Mencintai Abang Sepupu
Didalam sebuah kamar bernuansa pink, terlihat seorang gadis belia sedang menatap sebuah foto dirinya bersama dengan dua orang pria tampan. Poto yang diambil dua tahun lalu, saat dirinya merayakan ulang tahun yang kelima belas, gadis berusia tujuh belas tahun itu tersenyum, saat mengingat kembali bagai mana susah nya ia membujuk kedua pria itu untuk mau berpoto dengannya, lebih tepatnya salah satu diantara pria tersebut, walaupun wajahnya terlihat datar, namun gadis tersebut cukup puas dengan hasil poto tersebut, saat ia tengah asik memandangi foto yang ada dihadapannya tersebut, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar diketuk oleh seseorang.
Tok-tok-tok
'' Masuk!" setelah terdengar jawaban dari gadis tersebut, pintu kamar pun langsung terbuka
'' Sayang kamu sedang apa?'' tanya wanita paruh baya bernama Sarah
'' Eh mama, ini lagi tiduran aja kok mah,'' jawabnya sambil menaruh kembali bingkai foto diatas nakas samping tempat tidurnya
Sarah sang mama sempat melihat foto tersebut, lalu ia pun tersenyum.'' Sayang mama mau minta tolong boleh?''
'' Minta tolong apa mah? tumben, biasanya juga langsung suruh Naura.'' ucapnya sambil terkekeh diakhir kalimat
Sarah tersenyum mendengar ucapan anak gadis nya tersebut
'' Sayang tadi kan mama buat kue, nah kamu tolong anterin kerumah bunda Irma ya?'' ucap Sarah pada Naura, yang dimaksud bunda adalah kakak iparnya Sarah yang bernama Irma, istri dari Abang angkatnya Imron, Irma sangat menyayangi Naura, dan sudah menganggap nya sebagai putrinya sendiri, maka oleh sebab itu Irma meminta keponakannya tersebut memanggil dirinya dengan sebutan bunda, sama seperti kedua putranya. Dulu kedua orangtua Sarah lama baru memiliki keturunan, hingga akhirnya mereka memilih untuk mengadopsi seorang anak dan dialah Imron, tak lama berselang setelah mengadopsi Imron, ternyata ibu mereka dinyatakan positif hamil dan saat itu Sarah lah yang ada dalam kandungan tersebut, walaupun tidak sedarah, namun mereka saling menyayangi, seperti saudara kandung, bahkan anak-anak mereka juga tidak tau jika sebenar nya Sarah dan Imron bukanlah saudara kandung.
'' Sayang kenapa bengong? ayo cepat diantar.'' sambung Sarah.
'' Tapi kan gk ada kak Rama mah.'' ucapnya tak semangat
'' Astaga sayang, kan masih ada mas Adit.'' jawab Sarah, Adit adalah Abang dari Rama
'' Yasudah deh, tapi aku kekamar mandi dulu ya mah?''
'' Yasudah kalau gitu mama tunggu dibawah ya?'' ucap Sarah yang langsung melangkah keluar dari kamar tersebut.
Saat ini Naura berjalan kaki menuju kediaman bunda Irma, istri dari pakde Imron. Mereka tinggal disatu komplek yang sama, bahkan rumah mereka tepat berada disebelah rumah Naura, yang hanya terhalang dinding beton setinggi dua meter.
Tok-tok-tok
'' Bun, bunda Irma,'' panggil gadis itu, namun masih belum ada respon, melihat pintu yang tak tertutup dengan rapat, gadis itu pun langsung masuk kedalam.
'' Bunda Irma.'' panggil Naura sambil melangkah masuk kedalam
'' Ya sayang bunda ada didapur, langsung aja datang kesini.'' teriak wanita paruh baya yang dipanggil bunda oleh Naura
'' Bunda sedang apa?'' ucap gadis belia tersebut, ia meletakan kue yang tadi dibawanya diatas meja makan.'' Oya bun, ini kue buat bunda dari mama'' sambungnya lagi
'' Terimakasih sayang, nanti kita makan sama-sama ya? sekarang ini bunda sedang nyiapin makanan kesukaan Rama.'' ucap Irma, mendengar kata Rama membuat senyum gadis itu mengembang
'' Bang Rama sudah pulang bun? dimana dia?'' ucap nya sambil celingak-celinguk mencari sosok tersebut. Irma yang melihat keponakannya yang tiba-tiba semangat tersenyum senang, ia tau bagai mana suka nya gadis itu pada putra bungsunya tersebut, maka dari itu setiap melihat gadis itu sedikit murung pasti Irma akan menggunakan nama putranya Rama, seperti sekarang ini, begitu ia menyebut nama Rama, Naura langsung tersenyum.
'' Maaf sayang, tapi calon suami impianmu itu belum pulang dari acara camping nya bersama teman-temannya.'' jelas Irma membuat Naura kembali terlihat lemas
'' Kok lama banget sih bun? bukannya kemarin hanya dua hari ya, kok jadi tiga hari.'' ucapnya yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa rindu yang menggebu.
Naura Putri Mahardika, yang biasa dipanggil Naura, gadis cantik berkulit putih keturunan Tionghoa, dari sang papa dan jawa, dari sang mama. Naura memiliki mata bulat dengan alis yang hitam lebat, terukir indah diatas matanya, gadis itu juga memiliki rambut panjang yang indah, hitam berkilau, jangan lupakan lesung pipi yang ada disebelah kirinya, membuat gadis itu semangkin manis kala tersenyum . Sejak kecil, gadis yang masih duduk dibangku 2 SMA tersebut sudah menyukai Abang sepupunya yang bernama Rama Prayoga, yang lebih tua satu tahun darinya, sejak masih kecil, gadis itu memiliki cita-cita jika sudah dewasa nanti ia ingin menikah dengan Rama, aneh memang, namun seperti itulah kenyataannya, disaat yang lain ingin bercita-cita menjadi dokter atau pramugari, gadis ini malah berbeda dan semua itu sudah pernah ia katakan didepan semua orang, termasuk kedua orangtua nya dan juga orangtua Rama, yang tak lain adalah pakde, dan budenya, dan mereka hanya tertawa mendengar ucapan gadis kecil tersebut, namun sayangnya Rama sama sekali tidak menyukai Naura, pemuda tampan itu hanya menganggap Naura sebagai adik, dan tidak lebih. Pemuda itu juga pernah menegaskan jika mereka adalah sepupu, dan tidak boleh memiliki perasaan cinta, meskipun begitu Naura sama sekali tak menyerah, karna memang pada dasarnya, gadis itu memiliki sifat yang agresif dan pantang menyerah. Berulang kali Naura menyatakan perasaan nya pada Rama, dan berulang kali itu juga Rama sudah menolaknya, bahkan mengatakan pada Naura jika gadis itu bukan lah tipe wanita yang disukainya, namun yang namanya Naura tetap saja tidak perduli. Namun diluar itu semua, Rama sangat menyayangi gadis pecicilan itu, bahkan ia merasa kedua orangtuanya lebih sayang pada gadis tersebut, karna memang dikeluarga mereka tidak memiliki anak perempuan.
'' Sebenarnya sih mereka, sudah kembali dari kemping, hanya saja tadi Rama bilang mereka sedang berada dirumah nya Yoga, mungkin nanti sore baru pulang.'' jelas Irma
'' Tapi ini kan sudah sore bunda.'' sambung gadis itu lagi membuat Irma gemas mendengarnya
'' Sayang kamu kok gemesin banget sih? udah deh kamu tenang saja, pangeran mu itu pasti juga sebentar lagi pulang, lagian kan masih ada bang Adit.'' ucap Irma mencoba memberikan pilihan, wanita paruh baya itu melipat bibirnya mencoba menahan senyum karna melihat reaksi gadis itu ketika ia menggoda keponakannya tersebut
'' Kenapa kok cemberut gitu? bukannya bang Adit juga tak kalah tampan dari Rama hm?'' sambung nya lagi
'' Iya sih bun, aku tau bang Adit juga tampan, tapi kan aku sukanya sama bang Rama, ralat cinta ya bun bukan hanya sekedar suka, kalau hanya suka sih, aku juga suka sama bang Adit, tapi kalau cinta, itu hanya sama bang Rama.'' ucapnya polos membuat Irma hanya bisa tersenyum mendengar nya. Tanpa mereka sadari ternyata sejak tadi ada Rama yang mendengar pembicaraan keduanya.
