Didalam sebuah kamar bernuansa pink, terlihat seorang gadis belia sedang menatap sebuah foto dirinya bersama dengan dua orang pria tampan. Poto yang diambil dua tahun lalu, saat dirinya merayakan ulang tahun yang kelima belas, gadis berusia tujuh belas tahun itu tersenyum, saat mengingat kembali bagai mana susah nya ia membujuk kedua pria itu untuk mau berpoto dengannya, lebih tepatnya salah satu diantara pria tersebut, walaupun wajahnya terlihat datar, namun gadis tersebut cukup puas dengan hasil poto tersebut, saat ia tengah asik memandangi foto yang ada dihadapannya tersebut, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar diketuk oleh seseorang.
Tok-tok-tok
'' Masuk!" setelah terdengar jawaban dari gadis tersebut, pintu kamar pun langsung terbuka
'' Sayang kamu sedang apa?'' tanya wanita paruh baya bernama Sarah
'' Eh mama, ini lagi tiduran aja kok mah,'' jawabnya sambil menaruh kembali bingkai foto diatas nakas samping tempat tidurnya
Sarah sang mama sempat melihat foto tersebut, lalu ia pun tersenyum.'' Sayang mama mau minta tolong boleh?''
'' Minta tolong apa mah? tumben, biasanya juga langsung suruh Naura.'' ucapnya sambil terkekeh diakhir kalimat
Sarah tersenyum mendengar ucapan anak gadis nya tersebut
'' Sayang tadi kan mama buat kue, nah kamu tolong anterin kerumah bunda Irma ya?'' ucap Sarah pada Naura, yang dimaksud bunda adalah kakak iparnya Sarah yang bernama Irma, istri dari Abang angkatnya Imron, Irma sangat menyayangi Naura, dan sudah menganggap nya sebagai putrinya sendiri, maka oleh sebab itu Irma meminta keponakannya tersebut memanggil dirinya dengan sebutan bunda, sama seperti kedua putranya. Dulu kedua orangtua Sarah lama baru memiliki keturunan, hingga akhirnya mereka memilih untuk mengadopsi seorang anak dan dialah Imron, tak lama berselang setelah mengadopsi Imron, ternyata ibu mereka dinyatakan positif hamil dan saat itu Sarah lah yang ada dalam kandungan tersebut, walaupun tidak sedarah, namun mereka saling menyayangi, seperti saudara kandung, bahkan anak-anak mereka juga tidak tau jika sebenar nya Sarah dan Imron bukanlah saudara kandung.
'' Sayang kenapa bengong? ayo cepat diantar.'' sambung Sarah.
'' Tapi kan gk ada kak Rama mah.'' ucapnya tak semangat
'' Astaga sayang, kan masih ada mas Adit.'' jawab Sarah, Adit adalah Abang dari Rama
'' Yasudah deh, tapi aku kekamar mandi dulu ya mah?''
'' Yasudah kalau gitu mama tunggu dibawah ya?'' ucap Sarah yang langsung melangkah keluar dari kamar tersebut.
Saat ini Naura berjalan kaki menuju kediaman bunda Irma, istri dari pakde Imron. Mereka tinggal disatu komplek yang sama, bahkan rumah mereka tepat berada disebelah rumah Naura, yang hanya terhalang dinding beton setinggi dua meter.
Tok-tok-tok
'' Bun, bunda Irma,'' panggil gadis itu, namun masih belum ada respon, melihat pintu yang tak tertutup dengan rapat, gadis itu pun langsung masuk kedalam.
'' Bunda Irma.'' panggil Naura sambil melangkah masuk kedalam
'' Ya sayang bunda ada didapur, langsung aja datang kesini.'' teriak wanita paruh baya yang dipanggil bunda oleh Naura
'' Bunda sedang apa?'' ucap gadis belia tersebut, ia meletakan kue yang tadi dibawanya diatas meja makan.'' Oya bun, ini kue buat bunda dari mama'' sambungnya lagi
'' Terimakasih sayang, nanti kita makan sama-sama ya? sekarang ini bunda sedang nyiapin makanan kesukaan Rama.'' ucap Irma, mendengar kata Rama membuat senyum gadis itu mengembang
'' Bang Rama sudah pulang bun? dimana dia?'' ucap nya sambil celingak-celinguk mencari sosok tersebut. Irma yang melihat keponakannya yang tiba-tiba semangat tersenyum senang, ia tau bagai mana suka nya gadis itu pada putra bungsunya tersebut, maka dari itu setiap melihat gadis itu sedikit murung pasti Irma akan menggunakan nama putranya Rama, seperti sekarang ini, begitu ia menyebut nama Rama, Naura langsung tersenyum.
