Itu selingkuhan kamu kan?" Teriak Nayla.
"Aku harus mulai bicara dari mana?" suaminya geregetan melihat Nayla keras kepala.
"Kamu awas dekat dengan sekretaris atau siapa pun di kantor ini! Kalau tidak gue tonjok loh." Nayla semakin keras.
Alexa merasa kesal, menyuruh Istri untuk pulang saja, biar keributan ini mereka tangani nanti di rumah saja.
"Sudah pulang saja sana! Nanti kita selesaikan masalah ini." Jawabnya, fokus melanjutkan kerjaan.
Jika Alexa tetapi meladeni Istri, maka akan terjadi keributan diantara mereka. Lebih baik Alexa mengalah saja, bagaiman pun Nayla ada separuh dalam hidupnya.
"Aku tidak mau ... Kamu jawab jujur saja, ngapain kamu di kantor ini tadi? Bohong kamu kan?" kata Nayla tak percaya bahwa suaminya di kantor saja dari pagi.
"Kamu lihat sendiri Sayang? Aku dari tadi di kantor saja." Menatap mata Istrinya dan menarik tangan Nayla.
Alexa membawa ke lobby. Mereka akan membicarakan itu di lobby kantor, karena Alexa takut akan di dengar oleh orang lain.
Pembahasan rumah tangga, tidak pantas di bawa dalam urusan kantor, karena masalah tidak mengangkat telpon saja bisa sampai melebar kemana-kemana.
"Kita selesaikan disini saja Sayang ..." Ucap Alexa.
"Kamu sih tidak ngangkat telpon aku! Ngomong lah kemana saja dari tadi kamu?" Tanya Nayla masih tidak percaya dengan suaminya tersebut.
"Sayang. Terserah kamu mau percaya atau tidak ... Ini yang keluar dari mulut aku, bahwa aku hanya ada dalam kantor saja, tanya pada Sanjaya?" membawa nama Sanjaya supaya Istrinya lebih percaya.
Sanjaya memang orang kepercayaan Nayla.
Bahkan jika suaminya sudah membawa nama Sanjaya, maka Nayla akan percaya bahwa suaminya tidak berbohong.
"Baiklah, kalau begitu, gue percaya sama kamu Sayang." Jawab Nayla lalu memeluk suaminya dan meminta maaf.
Alexa mencubit pipi Nayla dan memencet hidung Nayla, karena sudah membuat Alexa geram dari sejak kedatangan Nayla ke kantor dan mereka akhirnya akur kembali.
"Nah. Begini dong, percaya sama suami, yakinlah bahwa suami kamu ini tidak selingkuh Sayang." Tersenyum dihadapan Istri.
Akhirnya Nayla percaya pada suami dan tidak membahas hal itu lagi. Nayla lalu pulang kerumah, ketika mengantar bekal sarapan siang suaminya tersebut.
Lara yang sedang menyiapkan berkas-berkas di ruangannya. Alexa meminta kepada Sanjaya untuk menyuruh Sekretaris tersebut masuk keruangan Alexa, ada hal yang ingin dibahas Alexa.
"Suruh Lara masuk ..." Ucapnya melalui telpon.
"Baik Pak." Kata Sanjaya.
Sanjaya menyuruh Lara untuk segera keruangan Ceo tersebut, di ruangan tersebut Alexa sedang menunggu untuk mengintrogasi mengenai pekerjaan Lara selama 3 hari ini.
Tokkkkkkkkkkkkkkk
"Siang Pak, ada yang bisa dibantu?" tanyanya pada Bosnya tersebut sambil menunduk memberikan hormat.
"Duduklah ..." Menyuruh Lara untuk duduk dibangku yang telah di sediakan.
"Begini, ada laporan yang kamu kerjakan kemarin, apa sudah selesai?" meminta laporan tersebut.
Jantung Lara berdenyut, saat di minta mengenai laporan tersebut, laporan keuangan di perusahaan tersebut. Pada hal Sanjaya berbicara, laporan tersebut bisa di selesai minggu depan.
Lara lebih fokus mengerjakan 3 berkas untuk rapat nanti sore. Tetapi yang ditanya oleh Alexa adalah berkas laporan keuangan.
"Belum siap Pak." Jawab sambil menunduk.
"Apa? Belum siap kamu bilang? Apa sih guna kamu sebagai Sekretaris, tidak bekerja dengan profesional." Marah-marah kepada Lara sampai gadis itu trauma dengan kalimat nyelekit Ceo tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments