Rama masuk kekamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur miliknya, rasanya tubuhnya lelah sekali, pemuda itu memejamkan mata, karna rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya, namun seketika matanya kembali terbuka saat bayangan wajah Naura tiba-tiba melintas dipikirannya.
'' Astaga kenapa tiba-tiba ada wajah tuh anak dalam pikiranku? ini gara-gara bunda yang selalu menjodohkan ku dengan dia, lagian ada-ada aja sih bunda, udah tau kami sepupu, masih juga dijodohkan, ya walaupun boleh tapi tetap aja, tidak mungkin.'' monolognya
Sedangkan di lantai bawah, terlihat Irma sedang duduk bersantai bersama Naura, keduanya sedang memakan kue yang tadi dibawa oleh Naura.'' Apa Kata mama kamu sayang?'' tanya Irma, karna Sarah ibunya Naura baru saja menghubungi putrinya dari sambungan telpon
'' Mama bilang pulangnya jangan terlalu sore bun.'' jawab gadis tersebut. Saat keduanya asik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara dari arah teras.
'' Itu sepertinya pakde sudah pulang deh sayang.'' ucap Irma, dan benar saja tak lama terlihat Imron datang bersama Adit putra sulung mereka.
'' Bang Adit, pakde.'' sapa Naura begitu melihat kedua pria tersebut.
'' Eh ada Naura, sudah lama sayang?'' ucap Imron sang paman
'' Lumayan pakde.'' jawabnya sambil tersenyum
'' Pasti dia lagi nunggu saya itu pah, iyakan cantik?'' goda Adit sambil menaik-turunkan alisnya, Adit adalah pemuda yang cukup humoris, dan juga terbuka, berbeda sekali dengan Rama yang sedikit cuek dan tertutup.
'' Sayang nya aku lagi nunggu pakde Imron, ya kan bunda?'' ucap Naura sambil menoleh kearah Irma mencari dukungan, membuat semua orang yang ada disana tertawa.
'' Yasudah kalau gitu kalian lanjutkan saja ngobrolnya ayah mau keatas dulu.'' ucap Imron yang langsung melangkah menuju kamarnya sedangkan Adit langsung duduk bergabung bersama Irma dan Naura.
Sedangkan dikamarnya terlihat Rama baru saja selesai mandi, pemuda bertubuh tinggi itu mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang ada ditangannya, saat asik mengeringkan rambut, telinganya samar-samar mendengar tawa dari luar, merasa penasaran Rama pun langsung melangkah menuju pintu kamarnya setelah selesai dengan aktivitas nya.
'' Mereka sedang apa sih, kenapa sangat berisik.'' gumamnya, sambil menuruni anak tangga.
'' Baiklah bunda, bang Adit kalau gitu aku pulang dulu ya?'' ucap Naura yang bangkit dari duduknya, bersamaan itu Rama turun dari lantai dua dengan suara sandal nya yang langsung membuat perhatian semua orang beralih padanya yang memang kebetulan duduk dibawah tangga tersebut.
'' Nah tu dia calon suamimu datang.'' ucap Adit membuat Rama langsung melotot kearah abangnya, sedangkan Adit langsung terkekeh melihat reaksi adiknya
'' Ih bang Rama kok gitu tanggapannya sih? emangnya kamu segitu gk maunya ya jadi jodohku?'' ucap Naura sambil mengerucutkan kan bibirnya.
'' Kamu itu adik aku, dan mana mungkin seorang kakak berjodoh dengan adiknya.'' jawab Rama yang langsung mengambil posisi duduk disamping sang ibu
'' Siapa bilang gk boleh? kalian kan gk satu wali.'' sambung Irma, yang langsung diangguki oleh Naura, sedangkan Adit lagi-lagi hanya bisa mengulum senyum melihat reaksi sang adik yang terlihat tertekan karna terus disudutkan oleh mereka.
Adit bangkit dari duduknya lalu melangkah mendekati Naura.'' Kalau Rama gk mau jadi jodoh kamu, kalau gitu biar Abang saja, gimana? Abang rela kok, bahkan Abang mau banget punya istri yang lucu seperti kamu.'' ucap Adit sambil tersenyum kearah gadis itu.