'' Maaf sayang, tapi calon suami impianmu itu belum pulang dari acara camping nya bersama teman-temannya.'' jelas Irma membuat Naura kembali terlihat lemas
'' Kok lama banget sih bun? bukannya kemarin hanya dua hari ya, kok jadi tiga hari.'' ucapnya yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa rindu yang menggebu.
Naura Putri Mahardika, yang biasa dipanggil Naura, gadis cantik berkulit putih keturunan Tionghoa, dari sang papa dan jawa, dari sang mama. Naura memiliki mata bulat dengan alis yang hitam lebat, terukir indah diatas matanya, gadis itu juga memiliki rambut panjang yang indah, hitam berkilau, jangan lupakan lesung pipi yang ada disebelah kirinya, membuat gadis itu semangkin manis kala tersenyum . Sejak kecil, gadis yang masih duduk dibangku 2 SMA tersebut sudah menyukai Abang sepupunya yang bernama Rama Prayoga, yang lebih tua satu tahun darinya, sejak masih kecil, gadis itu memiliki cita-cita jika sudah dewasa nanti ia ingin menikah dengan Rama, aneh memang, namun seperti itulah kenyataannya, disaat yang lain ingin bercita-cita menjadi dokter atau pramugari, gadis ini malah berbeda dan semua itu sudah pernah ia katakan didepan semua orang, termasuk kedua orangtua nya dan juga orangtua Rama, yang tak lain adalah pakde, dan budenya, dan mereka hanya tertawa mendengar ucapan gadis kecil tersebut, namun sayangnya Rama sama sekali tidak menyukai Naura, pemuda tampan itu hanya menganggap Naura sebagai adik, dan tidak lebih. Pemuda itu juga pernah menegaskan jika mereka adalah sepupu, dan tidak boleh memiliki perasaan cinta, meskipun begitu Naura sama sekali tak menyerah, karna memang pada dasarnya, gadis itu memiliki sifat yang agresif dan pantang menyerah. Berulang kali Naura menyatakan perasaan nya pada Rama, dan berulang kali itu juga Rama sudah menolaknya, bahkan mengatakan pada Naura jika gadis itu bukan lah tipe wanita yang disukainya, namun yang namanya Naura tetap saja tidak perduli. Namun diluar itu semua, Rama sangat menyayangi gadis pecicilan itu, bahkan ia merasa kedua orangtuanya lebih sayang pada gadis tersebut, karna memang dikeluarga mereka tidak memiliki anak perempuan.
'' Sebenarnya sih mereka, sudah kembali dari kemping, hanya saja tadi Rama bilang mereka sedang berada dirumah nya Yoga, mungkin nanti sore baru pulang.'' jelas Irma
'' Tapi ini kan sudah sore bunda.'' sambung gadis itu lagi membuat Irma gemas mendengarnya
'' Sayang kamu kok gemesin banget sih? udah deh kamu tenang saja, pangeran mu itu pasti juga sebentar lagi pulang, lagian kan masih ada bang Adit.'' ucap Irma mencoba memberikan pilihan, wanita paruh baya itu melipat bibirnya mencoba menahan senyum karna melihat reaksi gadis itu ketika ia menggoda keponakannya tersebut
'' Kenapa kok cemberut gitu? bukannya bang Adit juga tak kalah tampan dari Rama hm?'' sambung nya lagi
'' Iya sih bun, aku tau bang Adit juga tampan, tapi kan aku sukanya sama bang Rama, ralat cinta ya bun bukan hanya sekedar suka, kalau hanya suka sih, aku juga suka sama bang Adit, tapi kalau cinta, itu hanya sama bang Rama.'' ucapnya polos membuat Irma hanya bisa tersenyum mendengar nya. Tanpa mereka sadari ternyata sejak tadi ada Rama yang mendengar pembicaraan keduanya.