Rama Prayoga, pemuda tampan dengan gaya rambut yang dibelah tengah, sungguh sangat tampan sangat cocok dengan wajahnya yang memiliki wajah oval dengan rahang yang tegas, pemuda itu juga memiliki mata yang tajam, Rama juga memiliki lesung pipi dibagian kanan nya, membuat pemuda itu semangkin tampan berkali-kali lipat jika tersenyum, namun sayangnya pemuda itu sangat jarang tersenyum, mungkin karna pembawaannya yang pendiam, meskipun begitu tak membuat pesonanya berkurang sedikitpun, bahkan gaya nya yang terlihat cool dan datar, membuat nya semangkin terlihat menarik dimata kaum hawa, bahkan mereka semangkin penasaran dengan nya,, apa lagi dimata Naura, pastinya gadis tersebut semangkin menggilainya, namun sayangnya Rama sama sekali tak tertarik dengan gadis itu, bukan karna tidak menarik dimatanya, bahkan Rama akui jika adik sepupunya itu adalah gadis yang sempurna, hanya saja memang perasaan tidak lebih dari perasaan seorang Abang pada adiknya, sayang nya Rama pada Naura hanya sebatas itu, dan Rama tak pernah melihat Naura sebagai seorang gadis yang ia sukai sebagai lawan jenisnya. Atau mungkin ia masih belum menyadarinya? entahlah.
*
'' Iya deh kalau cinta nya kamu cuma sama Rama, bunda akan mendukung.'' ucap Irma sambil tersenyum
'' Terimakasih Bunda ku sayang, seneng deh kalau punya mama mertua kayak bunda.'' ucap Naura membuat Irma langsung terkekeh mendengar nya. Berbeda halnya dengan Rama yang hanya memasang wajah datar.
'' Mah aku pulang.'' ucap Pemuda itu yang seolah baru saja sampai, padahal sudah dari sepuluh menit yang lalu ia sampai dan berdiri disudut ruangan saat tak sengaja mendengar pembicaraan antara mama nya dan juga Naura sepupu cantik nya.
Mendengar suara yang tidak asing ditelinganya Naura pun langsung menoleh.'' Bang Rama.'' ucap Naura sambil mengembangkan senyum, hingga memperlihat giginya yang ginsul, membuat Rama yang melihat juga ikut tersenyum, meski pun ia tak memiliki perasaan pada gadis itu, namun Rama tak menyangkal jika gadis yang tergila-gila dengannya itu memiliki pesona yang mampu membuat siapa saja terpesona melihat nya termasuk dirinya. Naura terus menatap kagum pada sosok pemuda tersebut, pria tampan yang selalu hadir dalam mimpinya, dan membuat hari-harinya selalu berwarna.
'' Sayang kebetulan sekali kamu sudah pulang, ini lihat calon istrimu sudah datang.'' ucap Irma, yang memang suka menggoda putra bungsunya tersebut.
'' Bunda.'' ucap Rama tak suka
'' Loh memangnya kamu gk mau ya jadi suaminya Naura? kalau gk biar bang Adit aja yang jadi suaminya pasti dia mau.'' sambung Irma semangkin menggoda.
'' Bun, apaan sih? udah ah aku mau keatas dulu, mau mandi.'' ucapnya sambil melirik kearah Naura, yang hanya tersenyum disampingnya, dan tanpa membalas senyuman gadis itu Rama langsung meninggalkan kedua wanita tersebut menuju kamarnya.
Next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Safa Almira
next
2024-08-22
0
Ruby
kelihatanya menarik aku mampir thor
2023-07-21
1