Bab 14

Demi menemukan kebenaran yang disembunyikan oleh Ran, Guren bolos kelas hari ini. Dia sudah sampai di warnet tempat yang ia lacak tadi malam.

“Mau sewa berapa jam, Bang?” tanya penjaga menyambut kedatangan Guren yang berdiri di depan mejanya.

Guren mengabaikan pertanyaan itu, matanya sibuk meneliti lokasi CCTV yang tertara di warnet itu. “CCTV di sini lumayan banyak juga, ya,” ucap Guren tiba-tiba.

Penjaga mengikuti arah pandangan Guren kemudian menjawab, “Iya, Abang takut CCTV menangkap apa yang Abang buka, ya? Tenang saja kami juga ada menyediakan bilik khusus pelanggan yang mau menonton ‘ehem' ataupun berduaan dengan pacar.”

Guren beralih melihat penjaga. “Bukan itu, aku ada keperluan penting, bisa bantu aku untuk mengecek CCTV warnet pada tanggal 13 Januari?”

“I—itu?”

Menyadari penjaga yang ragu, Guren tahu cara untuk membuatnya yakin, kemudian dia mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang merah. “Ini untukmu.”

“Ok Bang, aku bantu,” jawab penjaga cepat.

Guren menjelaskan perincian waktu rekaman yang ia butuh 'kan. Namun, tidak ada sosok Ran dalam rekaman itu, walaupun begitu bukan berarti Guren tidak mendapat jawaban, dia menemukan sosok Arif di waktu yang berdekatan dengan waktu mengirim pesan.

“Apa dia menyewa bilik?” tanya Guren pada penjaga.

“Iya kayaknya, Bang. Dilihat dari tujuannya, itu arah ke bilik.”

Guren berpikir sejenak, dia tidak tahu mengapa sekarang dia malah mencurigai Arif sebagai rekan Ran.

“Aku ingin menyewa bilik yang sama dengan cowok itu,” putus Guren yang ingin membuktikannya sendiri.

“Kebetulan bilik itu lagi kosong, aku antarkan ya, Bang.”

Penjaga dan Guren pergi ke bilik yang sama yang disewa oleh Arif. Mungkin ada beberapa hal yang Guren temukan di komputer itu.

Pukul 17.15, Guren sudah kembali ke apartemen, dia duduk di sofa sengaja menunggu Ran pulang.

Waktu terasa lama ketika kita memperhatikan setiap detik pergerakan jarum jam, itulah yang Guren rasakan.

Penantian itu berakhir ketika pintu apartemen terbuka menampilkan sosok Ran yang masuk di sana. Guren berdiri mengejar langkah gadis itu.

“Ran!” panggil Guren.

Yang dipanggil pun menoleh, detik kemudian Guren sudah berada di hadapan Ran.

“Ada apa?” tanya Ran.

“...”

Bukannya menjawab Guren malah diam sambil menatap Ran lekat, hal itu malah membuat Ran mundur beberapa langkah dengan raut bingung.

“Kalau tidak ada apa-apa aku masuk kamar dulu.”

Guren mencekal tangan Ran dan berkata, “Kenapa kau tidak menggunakan nomor HP serta ponselmu sendiri saat mengancam keluargaku?”

“Maksudnya?”

“Kenapa malah ke warnet yang ada di selatan kota?”

Gantian Ran yang terdiam, dia sendiri tidak tahu lewat apa dan di mana Arif mengirim pesan ke keluarga Guren, Ran hanya mengikuti instruksi pria itu.

“Kau tidak tahu?” tebak Guren. “Jadi bukan kau yang mengancam keluargaku?”

Jantung Ran seakan ingin meledak, telapak tangannya bahkan sudah basah. Dia takut, sangat takut hanya dengan memikirkan jikalau Guren sudah tahu semuanya. “A—aku-”

Guren langsung menyela, “Kau dan Arif kerja sama, ya?”

Seketika Ran menenggak liur kasar, dia jadi salah tingkah akan ketakutan. Walaupun Guren tidak mengatakan dalam hal apa Ran dan Arif kerja sama, tapi Ran mengerti apa yang dimaksud pria itu.

“A—apa, yang Kak Guren katakan? Aku kerja sama Apa?”

“Kenapa kau ketakutan seperti itu?”