Rama Prayoga, pemuda tampan dengan gaya rambut yang dibelah tengah, sungguh sangat tampan sangat cocok dengan wajahnya yang memiliki wajah oval dengan rahang yang tegas, pemuda itu juga memiliki mata yang tajam, Rama juga memiliki lesung pipi dibagian kanan nya, membuat pemuda itu semangkin tampan berkali-kali lipat jika tersenyum, namun sayangnya pemuda itu sangat jarang tersenyum, mungkin karna pembawaannya yang pendiam, meskipun begitu tak membuat pesonanya berkurang sedikitpun, bahkan gaya nya yang terlihat cool dan datar, membuat nya semangkin terlihat menarik dimata kaum hawa, bahkan mereka semangkin penasaran dengan nya,, apa lagi dimata Naura, pastinya gadis tersebut semangkin menggilainya, namun sayangnya Rama sama sekali tak tertarik dengan gadis itu, bukan karna tidak menarik dimatanya, bahkan Rama akui jika adik sepupunya itu adalah gadis yang sempurna, hanya saja memang perasaan tidak lebih dari perasaan seorang Abang pada adiknya, sayang nya Rama pada Naura hanya sebatas itu, dan Rama tak pernah melihat Naura sebagai seorang gadis yang ia sukai sebagai lawan jenisnya. Atau mungkin ia masih belum menyadarinya? entahlah.
*
'' Iya deh kalau cinta nya kamu cuma sama Rama, bunda akan mendukung.'' ucap Irma sambil tersenyum
'' Terimakasih Bunda ku sayang, seneng deh kalau punya mama mertua kayak bunda.'' ucap Naura membuat Irma langsung terkekeh mendengar nya. Berbeda halnya dengan Rama yang hanya memasang wajah datar.
'' Mah aku pulang.'' ucap Pemuda itu yang seolah baru saja sampai, padahal sudah dari sepuluh menit yang lalu ia sampai dan berdiri disudut ruangan saat tak sengaja mendengar pembicaraan antara mama nya dan juga Naura sepupu cantik nya.
Mendengar suara yang tidak asing ditelinganya Naura pun langsung menoleh.'' Bang Rama.'' ucap Naura sambil mengembangkan senyum, hingga memperlihat giginya yang ginsul, membuat Rama yang melihat juga ikut tersenyum, meski pun ia tak memiliki perasaan pada gadis itu, namun Rama tak menyangkal jika gadis yang tergila-gila dengannya itu memiliki pesona yang mampu membuat siapa saja terpesona melihat nya termasuk dirinya. Naura terus menatap kagum pada sosok pemuda tersebut, pria tampan yang selalu hadir dalam mimpinya, dan membuat hari-harinya selalu berwarna.
'' Sayang kebetulan sekali kamu sudah pulang, ini lihat calon istrimu sudah datang.'' ucap Irma, yang memang suka menggoda putra bungsunya tersebut.
'' Bunda.'' ucap Rama tak suka
'' Loh memangnya kamu gk mau ya jadi suaminya Naura? kalau gk biar bang Adit aja yang jadi suaminya pasti dia mau.'' sambung Irma semangkin menggoda.
'' Bun, apaan sih? udah ah aku mau keatas dulu, mau mandi.'' ucapnya sambil melirik kearah Naura, yang hanya tersenyum disampingnya, dan tanpa membalas senyuman gadis itu Rama langsung meninggalkan kedua wanita tersebut menuju kamarnya.
Next
Rama masuk kekamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur miliknya, rasanya tubuhnya lelah sekali, pemuda itu memejamkan mata, karna rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya, namun seketika matanya kembali terbuka saat bayangan wajah Naura tiba-tiba melintas dipikirannya.