'' Ih bang Adit apaan sih, cinta ku itu cuma buat bang Rama, jadi bang Adit gk usah ngarep.'' jawabnya langsung membuat Adit dan Irma kembali terkekeh mendengar nya. Naura memang sangat terang-terangan dengan perasaannya, maka dari itu mereka selalu menggoda gadis itu, kecuali Rama yang hanya menanggapi nya dengan wajah datar.
***
Saat ini terlihat Naura sedang sarapan bersama Sarah ibunya .'' Mah papa mana kok gk kelihatan?'' ucap gadis yang memakai seragam SMA tersebut
'' Ada masih diatas, katanya kita disuruh untuk sarapan terlebih dahulu.'' ucap Sarah
'' Tumben banget.'' ucapnya, setelah itu mereka pun sarapan bersama
Setelah selesai sarapan Naura langsung pamit pada orangtuanya, karna sekolah tempatnya menimba ilmu dekat dari komplek perumahan yang mereka tinggali, maka gadis itu setiap pergi kesekolah hanya dengan berjalan kaki. Gadis yang sebentar lagi akan naik ke kelas 3 itu melangkah dengan santai, hingga sampai didepan kediaman Rama, Naura langsung menghentikan langkahnya saat terdengar suara seseorang memanggil namanya.
'' Kok sendiri Na, gk bareng Rama?'' tanya Adit, pria itu sepertinya juga hendak berangkat kuliah
'' Memangnya dia belum pergi ya bang? biasanya kan dia selalu pergi lebih dulu.'' ucap nya
'' Ada didalam, kamu masuk aja, nanti perginya bareng sama Rama, yasudah kalau gitu Abang kuliah dulu ya?'' ucap Adit, lalu menaiki motor sport miliknya, hingga membuat pria itu terlihat lebih keren berkali-kali lipat, meski pun begitu, perasaan Naura tetap terpatri pada Rama.
'' Yasudah aku masuk ya bang? bang Adit hati-hati dijalan.'' ucap Naura sambil meninggalkan Adit masuk kedalam rumah.
'' Naura kamu belum berangkat?'' ucap Rama yang terlihat baru saja keluar dari rumah
'' Belum, aku tadi ketemu bang Adit didepan dan dia bilang kalau kamu masih dirumah, makanya aku samperin, biar bisa berangkat bareng.'' ucapnya sambil tersenyum
'' Oh, yasudah sebaiknya kita berangkat sekarang.'' ucap pemuda itu yang langsung melangkah keluar dari teras rumah.
'' Bang Rama tunggu aku dong.'' ucap gadis itu sambil melangkah kan kakinya dengan cepat. Saat ini kedua remaja berbeda jenis kelamin tersebut sedang berada dipinggir jalan, sebenarnya sekolah mereka ada disebrang jalan, jadi setiap mereka hendak berangkat harus menyebrang jalan terlebih dahulu. Naura melihat lampu yang ada dipinggir jalan berwarna merah, dan itu menandakan bahwa waktunya untuk pejalan kaki melewati jalan tersebut. Naura melangkah dengan gerakan yang cukup lambat, karna memang gadis itu berjalan sambil membalas pesan dari sahabat nya dan itu membuat Rama merasa tidak sabar melihat nya.
'' Kalau kamu jalan lambat seperti ini saat menyebrang, nanti kamu bisa tertabrak.'' ucap Rama yang langsung menggenggam lengan gadis itu, dengan maksud agar mereka bisa cepat sampai disebrang jalan, sedangkan Naura sendiri hanya bisa menatap tangannya yang digenggam oleh Rama sambil tersenyum, sepupu sekaligus pemuda yang disukainya sejak mereka masih kecil.
Dari kejauhan terlihat Amel sudah menunggu mereka, tepatnya didepan gerbang sekolah tersebut.
'' Hay kalian barengan?'' ucap gadis cantik itu, ia melirik tangan Rama yang masih menggenggam lengan sahabat nya, Rama yang baru sadar langsung melepas genggaman tangannya
'' Amel, iya nih seperti yang loe lihat.'' jawab Naura, ia melihat Rama melepaskan tangannya dengan tiba-tiba, membuat gadis itu sedikit sedih, namun ia tetap tersenyum untuk menutupi perasaannya.
Next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
salken mbak
lanjut dan semangat yaa
2023-07-31
0