“Aku, aku tidak takut.” Ran berusaha tenang tapi dia kesulitan melakukannya, bagaimana cara mengembalikan sosok Ran yang bertopeng?

Guren menyunggingkan senyum akan tingkah Ran yang menunjukkan jawaban. “Ran tunjukkan video yang katanya kau simpan,” pinta Guren dengan senyum yang terkesan menyeramkan di mata Ran.

“Tidak! A—aku malu.”

“Tidak apa-apa, kan yang lihat aku, su-a-mi-mu. Tidak adil jika hanya kau yang mengingat malam itu sedangkan aku tidak ingat apa pun itu, setidaknya biarkan aku melihat rekamannya.”

Dada Ran terasa panas, terbesit di otaknya untuk melarikan diri karena dia sudah benar-benar terpojok.

“I—itu aku.” Ran langsung mendorong tubuh Guren hingga Guren terbentur dinding.

Selanjutnya terjadi kejar-kejaran di lorong apartemen, langkah Ran tidak secepat Guren, dalam hitungan detik dia pasti akan terkejar, Ran sadar itu.

Dengan napas yang terengah-engah Ran mencoba mencari akal agar setidaknya sesuatu menghambat Guren.

“Jangan kejar aku, Kak! Jangan kejar aku!” pinta Ran bersama kaki yang terus menapak secepat yang ia bisa.

“Berhenti Ran!” pekik Guren.

“Bagaimana aku bisa berhenti kalau Kak Guren mengejarku!”

“Aku mengejarmu karena kau lari.”

“Makanya jangan kejar aku maka aku akan berhenti lari.”

“Kalau kau berhenti lari aku akan berhenti mengejarmu!”

Mereka saling bersahut-sahutan tidak peduli jika tingkah mereka mengganggu penghuni lain.

Grep.

Guren memeluk Ran dari belakang untuk menghentikan langkah gadis itu. Untuk sesaat mereka sama-sama diam dalam posisi seperti itu, napas Guren dan Ran terengah-engah, diam mereka untuk mengatur napas agar kembali normal.

Posisi mereka terlihat mesra, beberapa orang yang lewat menutup muka karena malu.

“Kak lepas,” pinta Ran.

“Kau mau pergi ke mana?”

“Kerja.”

“Melayani om-om mesum?”

“Melayani semuanya, karena aku kasir indomaret.”

“Pembohong,” gumam Guren di telinga Ran. Yang Guren yakini Ran adalah sosok wanita murahan yang tidak punya harga diri, tidak mungkin wanita yang biasa menjual diri mau menyusahkan diri dengan bekerja keras.

Ran tersenyum getir membatin, “Percuma, Ran. Kau sangat buruk di matanya.”

“Aku belum mendapat apa yang aku mau Ran,” ucap Guren.

Ran melepaskan diri dari dekapan Guren, memang terlepas tapi lengannya dipegang erat oleh Guren.

Mata Ran sudah berkaca-kaca sekarang, saat gadis itu menatap mata Guren, genangan itu sudah hilang entah ke mana.

“Videonya sudah hilang, dan tentang Kak Arif, aku tidak pernah dekat dengannya, lebih baik Kak Guren langsung tanyakan saja padanya, jawab Ran, akhirnya dia bisa bersikap tenang lagi berkat Guren yang tidak mempercayainya tadi.

Guren melepas tangan Ran, dia akhirnya membiarkan Ran pergi begitu saja walaupun hatinya tidak puas dengan jawaban Ran.

Saat sampai di parkiran Ran menghadap dinding untuk menumpahkan air mata yang sempat ingin keluar.

“Padahal tadi aku sempat berpikir untuk memberitahu semuanya, aku ragu hanya gara-gara berpikir kalau dia bisa membantuku, haha. Dia tidak akan pernah bisa mempercayaimu, Ran.”

Tawa yang begitu menyedihkan, tidak ada yang lucu tapi Ran tertawa, dia menyesali kenapa dia begitu berharap ada seseorang yang bisa membantunya.

“Aku sendiri, selalu sendiri. Seharusnya aku tidak bermimpi.” Dia menghapus air mata, dengan penglihatan yang rabun karena genangan air matanya, Ran tetap menaiki sepeda dan mengayuh menyisir jalan.

Masih dengan baju yang sama, Ran yang tadinya pulang ingin mengganti pakaian kini tidak jadi.

Bersambung....