'' Astaga kenapa tiba-tiba ada wajah tuh anak dalam pikiranku? ini gara-gara bunda yang selalu menjodohkan ku dengan dia, lagian ada-ada aja sih bunda, udah tau kami sepupu, masih juga dijodohkan, ya walaupun boleh tapi tetap aja, tidak mungkin.'' monolognya
Sedangkan di lantai bawah, terlihat Irma sedang duduk bersantai bersama Naura, keduanya sedang memakan kue yang tadi dibawa oleh Naura.'' Apa Kata mama kamu sayang?'' tanya Irma, karna Sarah ibunya Naura baru saja menghubungi putrinya dari sambungan telpon
'' Mama bilang pulangnya jangan terlalu sore bun.'' jawab gadis tersebut. Saat keduanya asik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara dari arah teras.
'' Itu sepertinya pakde sudah pulang deh sayang.'' ucap Irma, dan benar saja tak lama terlihat Imron datang bersama Adit putra sulung mereka.
'' Bang Adit, pakde.'' sapa Naura begitu melihat kedua pria tersebut.
'' Eh ada Naura, sudah lama sayang?'' ucap Imron sang paman
'' Lumayan pakde.'' jawabnya sambil tersenyum
'' Pasti dia lagi nunggu saya itu pah, iyakan cantik?'' goda Adit sambil menaik-turunkan alisnya, Adit adalah pemuda yang cukup humoris, dan juga terbuka, berbeda sekali dengan Rama yang sedikit cuek dan tertutup.
'' Sayang nya aku lagi nunggu pakde Imron, ya kan bunda?'' ucap Naura sambil menoleh kearah Irma mencari dukungan, membuat semua orang yang ada disana tertawa.
'' Yasudah kalau gitu kalian lanjutkan saja ngobrolnya ayah mau keatas dulu.'' ucap Imron yang langsung melangkah menuju kamarnya sedangkan Adit langsung duduk bergabung bersama Irma dan Naura.
Sedangkan dikamarnya terlihat Rama baru saja selesai mandi, pemuda bertubuh tinggi itu mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang ada ditangannya, saat asik mengeringkan rambut, telinganya samar-samar mendengar tawa dari luar, merasa penasaran Rama pun langsung melangkah menuju pintu kamarnya setelah selesai dengan aktivitas nya.
'' Mereka sedang apa sih, kenapa sangat berisik.'' gumamnya, sambil menuruni anak tangga.
'' Baiklah bunda, bang Adit kalau gitu aku pulang dulu ya?'' ucap Naura yang bangkit dari duduknya, bersamaan itu Rama turun dari lantai dua dengan suara sandal nya yang langsung membuat perhatian semua orang beralih padanya yang memang kebetulan duduk dibawah tangga tersebut.
'' Nah tu dia calon suamimu datang.'' ucap Adit membuat Rama langsung melotot kearah abangnya, sedangkan Adit langsung terkekeh melihat reaksi adiknya
'' Ih bang Rama kok gitu tanggapannya sih? emangnya kamu segitu gk maunya ya jadi jodohku?'' ucap Naura sambil mengerucutkan kan bibirnya.
'' Kamu itu adik aku, dan mana mungkin seorang kakak berjodoh dengan adiknya.'' jawab Rama yang langsung mengambil posisi duduk disamping sang ibu
'' Siapa bilang gk boleh? kalian kan gk satu wali.'' sambung Irma, yang langsung diangguki oleh Naura, sedangkan Adit lagi-lagi hanya bisa mengulum senyum melihat reaksi sang adik yang terlihat tertekan karna terus disudutkan oleh mereka.
Adit bangkit dari duduknya lalu melangkah mendekati Naura.'' Kalau Rama gk mau jadi jodoh kamu, kalau gitu biar Abang saja, gimana? Abang rela kok, bahkan Abang mau banget punya istri yang lucu seperti kamu.'' ucap Adit sambil tersenyum kearah gadis itu.
'' Ih bang Adit apaan sih, cinta ku itu cuma buat bang Rama, jadi bang Adit gk usah ngarep.'' jawabnya langsung membuat Adit dan Irma kembali terkekeh mendengar nya. Naura memang sangat terang-terangan dengan perasaannya, maka dari itu mereka selalu menggoda gadis itu, kecuali Rama yang hanya menanggapi nya dengan wajah datar.
***
Saat ini terlihat Naura sedang sarapan bersama Sarah ibunya .'' Mah papa mana kok gk kelihatan?'' ucap gadis yang memakai seragam SMA tersebut
'' Ada masih diatas, katanya kita disuruh untuk sarapan terlebih dahulu.'' ucap Sarah
'' Tumben banget.'' ucapnya, setelah itu mereka pun sarapan bersama
Setelah selesai sarapan Naura langsung pamit pada orangtuanya, karna sekolah tempatnya menimba ilmu dekat dari komplek perumahan yang mereka tinggali, maka gadis itu setiap pergi kesekolah hanya dengan berjalan kaki. Gadis yang sebentar lagi akan naik ke kelas 3 itu melangkah dengan santai, hingga sampai didepan kediaman Rama, Naura langsung menghentikan langkahnya saat terdengar suara seseorang memanggil namanya.
'' Kok sendiri Na, gk bareng Rama?'' tanya Adit, pria itu sepertinya juga hendak berangkat kuliah
'' Memangnya dia belum pergi ya bang? biasanya kan dia selalu pergi lebih dulu.'' ucap nya
'' Ada didalam, kamu masuk aja, nanti perginya bareng sama Rama, yasudah kalau gitu Abang kuliah dulu ya?'' ucap Adit, lalu menaiki motor sport miliknya, hingga membuat pria itu terlihat lebih keren berkali-kali lipat, meski pun begitu, perasaan Naura tetap terpatri pada Rama.
'' Yasudah aku masuk ya bang? bang Adit hati-hati dijalan.'' ucap Naura sambil meninggalkan Adit masuk kedalam rumah.
'' Naura kamu belum berangkat?'' ucap Rama yang terlihat baru saja keluar dari rumah
'' Belum, aku tadi ketemu bang Adit didepan dan dia bilang kalau kamu masih dirumah, makanya aku samperin, biar bisa berangkat bareng.'' ucapnya sambil tersenyum
'' Oh, yasudah sebaiknya kita berangkat sekarang.'' ucap pemuda itu yang langsung melangkah keluar dari teras rumah.
'' Bang Rama tunggu aku dong.'' ucap gadis itu sambil melangkah kan kakinya dengan cepat. Saat ini kedua remaja berbeda jenis kelamin tersebut sedang berada dipinggir jalan, sebenarnya sekolah mereka ada disebrang jalan, jadi setiap mereka hendak berangkat harus menyebrang jalan terlebih dahulu. Naura melihat lampu yang ada dipinggir jalan berwarna merah, dan itu menandakan bahwa waktunya untuk pejalan kaki melewati jalan tersebut. Naura melangkah dengan gerakan yang cukup lambat, karna memang gadis itu berjalan sambil membalas pesan dari sahabat nya dan itu membuat Rama merasa tidak sabar melihat nya.
'' Kalau kamu jalan lambat seperti ini saat menyebrang, nanti kamu bisa tertabrak.'' ucap Rama yang langsung menggenggam lengan gadis itu, dengan maksud agar mereka bisa cepat sampai disebrang jalan, sedangkan Naura sendiri hanya bisa menatap tangannya yang digenggam oleh Rama sambil tersenyum, sepupu sekaligus pemuda yang disukainya sejak mereka masih kecil.
Dari kejauhan terlihat Amel sudah menunggu mereka, tepatnya didepan gerbang sekolah tersebut.
'' Hay kalian barengan?'' ucap gadis cantik itu, ia melirik tangan Rama yang masih menggenggam lengan sahabat nya, Rama yang baru sadar langsung melepas genggaman tangannya
'' Amel, iya nih seperti yang loe lihat.'' jawab Naura, ia melihat Rama melepaskan tangannya dengan tiba-tiba, membuat gadis itu sedikit sedih, namun ia tetap tersenyum untuk menutupi perasaannya.