Episodes
1 Bab 1. Mama pilih kasih.
2 Bab 2. Memilih kesialan.
3 Bab 3. Jebakan palsu.
4 Bab 4. Pernikahan.
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35. Hampir ketahuan.
36 Bab 36. Masuk dalam selimut.
37 Bab 37. Saling membenci.
38 Bab 38. Memberi perlawanan.
39 Bab 39. Kehangatan di cuaca sejuk.
40 Bab 40. Jawaban dua wanita.
41 Bab 41. Putusnya hubungan.
42 Bab 42. Bayi?
43 Bab 43. Balas budi.
44 Bab 44. Dijemput.
45 Bab 45. Tembus.
46 Bab 46. Ungkapan.
47 Bab 47. Di China.
48 Bab 48. Pelayan ceroboh.
49 Bab 49. Jalan-jalan.
50 Bab 50. Kehangatan keluarga.
51 Bab 51. Polos.
52 Bab 52. Penyusup.
53 Bab 53. Oleh-oleh.
54 Bab 54. Menolak ajakan.
55 Bab 55. Kedatangan mertua.
56 Bab 56. Galau.
57 Bab 57. Warisan turun-temurun.
58 Bab 58. Badai di tengah malam.
59 Bab 59. Salah waktu.
60 Bab 60. Emosi yang harus dijauhi.
61 Bab 61.Orang baru.
62 Bab 62. I miss you.
63 Bab 63. Mengigau?
64 Bab 64. Selipan buku.
65 Bab 65.
66 Bab 66. Wanita malam.
67 Bab 67. Hasutan jahat.
68 Bab 68. Langkah yang sulit.
69 Bab 69. Tiada kesempatan.
70 Bab 70. Tidak menyerah.
71 Bab 71. Ketakutan dan kemarahan.
72 Bab 72. Menuntut penjelasan.
73 Bab 73. Mertua dan menantu.
74 Bab 74. Foto masa lalu.
75 Bab 75. Anggota keluarga baru.
76 Bab 76. Tamu.
77 Bab 77. Santai.
78 Bab 78. Dia kembali dan menghilang.
79 Bab 79. Perasaan di luar kendali.
80 Bab 80. End
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Mama pilih kasih.
2
Bab 2. Memilih kesialan.
3
Bab 3. Jebakan palsu.
4
Bab 4. Pernikahan.
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35. Hampir ketahuan.
36
Bab 36. Masuk dalam selimut.
37
Bab 37. Saling membenci.
38
Bab 38. Memberi perlawanan.
39
Bab 39. Kehangatan di cuaca sejuk.
40
Bab 40. Jawaban dua wanita.
41
Bab 41. Putusnya hubungan.
42
Bab 42. Bayi?
43
Bab 43. Balas budi.
44
Bab 44. Dijemput.
45
Bab 45. Tembus.
46
Bab 46. Ungkapan.
47
Bab 47. Di China.
48
Bab 48. Pelayan ceroboh.
49
Bab 49. Jalan-jalan.
50
Bab 50. Kehangatan keluarga.
51
Bab 51. Polos.
52
Bab 52. Penyusup.
53
Bab 53. Oleh-oleh.
54
Bab 54. Menolak ajakan.
55
Bab 55. Kedatangan mertua.
56
Bab 56. Galau.
57
Bab 57. Warisan turun-temurun.
58
Bab 58. Badai di tengah malam.
59
Bab 59. Salah waktu.
60
Bab 60. Emosi yang harus dijauhi.
61
Bab 61.Orang baru.
62
Bab 62. I miss you.
63
Bab 63. Mengigau?
64
Bab 64. Selipan buku.
65
Bab 65.
66
Bab 66. Wanita malam.
67
Bab 67. Hasutan jahat.
68
Bab 68. Langkah yang sulit.
69
Bab 69. Tiada kesempatan.
70
Bab 70. Tidak menyerah.
71
Bab 71. Ketakutan dan kemarahan.
72
Bab 72. Menuntut penjelasan.
73
Bab 73. Mertua dan menantu.
74
Bab 74. Foto masa lalu.
75
Bab 75. Anggota keluarga baru.
76
Bab 76. Tamu.
77
Bab 77. Santai.
78
Bab 78. Dia kembali dan menghilang.
79
Bab 79. Perasaan di luar kendali.
80
Bab 80. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!