Next
Saat ini ketiganya melangkah menuju kelas, tepat nya keruangan kelas yang berbeda, karna memang Rama dan kedua gadis itu berbeda kelas. Sebelum kedua gadis itu memasuki kelas nya, Naura sempat menoleh kearah Rama yang kebetulan saat itu juga melihat kearah mereka, melihat itu Naura pun langsung melambai kan tangannya pada sang pujaan hati, membuat Rama hanya menanggapinya dengan menggelengkan kepala
'' Kenapa sih kak Rama selalu bersikap cuek sama aku.'' gumam Naura pelan, namun masih bisa terdengar oleh Amel sahabat nya
'' Udah jangan sedih, kamu harus tetap semangat untuk mendapatkan hati kak Rama, aku yakin lama-lama juga dia pasti akan luluh sama kamu.'' ucap Amel menyemangati.
'' Loe benar Mel, gue harus tetap semangat, yasudah kalau gitu mulai sekarang gue harus terus berjuang, Mel sebagai sahabat kamu pasti akan dukung gue kan?'' ucap Naura menatap wajah sahabatnya
Gadis cantik berambut pendek itu tersenyum sambil menganggukan kepalanya.'' Tentu saja, kamu kan sahabat ku, dan aku sayang sama kamu seperti saudara Perempuanku sendiri.'' jawab gadis itu, membuat Naura langsung memeluk tubuh tinggi gadis itu
'' Terimakasih ya Mel, loe selalu ada buat gue, dan loe juga selalu mendukung hubungan gue dengan Rama.'' ucap Naura.
Dikelas yang berbeda terlihat Rama, Yoga dan Bayu sedang duduk dikelas sambil membahas sesuatu, entah apa yang ketiga pemuda tampan itu bicarakan yang jelas ketiga nya terlihat begitu serius.'' Sebentar lagi kita akan lulus nih, rencananya kalian mau kuliah dimana?'' ucap Yoga pada kedua sahabatnya.
'' Entahlah yang jelas selama pujaan hati gue ada di kota ini, pastinya gue akan tetap sty dikota ini juga.'' ucap Bayu sambil melirik kearah Rama.
'' Yaelah Bay, mau sampai kapan loe mau ngejar cintanya Naura? loe kan tau kalau dia cinta mati sama Rama, mau dunia sampai kiamat juga, dia gk bakalan mau sama loe, walau loe setampan dewa Yunani sekali pun.'' ucap Yoga pada sahabat nya. Kedua sahabat Rama itu memang tau, jika Naura gadis cantik nan mungil itu sangat menyukai Rama Abang sepupunya, namun keduanya juga tau jika Rama sama sekali tak menaruh perasaan yang sama pada gadis cantik itu, maka dari itu Bayu berani mengatakan pada mereka jika dirinya menyukai Naura, gadis cantik tujuh belas tahun tersebut, bahkan secara terang-terangan juga ingin membuat gadis itu berpaling dari Rama. Sedangkan Rama sendiri yang mengetahui jika salah satu sahabatnya suka pada adik sepupunya terlihat biasa saja, dan tak menunjukan rasa cemburunya, yang menandakan jika pemuda itu memang tak memiliki perasaan lebih pada Naura.
'' Gue gk perduli, Naura sendiri terus berjuang untuk cinta yang gk mungkin pernah ia dapatkan, kenapa gue gk bisa?'' jawab Bayu sambil tersenyum devil
'' Loe boleh suka sama Naura Bay, tapi ingat pesan gue, jangan pernah loe nyakitin hati adek gue, dan jangan pernah menggunakan cara yang aneh untuk mendapatkan nya, jika tidak---,,''
'' Jika tidak gue gk akan bisa lihat dunia lagi besok, itu kan yang loe mau bilang sama gue?'' potong Bayu cepat, ia sangat hafal kalimat yang akan diucapkan oleh sahabat nya itu, karna sudah beribu-ribu kali Rama mengucapkannya dengan nada ancaman.
'' Gue gk main-main dengan ucapan gue itu Bay.'' jelas Rama saat sahabatnya bersikap santai.
'' Gue juga gk main-main Ram, loe tau kan seberapa sukanya gue sama Naura? sama kayak loe yang--,'
'' Bayu hentikan omong kosongmu itu!'' potong Rama sebelum Bayu menyelesaikan kalimat nya.
'' Hei ada apa ini, apa disini kalian sedang menyembunyikan sesuatu dari gue?'' tanya Yoga sambil menyipitkan matanya, menatap satu persatu sahabatnya tersebut
'' Gk ada, tadi gue hanya asal bicara, oya Rama, gue ingetin sekali lagi sama loe, jangan pernah menyesal jika suatu saat Naura berpaling dari loe.'' ucap Bayu.
'' Loe pikir begitu? dengar! gadis itu tidak akan pernah berpaling dari gue, karna gue tau seberapa besar rasa cintanya ke gue.'' ucap Rama yakin dan tentu saja itu hanya ia ucapkan didalam hatinya
***
Saat ini terlihat Naura sedang berada dikantin bersama Amel, kedua gadis cantik itu sedang menikmati makan siang mereka, namun tiba-tiba ada seorang pemuda tampan yang tiba-tiba duduk dihadapan Naura, membuat kedua gadis itu replek menatap kearah nya
'' Loh kak Bayu, kok bisa ada disini? sama siapa? kak Rama ya? dimana dia?'' tanya Naura beruntun dengan mulut yang masih berisikan makanan, membuat bahasa gadis itu terdengar lucu.
'' Hei makanlah dulu, kenapa sih selalu tanya Rama? kan udah ada aku.'' ucap Bayu, pemuda tampan dengan lesung pipi diwajahnya, membuat ketampanannya semangkin bertambah jika tersenyum, namun meski pun begitu, tetap saja Naura tak bisa berpaling dari Rama, entah kenapa sosok Rama sangat sempurna dimata gadis itu, padahal Dimata sahabat-sahabat nya Rama sangat lah menyebalkan
'' Ih kak Bayu apan sih,'' ucap Naura sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Bayu gemas melihat nya, pemuda itu pun langsung mencubit gemas pipi Naura membuat gadis itu langsung memekik karna kaget.
'' Kak Bayu iihh, sakit tau.'' protesnya sambil mengusap pipinya yang memerah karna cubitan Bayu, padahal cubitan yang diberikan Bayu sangatlah pelan, namun karna wajah Naura yang memang putih bersih, membuat pipinya terlihat memerah karna bekas cubitan tersebut
'' Ekhem, ada apa ini?'' tegur seorang pemuda yang tak lain adalah Rama, pemuda itu datang bersama Yoga.
'' Wah, gercep juga nih anak deketin adek sepupu loe Ram.'' sindir Yoga pada Bayu, membuat pemuda itu hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya, sedangkan Rama hanya memasang wajah datar
'' Kak Rama akhirnya datang juga, sini kak duduk disamping aku, kak Rama mau pesan apa? biar aku pesenin.'' ucap Naura dengan mode bawelnya
'' Gk usah berisik deh Na, aku bisa pesan sendiri.'' ucap Rama, membuat Naura langsung memanyunkan bibirnya
'' Kalau Rama gk mau, aku mau kok.'' sambung Bayu, ia tak tega melihat wajah sedih Naura saat itu
'' Gk ah, kan kak Bayu punya mulut, dan kaki, jadi pesan aja sendiri.'' ucap gadis itu membuat Yoga langsung tergelak mengengar nya.
'' Kasian banget loe Bay, ternyata bukan hanya cinta loe aja yang ditolak, tapi juga yang lainnya.' ejek Yoga dengan tawa yang masih belum reda.
'' Sialan loe, tertawa diatas penderitaan gue.'' ucap Bayu sambil melempar pipet pada sahabatnya itu
'' Ih kok pakai pipet aku sih kak, nanti aku minumnya gimana?'' protes Naura, saat Bayu mengambil pipet diatas minumannya dan melemparkannya kearah Yoga
'' Langsung pakai bibir aja minumnya sayang, kalau pakai pipet lama.'' ucap Bayu beralasan
'' Paling bisa ngeles loe.'' kali ini Yoga yang menjawab
Rama melirik kearah Amel yang sejak tadi hanya diam, membuat pemuda itu sedikit penasaran.'' Kamu kenapa Mel, kok diam aja, apa ada masalah?'' ucap Rama, membuat semua mata langsung mengarah pada sosok Amel
Next
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!